Anda di halaman 1dari 48

Referat

ANATOMI HIDUNG
DAN SINUS PARANASAL

Preseptor:
dr. Elfahmi, Sp. THT-KL

P R E S E N TA N :
• SANDRA NABILA
• I N D A H R E Z K I N O VA
• LY D I A M A RTA R I N A
• ARISKA MEGASARI
• A H M A D FA UZ A N
• AY U R E S T Y D W I A N J A N I
I. Hidung Luar
• Berbentuk piramid
• Bagian-bagiannya :
- Pangkal hidung (bridge)
- Dorsum nasi
- Puncak hidung (Tip)
- Ala nasi
- Kolumela
- Lubang hidung
HIDUNG LUAR

 Lubang hidung Dibentuk oleh:


• kerangka tulang & tulang rawan  dilapisi kulit
• Jaringan ikat
• Otot - otot kecil yang berfungsi untuk
melebarkan/ menyempitkan (lubang hidung)
 Kerangka tulang terdiri dari :
 Os. Nasalis
 Prosesus frontalis os
maksila
 Prosesus nasalis os
frontal
Kerangka tulang rawan :
• 1 pasang cart. nasalis lateralis
superior
• 1 pasang cart. nasalis lateralis
inferior (ala mayor)
• Tepi anterior cart. septum
II. HIDUNG DALAM
RONGGA HIDUNG (CAVUM NASI)

 Berbentuk terowongan

 Pada bagian tengah dipisahkan oleh septum nasi

- Cavum nasi kanan dan kiri


 Pintu masuk bagian depan  Nares anterior

 Lubang cavum belakang  Nares posterior (koana)

 yang menghubungkan cavum nasi dengan nasofaring


RONGGA HIDUNG (CAVUM NASI)

 Tepat bagian belakang nares anterior  Vestibulum


 Dinding Cavum Nasi :

Medial • Septum Nasi

Lateral • Konka nasalis dan meatus

• Processus palatinus maxillae


Inferior
• Lamina horizontalis osis palatina

Superior • Lamina Kribriformis


A. DINDING MEDIAL (SEPTUM NASI)

• Dibentuk oleh tulang dan tulang rawan


 Bagian tulang (dilapisi
periostium), terdiri dari:
 Lamina perpendikularis
os.etmoid
 os.vomer
 krista nasalis os.maksila
 krista nasalis os palatina
SEPTUM NASI

 Bagian tulang rawan (dilapisi oleh


perikondrium) terdiri dari:
 kartilago septum (lamina
quadrangularis)
 kolumela
B. DINDING LATERAL (KONKA DAN MEATUS)

KONKA
• Tonjolan yang terdiri dari tlg
rawan yang terpisah dengan
tulang sekitarnya
• Ditutup oleh selaput tebal yang
kaya p.darah
• Terdapat Konka Nasalis :
Inferior
Media
Superior
Suprema
• fungsi: mengatur turbulensi udara
Meatus
• rongga sempit diantara konka &
dinding lateral hidung
3 Meatus :
• Inferior
• Medius
• Superior
MEATUS

MEATUS INFERIOR MEATUS MEDIUS MEATUS SUPERIOR

• meatus yang • atau fisura


• terletak antara
terbesar ethmoid : celah
konka media &
• terletak antara yg sempit
dinding lateral
konka inferior, • terletak antara
hidung
dasar hidung & • muara (ostium) : konka sup. dan
dinding lateral konka med.
sinus
hidung • muara : sinus
frontal,sinus
• muara (ostium) : ethmoid
maksila & sinus
duktus posterior & sinus
ethmoid ant
nasolakrimalis spenoid
C. DINDING
d. Dinding superior
INFERIOR
 merupakan dasar rongga  merupakan atap hidung
hidung  sangat sempit
 dibentuk oleh :os maxila dan os  dibentuk oleh :lamina
palatum kribriformis(yang memisahkan
rongga tengkorak &rongga hidung)
KOMPLEKS OSTEOMEATAL
(KOM)
• celah pada dinding lateral hidung yg
dibatasi oleh konka media dan lam.
papirasea
• terdiri dari : konka media, prosesus
unsinatus,bulla ethmoid,infundibulum
ethmoid, hiatus semilunaris, ostium sinus
maksilaris, resesus frontal dan agger
nasi
• fs : tempat ventilasi &drainase dari
sinus yang letaknya di anterior
(sin.maxilla&ethmoid ant)
VASKULARISASI HIDUNG

Bagian Atas rongga hidung

A. Carotis interna

A. Oftalmika

A. Etmoid ant & post


Bagian Bawah rongga hidung

A. Maksilaris interna

A. Palatina Mayor & A.


sfenopalatina
Bagian depan rongga hidung

• mendapat darah dari cabang A. facialis


• Bagian Depan septum  Pleksus
Kiesselbach, anastomosis dari :
a. sfenopalatina
a. etmoid anterior
a labialis superior
a.palatina mayor
Bagian medial rongga hidung

• terdapat pleksus woodruff,


anastomose dari : A. ethmoidalis
posterior dan A. Sphenopalatina
vena vena hidung

• namanya sama dengan arteri & berjalan berdampingan


dengan arterinya
• vena hidung tidak memiliki katup sehingga mudah berdarah,
• vena divestibulum dan struktur luar hidung melalui v.
oftalmica & V. Facialis bermuara menuju sinus cavernosus
INERVASI

Rongga hidung depan dan atas

N. Optalmica

N. Nasosiliaris

N. Etmoidalis
inervasi Rongga hidung lainya

Ggl. Sfenopalatina

N. Maksilaris
Ganglion Sfenopalatina
 Persarafan Sensoris dan otonom
untuk mukosa

 Menerima:
• serabut sensoris n.maksila
• serabut parasimpatis n.petrosus
superfisiali
• serabut simpatis  n.petrosus
profundus

 Lokasi  ujung posterior konka


media
N. OLFAKTORIUS

• Syaraf ini Turun melalui lamina kribrosa

• Berakhir pada sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius


disepertiga atas hidung
MUKOSA HIDUNG
Mukosa Pernapasan
(Respiratori)
Mukosa Penghidu (Olfactori)
• terletak Di atap rongga
• Terdapat pada sbgn hidung, dilapisi Epitel
torak berlapis semu tak
besar rongga hidung bersilia
• Permukaan epitel • Epitel tdd 3 macam sel
- sel penunjang
epitel torak berlapis
- sel basal
semu bersilia
- sel reseptor
•warna : coklat kekuningan
FISIOLOGI HIDUNG
a. fungsi respirasi
mengatur kondisi udara, penyaring udara, humidifikasi, penyeimbang
dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik lokal

b. fungsi penghidu
karena adanya mukosa olfaktorius dan reservoir untuk menampung
stimulus penghidu

c. fungsi fanetik
untuk resonansi suara&membantu proses bicara
untuk mencegah hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang
FISIOLOGI HIDUNG

d. fungsi statik dan mekanik


untuk meringankan kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung

e. reflex nasal
mukosa nasal --> reseptor yang berhubungan dengan saluran cerna,
kardiovaskular dan pernafasan
GANGGUAN PENGHIDU

a. Anosmia
b. Hiposmia
c. Kakosmia
d. Parosmia
e. hiperosmia
KELAINAN PADA HIDUNG

I. HIDUNG LUAR

a. humped nose b. Saddle nose


II. SUMBATAN HIDUNG

A. POLIP HIDUNG
B. KELAINAN
SEPTUM

• Deviasi septum

• Hematoma septum
• Abses septum

Perforasi

Deformitas dan fraktur


C. RINITIS
ALERGI

Intermiten, persisten

Ringan,sedang, berat

Musiman, sepanjang tahun


III. INFEKSI HIDUNG IV. INFEKSI SINUS
A. Selulitis
B. Vestibulitis ( infeksi kulit vestibulum)
C. Rhinitis simplex ( common cold) SINUSITIS (DENTOGEN &
D. Rhintis hipertrofi ( konka inferior JAMUR)
hipertrofi )
E. Rhinitis atrofi
F. Rhinitis jamur, tuberkulosa, dan difteri
G. Myasis hidung ( larva dalam hidung)
H. Rhinitis akut, kronik
IV. EPITAKSIS (PERDARAHAN
HIDUNG)
RINOLITH ( BENDA ASING)

Rhinorrea ( keluar cairan )


SINUS PARANASAL

Berkembang usia 8th-


10th

SEJAK LAHIR
SINUS PARANASAL

Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi


(perkembangan dan pembentukan rongga rongga udara di
tulang) sehingga terbentuk rongga di dalam hidung 
Semua sinus mempunyai muara (ostium) ke dalam rongga
hidung  secara embriologi (berasal dari invaginasi mukosa
hidung.
SINUS MAXILLA/ANTRUM
HIGHMORE
• sinus paranasal yang
terbesar.
• Sudah terbentuk saat lahir
sinus maksila bervolume 6-8
ml. berkembang dengan
cepat menjadi 15 ml saat
dewasa.
• berbentuk piramid.
SINUS MAXILLA/ANTRUM
HIGHMORE
Dinding sinus
• anterior : Permukaan fasial os
maksila (fossa canina)
• posterior: Permukaan
infratemporal maksila
• medial : Dinding lateral
rongga hidung
• superior : Dasar orbita
• inferior : Prosesus alveolaris
dan palatum.
SINUS FRONTALIS

• Lokasi : os frontalis
• mulai terbentuk sejak bulan ke-
empat fetus, berasal dari sel-sel
resesus frontal atau dari sel-sel
infundibulum etmoid.
• berkembang pada usia 8-10
tahun dan ukuran maksimal
sebelum usia 20 tahun.
SINUS FRONTALIS
• kanan dan kiri biasanya tidak
simetris, satu lebih besar dari pada
lainya dan dipisahkan oleh sekat
yang terletak di garis tengah.
• ±15% dewasa : 1 sinus frontal
• ±5% dewasa : tidak berkembang.
• Sinus frontal berdrainase melalui
ostiumnya yang terletak di resesus
frontal, yang berhubungan dengan
infundibulum etmoid  hiatus
semilunar.
SINUS ETHMOID

• paling penting karena dapat


merupakan fokus infeksi bagi
sinus-sinus lainnya.
• Pada orang dewasa bentuk sinus
etmoid seperti piramid dengan
dasarnya di bagian posterior.
• Ukurannya dari anterior ke
posterior 4-5 cm, tinggi 2.4 cm dan
lebarnya 0.5 cm di bagian anterior
dan 1.5 cm di bagian posterior.
SINUS ETHMOID

• Sinus etmoid berongga-rongga,


terdiri dari sel-sel yang
menyerupai sarang tawon, yang
terdapat di dalam massa bagian
lateral os etmoid, yang terletak
di antara konka media dan
dinding medial orbita.

• Sel-sel ini jumlahnya bervariasi


SINUS ETHMOID
Berdasarkan letaknya, sinus etmoid dibagi menjadi:

ANTERIOR POSTERIOR

• bermuara ke meatus • bermuara ke di meatus


media superior.
• Sel-sel : ukuran kecil • Sel-sel : ukuran besar &
& jumlah banyak jumlah sedikit
• Letak : lamina basalis • Letak : posterior lamina
basalis
SINUS ETHMOID

• Sel etmoid yang terbesar  bula


etmoid.
• Anterior infundibulum
(bermuaranya ostium sinus
maksila.)
• Posterior sinus sfenoid.
• Atap  fovea ethmoidalis
(berbatas dngn lamina kribosa)
• Lateral  lamina papirasea
(sangat tipis dan membatasi
sinus etmoid dngn rongga orbital)
SINUS SPHENOID
• terletak : os spenoid di
belakang sinus etmoid
posterior.
• dibagi dua oleh sekat yang
disebut “septum interspenoid” Batas –batas :
• Volume : 5-7,5 ml • Superior : fosa superior serebri
media dan kel hipofise
• Inferior : atap nasofaring
• Lateral : sinus kavernosus dan A
karotis interna
• Posterior : fosa cerebri posterior di
daerah pons
FISIOLOGI SINUS
Dipengaruhi oleh 3 faktor:

Transpor mukosiliarnya normal (sel goblet bagus, sekret normal,


01 silia bergerak normal)

02 Ostium dalam keadaan terbuka

03 Kualitas dan kuantitas sekret normal


KELAINAN PADA SINUS PARANASAL

20%
SINUSITIS DENTOGEN
SINUSITIS JAMUR
KISTA SINUS 40%
15%
TUMOR SINUS
SINUSITIS BAKTERI
25%
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai