Abstrak
Operasi caesar merupakan prosedur bedah yang paling umum dilakukan di seluruh dunia. Operasi ini menyebabkan
nyeri pasca operatif sedang hingga berat sebagai akibat insisi pfannenstiel yang umumnya dikaitkan dengan
rasa nyeri pada uterus dan somatik pada dinding abdomen. Analgesia pasca operasi yang memadai pada pasien
obstetrik sangat penting karena mereka memiliki kebutuhan pemulihan bedah yang berbeda, yaitu meliputi
menyusui dan perawatan bayi baru lahir, hal ini dapat terganggu jika analgesia yang diberikan tidak memuaskan.
Rejimen analgesik pasca operasi yang ideal harus efektif tanpa mempengaruhi ibu untuk merawat neonates
dan dengan efek transfer obat yang seminimal mungkin melalui ASI. Saat ini banyak cara yang paling aman
dan efektif dari intervensi manajemen nyeri pasca operasi seperti anestesi lokal dengan infiltrasi kulit, analgesia
epidural, dan blok bidang seperti blok transversus abdominis plane (TAP) dan blok ilioinguinal-iliohipogastrik
(II-IH). Blok TAP merupakan teknik anestesi regional dimana serabut saraf aferen yang menginervasi dinding
abdomen bagian anterolateral diblokir dengan mengguakan anestesi lokal di bidang transversus abdominalis.
Potensinya dalam meningkatkan kualitas dan durasi analgesia setelah berbagai operasi abdomen bawah sudah
tidak bisa dipungkiri lagi. Sekarang, dengan bantuan USG menjadikan blok TAP sebagai metode yang aman dan
efektif untuk memberikan analgesia pasca operasi caesar dibandingkan dengan perawatan standar pasca operasi.
Selain itu, blok TAP juga dikaitkan dengan pengurangan konsumsi opioid, peningkatan kepuasan pasien, dan
efektif untuk mengurangi nyeri dibandingkan dengan teknik analgesia lainnya.
Kata kunci: analgesia; anestesi, blok transversus abdominis plane (TAP); nyeri pasca operasi; operasi caesar
Efficacy of Transversus Abdominis Plane Block After Post Caesarean Section Delivery
Abstract
Caesarean section is the most common surgical procedure performed worldwide. This operation causes moderate
to severe postoperative pain as a result of pfannenstiel incision which is commonly associated with pain in the
uterus and somatic in the abdominal wall. Adequate postoperative analgesia in obstetric patients is very important
because they have different surgical recovery needs, which include breastfeeding and newborn care, this is can
be disrupted if the analgesia given is not satisfactory. The ideal postoperative analgesic rejimen must be effective
without affecting the mother to treat the neonate and with minimal effect of drug transfer through breast milk.
There are currently many of the safest and effective ways of interventions for postoperative pain management
such as local anesthetic skin infiltration, epidural analgesia, and field block like TAP and II-IH. TAP block is
a regional anesthetic technique where afferent nerve fibers that innervate the anterolateral abdominal wall are
blocked by using local anesthesia in the transverse abdominal plane area. Potential in improving the quality and
duration of analgesia after various lower abdominal operations is inevitable. Now, with ultrasound guiding, the
TAP block is a safe and effective method for providing analgesia post caesarean section delivery compared to
standard postoperative care. In addition, TAP block is also associated with a reduction of opioid consumption,
increased patient satisfaction, and is effective in reducing pain compared to other analgesia technique.
Key words: anaesthesia; analgesia; caesarean section; postoperative pain; transversus abdominis plane block
59
60 Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
nyeri somatik dengan durasi pendek, blok TAP arteri iliaka sirkumfleksa profunda (pleksus TAP
sekali pakai memainkan peran yang berharga inferior) serta arteri epigastrik inferior profunda
dalam analgesia multimodal. Bersamaan dengan (pleksus aponeurosis rektus abdominis). Karena
infus kontinyu atau anestesi lokal liposomal penyatuan saraf segmental tepat di atas otot
dalam jangka panjang, blok TAP dapat mengatasi tranversus abdominis, penyebaran anestesi lokal
masalah durasi yang singkat.5 subfasia dapat memberikan analgesia dinding
abdomen anterolateral.5
Anatomi
Anatomi yang relevan ditunjukan pada gambar Ramus primer anterior dari saraf spinal T6-T12
1. Pemahaman yang menyeluruh tentang anatomi melewati antara muskulus oblikus internus dan
dapat membantu dokter untuk menentukan lokasi transversus abdominis yang kemudian menembus
injeksi, meningkatkan tingkat keberhasilan, dan rektus abdominis dan berakhir sebagai cabang
mencegah komplikasi.5 kulit bagian anterior, yang menginervasi anterior
dari abdomen (dari linea mediana anterior sampai
Serabut saraf torakolumbal merupakan serabut linea midklavikularis). Diantara ramus anterior
saraf yang bertanggungjawab untuk inervasi ini, T12 melintasi muskulus kuadratus lumborum
kulit segmental dari dinding abdomen. Mereka sebelum memasuki TAP, seperti yang ditunjukan
terbagi menjadi ramus primer anterior dan ramus pada gambar 1.(b). Cabang-cabang kulit bagian
primer posterior pendek setelah keluar dari lateral berasal dari sudut kosta posterior. Selain
foramen intervertebra. Ramus posterior bergerak itu, cabang-cabang kulit lateral yang juga berasal
kebelakang, sedangkan ramus anterior bercabang dari saraf spinal T6-T11 akan terbagi menjadi
menjadi dua untuk menginervasi kulit lateral dan cabang-cabang anterior dan posterior, cabang-
anterior dinding abdomen. Dinding abdomen cabang anterior akan menginervasi dinding
anterolateral terutama dipersarafi oleh ramus abdomen menuju margin lateral rektus abdominis,
anterior saraf spinalis torakolumbal (T6-L1), sementara cabang-cabang posteriornya akan
yang menjadi interkostal (T6-T11), subkostal ke belakang untuk menginervasi kulit diatas
(T12), dan saraf ilioinguinal/iliohipogastrik (L1) latissimus dorsi. Namun, cabang kulit lateral dari
(Gambar 1.(a)). Cabang-cabang ini selanjutnya T12 tidak membagi lebih jauh menjadi cabang
bergabung di beberapa lokasi, termasuk anterior dan posterior (gambar 1.(b)). Cabang ini
bergabung di cabang besar pada dinding hanya menginervasi bagian dari wilayah gluteal
abdomen anterolateral (interkostal/pleksus TAP dan beberapa filamennya yang terendah mencapai
superior) dan pleksus yang berjalan dengan trochanter mayor (gambar 1.(c)). Saraf spinal dari
Gambar 1. Saraf spinalis torakolumbal (T6-L1) yang menginervasi abdomen anterolateral. (a) distribusi
struktur neurovascular di dinding abdomen anterolateral. (b) jalur saraf spinalis torakolumbal (T12). Ini
adalah bagian penampang abdomen sinistra. Ramus primer anterior dari saraf segmental terbagi menjadi
cabang kutaneus anterior dan lateral, yang menginervasi dinding abdomen anterolateral. (c) distribusi
segmental saraf kulit pada abdomen
62 Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
daerah yang berbeda. T6-T8 menginervasi area memberikan analgesia pada cabang kulit bagian
di bawah margin xiphoid dan sejajar ke kosta, lateral dari saraf segmental, pendekatan posterior
T9-T12 menginervasi daerah periumbilikal dan dengan menginjeksian dari posterior ke linea
dinding abdomen bagian lateral serta krista iliaka, midaksilaris dapat memberikan analgesia yang
dan L1 akan menginervasi abdomen bagian lebih baik ke dinding abdomen bagian lateral.5
anterior dekat dengan daerah inguinal dan paha.5
Blok TAP ganda, yang secara teknis
Klasifikasi blok TAP berdasarkan pada sistem menggabungkan subkostal dengan lateral,
nomeklatur terpadu ditunjukkan pada tabel memberikan cakupan yang lebih luas untuk
2.1. Banyak pendekatan telah disarankan dinding abdomen bagian atas dan bawah.
untuk memberikan analgesia pada abdomen Dengan membius kedua pleksus, yaitu pleksus
bagian atas, seperti oblik subkostal, subkostal, TAP superior (pleksus interkostal, yang terdiri
atau subkostal atas. Namun, mereka sangat dari gabungan cabang besar anterolateral) dan
mirip di daerah dimana deposit anestesi lokal pleksus TAP inferior (arteri iliaka sirkumfleksa
kecuali untuk pendekatan oblik subkostal, profunda) (gambar 1.(a)). Pendekatan dengan
yang mencakup abdomen bagian atas dan jarum panjang lateral ke medial dapat mencakup
bawah menggunakan teknik hidrodiseksi.5 T7/8 sampai L1. Jika blok TAP ganda dilakukan
Blok TAP midaksilaris atau lateral dilakukan secara bilateral, itu disebut dengan blok TAP
dengan menempatkan transduser pada atau ganda bilateral dan mencakup dinding abdomen
anterior ke linea aksilaris antara margin kosta anterior dengan empat kuadrannya.5 Seperti
dan krista iliaka. Hal ini dapat memberikan disebutkan sebelumnya, blok TAP oblik subkostal
analgesia pada dinding abdomen bagian bawah adalah blok TAP subkostal yang dimodifikasi.
dari linea mediana anterior ke linea midklavikula. Dengan hidrodisesksi TAP sepanjang garis oblik
Dibandingkan dengan blok TAP lateral, blok TAP subkostal (dari xiphoid menuju bagian anterior
posterior mendekati teknik TAPganda pada segitiga krista iliaka), larutan anestesi menyebar melintasi
petit lumbal dengan menginjeksikan anestesi lokasi saraf T6-L1 dan dengan demikian
lokal ke permukaan apponeurosis transversus berpotensi mencakup kedua bagian dinding
abdominis dan menawarkan analgesia yang lebih abdomen baik atas maupun bawah. Karena
baik dan lebih lama dari pada pendekatan lateral. hanya membutuhkan satu penetrasi melalui
Selain itu, injeksi subkostal tidak selalu
Tabel 1. Klasifikasi blok TAP yang dipandu ultrasound dan area yang diinervasi.5
Pendekatan Segmen utama nervus torakolumbal Area inervasi
Subkostal T6-9 Cabang kulit anteror Abdomen bagian atas tepat
dibawah xiphoid dan sejajar
dengan margin kosta
Lateral T10-12 Cabang kulit anterior Dinding abdomen bagian
anterior di daerah infaum-
bilikal, dari linea mediana
anterior ke linea midklavi-
kula
Posterior T9-12 Cabang kulit anterior Dinding abdomen bagian
(memungkinkan cabang anterior di daerah infraum-
kulit lateral) bilikal dan kemungkinan
dinding abdomen bagian
lateral antara margin kosta
dan krista iliaka
Oblik subkostal T6-L1 Cabang kulit anterior Abdomen bagian atas dan
bawah
64 Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
pendekatan subkostal tetapi mencakup baik dapat memberikan analgesia yang lebih spesifik
pleksus TAP superior maumpun inferior seperti dan lebih baik dari pada blok TAP. Blok pada
TAP ganda, tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kuadratur lumborum juga merupakan alternatif
salah satu dari kedua kelompok ini secara tepat. yang menjanjikan untuk memblok cabang L1
Dengan demikian, blok TAP oblik subkostal yang berjalan di atas permukaan kuadratus
harus dikategorikan sebagai teknik independen lumborum. Blok bidang fasia transversalis yang
dan spesifik untuk blok TAP (Tabel 2.1). karena dipandu USG juga memberikan analgesia pada
blok TAP subkostal yang lebih rendah mencakup dermatom L1, namun memerlukan injeksi yang
area yang sama dengan blok TAP lateral dan lebih dalam dari pada blok TAP dan berisiko
tidak memberikan analgesia pada dermatom T7- untuk kelemahan motorik yang sulit diantisipasi
8, maka blok TAP subkostal yang lebih rendah karena penyebaran ke pusat dan proksimal
dikategorikan sebagai blok TAP lateral.5 menuju psoas mayor.5
Gambar 4. Identifikasi ultrasonografi pada bidang transversus abdominis. RA: rektus abdominis;
TA: transversus abdominis; IO: obliks interna; EO: oblikus eksterna; LS: linea semilunaris.5
ditemukan bahwa oblikus interna dan transversus Blok TAP subkostal, seperti yang ditunjukan pada
abdominis meruncing menjadi aponeurosis, gambar 5.(a) dan dijelaskan dalam langkah (1)
atau disebut dengan fasia torakolumbalis, yang dan (2), transversus abdominis diidentifikasikan
terhubung ke batas akhir kuadratus lumborum. sebagai lapisan otot yang lebih hipoekoik tepat
TAP adalah antara oblikus interna dan transversus dibawah rektus abdominis. Endapan anestesi lokal
abdominis dan berlanjut dengan aponeurosis. dimulai antara transversus abdominis dan rektus
Posisi transduser dari setiap blok TAP yang abdominis, medial ke linea semilunaris (gambar
dipandu USG ditunjukkan pada Gambar 3. dan 5.(b)). Jika transversus abdominis berakhir di
gambar USG yang sesuai ditunjukkan pada ujung lateral rektus abdominis, anestesi lokal
gambar 4.5 dapat diendapkan antara transversus abdominis
dan oblikus interna lateral ke linea semilunaris,
Gambar 5. Pendekatan subkostal blok transversus abdominis plane (TAP). (a) posisi transduser dan arah
jarum, transduser sejajar dengan margin kosta didekat xiphoid, jarum dimasukan ke dalam bidan. (b)
Jadilah gambar USG yang sesuai. TAP berada di antara rektus abdominis dan transversus abdominis,
dan anestesi lokal tersebar di bidang ini untuk menutupi pleksus TAP superior. Garis putus-putus putih:
lintasan jarum; area biru muda: tempat penyebaran anestesi lokal; RA: rektus abdominis; TA: transver-
susabdominis
66 Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
Gambar 6. Pendekatan lateral blok transversus abdominis plane (TAP). (a) posisi transduser
dan lintasan jarum, transduser berada di dekat atau di linea midaksilaris antara margin kosta
dan krista iliaka, jarum dimasukan ke dalam bidang. (b) jadilah gambar USG yang sesuai, TAP
berada di antara oblikus internus dan transversus abdominis, dan anestesi lokal tersebar di bi-
dang ini untuk menutupi pleksus TAP inferior. Garis putus-putus putih: lintasan jarum; area
biru muda: tempat penyebaran anestesi lokal; IO oblikus interna; EO: oblikus eksterna; TA:
transversus abdominis.5
tetapi mungkin lebih baik memasukan injeksi bidan. (b) Jadilah gambar USG yang sesuai. TAP
dari bawah rektus abdominis ke sisi lateral untuk berada di antara rektus abdominis dan transversus
mencapai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.5 abdominis, dan anestesi lokal tersebar di bidang
Gambar 5. Pendekatan subkostal blok transversus ini untuk menutupi pleksus TAP superior. Garis
abdominis plane (TAP). (a) posisi transduser dan putus-putus putih: lintasan jarum; area biru muda:
arah jarum, transduser sejajar dengan margin tempat penyebaran anestesi lokal; RA: rektus
kosta didekat xiphoid, jarum dimasukan ke dalam abdominis; TA: transversusabdominis.5 Blok
Gambar 7. Pendekatan posterior blok transversus abdominis plane (TAP). (a) posisi transduser
dan lintasan jarum, transduser ditempatkan posterior ke linea midaksilaris antara margin kosta
dan krista iliaka, jarum dimasukan ke dalam bidang. (b) jadilah gambar USG yang sesuai, di
posterior transversus abdominis berubah menjadi aponeurosis, dan kuadratus lumborum dapat
dilihat di posteromedial ke aponeurosis, tempat injeksi berada di TAP antara oblikus interna dan
transversus abdominalis posterior ke linea midaksilaris dan dekat aponeurosis. Garis putus-putus
putih: lintasan jarum; area biru muda: tempat penyebaran anestesi lokal; IO oblikus interna;
EO: oblikus eksterna; QL: kuadratus lumborum; TA: transversus abdominis.5
Efektivitas Blok Transversus Abdominis Plane Pasca Operasi Caesar 67
TAP lateral, pada langkah (4) dapat diidentifikasi memberikan analgesia dinding abdomen atas dan
tiga lapisan otot pada linea mid aksilaris antara bawah, seperti blok TAP ganda. Dibandingkan
margin kosta dengan krista iliaka. Setelah dengan blok TAP ganda, blok TAP oblik subkostal
mengukur kedalaman TAP, jarum disisipkan lebih konsisten mencakup dermatom L1. Hanya
jauh dari transduser pada jarak yang sama sesuai diperlukan penetrasi tunggal untuk pendekatan
dengan prinsip membuat jarum pada bidang blok oblik subkostal, namun dibutuhkan sejumlah
anestesi regional dalam (gambar 6.(a)). Jarum di besar anestesi lokal untuk menghidrolisis TAP
majukan ke transversus abdominis dan ditarik sepanjang garis oblik subkostal ipsilateral.
kembali secara bertahap dengan aspirasi teratur Sehingga dapat memberikan analgesia yang lebih
dan kemudian bidang dihidrogenasikan sampai menjanjikan untuk operasi abdomen dan mungkin
terdapat tanda mata, sebuah elips yaitu penyebaran lebih baik dibandingkan dengan pendekatan
hipoekoik anestesi lokal. Kalau tidak, hal itu juga lateral. Akan tetapi, blok TAP oblik subkostal
logis untuk meninggalkan anestesi lokal di bawah jauh lebih sulit, dengan membengkokkan jarum
fasia untuk memastikan analgesia yang optimal pada awalnya dan kemudian memasukan kembali
karena saraf terikat pada transversus abdominis. selama memajukan jarum mungkin membantu
Jika opasiti merata muncul dalam oblikus interna, dalam melakukan blok.5
maka mengindikasikan injeksi intramuskular atau
anestesi lokal tersebut tidak memisahkan fasia Komplikasi
dengan baik, dan ujung jarum harus direposisi. Kerusakan viseral karena tusukan peritoneum
Namun, injeksi intramuskular dari transversus yang tidak disengaja saat melakukan blok TAP
abdominis mungkin masih memberikan beberapa telah banyak dilaporkan. Meskipun risikonya
efek analgesia. Pengaturan setengah-udara juga dapat diminimalkan dengan USG, potensi
dapat mengidentifikasi bidang fasia yang benar cidera iatrogenik masih ada karena kegagalan
menggunakan uji volume injeksi dan mencegah dalam membayangkan seluruh jarum selama
cidera neurologis insidental. Gambar 6.(b) memajukannya. Komplikasi lain yang dilaporkan
menunjukan gambar USG dari blok TAP lateral.5 dari blok TAP termasuk kejang, aritmia ventrikel,
dan kelumpuhan saraf femoralis transien.
Blok TAP posterior, dimana pendekatannya mirip Untuk meminimalisir toksisitas sistemik,
dengan lateral, tetapi transduser USG bergerak konsentrasi aliran anestesi lokal harus dipilih
lebih posterior seperti yang ditunjukkan pada ketika menggunakan rejimen dengan volume
gambar 7.(a). Ini untuk melihat titik dimana yang banyak (misalnya, 20ml secara bilateral)
transversus abdominis berakhir, seperti yang diperlukan untuk untuk keberhasilan blok.
dijalaskan pada langkah (5). Saat pemindaian Komunikasi yang baik antara dokter anestesi dan
posterior, transversus abdominis keluar dan dokter bedah juga membantu mencegah overdosis
berubah menjadi aponeurosis. Kuadratus dengan injeksi anestesi lokal berulang setelah
lumborum dapat dilihat posteromedial ke blok TAP. Ketersediaan segera emulsi lipid dan
aponeurosis (gambar 7.(b)), ini merupakan terapi darurat lainnya direkomendasikan untuk
tempat injeksi superfisial untuk aponeurosis blok TAP. Kelumpuhan saraf femoralis transien
dekat kuadratus lumborum.5 setelah blok TAP diinduksi oleh kesalahan
pengendapan lokal anestesi antara transversus
Blok TAP oblik subkostal, yaitu dimodifikasi dari abdominis dengan fasia transversalis. Karena
blok TAP subkostal. Tidak seperti pendekatan saraf femoralis terletak pada bidang jaringan
lain, diperlukan jarum yang lebih panjang (15- yang sama, maka anestesi lokal sedikitpun seperti
20cm) dan volume anestesi yang lebih besar (40- 1 ml yang mengalir ke posteromedial dapat
80ml). Garis oblik subkostal memanjang dari mengelilingi saraf femoralis. Menggunakan
xiphoid menuju bagian krista iliaka anterior dan panduan USG untuk menemukan ujung jarum
berpotensi untuk memblok saraf T6-L1 dalam akan membantu mengidentifikasi TAP dan
TAP (Gambar 3.). Dengan demikian, anestesi lokal menghindari penyebaran anestesi lokal ke saraf
yang diinjeksikan dalam TAP sepanjang garis ini femoralis.5
68 Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
II. Efektivitas Blok Transversus Abdominis keenam, dan keduabelas pasca operasi caesaria
Plane Pasca Operasi Caesar secara signifikan lebih rendah bila dibandingkan
dengan kelompok pasien yang tidak menerima
Terdapat peningkatan bertahap dalam jumlah aplikasi tambahan setelah anestesi spinal
operasi caesar yang dilakukan di seluruh dunia. (p<0,05). Selain itu, jumlah penggunaan
Ini adalah tren global dan bertanggung jawab atas tramadol yang digunakan di ruang pemulihan
lebih dari seperempat dari seluruh kelahiran di dan selama 24 jam pasca operasi serta secara
dunia. Rasa sakit dan kesulitan yang substansial signifikan kelompok pasien dengan blok TAP
diantisipasi mengikuti prosedur bedah besar seperti lebih rendah dibandingkan dengan kelompok
operasi caesar. Manajemen nyeri pasca operasi kontrol (p<0,05). Serta, skor kepuasan pasien
yang efektif sangat penting dalam subkelompok yang dinilai pada 24 jam pasca operasi secara
ini untuk memfasilitasi ambulasi dini, perawatan signifikan kelompok pasien dengan blok TAP
bayi, dan ikatan ibu-bayi.6 Komponen penting lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
dari rasa sakit dan ketidaknyamanan disebabkan kontrol (p<0,05). Hasil ini serupa dengan
oleh insisi dinding abdomen. Teknik anestesi penelitian menggunakan blok TAP yang dipandu
regional seperti infiltrasi lokal anestesi, blok dengan USG, yaitu menurunkan intensitas nyeri
saraf ilioinguinal, blok bidang abdomen, dan blok dalam 24 jam pertama pasca operasi caesar
transversus abdominis plane (TAP) digunakan serta menurunkan kebutuhan analgesik lainnya,
untuk mengurangi rasa sakit dari insisi dinding karena pada kelompok kontrol memerlukan
abdomen. Dinding abdomen anterolateral telah tambahan beberapa dosis injeksi tramadol pada
dijelaskan diinervasi oleh saraf torakolumbal T6 24 jam setelah operasi caesar.7,8 Penelitan yang
hingga L1 yang melintasi bidang lapisan antara dilakukan untuk melihat penyebaran injeksi
otot transversus abdominis dan oblikus internus. setelah blok TAP menggunakan USG menyatakan
Blok TAP adalah teknik anestesi regional dimana bahwa saraf T10-L1 pada bidang transversus
agen lokal anestesi diinjeksikan ke TAP untuk abdominalis dapat terpengaruh dengan volume
memblokir saraf sensorik yang memasok dinding 20 ml lokal anestesi.
abdomen anterior.
Konsentrasi lokal anestesi dapat disesuaikan
Blok TAP telah menunjukkan manfaat analgesik dengan kondisi pasien, namun alih-alih
yang lebih baik dibandingkan dengan plasebo bergantung pada konsentrasi, blok TAP
dalam banyak percobaan prospektif acak terkontrol merupakan metode yang bergantung pada
untuk operasi caesar.6 Blok TAP merupakan jumlah volume lokal anestesi. Asalkan diberikan
teknik anestesi regional yang relatif baru, volume yang cukup, maka memungkinkan untuk
dimana serabut saraf aferen yang menginervasi mencapai analgesia yang berlangsung sekitar
dinding abdomen bagian anterolateral diblokir 24–48 jam.7 Dalam sebuah penelitian lain untuk
dengan mengguakan anestesi lokal di bidang mengevaluasi keefektivan blok TAP pasca operasi
transversus abdominalis. TAP sebagai bagian caesar diamati bahwa aplikasi blok TAP yang
dari rejimen analgesik multimodal pasca operasi dipandu dengan bantuan USG pada pasien yang
secara perlahan sudah mendapatkan popularitas. menjalani operasi caesar di bawah anestesi spinal
Potensinya dalam meningkatkan kualitas mengakibatkan penurunan rasa nyeri, mengurangi
dan durasi analgesia setelah berbagai operasi konsumsi opioid pada periode pasca operasi dan
abdomen bawah sudah tidak bisa dipungkiri efek samping terkait opioid, serta peningkatan
lagi. Penelitian membuktikan bahwa blok TAP kenyamanan pasien. Selain itu, secara signifikan
memperpanjang durasi analgesia (±6,5 jam).6 meningkatkan akurasi dari penginjeksian anestesi
Penelitian yang dilakukan pada kelompok pasien lokal dan mengurangi kejadian efek samping
yang diberikan blok TAP pasca operasi caesaria sehingga semakin mempopulerkannya sebagai
mendapatkan hasil skor VAS pada saat masuk analgesia blok saraf pasca operasi caesaria.7,9,10
ruang pemulihan, keluar dari ruang pemulihan,
dan pada jam pertama, kedua, ketiga, keempat, Penelitian yang dilakukan dimana melibatkan
Efektivitas Blok Transversus Abdominis Plane Pasca Operasi Caesar 69
pasien yang menjalani operasi caesar dengan itu, didapatkan fakta bahwa sebagian besar
anestesi umum menunjukan bahwa aplikasi pasien dalam kelompok kontrol yang hanya
blok TAP yang dipandu dengan bantuan USG menerima analgesia rutin pasca operasi caesar
menghasilkan pengurangan konsumsi morfin menginginkan analgesia tambahan, yang secara
dalam 24 jam pertama dan skor VAS pasca operasi tidak langsung menunjukkan manfaat analgesia
yang lebih rendah. Selain itu, evaluasi efektivitas dari blok TAP atas kelompok kontrol.10 Penelitian
blok TAP yang dilakukan setelah anestesi spinal yang membandingkan pendekatan lateral dan
juga menunjukkan penurunan skor VAS serta posterior pada blok TAP yang dipandu USG
konsumsi analgesik yang terkait dengan prosedur. untuk analgesia pasca operasi caesar dengan
Hasil ini juga konsisten dengan sebuah penelitian anestesi spinal menunjukkan bahwa pendekatan
meta-analisis tentang manfaat utama dari blok posterior lebih unggul dari pada pendekatan
TAP yaitu ditemukannya pengurangan konsumsi lateral terutama pada waktu istirahat.7 Banyak
morfin pasca operasi caesar dibandingkan dengan penelitian telah menunjukkan efektivan blok TAP
pasien yang menerima agen tidak aktif (termasuk untuk menghilangkan rasa nyeri pasca operasi
plasebo dan perawatan standar).7,11 Sebuah caesar. Salah satunya menemukan bahwa semua
meta-analisis yang meninjau 7 penelitian yang saraf yang terlibat pada nyeri pasca operasi
melibatkan blok TAP setelah anestesi umum ceasar akan melintasi TAP di linea midaksilaris.
dan 2 penelitian yang melibatkan blok TAP Oleh karena itu pendekatan oblik subkostal dari
setelah anestesi spinal menyimpulkan bahwa blok TAP muncul sebagai analgesia yang lebih
aplikasi blok TAP memiliki kontribusi yang baik pada keempat kuadran abdomen, baik diatas
signifikan dalam manajemen nyeri pasca operasi maupun dibawah umbilikus.9
caesar dalam kasus anestesi spinal yang tidak
melibatkan penambahan injeksi opioid intratekal. Berbagai aditif dapat ditambahkan ke anestesi
Adapun aplikasi anestesi spinal yang melibatkan lokal untuk memperpanjang durasi analgesia
penambahan opioid, dalam penelitian ini tidak yang dihasilkan dengan blok saraf. Clonidine,
menunjukan efek yang signifikan dari blok TAP.7 dexmedetomidine, fentanyl, dan sufentanil
Penelitian acak lain yang menggabungkan merupakan aditif yang umum digunakan.
efektivitas morfin intratekal terhadap blok TAP Telah ditunjukkan dalam berbagai penelitian
menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan bahwa penambahan seperti clonidine ke lokal
injeksi morfin intratekal memiliki skor VAS anestesi dapat meningkatkan aksi blok saraf
yang lebih rendah pada saat istirahat dan selama perifer.10 Kriteria evaluatif yang paling penting
beraktivitas serta mengurangi konsumsi analgesik mengenai kepuasan pasien adalah sensasi
tambahan bila dibandikan dengan pasien nyeri. Manajemen nyeri pasca operasi yang
yang mendapatkan blok TAP. Namun, mereka efektif memiliki arti penting untuk evaluasi ini.
mengalami lebih banyak efek samping yang terkait Konsisten dengan literatur, yaitu kepuasan pasien
dengan morfin. Dalam meta-analisis mereka juga secara signifikan lebih tinggi pada kelompok
termasuk 312 kasus, disimpulkan bahwa aplikasi blok TAP.7 Blok lain dimana blok TAP sering
blok TAP dapat dengan mudah dilakukan pada dibandingkan adalah infiltrasi luka dan blok saraf
kasus pasien yang memiliki kontraindikasi untuk II-IH. Penelitian yang membandingkan blok
pemberian opioid intratekal.7,12 TAP dengan infiltrasi luka untuk analgesia pasca
operasi caesar menunjukkan bahwa blok TAP
Pada penelitian yang juga dilakukan untuk lebih baik dibandingkan dengan infiltrasi luka.7,13
mengevaluasi efektivitas dan keamanan blok Penelitian yang juga membandingkan efektivitas
TAP dengan panduan USG pasca operasi ceasar blok TAP dengan blok II-IH pada pasien pasca
mendapatkan hasil bahwa kelompok pasien yang operasi caesar mendapatkan hasil bahwa semua
diberikan blok TAP secara signifikan memiliki pasien dalam kedua kelompok memerlukan satu
skor nyeri yang lebih rendah dibandingkan dosis tambahan analgesik berupa injeksi natrium
dengan kelompok pasien yang hanya menerima diklofenak 50mg intravena, tetapi kemudian 57%
analgesia rutin pasca operasi caesar. Selain pasien tidak memerlukan analgesik tambahan
70 Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
lebih lanjut pada kelompok blok TAP, sedangkan 3. Kerai S, Saxena KN, Taneja B. Post‑caesarean
pada kelompok blok II-IH hanya 13% yang analgesia: What is new? Indian J Anaesth.
tidak memerlukan tambahan analgesik lebih 2017;61(3):200–14.
lanjut. Dengan demikian, blok TAP memberikan
penghilang rasa nyeri pasca operasi yang lebih 4. Ahemed SA, Denu ZA, Getinet Kassahun
baik dari pada blok saraf II-IH sebagai bagian H, Yilikal Fentie D. Efficacy of Bilateral
dari rejimen multimodal dalam operasi caesar. Transversus Abdominis Plane and
Selain itu, ketika jarum dimajukan melintasi Ilioinguinal-Iliohypogastric Nerve Blocks
bidang neurofasial dari dinding abdomen anterior, for Postcaesarean Delivery Pain Relief under
blok TAP secara signifikan meningkatkan efek Spinal Anesthesia. Anesthesiol Res Pract.
analgesik.14,15 2018;2018.
Keterbatasan untuk intervensi blok TAP adalah 5. Tsai HC, Yoshida T, Chuang TY, Yang
keterampilan yang lebih besar diperlukan untuk SF, Chang CC, Yao HY, et al. Transversus
seorang dokter anestesi, kemungkinan keterlam- Abdominis Plane Block: An Updated Review
batan pergantian pasien merupakan sebagai wak- of Anatomy and Techniques. Biomed Res Int.
tu tambahan yang diperlukan untuk mengelola 2017;2017:3–9.
blok TAP, serta juga memerlukan peralatan yang
canggih seperti USG. Selain itu, blok TAP buta 6. John R, Ranjan R, Ramachandran T,
dikaitkan dengan komplikasi seperti kejadian George S. Analgesic efficacy of transverse
suntikan ke intraperitoneal maupun intravasku- abdominal plane block after elective cesarean
lar. Namun dengan menggunakan panduan USG, delivery – Bupivacaine with fentanyl versus
maka dapat mengakuratkan deposisi dari anestesi bupivacaine alone: A randomized, double-
lokal dibidang neurovaskular dengan benar dan blind controlled clinical trial. Anesth Essays
menghindari komplikasi terkati prosedur.9,10 Res. 2017;11(1):181.