Anda di halaman 1dari 19

Oleh:

YULIAZRA
61111064

Pembimbing:
dr. Indah Waty Muchlis, Sp.An
dr. Indra Nur Hidayat, Sp. An
dr. Ferry Hamdany, Sp. An
 Pada pasien-pasien bedah syaraf, penatalaksanaan anestesi
memerlukan pemahaman mendalam mengenai Central Nervous
System (Sistem Saraf Pusat).

 Secara umum, ada empat hal utama dari fisiologi CNS yang erat
kaitannya dengan neuroanestesi, yaitu2 :
 Cerebral Blood Flow
 Intracranial Pressure
 Metabolisme Serebral
 Blood-Brain Barrier
Mengendalikan Intracranial Pressure
Proteksi otak dari iskemia dan cedera/injury
Mengurangi perarahan selama pembedahan
 CBF 750 milliter per menit atau 15% dari output jantung.
 Hal ini setara dengan 50 sampai dengan 54 milimeter darah per 100 gram jaringan
otak per menit.
 CBF adalah sama dengan tekanan perfusi serebralt (CPP) dibagi dengan resistensi
serebrovaskular (CVR)
 Faktor utama yang mengatur CBF:

INTRINSIK EKSTRINSIK
Autoregulasi  Tekanan gas respirasi
 PaCO2  Temperatur
 PaO2  Viskositas
 Pengaruh Otonom
 Sawar ini dapat dilewati darah, air, 02, CO2, dan zat anestetik larut lemak dan tidak
dapat dilewati molekul besar., ion tertenntu, dan protein.
 Hipertonisitas → air keluar dari otak ke plasma
 Perubahan BBB menimbulkan kelainan pasase molekul besar dan cairan dari aliran
darah ke interstisial otak. (kebocoran akibat regangan mekanis endotel kapiler;
rusaknya tight junction)
 Kranium: Terdiri dari otak (80%), darah (12%), dan CSF (8%).
 ICP normal adalah berkisar antara 5-10 mmHg
 Produksi CSF adalah kira-kira 0.35-0.4 mL/menit atau 500-600 mL/hari
 Berat otak hanya 2-3 % BB
 Saat istirahat mengkonsumsi 20% dari oksigen yang diambil.
 Basal metabolisme rate O2 adalah 3,3 ml/100 g/m dan glukosa 4,5
mg/100g/m, relatif konstan pada saat tidur dan bangun.
 Obat anestesi inhalasi menyebabkan peningkatan CBF dan penurunan
CMRO2. Dari semua obat anestesi inhalasi, isoflurane merupakan
serebral metabolik depresan yang paling kuat, menurunkan CMRO2 50%
pada konsentrasi end tidal 2,5%
 Semua obat anestesi iv, menurunkan CMRO2, kecuali ketamine.
Obat Anestesi Volatil
Cerebral Metabolic Rate Halothane, enflurane, desflurane, sevoflurane, dan isoflurane
menyebabkan penurunan CMR (tergantung dosis).
Cerebral Blood Flow & Volume Vasodilatasi cerebral dan gangguan autoregulasi tergantung
pada dosis yang diberikan.

Halothane mempunyai pengaruh yang terbesar pada CBF,


pada konsentrasi > 1% hampir meniadakan autoregulasi
cerebral

Perubahan Cerebral Metabolic Rate & Blood Flow Isoflurane: Circulatory steal phenomenon

Perubahan Cairan Cerebrospinal Isoflurane: memfasilitasi absorbsi dan merupakan volatil


yang berefek baik terhadap CSF.
Tekanan Intrakranial Isoflurane merupakan volatil pilihan pada pasien dengan
penurunan intracranial compliance

Aktivitas kejang Pada dosis 1.5 – 2 MAC, enflurane menyebabkan gambaran


kejang (aktivitas spike & wave) pada EEG
Nitrous Oxide
• Penambahan volatil meningkatkan CBF lebih besar

• Pemberian tunggal menyebabkan vasodilatasi cerebral ringan dan cenderung


meningkatkan ICP
 Kecuali Ketamine, semua obat intravena mempunyai efek yang kecil
terhadap atau mengurangi CMR dan CBF.

 Autoregulasi cerebral dan CO2 dipertahankan oleh semua obat:


 Barbiturat
 Opioid
 Etomidat
 Propofol
 Benzodiazepin
 Ketamin
 Mempunyai 4 cara kerja utama :
 Hipnosis
 Depresi CMR
 Mengurangi CBF dengan meningkatkan CVR
 Antikonvulsan

 Thiopental lebih sering digunakan sebagai obat induksi pada neuroanestesi.


 Robinhood / reverse steal phenomenon
 Efek antikonvulsan
 Menghambat Na channels, mengurangi masuknya Ca intraselluler: Menghambat edema
cerebri akibat cedera otak iskemik
 Mempunyai efek yang minimal terhadap CBF, CMR, ICP,
 bila PaCO2 meningkat (akibat depresi respirasi sekunder)  CBF, CMR, ICP meningkat.
 Peningkatan ICP pada pasien dengan tumor intrakranial setelah pemberian sulfentanil
 Penurunan tekanan darah signifikan dapat mempengaruhi CPP tanpa tergantung jenis
opiodnya.
 Dosis kecil alfentanil (< 50 µg/kg) menyebabkan fokus kejang pada pasien epilepsi.
 Morphin mempunyai kelarutan yang rendah dalam lemak, penetrasi yang lambat, dan efek
sedasi yang lebih panjang.
 Akumulasi yang potensial terjadi pada normoperidine dan depresi jantung membatasi
penggunaan meperidin.
 Menurunkan CMR, CBF, dan ICP seperti Thiopental.
 Penurunan CMR lebih banyak di cortex daripada brainstem; menurunkan produksi
CSF dan meningkatkan absorbsinya.
 Insidens yang tinggi terjadinya mioklonik saat induksi.
 Pada dosis kecil dapat memicu fokus kejang pada pasien dengan epilepsi.
 Mengurangi CBF dan CMR seperti barbiturat dan etomidat,
bermanfaat untuk menurunkan ICP.
 Berhubungan dengan dystonia dan gerakan menyerupai chorea,
 signifikan sebagai antikonvulsan.
 Waktu paruh eliminasi yang pendek, bermanfaat sebagai obat yang
digunakan dalam neuroanestesi
 Hipotensi dan depresi jantung yang berlebihan pada pasien geriatri
atau yang tidak stabil, dapat membahayakan CPP.
 Menurunkan CBF dan CMR tetapi tidak lebih rendah dari barbiturat,
etomidate, dan propofol.
 Bermanfaat sebagai antikonvulsan.
 Midazolam merupakan pilihan karena waktu paruhnya yang pendek.
 Induksi dengan Midazolam menurunkan CPP pada pasien geriatri
dan yang tidak stabil, dan memperpanjang kegawatan.
 Menyebabkan dilatasi pada pembuluh darah cerebral, dan
meningkatkan CBF (50-60%).

 Menghambat absorbsi CSF tanpa mempengaruhi pembentukannya.

 Peningkatan CBF, CBV, dan volume CSF dapat meningkatkan ICP


pada pasien yang mengalami penurunan intracranial compliance.
 Ada empat hal utama dari fisiologi SSP yang erat kaitannya dengan neuroanestesi
yaitu CBF, ICP, metabolisme serebral dan BBB.
 Tujuan anesesi pada bedah saraf:
 Mengendalikan Intracranial Pressure
 Proteksi otak dari iskemia dan cedera/injury
 Mengurangi perarahan selama pembedahan

 Penentuan efek obat-obat tersebut cukup sulit seiring dengan pemberian obat
lain, stimulasi pembedahan, intracranial compliance, tekanan darah, dan tekanan
CO2, contoh : hipokapnia atau pemberian Thiopental bolus sebelumnya dapat
meningkatkan CBF dan ICP dimana hal ini biasa terjadi pada penggunaan
Ketamine dan obat volatil.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai