Anda di halaman 1dari 19

Efek Anestesi pada Serebral

PENDAHULUAN

Karena otak memiliki kapasitas


Memanfaatkan oksigen 10 kali
yang relatif kecil untuk
lipat lebih banyak daripada yang
penyimpanan energi, pasokan
diperkirakan berdasarkan
oksigen dan nutrisi yang
beratnya, otak manusia  salah
berkelanjutan harus diberikan
satu organ tubuh yang paling
oleh aliran darah otak (CBF) yang
padat energinya.
tidak terputus.

Mekanisme pengaturan fisiologis


multifaset dari CBF ada untuk
memastikan bahwa proses ini
terjadi sepanjang kehidupan
organisme.
PENDAHULUAN

• Pembedahan  bentuk trauma terkontrol yang terjadi bersamaan


dengan penetapan beberapa jenis anestesi.

• Agen anestesi baik secara langsung mempengaruhi fungsi utama otak


dan CBF secara sekunder dan/atau secara tidak langsung mengubah
faktor hemodinamik yang berkontribusi terhadap CBF
Penentu Fisiologis CBF

• Dalam kondisi normotermia dan normoksia, CBF harus tetap pada 50-60
ml/100 g/mnt  memenuhi kebutuhan metabolisme otak

• Aliran darah cadangan ada sampai titik tertentu , tetapi cedera iskemik
umumnya terjadi setelah CBF turun di bawah 22 ml/100 g/mnt,

• Mekanisme pengaturan yang mempertahankan CBF secara luas dapat


dikategorikan ke dalam autoregulasi serebral (CA), kopling neurovaskular
(NVC), dan reaktivitas vasomotor (VMR)
Autoregulasi otak

Autoregulasi aliran darah ada untuk memastikan bahwa


perfusi organ vital tetap utuh dan stabil di seluruh rentang
dinamis tekanan vaskular yang terkena
Ringkasan efek agen anestesi pada metabolisme oksidatif global (GOM) dan aliran
darah serebral (CBF) serta mekanisme regulasi endogen seperti autoregulasi
serebral (CA), reaktivitas vasomotor (VMR) dan kopling neurovaskular (NVC )1
Perkembangan pemahaman tentang hubungan antara MAP dan CBF. (a) Kurva
autoregulasi serebral statis antar-individu (diadaptasi dari Lassen14). (b) Kurva
autoregulasi serebral statis intra-individu (diadaptasi dari Numan et al.15). (c) Kurva
autoregulasi serebral dinamis. MAP: tekanan arteri rata-rata; CBF: aliran darah otak
Agen Anestesi dan CBF

Agen anestesi mempengaruhi dinamika pembuluh darah otak melalui efek


langsung pada pembuluh darah serta modulasi mekanisme regulasi endogen

Selain berdampak pada pengiriman oksigen dan nutrisi ke neuron yang aktif
secara metabolik, perubahan dinamika pembuluh darah otak oleh agen anestesi
dapat mempengaruhi komposisi jaringan yang ditemui selama intervensi bedah
saraf
Anestesi dan Efeknya terhadap Serebral

Oksida nitrat
• Dengan meningkatkan CBF dan volume darah serebral, oksida nitrat menghasilkan
sedikit peningkatan tekanan intracranial

• Oksida nitrat juga meningkatkan konsumsi oksigen serebral (cerebral oxygen


consumption, CMRO2)
Anestesi dan Efeknya terhadap Serebral

Halotan

•Dengan memperlebar pembuluh darah serebral, halotan menurunkan resistansi vaskular


serebral dan meningkatkan CBF

Isofluran

• Pada konsentrasi lebih besar dari 1 MAC, isofluran meningkatkan CBF dan tekanan intrakranial.
Efek-efek ini sepertinya kurang jelas dibandingkan halotan dan dibalikkan oleh hiperventilasi

Desfluran

• Seperti anestetik volatil lainnya, desfluran secara langsung melebarkan pembuluh darah
serebral, meningkatkan CBF dan tekanan intrakranial pada normotensi dan normokapnia.

Sevofluran

• Sevofluran menyebabkan sedikit peningkatan CBF dan tekanan intrakranial pada keadaan
normocarbia. Konsentrasi sevoluran yang tinggi (>1,5 MAC) dapat mengganggu autoregulasi
CBF penurunan CBF selama hipotensi hemoragik.
Anestesi dan Efeknya terhadap Serebral

Barbiturat
• Barbiturat mengecilkan pembuluh-pembuluh darah serebral, menyebabkan
penurunan pada aliran darah serebral dan tekanan intracranial

• Penurunan tekanan intrakranial melebihi penurunan tekanan darah arterial,


sehingga tekanan perfusi serebral (cerebral perfusion pressure, CPP) biasanya
meningkat

• Penurunan aliran darah serebral tidak mengganggu, karena barbiturat menginduksi


penurunan konsumsi oksigen serebral yang bahkan lebih besar (sampai 50% normal)
Anestesi dan Efeknya terhadap Serebral

Benzodiazepin
• Benzodiazepin menurunkan konsumsi oksigen serebral, aliran darah serebral, dan
tekanan intrakranial namun tidak sekuat barbiturate

• Sangat efektif dalam mencegah dan mengontrol serangan kejang gran mal

• Opioid
Berbagai efek opioid pada perfusi serebral dan tekanan intrakranial tampaknya
bervariasi. Secara umum, opioid menurunkan konsumsi oksigen serebral, aliran darah
serebral, dan tekanan intrakranial, namun dengan efek yang lebih kecil dibandingkan
barbiturat atau benzodiazepin.
Anestesi dan Efeknya terhadap Serebral

Ketamin
• Konsisten dengan efek kardiovaskularnya, ketamin meningkatakan konsumsi
oksigen serebral, aliran darah serebral, dan tekanan intrakranial.

• Aktivitas mioklonik dihubungkan dengan aktivitas listrik subkortikal yang meningkat,


yang tidak terlihat jelas pada EEG
Anestesi dan Efeknya terhadap Serebral

Etomidate

• Etomidat menurunkan kecepatan metabolik serebral, aliran darah serebral,


dan tekanan intrakranial hingga derajat yang sama dengan thiopental

• Karena efek kardiovaskular yang minimal, CPP dapat dipertahankan.

• Nausea dan vomitus pascaoperasi lebih umum dibandingkan setelah


induksi dengan barbiturat, namun dapat diminimalkan oleh obat-obat
antiemetic

• Etomidat merupakan hipnotik-sedatif namun dengan sifat analgesik yang


kurang
Anestesi dan Efeknya terhadap Serebral

Propofol
• Propofol dan tiopental kemungkinan memberikan tingkat perlindungan
serebral yang sebanding selama iskemia fokal
• Yang unik dari propofol adalah sifat antipruritusnya
• Efek antiemetik propofol (membutuhkan konsentrasi propofol darah
sebesar 200 ng/mL) membuatnya menjadi obat yang lebih disukai
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai