Anda di halaman 1dari 4

PERBANDINGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli

SEBELUM DAN SETELAH MENCUCI TANGAN PADA


TELAPAK TANGAN ANAK PRA SEKOLAH DI
RA MUTA’ALIMIN CIREBON
Luthfi Dziya Ulhaq1, Ruri Eka Maryam Mulyaningsih 2, Defa Rahmatun Nisa’a 3
1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati
2
Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati
3
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati
luthfidziyaulhaq15@gmail.com

ABSTRAK
LATAR BELAKANG Angka kejadian pola penyakit infeksi bakteri di wilayah puskesmas di Kabupaten
Cirebon tahun 2017 didominasi oleh kelompok umur anak 5-14 tahun. Oleh sebab itu, anak membutuhkan
kondisi yang sesuai sehingga pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatannya dapat tercapai secara optimal.
Penyebab utamanya adalah adalah kondisi kesehatan/hygiene yang kurang dan tatalaksana yang tidak tepat.
TUJUAN untuk mengetahui jumlah bakteri Escherichia coli yang ada pada telapak tangan anak-anak usia
pra sekolah di RA Muta’alimin Desa pangkalan Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon.
METODE Penelitian ini merupakan penelitian pre experimental pretest-posttest group design pada objek
penelitian dengan dilakukan pengambilan sampel secara simple random sampling.
HASIL Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan jumlah median koloni bakteri sebelum dan
sesudah cuci tangan dari 22 CFU/cm2 menjadi 3 CFU/cm2. Dengan demikian, terlihat bahwa median jumlah
koloni bakteri E. coli setelah cuci tangan akan berkurang hingga 19 CFU/cm2 (menurun sebanyak 86%).
SIMPULAN Terdapat perbedaan jumlah bakteri Escherichia coli yang signifikan sebelum dan sesudah cuci
tangan menggunakan sabun cuci tangan pada tangan siswa RA Muta’alimin Desa Pangkalan Kecamatan
Plered Kabupaten Cirebon 2019/2020.

Kata Kunci: Anak, infeksi bakteri, bakteri Escherichia coli.

ABSTRACT
BACKGROUND The incidence of bacterial infection in the health center in Cirebon District in 2017 is
dominated by the age group of children 5-14 years. therefore, children need appropriate conditions so that
their growth, development and health can be achieved optimally. The main causes are poor health / hygiene
conditions and improper management.
AIM To find out the number of Escherichia coli bacteria in the palms of pre-school age children in RA
Muta'alimin, Pangkalan Village, Plered Subdistrict, Cirebon Regency.
METHODS This research is a pre-experimental pretest-posttest group design study on the object of research
by sampling using simple random sampling
RESULTS The results of this study showed a decrease in the median number of bacterial colonies before and
after washing hands from 22 CFU / cm2 to 3 CFU / cm2. Thus, it was seen that the median number of E. coli
bacterial colonies after washing hands would decrease to 19 CFU / cm2 (decreased by 86%).
CONCLUSION There is a significant difference in the number of Escherichia coli bacteria before and after
washing hands using hand washing soap in the hands of RA Muta'alimin students in Pangkalan Village,
Plered District, Cirebon Regency 2019/2020.
Keywords: Children, bacterial infections, Escherichia coli bacteria.

Latar Belakang sekali. Oleh sebab itu, dibutuhkan kondisi yang


Anak usia dini adalah seorang anak yang sesuai dengan kebutuhan anak sehingga
usianya belum cukup untuk memasuki suatu pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
lembaga pendidikan formal seperti sekolah dasar tercapai secara optimal dengan cara
dan biasanya mereka tetap tinggal di rumah atau memaksimalkan kondisi kesehatan anak.1
mengikuti kegiatan dalam bentuk berbagai Tangan pada anak adalah bagian tubuh yang
lembaga pendidikan prasekolah, seperti paling banyak terpapar kotoran dan bibit penyakit.
kelompok bermain, Taman Kanak-kanak (TK), Ketika memegang sesuatu, terutama pada anak
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), atau taman yang memang aktivitasnya adalah banyak
penitipan anak. Anak usia dini adalah anak yang bermain seperti memegang mainan, bermain di
berusia 0-8 tahun. Masa lima sampai enam tahun tanah, dan aktivitas lainnya yang hampir dapat
pertama kehidupan anak merupakan usia emas tercemar bibit penyakit jenis apa saja. Kebiasaan
yang merupakan “masa peka” dan hanya datang mencuci tangan dengan sabun, adalah bagian dari
perilaku hidup sehat. Cuci tangan dengan betul perlakuan, dengan dilakukan teknik sampling
tidak hanya dipengaruhi oleh cara mencucinya, yaitu simple random sampling. Sampel pada
tetapi dari cara orang tua untuk mengajari penelitian ini adalah siswa kelas A dan B RA
anaknya bagaimana cara mencuci tangan dengan Muta’alimin yang memenuhi kriteria inklusi,
baik, juga pengaruh dari air dan lap tangan yang dengan jumlah sampel sebanyak 23 orang siswa.
digunakan. 5 Terkait kebersihan tangan pada anak Perbandingan jumlah bakteri sebelum dan setelah
dewasa ini rentan dengan suatu penyakit yang mencuci tangan dilakukakan menggunakan
disebabkan bakteri yang sudah sering terjadi pada metode isolasi, identifikasi, dan menghitung
anak karena kurangnya kebersihan pada tangan 2,3 jumlah bakteri menggunakan colony counter
Bakteri-bakteri pada tangan dan makanan dengan rumus CFU/cm2 yang dilakukan di
merupakan indikator terjadinya kontaminasi laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran
akibat kurangnya kebersihan pada tangan maupun UGJ. Besar sampel pada penelitian ini
pada makanan. Macam-macam bakteri yang ditentukan dengan menggunakan rumus
merupakan penyebab infeksi pada anak adalah slovin dengan N diketahui dan analisis data
bakteri Gram-positif atau Gram-negatif, seperti menggunakan bantuan program SPSS. Penelitian
Escherichia coli dan bakteri lainya yang dapat ini dilakukan pada bulan Februari 2020.
menyebabkan kejadian kesakitan. Kejadian
Kriteria Inklusi
penyakit yang disebabkan infeksi bakteripun
1. Remaja putri kelas X dan XI SMAN
dapat menyebabkan timbulnya gangguan pada Seluruh siswa RA Muta’alimin yang
anak sehiingga dapat mempengaruhi aktivitas melakukan kegiatan yang bersentuhan
anak. 4 langsung dengan tangan
Angka kejadian penyakit infeksi bakteri
sampai dengan Desember 2014 diseluruh Kriteria Eksklusi
Indonesia mencapai 148.703 kasus. Angka 1. Siswa yang tidak bersedia ikut dalam
kejadian pola penyakit penderita rawat jalan di penelitian
wilayah puskesmas di Kabupaten Cirebon tahun 2. Siswa terdapat luka pada telapak tangan
2017 pada kelompok umur anak 5-14 tahun yaitu
Nasofaringitis akut 14,7 %, ISPA tidak spesifik Penlitian ini sudah di setuji oleh Komisi Etika
12,2 %, Gangguan gigi dan jaringan penunjang Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas
lain 5,8 % dan Diare dan Gastroenteritis 4,6 %. Swadaya Gunung Jati dengan Ethical Approval
Wilayah kerja Puskesmas Pangkalan Kecamatan No. 19/EC/FKUGJ//II/2020.
Plered mengindikasikan bahwa angka kesakitan
akibat infeksi bakteri di wilayah kerjanya cukup HASIL PENELITIAN
tinggi yang dimana RA Muta’alimin terdapat di Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
wilayah kerja Puskesmas tersebut dengan angka median hasil jumlah koloni bakteri E. Coli setelah
kejadian yaitu Gastroenteritis, ISPA, dan mencuci tangan akan mengalami pengurangan
Nasofaringtis akut pada 2018. Angka kesakitan dibandingkan dengan sebelum mencuci tangan
akibat infeksi bakteri didominasi oleh golongan hingga 19 CFU/cm2. (Tabel 1 dan Gambar 1)
umur 5-14 tahun. Penyebab utama kematian pada
anak pada usia prasekolah adalah disebabkan oleh Tabel 2, menunjukan bahwa terdapat
kondisi kesehatan/hygiene yang kurang dan perbedaan jumlah bakteri Escherichia coli pada
tatalaksana yang tidak tepat baik di rumah telapak tangan tangan anak usia pra sekolah
maupun di sarana kesehatan. Angka kematian sebelum dan setelah mencuci tangan di RA
dapat diturunkan dengan penanganan yang cepat Muta’alimin Desa pangkalan Kecamatan Plered
dan tepat. Berdasarkan latar belakang tersebut, Kabupaten Cirebon (p < 0,001).
peneliti ingin mengetahui jumlah bakteri
Escherichia coli sebelum dan sesudah mencuci
tangan pada telapak tangan anak-anak usia pra
sekolah di RA Muta’alimin Desa pangkalan
Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon 3,5
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian Pre
Experimental, penelitian ini tidak mempunyai
keluasan untuk memanipulasi sebuah subjek,
yang mempunyai arti bahwa random kelompok
biasanya dipakai sebagai dasar untuk menetapkan
sebagai kelompok perlakuan dan kontrol. Desain Tabel 1, Ananlisis Deskriptif
penelitian ini adalah “One Group Pretest-Postest
Design”, yaitu yang terdapat pretest sebelum
diberi perlakuan dan posttest setelah diberi
Kelompok Median Min-Maks
Sebelum Cuci Tangan 22 3-98
Sesudah Cuci Tangan 3 0-35
Tabel 2, Analisis Wilcoxon
Kelompok Rerata (SD) Median Nilai p
(Min-Maks)
Sebelum Cuci Tangan 30,86 ± 27,59 22 (3-98) < 0,001
Sesudah Cuci Tangan 6,00 ± 8,12 3 (0-35)

Gambar 1, Median Jumlah Koloni Bakteri

25 22
20
15
10
5 3

0
Sebelum Cuci Tangan Sesudah Cuci Tangan

Pembahasan membentuk kebiasaan cuci tangan pada anak. Hal


Hasil penelitian ini menunjukkan adanya ini disampaikan oleh Hastuti dan Aisah (2011)
penuunan jumlah median koloni bakteri sebelum melalui sebuah penelitian di Demak, Jawa
dan sesudah cuci tangan dari 22 CFU/cm2 menjadi Tengah. Penelitian dengan desain cross sectional
3 CFU/cm2. Dengan demikian, terlihat bahwa tersebut menyimpulkan bahwa terdapat hubungan
median jumlah koloni bakteri E. coli setelah cuci yang bermakna antara peran orangtua dengan
tangan akan berkurang hingga 19 CFU/cm2 kebiasaan mencuci tangan pada anak prasekolah. 8
(menurun sebanyak 86%). Penurunan median ini Selain itu, dukungan guru juga memiliki peran
terbukti bermakna secara statistik yang dibuktikan yang signifikan dalam membentuk kebiasaan anak
dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan mencuci tangan. 9
nilai p < 0,05, yaitu sebesar < 0,001. Dengan Kebiasaan anak pra sekolah dalam mencuci
demikian, dapat diartikan bahwa terdapat tangan dapat ditingkatkan melalui beberapa cara.
perbedaan jumlah bakteri Escherichia coli pada Terdapat setidaknya dua cara yang efektif
telapak tangan tangan anak usia pra sekolah digunakan, yaitu dengan media audiovisual dan
sebelum dan setelah mencuci tangan di RA dengan pelatihan langsung. Sebuah penelitian
Muta’alimin Desa Pangkalan Kecamatan Plered Ardianto dan Khusnal (2013) di Yogyakarta pada
Kabupaten Cirebon. tahun 2013 menyimpulkan bahwa pendidikan
Ditemukannya bakteri E. coli pada tangan kesehatan dengan media audiovisual efektif untuk
siswa sebelum melakukan cuci tangan sejalan meningkatkan perilaku cuci tangan pada anak
dengan sebuah penelitian Kurniati (2019) di TK10. Sementara itu, penelitian Triyono (2018) di
Banjarmasin pada tahun 2019. Penelitian Semarang pada tahun 2018 menunjukkan bahwa
deskriptif tersebut mendapati sekitar 30% anak pelatihan langsung juga efektif untuk
pada lokasi penelitiannya memiliki tangan yang meningkatkan perilaku cuci tangan pada anak.
positif ditemukan bakteri E. Coli. Penelitian ini Penelitian eksperimental dengan desain posttest
juga membuktikan bahwa mencuci tangan efektif one group yang melibatkan siswa TK tersebut
untuk menurunkan jumlah bakteri pada tangan. menyimpulkan bahwa pemberian pelatihan
Hasil ini sejalan dengan sebuah penelitian mencuci tangan pada anak efektif untuk
Rahmawati (2017) pada tahun 2017 menggunakan meningkatkan perilaku cuci tangan. 11
sampel 35 mahasiswa yang menyimpulkan bahwa Berkaitan dengan media cuci yang menjaga
tndakan mencuci tangan efektif untuk tangan tetap bersih merupakan salah satu langkah
menurunkan jumlah bakteri pada tangan.6 Sampai paling penting yang bisa kita ambil untuk
laporan penelitian ini dibuat, belum terdapat menghindari sakit dan menyebarkan bakteri ke
penelitian lain yang melaporkan hal serupa dengan orang lain. Banyak penyakit dan kondisi
subjek penelitian anak pra sekolah, sehingga menyebar disebabkan tidak mencuci tangan
penelitian ini menjadi penelitian pertama yang dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Feses
melaporkan hal ini. manusia atau hewan merupakan sumber penting
Orang tua memiliki peranan besar dalam mikroba seperti Salmonella, E. coli O157, dan
norovirus yang menyebabkan diare, dan dapat jenis makanan atau minuman, dalam kondisi
menyebarkan beberapa infeksi pernapasan seperti tertentu, dan membuat orang sakit.
adenovirus. Mikroba semacam ini dapat diperoleh 3. Bakteri dari tangan yang tidak dicuci dapat
setelah orang menggunakan toilet atau mengganti ditransfer ke benda lain, seperti pegangan
popok, tetapi juga dengan cara yang kurang jelas, tangan, puncak meja, atau mainan, dan
seperti setelah menangani daging mentah yang kemudian ditransfer ke tangan orang lain.12
mengandung kotoran hewan dalam jumlah yang
tidak terlihat. Bakteri juga dapat menyentuh SIMPULAN
tangan jika orang menyentuh benda apa pun yang 1. Median jumlah bakteri Escherichia coli yang
mengandung bakteri karena seseorang batuk atau ada pada tangan siswa RA Muta’alimin Desa
bersin di atasnya atau disentuh oleh beberapa Pangkalan Kecamatan Plered Kabupaten
objek yang terkontaminasi lainnya. Ketika Cirebon 2019/2020 sebelum cuci tangan
bakteri-bakteri ini sampai ke tangan dan tidak adalah 22 CFU/cm2.
dibasuh, mereka dapat menularkan sakit dari 2. Median jumlah bakteri Escherichia coli yang
orang ke orang. 13 Mencuci tangan dengan sabun ada pada tangan siswa RA Muta’alimin Desa
menghilangkan bakteri dari tangan. Hal ini Pangkalan Kecamatan Plered Kabupaten
membantu mencegah infeksi karena: Cirebon 2019/2020 setelah cuci tangan
1. Orang sering menyentuh mata, hidung, dan adalah 3 CFU/cm2.
mulut mereka tanpa menyadarinya. Bakteri 3. Terdapat perbedaan jumlah bakteri
bisa masuk ke tubuh melalui mata, hidung Escherichia coli yang signifikan sebelum
dan mulut dan membuat individu sakit. dan sesudah cuci tangan menggunakan sabun
2. Bakteri dari tangan yang tidak dicuci dapat cuci tangan pada tangan siswa RA
masuk ke makanan dan minuman sementara Muta’alimin Desa Pangkalan Kecamatan
orang menyiapkan atau mengkonsumsinya. Plered Kabupaten Cirebon 2019/2020.
Bakteri dapat berkembang biak di beberapa

DAFTAR PUSTAKA

1. Siregar W. Universitas Sumatera Utara 1. Hub Sanitasi Lingkung dan Pers Hyg Ibu dengan Kejadian
Diare pada Balita di Lingkung Pintu Angin Utara Kota Sibolga Tahun 2016. 2016;2:1-12.
2. KEMENKES RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. (September 2016):5-6;4204.
3. Purwandari, Retno. Anisah AW. Hubungan antara Perilaku Mencuci Tangan dengan Insiden Diare
pada Anak Usia Sekolah di Kabupaten Jember. J Keperawatan. 2013;4(2):122-130.
4. Gillespie Sh BK. At a Glance Mikrobiologi Medis dan Infeksi. In: Medical Microbiology and
Infection at a Glance. ; 2009.
5. Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Rencana Kesehatan Kabupaten Cirebon. 2017.
6. Kartika D. Studi Analisis Perilaku Mencuci Tangan Terhadap Kepadatan Koloni Bakteri Sebelum
dan Setelah Mencuci Tangan pada Mahasiswa. Protobiont 2017 [Diakses : 26 April 2020];6(2).
Available From: http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jprb/article/view/19494
7. Purnomo R. Susilaningsih E. Perilaku Mencuci Tangan Dan Kejadian Diare Pada Anak Usia
Prasekolah Di Paud Desa Kalikotes Klaten. Ums Etd 2016 [Diakses : 26 April 2020];Available
From: http://eprints.ums.ac.id/46279/
8. Hastuti E, Aisah S. Hubungan Peran Orang Tua Dengan Kebiasaan Mencuci Tangan Pada Anak
Prasekolah Di Taman Kanak-Kanak Siwi Peni Guntur Demak. Fikkes 2011 [Diakses : 26 April
2020];4(2). Available From: https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/FIKkeS/article/view/1848
9. Norfai N, Anam K. Hubungan Antara Pengetahuan, Dukungan Orang Tua Dan Dukungan Guru
Dengan Perilaku Cuci Tangan Yang Benar Di Sdn Standar Nasional Pelambuan 4 Kota Banjarmasin
Tahun 2016. J Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa. 2017;4(3):212.
10. Ardianto Hs, Khusnal E. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Audiovisual Terhadap
Perilaku Cuci Tangan Pada Anak Pra Sekolah Di Tk Aba Notoyudan Yogyakarta. 2013
11. Triyono T. Pengaruh Pelatihan Terhadap Ketrampilan Siswa Pra Sekolah Dalam Cuci Tangan Pakai
Sabun. 2018
12. Rezki A. Perbandingan Daya Bunuh Produk Handsanitizer Gel Berbasis Alkohol Dan Triclosan
Terhadap Bakteri Tangan. 2016; doi:10.5151/cidi2017-060
13. Ataee RA, Ataee MH, Mehrabi Tavana A, Salesi M. Bacteriological aspects of hand washing: A key
for health promotion and infections control. Int. J. Prev. Med.2017

Anda mungkin juga menyukai