Anda di halaman 1dari 27

MEKANISME PENGLIHATAN

Di susun oleh :
1. Cindy Budiyani Putri 116170010
2. Luthfi Dziya Ulhaq 116170038

SMF ILMU PENYAKIT MATA


RSUD WALED KABUPATEN CIREBON
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
COREBON
2020
INDERA PENGLIHATAN

LOBUS OKSIPITALIS
FUNGSI MATA :
•Sebagai indera penglihatan yang menerima rangsangan
berupa berkas cahaya pada retina dengan perantaraan
•N. optikus dan menghantarkan rangsangan ini ke pusat
penglihatan di otak untuk ditafsirkan
RETINA
• TERDIRI DARI 10 LAPISAN:
1. Lapisan pigmen  melanin
2. Lapisan sel-sel fotoreseptor
3. Membran pembatas luar
4. Lapisan inti luar
5. Lapisan fleksiform luar
6. Lapisan inti dalam
7. Lapisan fleksiform dalam
8. Lapisan sel-sel ganglionik
9. Serat saraf mata
10. Membran pembatas dalam
6 MACAM SEL DI RETINA
SEL RESEPTOR ( fotoreseptor)
• SEL BATANG  bayangan hitam putih
- banyak di perifer retina
• SEL KERUCUT  bayangan berwarna SEL BIPOLAR
• Meneruskan sinyal dari
- banyak di fovea sentralis fotoreseptor ke sel ganglion.
SEL HORISONTAL
SEL AMAKRIN
- Terletak secara lateral menghubungkan sel • Menghubungkan secara lateral
kerucut dan sel batang ke satu sama lain antara sel bipolar dan sel
dan ke sel bipolar. ganglion atau sel ganglion satu
sama lain.
SEL GANGLION
•Meneruskan sinyal dari sel bipolar untuk
dilanjutkan ke saraf optikus yang akan di
tafsirkan di korteks serebri (otak) .
SEL INTERFLEKSIFORM
•Menyampaikan sinyal dari lapisan
fleksiform dalam ke lapisan fleksiform
luar.
RETINA
Mengandung: Reseptor penglihatan
- sel Rods (batang)
memp fotopigmen : rhodopsin
- sel Cones (kerucut)
memp fotopigmen : - erythrolabe
- chlorolabe
- cyanolabe
BAYANGAN RETINA

• Obyek Memantulkan gelombang cahaya


(berkas cahaya) Dibiaskan lensa Retina
(reseptor)
• Berkas cahaya datang  6 m  dibiaskan
sejajar ke focus utama
• Berkas cahaya datang < 6 m  dibiaskan
divergen/ menyebar
REFRAKSI

• Berkas cahaya akan berbelok/ berbias/ mengalami refraksi, bila :

Berjalan dari satu medium ke medium lain yang berbeda


kepadatannya Kecuali bila jatuh tegak lurus
SEL BATANG MAUPUN SEL KERUCUT TERDIRI
DARI 3 SEGMEN UTAMA , YAITU :

• Segmen luar : berhubungan dengan lapisan pigmen


retina. Di dalamnya terdiri dari ratusan hingga ribuan
lempeng yang mengandung pigmen peka cahaya.
• Segmen dalam : mengandung sitoplasma,
mitokondria beserta organela lainnya dan inti.
Mitokondria berperan dalam menye-diakan energi
untuk berfungsinya foto-reseptor.
• Badan sinaps, berhubungan dengan sel neuron
berikutnya, yaitu sel bipolar dan sel horizontal. Di
dalamnya banyak terkandung neurotransmiter.
Fotokimia penglihatan
-Rodopsin
monokromatik
sangat peka cahaya

- Pigmen kerucut (warna)


penglihatan warna
penglihatan tajam
kurang peka cahaya

-Melanopsin
pengenal kuat cahaya
BAHAN PENTING BAGI PROSES
FOTOKIMIAWI PENGLIHATAN :

1. PIGMEN RHODOPSIN

-Dihasilkan oleh fotoreseptor yang akan terurai bila terkena cahaya


( absorpsi energi cahaya).

2. VITAMIN A

- Komponen penting pada zat fotokimia (sbg prekursor pigmen rhodopsin).


TAHAP BERKAS
CAHAYA  OTAK

CAHAYA  KORNEA  AQUEOUS HUMOR  LENSA

 VITREOUS HUMOR  RETINA  SARAF OPTIKUS

& TRAKTUS OPTIKUS  KORPUS GENIKULATUM

LATERAL DI TALAMUS  KORTEKS PENGLIHATAN

DI LOBUS OKSIPITALIS.
AKOMODASI
•Perubahan bentuk lensa agar bayangan jatuh tepat di
retina.

•Dikontrol : n. II, III, IV dan VI.

•Proses dimana kecembungan lensa mata diperbesar karena


proses aktif otot mata

•Melihat jauh/ istirahat : lensa pipih


Melihat dekat : lensa cembung
AKOMODASI

• Proses dimana kecembungan lensa


mata diperbesar krn proses aktif otot
mata

• Melihat jauh/ istirahat : lensa pipih


Melihat dekat : lensa cembung
PUPIL MATA

• Cahaya gelap :
pengaruh simpatis 
kontraksi otot polos radialis
 midriasis / melebar
• Cahaya terang :
pengaruh parasimpatis 
kontraksi otot polos sirkularis
 miosis /menyempit
MEKANISME PENGLIHATAN
• Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil.
• Pupil merupakan lubang bundar anterior di bagian tengah iris yang
mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata.
• Pupil membesar bila intensitas cahaya kecil (bila berada di tempat gelap),
dan apabila berada di tempat terang atau intensitas cahayanya besar, maka
pupil akan mengecil.
• Yang mengatur perubahan pupil tersebut adalah iris.
• Iris merupakan cincin otot yang berpigmen dan tampak di dalam aqueous
humor, karena iris merupakan cincin otot yang berpigmen, maka iris juga
berperan dalam menentukan warna mata.
• Setelah melalui pupil dan iris, maka cahaya sampai ke lensa.
• Lensa ini berada diantara aqueous humor dan vitreous humor, melekat ke otot–otot
siliaris melalui ligamentum.
• Fungsi lensa selain menghasilkan kemampuan refraktif yang bervariasi selama
berakomodasi, juga berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina.
• Apabila mata memfokuskan pada objek yg dekat, maka otot–2 siliaris akan
berkontraksi, shg lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat.
• Fungsi lensa selain menghasilkan kemampuan refraktif yang bervariasi selama
berakomodasi, juga berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina.
• Apabila mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot–otot siliaris akan
berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat.
• Dan apabila mata memfokuskan objek yg jauh, maka otot–2 siliaris akan
mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah.
• Bila cahaya sampai ke retina, maka sel–2 batang dan sel–2 kerucut yg
merupakan sel–2 yg sensitif terhadap cahaya akan meneruskan sinyal–sinyal
cahaya tersebut ke otak melalui saraf optik.
• Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah terbalik, nyata,
lebih kecil, tetapi persepsi pada otak terhadap benda tetap tegak, karena otak
sudah dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan
normal.
• Sumber cahaya masuk ke mata melalui korneaMelewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris
dibiaskan oleh lensa  Terbentuk bayangan diretina yang bersifat nyata , terbalik , diperkecil
Sel- batang & sel- kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui syaraf optikOtak membalikkan
lagi bayangan yang terlihat di retinaobjeck terlihat sesuai dengan aslinya
• Supaya benda terlihat jelas, mata harus membiaskan sinar–2 yg datang dari benda agar
membentuk bayangan tajam pada retina.
• Untuk mencapai retina, sinar–2 yg berasal dari benda harus melalui lima medium yg indeks
biasnya (n) berbeda: udara (n=1,00), kornea (n=1,38), humor aqueous (n=1,33), lensa (n=1,40
(rata-rata)) dan humor vitreous (n=1,34).
• Setiap kali sinar lewat dr satu medium ke medium yg lain, sinar itu dibiaskan pd bidang batas.
• Secara kolektif, semua bidang batas berperan pada pembiasan sinar utk membentuk bayangan pd
retina.
Bidang batas tersebut ada empat yaitu:
•perbatasan antara permukaan anterior kornea dan udara.
•perbatasan antara permukaan posterior kornea dan humor aqueous
•perbatasan antara humor aqueous dan permukaan anterior lensa
•perbatasan antara permukaan posterior lensa dan humor vitreous
• Bagian terbesar dr daya bias mata bukan dihasilkan oleh lensa, akan
tetapi terjadi pd bidang batas antara permukaan anterior kornea dan
udara, hal ini dpt terjadi karena perbedaan indeks bias antara kedua
medium ini cukup besar.
• Sebaliknya, pd lensa yg secara normal bersinggungan dng cairan di
setiap permukaannya, memiliki daya bias total hanya 20 dioptri,
yaitu kira–2 1/3 dr daya bias total susunan lensa.
• Bila lensa ini diambil dari mata dan kemudian lingkungannya adalah udara,
maka daya biasnya menjadi enam kali lipat.
• Sebab dari perbedaan ini adalah karena cairan yg mengelilingi lensa
mempunyai indeks bias yg tdk berbeda dari indeks bias lensa.
• Perbedaan indeks bias yg kecil akan sangat menurunkan kekuatan
pembiasan cahaya di kedua permukaan lensa. Namun lensa adalah penting
karena lengkung permukaannya dapat mencembung sehingga
memungkinkan terjadinya “akomodasi
SENSORI VISUAL
PROSES FISIOLOGI
PENGLIHATAN
Mata
Cahaya Saraf otak
mengenai Ke 2 Otak lobus Area
Kornea oksipitalis
benda • n.optikus Visual
Pupil
Lensa
Retina

Stimulus Sensoris Sistem saraf dan otak


TERIMAKASIH
DAPUS

Sherwood, L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta : EGC.


2016.
Guyton A, Hall J.E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Elsevier:Singapore 2016

Anda mungkin juga menyukai