Anda di halaman 1dari 48

Anatomi dan Fisiologi

Sistem Saraf Pusat

Oleh :
Maria Agnes Berlian
Sistem saraf berfungsi untuk
menyelaraskan dan mengatur sistem-
sistem tubuh.

Sistem saraf terbagi menjadi dua, yaitu:


◦ Sistem Saraf Pusat
◦ Sistem Saraf Perifer

PENDAHULUAN
Komponen saraf pusat:

◦ Otak - Brain
◦ Sumsum tulang belakang

SISTEM SARAF PUSAT


 Otakberfungsi menerima dan menginterpretasikan
semua sinyal yang diterima oleh sebagian tubuh
dan dari lingkungan luar

 Otak terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:


1. Cerebrum
2. Cerebelum
3. Medula Oblongata

OTAK
 Berfungsi sebagai:
◦ Tempat kumpulan saraf / impuls dan menilai
impuls
◦ Pusat intelek, ingatan dan kewarasan.
◦ Pusat pergerakan
◦ Pusat rangsangan sentuhan, penglihatan, bau,
pendengaran

SEREBRUM
Berfungsi sebagai tempat:
◦ Menyelaraskan pergerakan badan
◦ Mengatur keseimbangan badan

SEREBELUM
 Medula Oblongata adalah penghubung spinal
cord ke otak

 Medula oblongata berfungsi :


◦ Mengatur gerakan luar
◦ Mengatur denyut jantung
◦ Mengatur respirasi (pernafasan)
◦ Vasodilatasi dan vasokontriksi pembuluh darah

MEDULA OBLONGATA
Hipotalamus berfungsi :

◦ Mengatur suhu badan


◦ Keseimbangan air dalam badan
◦ Tekanan darah dan emosi
◦ Pemecahan karbohidrat dan lemak (lipid)

HIPOTALAMUS
Fungsi talamus :

◦ Pusat integrasi perintah


◦ Menerima sinyal dari serebrum dan bagian otak
lain yang mengatur emosi

TALAMUS
 Tdr 31 segmen ms
 Sarap spinal mrpk akar serabut ant & dorsal MS
 Masing2 nervus spinalis mensyarafi daerah segmental
yg ditandai o/ dermatom kulit & daerah otot skeletal
 Peta dermatom berguna u/ menentukan tingkat
sensori anestesi pd regional anestesi
 sinyal sensori perifer yg ditransmisikan melalui saraf
spinal ke masing2 segmen MS → refleks MS
membran penutup
 Terdiri dr 3 lapisan yaitu : dura, arachnoid, piamater
 Ruang epidural terdiri dari selaput dalam & luar
duramater
 Aracnoid cerebral berakhir di Vertebra S2

SARAF SPINAL
Saraf Spinal
Metabolisme Cerebral
 Mengkonsumsi 20% dari total kebutuhan oksigen
 60% digunakan untuk pembentukan ATP neuronal
electrical activity
 CMR dapat ditentukan dari kebutuhan konsumsi oksigen
(CMRo2) yang rata-rata 3-3,8ml/100g/mnt (50ml/mnt)
pada dewasa
 Ggg perfusi cerebral selama 10 ‘ penurunan tekanan O2
s/d 30mmHg ggg kesadaran
 Hipocampus dan cerebellum yg plg sensitif thd hipoksia
 Konsumsi glukosa di otak 5mg/100gr/mnt
 Hipoglikemia mempunyai efek yg sama dgn hipoksia

Cerebral Physiology
 Berubah sesuai aktivitas metabolik
 CBF total pd dewasa  750ml/mnt (15-20% dari
cardiac output) dengan aliran 50ml/100gr/mnt
 Substansia grisea  80ml/100gr/mnt
 Subatansia alba  20ml/100gr/mnt
 Aliran cerebral :
- 20-25 ml/100gr/mnt  ggg cerebral, EEG lambat
- 15-20 ml/100gr/mnt  flat EEG (isoelectric)
- < 10 ml/100gr/mnt  kerusakan otak permanen

Cerebral Blood Flow


 Hipoglikemi akan memperburuk hipoksia dengan
mempercepat terjadinya acidosis cerebral dan kematian sel
1. Cerebral Perfusion Pressure (CPP)

 CPP berbeda dari MAP dan ICP atau CVP


 MAP-ICP(atau CVP) = CPP
normal 80-100 mmHg, dengan ICP normal <10mmHg
 CPP sangat tergantung dari MAP
 Peningkatan ICP >30mmHg perubahan
CPP dan CBF meski MAP normal
 CPP <50mmHg  gambaran EEG melambat
 CPP 25-40mmHg  EEG tampak datar
 CPP < 25mmHg  sebabkan kerusakan otak
yang irreversibel

Regulation of Cerebral Blood Flow


2.Autoregulasi
otak jg memepunyai sistem autoregulasi spt halnya
ginjal dan jantung
pembuluh darah otak akan cepat beradaptasi dg
perubahan CPP dalam waktu (10-60 dtk)
tetapi perubahan MAP akan tetap menyebabkan
perubahan CBF walaupun autoregulasi berjalan baik
Pe ↓ CPP  vasodilatasi cerebral
Pe↑ CPP  vasokonstriksi
Normal CBF didapat pada MAP 60-160 mmHg
Pada MAP 150-160 mmHg akan sebabkan
Kerusakan sawar darah otak oedema cerebri dan
perdarahan

Regulation of Cerebral Blood Flow


Kurva Autoregulasi
 hipertensi arteri yang kronik akan menyebabkan
pergeseran kurva autoregulasi ke kanan
 terapi hipertensi jangka panjang  mengembalikan
autoregulasi cerebral
 mekanisme miogenik dan metabolik mempunayi peran
dalam autoregulasi cerebral
 Mekanisme miogenik  respon instrinsik sel otot polos
pada arteriol cerebral berperan pada perubahan MAP
 mekanisme metabolik dipengaruhi kebutuhan
metabolisme otak yg ditentukan oleh tekanan arteri
 pada saat kebutuhan metabolisme ↑  terjadi pelepasan
metabolit yg dapat sbbkan vasodilatasi dan pe ↑ aliran
 ion hidrogen, nitric oxide, adenosin, prostaglandin
merupakan metabolit yang berperan

Faktor yang mempengaruhi autoregulasi


A. Respiratory Gas Tensions
Faktorekstrinsik yg plg penting dlm
mempengaruhi CBF PaCO2
CBF normal sebanding dengan tekanan PaCO2 20-

80mmHg
Akan terjadi perubahan aliran darah 1-
2ml/100gr/mnt tiap perubahan PaCO2 per mmHg
dan juga berpengaruh thd PH dari CSF
PaCO2 melewati blood brain barrier shg
berpengaruh thd CBF, sedang HCO3- tidak
karena ion hidrogen tidak melewati blood brain
barrier
Pada keadaan PaCO2 <20mmHg (hiperventilasi)
pergeseran kurva disosiasi oksihaemoglobin ke
kiri dan perubahan CBF

Extrinsic Mechanism
B. Temperatur
CBF mengalami perubahan 5-7% pada tiap pe↑ 1ºC
Hipotermia  pe↓ CMR dan CBF
CMR me↓ s/d 50% pada pe ↓ temperatur 10ºC yaitu
dari 37ºC27ºC dan 50% lagi pada 27ºC17ºC
Pada suhu 20ºC akan tampak EEG yg isoelektrik
Suhu >42 ºC akan sebabkan pe↓oksigen aktivity dan
menyebabkan kerusakan sel
C. Viscositas
 Tidak berpengaruh langsung thd CBF
 Bagian terpenting dari viscositas adalah hematokrit
 Pe↓ hematokrit  pe ↓ carrying capacity O2  delivery
O2
 Pe↑ hematokrit  akan sebabkan pe↑ viskositas dan pe
↓ CBF misal pd policytemia
 Hematokrit optimal adalah 30%

D. Autonomic Influence
 Pembuluh darah intrakranial disarafi oleh saraf simpatis
(vasokonstriksi) dan parasimpatis (vasodilatasi)dan
serabut nonadrenergik noncholinergik; serotonin dan
vasoaktif intestinal peptide merupakan neurotransmiter
 Persarafan autonom berperan penting dalam mengatur
tegangan pembuluh darah cerebral pada saat terjadi
cedera kepala dan stroke
E. Blood Brain Barrier
 Jarak antara endotel pembuluh darah otak yang hampir
menyatu mempunyai fungsi sebagai blood brain barrier
 Barrier lemak mengatur masuknya substansi lipid dan
menghambat masuknya ion atau molekul dg ukuran
besar
 Untuk dapat melewati blood brain barrier tergantung
dari ukuran, lipid solubilitas, dan tingkat ikatan dengan
protein di dalam darah
 Air bergerak bebas melalui blood brain barrier
 Perubahan konsentrasi elektrolit plasma akan
menyebabkan perbedaan tekanan osmotik
 Hipertonik air akan keluar dari otak
 Hipotonik air akan masuk ke dalam otak
 Perpindahan cairan yg cepat abnormalitas serum sodium
dan konsentrasi glukosaharus dikoreksi
 Manitol sebgai substansi osmotik yang aktif tidak
menembus blood brain barrier  pe↓ jumlah cairan di otak
dan digunakan untuk menurunkan vol otak
 Blood brain barrier dapat rusak oleh karena hipertensi,
tumor, trauma, stroke, infeksi, hiperkapnia, hipoksia dan
kejang
 Pada kondisi tersebut cairan yang melewati blood brain
barrier tergantung dari tekanan hidrostatis
 Ditemukan di ventrikel, cisterna dan rongga subarachnoid,
disekitar otak dan saraf spinal
 Dibentuk di pleksus choroid di ventrikel
 Pada dewasa produksi CSF 21ml/jam (500ml/hari)
 Carbonic anhydrase (acetazolamide),
furosemide,spironolakton, isoflurene dan vasokonstriktor
menurunkan prod CSF

Cerebro Spinal Fluid (CSF)


CSF mengalir dari ventrikel
lateral melewati foramen
intraventrikel (Monro)
ventrikel III, melewati
cerebral aqueduct (sylvius)
ventrikel IV dan melewati
medial ventrikel IV (foramen
magendie) dan lateral
ventrikel IV (foramen
luscha) cisterna magna
rongga subarachnoid
mengelilingi otak dan saraf
spinal dan diabsorbsi di
granula arachnoid di
hemispheresinus vena
serebral
 Ruang cranium terdiri dari otak 80%, darah 12%, CSF 8%
dan merupakan struktur yang rapuh
 Jika salah satu me↑ akan sbbkan yg lain me ↓
 Kemampuan penyesuaian dapat dilihat dari pengukuran
ICP yg berubah sebagai respon thd perubahan volume
intracranial
 Pada keadaaan normal peningkatan volume dapat
terkompensasi melalui beberapa mekanisme, antara lain:
1. pemindahan sebagian CSF ke rongga spinal
2. pe↑ absorbsi CSF
3. pe↓ prod. CSF
4. pe↓ CBV total
 Compliance intracranial dipengaruhi oleh arterial blood
pressure dan PaCO2

Intra Cranial Pressure (ICP)


 Pada pe↑ tekanan darah me↓ CBV oleh karena terjadi
vasokonstriksi akibat proses autoregulasi untuk menjaga
CBF
 Pada keadaaan hipotensi me ↑ CBV oleh karena terjadi
dilatasi pembuluh darah otak
 CBV akan meningkat 0,05ml/100gr tiap peningkatan
1mmHg PaCO2
 Compliance dapat dilihat pada catheter intraventrikel yang
dipasang pada pasien dengan memberikan inj saline
peningkatan ICP lebih dari 4mmHg setelah pemberian 1ml
saline menunjukkan compliance yang buruk

Intra Cranial Pressure (ICP)


 Pada peningkatan ICP dapat terjadi herniasi catastrophic,
dimana herniasi dapat terjadi pada salah satu dari 4
bagian berikut :
1. gyrus cingulis dibawah falk cerebri
2. gyrus ucinatus melalui tentorium cerebri
3. tonsil cerebellar melewati foramen
magnum
4. beberapa area dibawah defek tulang
tengkorak (transcalvaria)
 Anestesi umum menurunkan aktivitas
elektrikal pada CNS
 Metabolisme karbohidrat akan menurun,
dan sumber energi didapat dari ATP,
ADP dan phospocreatinin

Effect of anesthetics agents on


cerebral physiology
1. Volatile anesthetics
 CMR
halotan, desflurane, sevoflurane, dan isoflurane
menurunkan CMR
 CBF dan CBV
 agen volatil dilatasi pemb drh cerebral dan
mempengaruhi autoregulasi
 halotan paling besar mempengaruhi CBF,
pada
konsentrasi>1% dimana akan meningkatkan
CBF hampir 200%,sedang isoflurane hanya 20%
 desflurane dan sevoflurane mempunyai efek
yang hampir sama dengan isoflurane
 Efek yang timbul juga dipengaruhi oleh lamanya
penggunaan yang terus menerus (2-5jam)
 Respon cerebral thd CO2 umumnya masih baik
pada semua volatile agen

Effect of inhalation agents


Cerebrospinal fluid dynamics
 Anesthesi inhalasi mempengaruhi pembentukan dan
absorbsi CSF
 Halotan mengganggu absorbsi CSF dan tidak
mempengaruhi pembentukan CSF
 Isoflurane dan agen inhalasi yang lain tidak berefek
terhadap CSF

ICP
 Isoflurane merupakan agen terpilih pada pasien
dengan peningkatan ICP
 Desflurane pada animal studies meningkatkan
ICPlebih besar dibanding agen inhalasi yang lain
 Penggunaan isoflurane dan sevoflurane dapat
mencegah peningkatan ICP
 Desflurane kurang efektif dalam menurunkan ICP
2. Nitrous oxide
 Efek minimal thd CBF, CMR, dan ICP jika dikombinasi
dengan pemberian agen intravena
 Akan meningkatkan CBF jika dikombinasikan dengan
anesthesi inhalasi
 Jika diberikan tunggal vasodilatasi cerebral ringan
dan berpotensi meningkatkan ICP
1. Obat induksi
 Kecuali ketamin hampir semua agen intravena mempunyai
efek yang kecil dalam menurunkan CMR dan CBF
 Barbiturate
mempunyai 4 efek yang besar thd CNS
1. hypnosis
2. mendepresi CMR
3. menurunkan CBF dan meningkatkan tahanan
vasculer cerebral
4. antikonvulsan
 Hal tersebut menyebabkan tiopenthal paling sering
digunakan dalam neurosurgery
 Akan menurunkan CMR dan CBF hampir 50% dan tidak
terpengaruh lagi oleh penambahan dosis barbiturat

Effects of intravenous agents


 Barbiturat sebabkan tjdnya vasokonstriksi pada daerah yang
normal dan tadak pada daerah yang ischemic shg dengan
penggunaan agen ini dapat terjadi proses redistribusi aliran darah
ke daerah yang iskemik
 Barbiturat membantu dalam absorbsi CSF  mengurangi CSF
volumedengan kombinasi penurunan CBF dan CBV akan effektif
dalam menurunkan ICP
 Keuntungan lain adalah blokade sodium chanel, menghambat
masuknya kalsium ke intraseluler, menghambat terbentuknya
radikal bebas dan menghambat terjadinya edema pada cedera
kepala
 Penelitian menunjukkan bahwa profilaksis barbiturat efektif untuk
cedera kepala dengan focal iskemik, tetapi tidak pada iskemik
yang luas

Effects of intravenous agents


2.Opioids
 Hampir seluruh opioid mempunyai efek yang minimal thd
CBF, CMR, dan ICP
 Peningkatan ICP dilaporkan terjadi pada pasien dengan tumor
intrakranial pada pemakaian sufentanil dan sebagian kecil
pemakaian alfentanil
 Pada penurunan tekanan darah yang terjadi akibat
pemakaian opioid akan tampak ; reflek vasodilatasi cerebral
dan meningkatnya intracranial blood volume dan ICP
 Hipotensi tampak lebih nyata pada pemakaian alfentanil dan
sufentanil dibanding fentanil
 Pada dosis kecil alfentanil (<50mg/kg) dapat mencetuskan
terjadinya kejang pada pasien epilepsi
 Morphin tidak dianjurkan pada pasien neuroanesthesi karena
poor solubility lipid
 Pemakaian Meperidine dapat mencetuskan terjadinya kejang
3.Etomidate
 Menurunkan CMR, CBF dan ICP dengan beberapa yg
sama dengan mekanisme tiopenthal
 Efeknya lebih besar pada cortex cerebri dibanding
batang otak yg berperan besar thd kestabilan
hemodinamik
 Menurunkan produksi CSF dan meningkatkan absorbsi
CSF
 Sebaiknya dihindari pada pasien epilepsi

4.Profofol
 Menurunkan CBF dan CMR sama dengan barbiturat dan
etomidate
 Mempunyai efek antikonvulsan
 Cepat dieliminasi dan waktu paruh yg singkat berguna pada
neuroanesthesia
 Sayangnya hipotensi yg terlalu dan depresi cardiac pada
pasien tua dan tidak stabil akan mempengaruhi CPP
5. Benzodiazepines
 Menurunkan CBF dan CMR tetapi lebih rendah dibanding
barbiturat, propofol dan etomidate
 Berguna dalam terapi antikejang
 Midazolam menurunkan CPP pada pasien usia tua dan
kondisi yg tidak stabil, pemanjangan efek akan terjadi pada
pasien dg gagal ginjal atau jika digunakan sbg continous
infusion

6. Ketamine
 Satu-satunya yg berefek vasodilatasi cerebral dan
meningkatkan CBF (50-60%)
 Selektif pada area tertentu (limbik, dan retikuler)
 Mendepresi area somatosensoris dan auditory
 Menghalangi absorbsi CSF tanpa mempengaruhi prod CSF
 meningkatkan CBF, CBV, dan CSF yang potensial
meningkatkan ICP
Anesthetics adjuncts

1.Lidokain
 Lidokain intravena menurunkan CMR, CBF dan ICP
tetapi lebi rendah dibanding lainnya
 Berguna dalam menurunkan CBF (dg meningkatkan
tahanan vasculer cerebral) tanpa perubahan
hemodinamik
 Resiko sistemik toxicity dan kejang

2.Droperidol
 Efek minimal thd CMR dan CBF
 Penggunaan dg opioid menyebabkan prolong sedasi
3.Vasopressor
 Meningkatkan CBF hanya jika MAP antara 50-60 mmHg
atau diatas 150-160 mmHg

4. Vasodilator
 Pada keadaan hipotensi vasodilator akan menyebabkan
terjadinya vasodilatasi cerebral dan peningkatan CBF

5. Neuromusculer blocking agents


 Succinylcholin meningkatkan ICP
 Turbocurarin, atracurium, metocurine dan mivacurium
akan melepaskan histaminvasodilatasi cerebral dan
peningkatan ICP
 Pancuronium dg dosis besar sbbkan takikardi dan
hipertensi peningkatan ICP
Patofisiologi cerebral iskemik
 Tak mudah mengalami iskemik karena kebutuhan akan
oksigen yang sangat besar
 Gangguan pada perfusi cerebral, metabolisme glukosa atau
hipoksia berat  fungsi akan terganggu
 Jika dalam 3-8 mnt tjd hambatan pada suplai oksigen, aliran
darah dan glukosa neuronal injury yang menetap
Obat anesthesi
 Barbiturat, propofol,etomidate dan isoflurane mengurangi
kebutuhan zat metabolisme dalam electrical activity
 Barbiturat akan memblokade sodium chanel, menghambat
masuknya kalsium ke intraseluler, menghambat terbentuknya
radikal bebas dan menghambat terjadinya edema
 Tidak ada obat anestesi yang dapat memproteksi otak pada
iskemik komplit, hanya hipotermi yang dapat berfungsi sbg
proteksi pd iskemik yg komplit

Fisiologi Brain Protector


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai