Anda di halaman 1dari 14

Tatalaksana Bronkospasme

selama Anestesi Umum


Bronkospasme adalah bentuk paling
sering dari reactive airway disease

Pasien dengan asma dan chronic


Definisi obstructive pulmonary disease
(COPD) menunjukkan adanya
hipersensitivitas jalan napas sebagai
Pasien
respon dengan
terhadapasma
iritandan COPDatau
mekanis
terkontrol, insidensinya hanya
farmakologis.
sekitar 2% sedangkan insidensi
bronkospasme selama anestesi
umum berkisar 0.2 %.
Manifestasi • Wheezing ekspirasi

Klinik • Waktu ekspirasi yang memanjang


• Peningkatan Intermittent positive
pressure ventilation (IPPV)
• Wheezing hanya dapat terdengar jika
terdapat aliran udara pada jalan
napas pasien. Pada kasus-kasus
dengan bronkospasme berat,
biasanya tidak terdengar apapun
pada auskultasi dan diagnosis hanya
berdasarkan pada peingkatan tekanan
inflasi.
RECOGNITION OF
BRONCHOSPASM
Faktor Predisposisi
Infeksi saluran Mekanis
Udara yang
napas akut Hiperaktivitas (misalnya
Alergi kering dan
ataupun bronkus bronkospasme
dingin.
kronik. saat intubasi)

Ansietas pada Pasien dengan


Farmakologis Airway
pasien obesitas
Diagnosis Banding
2.
1. Obstruksi
Laringospas
mekanis • Insidensi bronkospasme perioperatif
me dilaporkan pada sekitar 9% pasien asma
4.
3. Kedalaman yang menjalani tindakan anestesi umum,
Hiperaktivit anestesi sebagian besar terjadi setelah insersi ETT.
as bronkial yang tidak • Perokok mempunyai insidensi yang lebih
adekuat tinggi untuk terjadinya bronkospasme
5.
6. Airway perioperatif, terutama pada pasien wanita
Farmakologi
soiling dan usia muda, juga lebih tinggi pada
kal pasien dengan bronchitis kronik
Perbandingan onset bronkospasme
Manajemen
Penanganan
Bronkospasme
Pencegahan

01 02 03
Pasien dengan faktor Eksaserbasi asma Bronkodilator,
risiko bronkospasme akut dan sering kortikosteroid
harus dilakukan terjadi merupakan inhalasi dan oral
pemeriksaan yang indikasi untuk preoperatif, chest
teliti sebelum penundaan physiotherapy, dan
dilakukan pembedahan elektif. konsultasi ke dokter
pembedahan. paru mungkin dapat
Referensi
• 1. Looseley A. Management of bronchospasm during general
anaesthesia. Updat Anaesth. 2011;27(1):17-21.
• 2. Westhorpe RN, Ludbrook GL, Helps SC. Crisis management
during anaesthesia: bronchospasm. Qual Saf Health Care.
2005;14(3):1-6. doi:10.1136/qshc.2002.004457
• 3. Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya/ RSUD dr. Saiful Anwar,
Malang, Indonesia, Rahmadinie A, Vitraludyono R, Departemen
Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai