Insersi jarum
Biasanya insersi jarum dilakukan pada ruang
antar lumbal ke-3. Namun harus dilakukan
dengan hati-hati untuk menghindari terlalu ke
arah sefalad (kepala) dengan risiko kerusakan
korda spinalis. Insersi harus dimulai tepat pada
garis tengah antara tulang belakang posterior,
dengan batang jarum tegak lurus terhadap
punggung.
772
CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 772
Posisi pasien
Pasien ditempatkan pada permukaan
keras; lamina lumbal dan tulang belakang
Obat tambahan
Pasien yang tenang dan rileks lebih mungkin
menerima dan mempertahankan posisi
10/25/2012 11:12:41 AM
TEKNIK
yang benar, sehingga penjelasan (sebelum
dan selama prosedur) dan penanganan
pasien yang lembut dan tidak terburu-buru
merupakan hal penting; premedikasi ansiolitik
ringan berkontribusi banyak untuk merelaksasi
pasien. Infiltrasi anestetik lokal pada lokasi
pungsi harus efektif tanpa mengaburkan
penanda, meliputi injeksi intradermal dan
subkutan.
Pencapaian posisi yang benar merupakan
tantangan khusus pada pasien nyeri (misalnya
dari panggul yang fraktur); analgesia
sistemik (IV atau inhalasi) dapat membantu.
Tujuan tambahan seperti ini adalah untuk
mengoptimalkan posisi pasien dan untuk
mencegah gerakan. Teknologi ultrasonografi
mutakhir dapat digunakan untuk mengatasi
kesulitan pungsi lumbal.
Keberhasilan semu pungsi lumbal
Terlihatnya cairan jernih pada jarum biasanya
merupakan konfirmasi akhir jarum telah
masuk ke ruang subaraknoid. Namun,
meskipun jarang, cairan jernih tersebut bisa
bukan cairan serebrospinal, tetapi anestetik
lokal yang diinjeksikan sebagai top-up untuk
epidural yang kemudian terbukti tidak adekuat
untuk operasi sesar, atau bahkan menyebar
dari pleksus lumbal. Tes positif untuk glukosa
dalam cairan tidak mengonfirmasi pasti
cairan serebrospinal karena komponen cairan
ekstraseluler berdifusi dengan cepat ke dalam
cairan yang diinjeksikan ke dalam ruang
epidural.
Penyebab lain, meskipun lebih jarang, penyebab
adanya cairan jernih pada jarum, tetapi tidak
mengonfrimasi keberhasilan pungsi lumbal
adalah kista araknoid kongenital.
Kesalahan injeksi larutan
Terlihatnya cairan serebrospinal pada jarum
merupakan syarat penting anestesi spinal,
tetapi tidak menjamin keberhasilan. Yang juga
diperlukan adalah dosis yang sepenuhnya
efektif dipilih dan benar-benar masuk ke
dalam cairan serebrospinal.
Pemilihan dosis yang kurang tepat
Studi mengenai faktor yang mempengaruhi
penyebaran obat intratekal telah menunjukkan
bahwa dosis yang diinjeksikan, dalam kisaran
normal, hanya mempunyai sedikit efek pada
luasnya anestesi spinal, tetapi lebih penting
dalam menentukan kualitas dan durasi blok.
773
10/25/2012 11:12:43 AM
TEKNIK
konfigurasi kanal tulang belakang. Kurva
ruang tulang belakang integral terhadap
penyebaran larutan dan berbagai kelainan,
kifosis, atau skoliosis, dapat memengaruhi
proses ini.
Gambar 4 Menunjukkan bagaimana dura mater atau araknoid bertindak sebagai katup kelopak (flap) yang melintasi
lubang jarum pencil point. Sewaktu aspirasi (A), dura mater/
araknoid tertarik ke belakang, memungkinkan CSF memasuki jarum. Saat injeksi, dura mater (B) atau araknoid (C)
terdorong ke depan dan larutan anestetik lokal memasuki
ruang epidural atau subdural
774
CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 774
10/25/2012 11:12:44 AM
TEKNIK
Resistensi terhadap anestetik lokal
Kegagalan anestesi spinal yang dihubungkan dengan resistensi fisiologis
terhadap kerja obat anestesi lokal sangat
jarang, laporan cenderung bersifat
anekdot. Riwayat berulangnya kegagalan
teknik dental atau anestetik lokal lain
disertai spekulasi bahwa masalahnya
karena mutasi kanal natrium yang
membuat obat tidak aktif. Namun, mutasi
seperti ini belum dideskripsikan, dan
laporan klinisnya tidak lengkap, khususnya
tidak mempertimbangkan perilaku pasien
cemas yang lebih memilih anestesi umum.
Kegagalan penatalaksanaan selanjutnya
Tidak semua keluhan tidak nyaman, atau
bahkan nyeri pada pasien selama anestetik
spinal adalah akibat injeksi yang tidak adekuat.
Anestesi spinal yang dilakukan dengan tepat
akan menghasilkan blok saraf somatik dan
saraf otonom yang lengkap pada tubuh
bagian bawah kecuali jika digunakan metode
restriksi spesifik. Namun, komponen sistem
saraf yang tidak terpengaruh memerlukan
pertimbangan dan penatalaksanaan; secara
spesifik terkait dengan kesadaran dan sensasi
yang ditransmisikan melalui saraf yang tidak
terblok, sehingga mungkin membuat pasien
mengeluh bahwa blok gagal.
Posisi telentang dan sadar saat operasi
bukanlah pengalaman menyenangkan, dan
kecemasan dapat menyebabkan penyulit. Meja
operasi didesain untuk akses pembedahan,
bukan kenyamanan pasien, serta stimulus
intraabdominal dapat menyebabkan impuls
aferen parasimpatetik dan frenikus tidak
terblok. Makin cemas pasien, makin besar
pengaruh faktor ini dan pasien lebih mungkin
gagal mengatasi situasi ini dan mengeluh
bahwa anestetik tidak bekerja baik. Konseling
praoperasi diikuti pendekatan suportif dokter
anestesi selama operasi penting untuk
menghindari masalah ini, juga penggunaan
sedatif dan analgesik sistemik yang bijaksana
dan proaktif.
Pengujian blok
Fokus berlebihan pada pengujian blok dapat
berdampak negatif. Kebanyakan pasien
cemas mengenai efektivitas injeksi, dan hal
ini akan meningkat jika pengujian dilakukan
terlalu dini. Disarankan mulai pengujian pada
segmen yang lebih rendah, di mana onset
paling cepat. Pembuktian akan meningkatkan
Kegagalan blok
Penatalaksanaan kegagalan blok tergantung
pada sifat saat terjadinya. Makin lambat onset
blok sensorik atau motorik, makin besar
kemungkinan blok tidak adekuat. Onset
anestesi spinal bervariasi pada beberapa
pasien, sehingga harus selalu ada waktu
menunggu. Namun, jika blok yang diharapkan
tidak terjadi dalam 15 menit, hampir pasti
diperlukan beberapa manuver tambahan.
Kemungkinannya adalah sbb:
775
10/25/2012 11:12:46 AM
TEKNIK
jika kecemasan pasien merupakan faktor
utama. Infiltrasi luka dan jaringan lain dengan
anestetik lokal oleh dokter bedah dapat juga
bermanfaat pada situasi seperti ini.
5. Durasi yang tidak adekuat: paling
mungkin karena dosis anestetik lokal yang
dihantarkan ke cairan serebrospinal tidak
adekuat. Juga bisa karena lidokain (untuk
infiltrasi kulit) dikira bupivakain, atau operasi
berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan.
Suplementasi sistemik atau infiltrasi anestetik
lokal dapat diberikan, tetapi sering pilihannya
hanya konversi ke anestesi umum.
Pengulangan blok
Jika tidak ada efek setelah injeksi, prosedur
dapat diulang; beberapa masalah harus
dipertimbangkan:
1. Blok yang terbatas karena faktor anatomi,
hambatan penyebaran fisik larutan, mungkin
berdampak sama pada injeksi kedua sehingga
menyebabkan konsentrasi tinggi anestetik
lokal pada atau dekat lokasi injeksi.
2. Injeksi berulang, khususnya dalam
keadaan respon buruk, dapat menyebabkan
penyebaran berlebihan, sehingga sebaiknya
digunakan dosis lebih rendah.
3. Kualitas blok baik tetapi unilateral, dapat
diatasi dengan injeksi kedua ke sisi teka yang
lain, tetapi dengan risiko penempatan dosis
kedua di sisi yang sama.
4. Barier dalam ruang subaraknoid dapat
juga mempengaruhi penyebaran epidural
(dan sebaliknya), sehingga blok epidural tidak
akan berhasil baik.
REFERENSI:
1.
Fettes PDW, Jansson JR, Wildsmith JAW. Failed spinal anaesthesia: mechanisms, management, and prevention. J Anaesth 2009; 102: 73948.
2.
Fuzier R, Bataille B, Fuzier V, Richez AS, Magus JP, Choquet O, et al. Spinal anesthesia failure after local anesthetic injection into cerebrospinal fluid: a multicenter prospective analysis of
3.
Moipolai L. Failed spinal anesthesia [Internet].[cited 2012 August 8]. Available from:http://www.sajra.co.za/articles/spinal.pdf
its incidence and related risk factors in 1214 patients. Reg Anesth Pain Med. 2011;36(4):322-6.
776
CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 776
10/25/2012 11:12:47 AM