Anda di halaman 1dari 29

SUSPECT FRAKTUR OS FEMUR SINISTRA et causa OSTEOPOROSIS

SKENARIO 1

Nenek Nori 75 tahun datang ke RSU diantar anaknya dengan keluhan utama nyeri hebat di paha
kiri. Nyeri dirasakan 3 jam yang lalu setelah ia tersenggol cucunya yang sedang bermain sepeda
lalu ia terjatuh. Nenek Nori kemudian merasakan nyeri pada paha kirinya dan tidak dapat
berjalan sehingga harus dibopong anaknya untuk masuk kedalam rumah. Oleh anaknya ia diberi
obat penghilang nyeri sehingga nyerinya sedikit berkurang. Nenek Nori kemudian dibawa ke RS
untuk diperiksa lebih lanjut. Sewaktu usia 35 tahunNenek Nori pernah terjatuh akibat terpeleset
dikamar mandi, namun tidak menimbulkan keluhan seperti ini. Nenek Nori sudah menopause
sejak 25 tahun yang lalu dan sewaktu muda jarang minum susu. Pemeriksaan fisik didapatkan
tanda vital baik dan ditemukan deformintas pada paha kiri, tidak terdapat luka terbuka. Dokter
yang memeriksanya lalu meminta Nenek Nori untuk melakukan pemeriksaan Radiologi.

Klarifikasi Istilah 1
1. Nyeri
: Pengalaman sensoris yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan.
2. Menopause
: Periode ketika siklus menstruasi terhenti dan hormon-hormon kelamin
wanita yang menghilang dengan cepat sampai tidak ada. Pada usia 40-50 taun.
3. Deformitas

: Pergeseran fragmen pada fraktur (Perubahan bentuk tulang)

4. Radiologi : ilmu di bidang kedokteran untuk pencitraan pada suatu penyakit


5. Luka terbuka
: luka yang melibatkan robekan pada kulit/ membran mukosa
penyebabnya biasanya adalah trauma

Identifikasi Masalah
1. Meakna klinis Nenek Nori mengalami nyeri hebat di paha kirinya sejak 3 jam yang lalu,
dan bagaimana mekanismenya?
2. Penyakit apa saja yang ditandai dengan nyeri hebat di paha kiri?
3. Mengapa nyeri pada paha kirinya menyebabkan Nenek Nori tidak dapat berjalan hingga
harus dibopong?
4. Oba apa saja yang mungkin di berikan kepada nenek nori untuk mengatasi rasa nyeri ?
5. Bagaimana mekanisme obat penghilang rasa nyeri ?
6. Apa hubungannya jatuh pada usia 35 tahun dengan jatuh pada usia 75 tahun?
7. Apa hubungannya menopause dengan keluhan yang dialami Nenek Nori?
8. Apa hubungan Nenek Nori jarang minum susu dengan keluhan sekarang?
9. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik Nenek Nori ?
10. Pemeriksaan radiologi apa yang sebaiknya dilakukan kepada Nenek Nori ?
11. Bagaimana alur diagnosa dari penyakit Nenek Nori?
12. Apa saja diagnosa banding dari penyakit Nenek Nori?
13. Apa yang terjadi pada Nenek Nori?
14. Apa definisi dari penyakit Nenek Nori?
15. Apa saja klasifikasi dari penyakit Nenek Nori ?
16. Bagaimana epidemiologi dari penyakit Nenek Nori?
17. Apa etiologi dari penyakit Nenek Nori?
18. Apa saja faktor resiko dari penyakir Nenek Nori ?
19. Bagaimana patofisiologi/patogenesis dari penyakit Nenek Nori?
20. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit Nenek Nori?
21. Bagaimana tatalaksana dan edukasi dari penyakit Nenek Nori?
22. Apa saja komplikasi dari penyakit Nenek Nori?
23. Bagaiamana prognosis dari penyakit Nenek Nori?

ANALISIS MASALAH

1. Makna klinis Nenek Nori mengalami nyeri hebat di paha kirinya sejak 3 jam yang lalu,
dan bagaimana mekanismenya? (11)
Jawab :
Nyeri hebat yang di rasakan oleh nenek nori adalah adanya kelainan atau terjadinya
fraktur dimana adanya kerusakan jaringan, pembuluh darah, saraf dan jaringan
penyokong lainnya yang menyebabkan terjadinya sensasi nyeri pada nenek nori.
Pada kasus nenek Nori kemungkinan yang terjadi adalah fraktur pada os femur sisnistra
yang terjadi akibat proses penuaan dan menopause.Akibat proses penuaan sehingga
terjadi ketidakseimbangan antara pembentukan osteoklas dibandingkan osteoblas
mengakibatkan tulang yang rapuh apabila terkena trauma.berikut tahapan stimulasi rasa
nyeri:
a) Transduksi
merupakan proses perubahan rangsang nyeri menjadi suatu aktifitas listrik yang akan
diterima ujung - ujung saraf. Rangsang ini dapat berupa stimulasi fisik, kimia,
ataupun panas. Dan dapat terjadi di seluruh jalur nyeri.
b) Transmisi
adalah proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi
sepanjang jalur nyeri, dimana molekul molekul di celah sinaptik mentransmisi
informasi dari satu neuron ke neuron berikutnya
c) Modulasi
adalah proses modifikasi terhadap rangsang. Modifikasi ini dapat terjadi pada
sepanjang titik dari sejak transmisi pertama sampai ke korteks serebri. Modifikasi ini
dapat berupa augmentasi (peningkatan) ataupun inhibisi (penghambatan).
d) Persepsi
adalah proses terakhir saat stimulasi tersebut sudah mencapai korteks sehingga
mencapai tingkat kesadaran, selanjutnya diterjemahkan dan ditindaklanjuti berupa
tanggapan terhadap nyeri tersebut.

2. Penyakit apa saja yang ditandai dengan nyeri hebat di paha kiri?
Jawab :

osteoporosis
fraktur acetabullum os femur
dislokasi articulatio coxae
paget disease
osteomalasia
osteoarthritis riketsia

3. Mengapa nyeri pada paha kirinya menyebabkan Nenek Nori tidak dapat berjalan hingga
harus dibopong? (11)
Jawab :
Karena rasa nyeri yang hebat pada paha kirinya membuat nenek nori tidak sanggup
berjalan atau mengurangi intensitas pergerakan pada tungkainya untuk menghindari rasa
nyeri yang dirasakan, rasa nyeri hebat yang dirasakan kemungkinan karena fraktur akibat
trauma yang dipengaruhi juga karena rapuhnya tulang nenek nori.
4. Oba apa saja yang mungkin di berikan kepada nenek nori untuk mengatasi rasa nyeri ?(2)
Jawab :
- Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (NSAID)
Contohnya : ibuprofen, asam mefenamat
-

Obat Opioid
Contohnya : Metadon,Kodein,fentanil

5. Bagaimana mekanisme obat penghilang rasa nyeri ?

(5,12)

Jawab :
Obat penghilang rasa nyeri (analgetik) bekerja melalui penghambatan enzim
siklooksigenase pada biosintesis prostaglandin , sehingga konversi asam arakhidonat
menjadi PG-G2 terganggu dan mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
a. mekanisme kerja NSAID
Obat-obatan anti inflamasi non steroid (AINS) memiliki ekanisme kerja yang
berhubungan dengan system biosintesis prostaglandin (PG). Penelitian lanjut
mengungkapkan bahwa produksi PG akan meningkat jika sel mengalami kerusakan.
Disaat terjadinya trauma atau kerusakan ada membrane sel maka akan disintesis
fosfolipid yang nanti nya menjadi asam arakidonat. Melalui enzim siklooksigenase
(COX) dan enzim lipoksigenase, asam arakidonat akan diubah menjadi endoperoksi dan
hidroperoksid yang kemudian dapat mengeluarkan mediator-mediator infalamasi. Berikut
adalah diagram pensintesisan mediator-mediator inflamasi dimulai dari adanya trauma
atau luka pada sel:

Mekanisme kerja utama NSAID adalah dengan menghambat enzim COX dimana
enzim ini terdapat dalam 2 isoform disebut COX-1 dan COX-2. Enzim COX-1 essensial
dalam pemeliharaan berbagai fungsi dalam kondisi normal diberbagai jaringan khususnya
ginjal, saluran cerna, dan trombosit, aktivasinya di mukosa lambung menghasilkan
prostasiklin yang bersifat sitoprotektif. Enzim COX-2 mempunyai fungsi fisiologis yaitu
di ginjal, jaringan vascular dan pada proses perbaikan jaringan. COX-1 menghasilkan
Tromboksan A2 dari sintesis trombosit, menyebabkan agregasi trombosit, vasokonstriksi,
dan proliferasi sel otot polos, sementara COX-2 mensintesis prostasiklin (PGI 2) yang
menyebabkan penghambatan agregasi trombosit, vasodilatasi dan efek anti-proliferatif.
Berdasarkan penelitian prostaglandin E2 (PGE2) dan prostasiklin (PGI2) dalam jumlah
nanogram menimbulkan eritema, vasodilatasi dan peningkatan aliran darah
lokal,sehingga pada keadaan trauma hal inilah yang seharusnya dapat
dihambat.Berdasarkan selektivitasnya NSAID terdiri dari non-selektif COX inhibitor dan
COX-2 inhibitor.
Non selektif COX inhibitor antara lain:
1. Derivat asam salisilat
2. Derivat asam propionate
3. Derivat asam antranilat

4.
5.
6.
7.

Derivat asam fenilasetat


Derivat asam asetat
Derivat pirazolon
Derivat oksikam

Selektif COX-2 inhibitor adalah seperti:


1. Rofecoxib
2. Valdecoxib
3. celecoxib

b. Mekanisme kerja obat opioid


Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat seperto opium yang
dapat digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri, meskipun juga
memperlihatkan berbagai efek farmakodinamik lainnya. Yang termasuk golongan opioid
adalh alkaloid opium, derivate semisintetik alkaloid opium, senyawa sintetik dengan sifat
farmakologik menyerupai morfin. Didalam tubuh terdapat 3 jnis utama reseptor opioid yaitu
mu (1,2), delta (1, 2), dan kappa (1, 2, 3) yang berpasangan dengan protein G.
Reseptor memperantarai efek analgesik mirip morfin, euphoria, depresi nafas, miosis dan
berkurangnya motilitas saluran cerna. Terdapat 2 jenis reseptor , reseptor 1 hanya
didapatkan di SSP dan dihubungkan dengan analgesic supraspinal, penglepasan prolactin,
hipotermia dan katalepsi, reseptor 2 dihubuungkan dengan penurunan volume tidal dan
bradikardi. Reseptor diduga memperantarai analgesia seperti sedasi serta miosis dan
depresi nafas yang tidak sekuat reseptor . Analgesik yang berperan pada tingkat spinal
berinteraksi dengan reseptor dan .
Efek analgesik yang ditimbulkan oleh opioid terutama terjadi akibat kerja opioid pada
reseptor . Opioid menimbulkan analgesia dengan cara berikatan dengan reseptor opioid
terutama di SSP dan medulla spinalis yang berperan pada transmisi dan modulasi nyeri.
Ketiga reseptor opioid dapat ditemukan pada kornu dorsalis medulla spinalis. Agonis opioid
melalui ketiga reseptor tersebut pada ujung prasinaps aferen primer nosiseptif mengurangi
penglepasan transmitter dan selanjutnya menghambat saraf yang mentransmisi nyeri di
kornus dorsalis medulla spinalis. Dengan demikian opioid memiliki efek analgetik yang kuat
melalui pengahruh pada medulla spinalis.

6. Apa hubungannya jatuh pada usia 35 tahun dengan jatuh pada usia 75 tahun?
Jawab :

Tidak ada hubungannya. Karena pada usia 35 tahun Nenek Nori tidak mengalami
kerusakan tulang, sedangkan pada usia 75 tahun, sesuai dengan pertambahan umur sudah
terjadi pengurangan massa tulang dan degeneratif.
7. Apa hubungannya menopause dengan keluhan yang dialami Nenek Nori? (15)
Jawab :
Karena saat wanita memasuki masa menopause, fungsi ovarium menurun, sehingga
mengurangi produksi 2 hormon: estrogen dan progesterone. Salah satu fungsi estrogen
adalah mempertahankan tingkat remodeling tulang yang normal. Estrogen menyebabkan
meningkatnya aktivitas osteoblastik. Oleh karena itu, pada saat pubertas, ketika wanita
memasuki masa reproduksi, laju pertumbuhannya menjadi cepat selama beberapa tahun.
Beberapa kondisi yang terjadi jika kadar estrogen turun:
a) Siklus remodeling tulang berubah.
b) Pengurangan jaringan dimulai.
c) Tingkat resorpsi tulang menjadi lebih tinggi daripada formasi tulang, sehingga
mengakibatkan berkurangnya massa tulang.
d) Tulang trabekular sangat terpengaruh pada kondisi ini, karena tingkat
turnovernya tinggi.
8. Apa hubungan Nenek Nori jarang minum susu dengan keluhan sekarang ? (13)
Jawab :
Kalsium yang terkandung dalam susu sangat di butuhkan oleh orang lanjut usia, dimana
kandungan kalsium dapat digunakan untuk menghambat terjadinya osteoklast dan
membantu dalam proses osteoblast yang akan menhambat terjadinya osteoporosis
Peningkatan asupan kalsium akan membantu mempercepat pemulihan atau penyembuhan
patah tulang. Kalsium ini bisa didapatkan dalam susu, sayuran dan dalam bentuk
suplemen.
9. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik Nenek Nori ? (4)
Jawab :
Pemeriksaan fisik regional fraktur batang femur tertutup.
a. Look : Deformitas paha kiri: kemungkinan akibat terjadinya pergeseran terhadap

tulang (os femur), hal ini didukung dengan keadaan nenek Nori yang mengalami
nyeri hebat dan kaki kiri tidak bisa digerakkan sehingga ia tidak bisa berjalan.
Feel : didapatkan adanya nyeri tekan (tenderness) dan krepitasi pada daerah paha.
Move : pada pemeriksaan didapatkan adanya gangguan/ keterbatasan gerak tungkai,
misalnya ketidakmampuan menggerakkan kaki dan penurunan kekuatan otot ekstremitas
bawah dalam melakukan pergerakan.
nenek nori ditemukan :
Look : adanya deformitas.

Feel : adanya nyeri.


Move : tidak dapat menggerakkan kaki , sehingga harus dibopong.
Tanda vital baik: menunjukkan kondisi nenek Nori yang stabil, tidak mengalami syok

10. Pemeriksaan radiologi apa yang sebaiknya dilakukan kepada Nenek Nori ? (7)
Jawab :
Pemeriksaan radiologi yang dilakukan bertujuan untuk menentukan jenis dan kedudukan
fragmen fraktur dan melihat apakah terdapat kemungkinan jaringan lain yang terkena
seperti otot, sendi, ligament atau tendon. Terdapat beberapa pemeriksaan radiologi yang
dapat dilakukan yaitu:
a. Foto Roentgen: syarat yang harus dipenuhi yaitu lokasi cedera atau trauma
diletakkan ditengah foto dan menggunakan sinar yang menembus tempat ini
secara tegak lurus. Posisi pada foto roentgen adalah lateral dan anterior posterior,
dimana pada kasus ini harus dibuat dua lembar foto dengan arah yang saling tegak
lurus.
b. CT-scan: dapat melihat lebih detail mengenai jaringan yang terkena trauma
sehingga detail kerusakannya akan tampak lebih jelas dan memudahkan dalam
penentuan jenis dan kedudukan jika terjadi fraktur.
Bone densitometry (BMD)
Merupakan pemeriksaan kepadatan tulang dan umumnya berkorelasi dengan
kekuatan tulang pada sisi atau bagian perifer, misalnya tumit atau lengan bawah.
Berbagai teknik pengukuran BMD
- Single energy absorptiometry digunakan untuk mengukur densitas tulang pada
sisi atau bagian perifer, misalnya tumit atau lengan bawah
- Single photon absorptio-metry (SPA) memakai sumber photon antara lain iodine
125 dan pancaran photon akan menembus sejumlah jaringan mineral tulang yang akan
dihitung dan dilaporkan sebagai densitas mineral
- Single energy X-ray Absorptiometry (SXA) pada saat ini telah digantikan
dengan Single Photon Absorptiometry (SPA) dan teknik ini digunakan untuk scanning
pergelangan tangan saja sedang untuk mengukus densitas vertebra dan panggul teknik ini
tidak dapat memberikan hasil secara tepat.

- Vertebra dan panggul hanya dapat diukur dengan tepat memakai teknik dual
energy absorptiometry memakai photon (DPA) atau x-ray (DXA atau DEXA). Sejumlah
kalsium yang berada pada tempat yang diukur disebut Bone Mineral Content (BMC).
Apabila BMC didapat dengan cara pengukuran area atau volume maka akan didepatkan
nilai BMD
- Metode Quantitative Ultrasound (QUS) termasuk Broad-band Ultrasound
Attenuation (BUA), Speed of Sound (SOS) atau Ultrasound Velocity (UV) akhir-akhir ini
telah dipasarkan dan telah dilakukan evaluasi secara luas manfaatnya untuk mengukur
status tulang (osteoporosis) pada tumit dan jari.
- Computerised Tomography (CT) telah dipakai untuk mengukur densitas tulang
baik pada tulang tangan maupun pada vertebra. Keuntungan utama metode ini dalam
mengukur densitastulang trabekula, menunjukkan densitas tulang secara volumetrik
murni,berbeda dengan DEXA yang hanya mampu memberikan densitas tulang areal.
- MRI dapat mendeteksi densitas tulang secara tidak langsung. Kelemahan teknik
iniadalah bahwa penderita harus dalam posisi tetap diam dalam waktu yang lama serta biaya
pemeriksaannya mahal. Pada saat ini pemeriksaan MRI tulang tetap dipakai untuk keperluan
penelitian. (Kanis et al, 1996)
11. Bagaimana alur diagnosa dari penyakit Nenek Nori? (5)
Jawab :

Alur diagnosis
untuk mendiagnosis fraktur, pertama tama dapat dilakukan anamnesis baik dari pasien
maupun pengantar pasien. informasi yang digali adalah identitas pasien seperti umur
,pekerjaan, keseharian pasien seperti dalam skenario pasien jarang minum susu di waktu
muda dan pada perempuan tanyakan apakah ia sudah menopause atau belum , anamnesis
lainnya yang akan memperkuat diagnosa. Selain itu tanyakan juga mekanisme cedera,
apakah pasien mengalami cedera atau fraktur sebelumnya. pasien dengan fraktur tibia
mungkin akan mengeluh rasa sakit, bengkak dan ketidakmampuan untuk berjalan atau
bergerak, sedangkan pada fraktur fibula pasien kemungkinan mengeluhkan hal yang sama
kecuali pasien mungkin masih mampu bergerak.

Selain anamnesis, pemeriksaan fisik juga tidak kalah pentingnya. pemeriksaan fisik
yang dibutuhkan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu look, feel, move. yang pertama
look atau inspeksi di mana kita memperhatikan penampakan dari cedera, apakah ada fraktur
terbuka (tulang terlihat kontak dengan udara luar). apakah terlihat deformitas dari
ekstremitas tubuh, hematoma, pembengkakan dan lain-lain. hal kedua yang harus
diperhatikan adalah feel atau palpasi. kita harus mempalpasi seluruh ekstremitis dari
proksimal hingga distal termasuk sendi di proksimal maupun distal dari cedera untuk
menilai area rasa sakit, efusi, maupun krepitasi. seringkali akan ditemukan cedera lain yang
terjadi bersamaan dengan cedera utama. poin ketiga yang harus dinilai adalah move.
penilaian dilakukan untuk mengetahui rom (range of motion). seringkali pemeriksaan rom
tidak bisa dilakukan karena rasa sakit yang dirasakan oleh pasien tetapi hal ini harus tetap
didokumentasikan. pemeriksaan ekstrimitas juga harus melingkupi vaskularitas dari
ekstrimitas termasuk warna, suhu, perfusi, perabaan denyut nadi, capillary return
(normalnya < 3 detik) dan pulse oximetry. pemeriksaan neurologi yang detail juga harus
mendokumentasikan fungsi sensoris dan motoris
Tinggi badan dan berat badan harus di ukur pada setiap pasien osteoporosis. Demikian
juga gaya berjalan pasien, deformitas tulang, nyeri spinal dan jaringan parut pada leher.
Pasien dengan osteoporosis menunjukkan kifosis dorsal atau gibbus ( Dowagers hump ) ada
penurunan tinggi badan. Selain itu juga didapatkan protuberansia abdomen, spasme otot
paravetebral dan kulit yang tipis ( tanda McConkey).

tegantung dari kondisi pasien, pemeriksaan foto thorax dapat dilakukan.


dalampemeriksaaan radiologi untuk cedera dan fraktur diberlakukan rule of two yaitu:
a. dua sudut pandang
b. dua sendi
c. dua ekstrimitas
d. dua waktu
dan juga pada Nenek Nori berdasarkan anamnesis yang kita dapatkan ( umur 75 tahun,
jarang minum susu, sudah menopause ) yang mengarah ke suspect osteoporosis untuk
memperkuat diagnosa kita juga harus memeriksa kondisi tulangnya seperti :
1. Pemeriksaan biokimia tulang

Manfaat pemeriksaan petanda biokimia tulang :


a.

Prediksi kehilangan masa tulang

b.

Prediksi resiko fraktur

c.

Seleksi pasien yang membutuhkan antiresorptif

d. Evaluasi efektivitas terapi


2. Pemeriksaan densitas massa tulang
Densitometri tulang merupakan pemeriksaan yang akurat dan presis untuk menilai
densitas masa tulang, sehingga dapat digunakan untuk menilai faktor prognosis, prediksi
fraktur dan bahkan diagnosis osteoporosis. Berbagai metode yang dapat digunaka untuk
menilai densitas masa tulang :

Single-Photon Absorptiometry (SPA)

Dual-Photon Absorptiometry (DPA)

Quantitative Computer Tornography (QCT)

Dual Energy X-Ray Absorptiometry (DXA)


3. Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi yang khas pada osteoporis adalah penipisan korteks dan daerah
trabekular yang lebih lusen. Hal ini akan tampak pada tulang-tulang vertebra yang
memberikan gambaran picture-frame vertebra.

Vertebra

Femur proksimal

Metakarpal

Skintigrafi tulang
4. Sonodensitometri
Metode ini lebih murah dalam menilai densitas tulang perifer dengan menggunakan
gelombang suara dan tanpa adanya resiko radiasi. Dilakukan pengukuran densitas
btulang berdasarkan kecepatan gelombang suara, atenuasi ultrasound broadband dan
kekakuan (stiffness). Namun, metode ini masih dalam penelitian.
5. Magnetic Resonance Imaging
MRI mepunyai kemampuan yang cukup menjanjikan dalam menganalisa struktur
trabekula dan sekitarnya. Metode ini mempunyai kelebihan dengan tidak adanya efek
radiasi, namun juga sedang dalam penelitian.
12. Apa saja diagnosa banding dari penyakit Nenek Nori? (3)
Jawab :
- Osteoporosis

Rheumatoid Arthritis
Osteoarthritis
Fraktur os femur
Dislokasi articulation coxae

13. Apa yang terjadi pada Nenek Nori?


Jawab :
Suspect close fraktur os femur sinistra et cause osteoporosis
14. Apa definisi dari penyakit Nenek Nori? (3,4)
Jawab :
- Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas
massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh
dan mudah patah.
- Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat
disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti
degenerasi tulang/osteoporosis. Batang femur dapat mengalami fraktur akibat trauma
langsung, puntiran, atau pukulan pada bagian depan yang beradan dalam posisi fleksi
ketika kecelakaan lalu lintas
- Fraktur Tertutup adalah fraktur dimana kulit tidak ditembus oleh fragmen tulang
sehingga lokasi fraktur tidak tercemar oleh lingkungan atau tidak mempunyai
hubungan dengan dunia luar.
15. Apa saja klasifikasi dari penyakit Nenek Nori ? (6)
Jawab :
Fraktur diklasifikasikan menjadi complete atau incomplete dan terbuk atau tertutup.
1. Fraktur complete seluruh diameter atau sisi tulang mengalami patah. Beberapa
tipikalnya antara lain:
a. Fraktur terbuka: terdapatnya luka yang menghubungkan tulang dengan kulit,
tulang tampak menonjol ke permukaan kulit
b. Fraktur tertutup: tidak ada luka yang menghubungkan kulit dengan tulang
c. Comminuted: fraktur pada tulang yang menyebabkan tulang terbagi menjadi
dua atau lebih fragmen
d. Linear: fraktur berjalan searah dengan sumbu panjang tulang (bone axis)
e. Obique: fraktur berjalan membentuk sudut dengan sumbuh panjang tulang
f. Spiral: fraktur yang terjadi mengitari tulang
g. Transverse: fraktur berjalan tegak lurus dengan sumbu panjang tulang
h. Pathologic: fraktur yang terjadi pada suatu titik lemah tulang yang diakibatkan
oleh penyakit seperti tumor dan osteoporosis.
i. Avulsion: fraktur pada tulang yang terhubung dengan ligament atau tendon
yang menempel pada tulang tersebut
j. Compression: fraktur karena penekanan pada salah satu sisi tulang
2. Fraktur incomplete tulang yang patah namun hanya pada satu bagian saja.
Beberapa tipikalnya antara lain:

a. Greenstick: patah pada cortex tulang yang pecahnya sampai ke permukaan


dalam tulang, sering terjadi pada anak-anak dan orang tua
b. Torus: cortex tulang menekuk tetapi tidak sampai patah
c. Bowing: pembengkokan tulang
d. Transchondral: terpisahnya permukaan cartilage sendi dari batang utama
tulang
Berdasarkan klasifikasi diatas, maka disimpulkan bahwa fraktur yang terjadi
pada nenek Nori kemungkinan adalah closed pathologic fracture (fraktur
patologis tertutup).
16. Bagaimana epidemiologi dari penyakit Nenek Nori? (6)
Jawab :
osteoporosis
Wanita lebih sering mengalami osteoporosis dan lebih ekstensif lebih dari pria
karena masa puncak masa tulang juga lebih rendah dan efek kehilangan estrogen selama
menopause. wanita afrika/amerika memiliki masa tulang lebih besar dari pada wanita
kaukasia lebih tidak rentang terhadap osteoporosis. Wanita kaukasia tidak gemuk dan
berkerangka kecil mempunyai resiko tinggi osteoporosis.lebih setengah dari semua
wanita diatas usia 45 tahun memperlihatkan bukti pada sinar x adanya osteoporosis.
Identifikasi awal wanita usia belasan dan dewasa muda yang mempunyai resiko
tinggi dan pendidikan untuk meningkatkan asupan kalsium, berpartisipasi dalam latihan
pembebanan berat badan teratur, dan mengubah gaya hidup misalnya mengurang
penggunaan cafein,sigaret dan alcohol akan menurunkan resiko menurukan osteporsis,
faraktur tulang dan kecacatan yang diakibatkan pada usia lanjut.
Prevelensi osteoporosis pada wanita 75 tahun adalah 90%. Rata rata wanita usia
75 telah kehilangan 25% tulang kortikalnya dan 40% trabekularnya.dengan
bertambahnya usia populasi ini isendensi fraktur 1,3jt pertahun,nyeri , dan kecacatan
yang berkaitan dengan nyeri meningkat.

fraktur femur
dari usia penderita tidak ditemukan adanya kelompok usia yang menonjol, namun

yang jelas adalah hampir semuanya dalam usia produktif sehingga penanganan yang
optimal sangat diperlukan supaya dapat kembali ke produktivitasnya semula.
17. Apa etiologi dari penyakit Nenek Nori? (4)
Jawab :
- Osteoporosis

Penyebab primer :
1. Defisiensi estrogen.
2. Perubahan yang berhubungan dengan penuaan.
Penyebab sekunder :
1. Sejarah keluarga : pada keluarga yang mempunyai sejarah osteoporosis, anak-anak
yang dilahirkannya cenderung akan mempunyai penyakit yang sama.
2. Gangguan endokrin, meliputi : hiperparatiroidism, hipogonadism, hipertiroidism,
DM, penyakit cushing, prolaktinoma, akromegali, insufisiensi adrenal.
3. Gangguan nutrisi dan gastrointestinal, meliputi : penyakit IBD, celiac disease,
malnutrisi, riwayat pembedahan gastric bypass, penyakit hari kronis, anoreksia
nervosa, defisiensi kalsium atau vit D.
4. Penyakit ginjal, meliputi : GGK dan idiopatik hiperkalsiuria.
5. Penyakit rematik, meliputi : reumatoid arthritis, ankylosing spondylitis, lupus
eritematus sistemik.
6. Gangguan hematologi, meliputi : multipel myeloma, talasemia, leukemia, limfoma,
hemofilia, sikle cell disease, dan mastositosis sistemik.
7. Gangguan genetik, meliputi : cystic fibrosis, osteogenesis imperfekta,
homocystinuria, sindrom Ehlers-Danlos, sindrom Marfan, hemokromatosis,
hipofosfatasia.
8. Gangguan lainnya, meliputi : porfiria, sarcoid, imobilisasi, kehamilan/laktasi, COPD,
nutrisi parenteral, HIV/AIDS.
9. Obat-obatan. Beberapa golongan obat yang meningkatkan kehilangan matriks tulang,
meliputi :
a. Kortikosteroid : prednison (5 mg/hari minimal pemberian 3 bulan).
b. Antikonvulsan : phenytoin, barbiturates, karbamazepine.
c. Heparin (penggunaan jangka panjang.
d. Kemoterapetik/obat-obatan transplantasi : siklosporin, tacrolimus, platinum
compounds, siklofosfamida, ifosfamide, metotreksat.
e. Hormonal/terapi endokrin : GnRH agonist, LHRH analogs,
depomedroxyprogesterone, excessive thyroid supplementation.
f. Litium.
g. Aromatase inhibitors : exemestane, anastrazole.
-

Fraktur femur
1. Peristiwa trauma tunggal
Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan, yang
dapat berupa benturan, pemukulan, penghancuran, penekukan atau terjatuh dengan
posisi miring, pemuntiran atau penarikan.
2. Kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik)
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal jika tulang itu lemah ( misalnya oleh
tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit paget).

18. Apa saja faktor resiko dari penyakir Nenek Nori ? (4)
Jawab :
Osteoporosis
1. Wanita
Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan pengaruh hormon
estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun. Selain itu,
wanita pun mengalami menopause yang dapat terjadi pada usia 45 tahun.

2. Usia
Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia 7585 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam mengalami
kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan, penyerapan kalsium menurun
dan fungsi hormon paratiroid meningkat.

3. Ras/Suku
Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia memiliki
risiko terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium wanita asia
rendah. Salah satu alasannya adalah sekitar 90% intoleransi laktosa dan menghindari
produk dari hewan. Pria dan wanita kulit hitam dan hispanik memiliki risiko yang
signifikan meskipun rendah.

4. Keturunan Penderita osteoporosis


Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka berhati-hatilah.
Osteoporosis menyerang penderita dengan karakteristik tulang tertentu. Seperti
kesamaan perawakan dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga pasti
punya struktur genetik tulang yang sama.

5. Gaya Hidup Kurang Baik


Minuman berkafein dan beralkohol.
Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat menimbulkan tulang keropos,
rapuh dan rusak. Hal ini dipertegas oleh Dr.Robert Heany dan Dr. Karen Rafferty dari
creighton University Osteoporosis Research Centre di Nebraska yang menemukan
hubungan antara minuman berkafein dengan keroposnya tulang.
Hasilnya adalah bahwa air seni peminum kafein lebih banyak mengandung kalsium, dan

kalsium itu berasal dari proses pembentukan tulang. Selain itu kafein dan alkohol bersifat
toksin yang menghambat proses pembentukan massa tulang (osteoblas).

Malas Olahraga
Wanita yang malas bergerak atau olahraga akan terhambat proses osteoblasnya
(proses pembentukan massa tulang). Selain itu kepadatan massa tulang akan
berkurang. Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang untuk
membentuk massa.

Merokok
Ternyata rokok dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok sangat
rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat penyerapan
tulang. Selain penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon
estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat
dalam menghadapi proses pelapukan.
Disamping itu, rokok juga membuat penghisapnya bisa mengalami hipertensi,
penyakit jantung, dan tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh. Kalau darah sudah
tersumbat, maka proses pembentukan tulang sulit terjadi. Jadi, nikotin jelas
menyebabkan osteoporosis baik secara langsung tidak langsung.
Saat masih berusia muda, efek nikotin pada tulang memang tidak akan terasa karena
proses pembentuk tulang masih terus terjadi. Namun, saat melewati umur 35, efek
rokok pada tulang akan mulai terasa, karena proses pembentukan pada umur tersebut
sudah berhenti.

Kurang Kalsium
Jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan hormon yang akan
mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang ada di tulang.

6. Mengkonsumsi Obat
Obat kortikosteroid yang sering digunakan sebagai anti peradangan pada penyakit
asma dan alergi ternyata menyebabkan risiko penyakit osteoporosis. Jika sering
dikonsumsi dalam jumlah tinggi akan mengurangi massa tulang. Sebab,
kortikosteroid menghambat proses osteoblas. Selain itu, obat heparin dan antikejang
juga menyebabkan penyakit osteoporosis. Konsultasikan ke dokter sebelum
mengkonsumsi obat jenis ini agar dosisnya tepat dan tidak merugikan tulang.
19. Bagaimana patofisiologi/patogenesis dari penyakit Nenek Nori? (6,7)
Jawab :

Osteoporosis
Osteoporosis merupakan kelainan metabolik tulang yang ditandai dengan berkurangnya
massa tulang dan adanya kerusakan dari arsitektur tulang sehingga terjadi peningkatan
kerapuhan tulang yang dapat menyebabkan mudah terjadi fraktur. Massa tulang yang
berkurang akan membuat tulang semakin tipis dan rapuh sehingga mudah patah pada
trauma yang ringan.
Bone remodelling terjadi seumur hidup dan mencapai puncaknya saat dewasa (sekitar
umur 30 tahun) kemudian menurun sesuai pertambahan umur, kemudian terjadi
keseimbangan antara aktivitas osteblastik dan osteoklastik (pembentukan dan resorpsi
tulang). Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh hormon estrogen, paratiroid dan
kalsitriol.
Pada pasca menopause, terjadi penurunan estrogen yang dapat menyebabkan
meningkatnya resorpsi tulang, dan diduga berhubungan dengan peningkatan sitokin.
Resorpsi tulang tersebut akan meningkatkan kadar kalsium dalam darah dan
menyebabkan penekanan terhadap hormon paratiroid. Kadar hormon paratiroid yang
rendah sering dijumpai pada penderita osteoporosis, yang juga akan menurunkan kadar
1,25 dehydroxy vitamin D (kalsitriol), sehingga penyerapan kalsium jadi menurun.20,33
Telah banyak diketahui bahwa osteoporosis pasca menopause menunjukkan bahwa ada
gangguan penyerapan kalsium serta rendahnya kadar 1,25 Dehydroxy vitamin D dalam
darah.
Fraktur Femur
Tulang bersifat rapuh namun cukup kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan
(Apley, A. Graham, 1993). Tapi apabila tekanan eskternal yang datang lebih besar dari
yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan
rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang (Carpnto, Lynda Juall, 1995). Setelah terjadi
fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marow, dan jaringan
lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan
terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke
bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya
respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan
infiltrasi sel darah putih. Ini merupakan dasar penyembuhan tulang.
20. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit Nenek Nori? (6,7)
Jawab :
Beberapa gejala klasik dan tanda fraktur adalah sebagai berikut:
a. Adanya riwayat trauma
b. Rasa nyeri dibagian tulang yang patah
c. Bengkak dibagian tulang yang patah
d. Deformitas (angulasi, rotasi, diskrepansi)

e.
f.
g.
h.
i.
j.

Nyeri tekan
Krepitasi
Gangguan fungsi musculoskeletal akibat nyeri
Putusnya kontinuitas tulang
Gangguan neurovaskular
Spasme otot
Setelah terjadinya fraktur, biasanya terdapat mati rasa pada daerah
fraktur karena trauma yang terjadi pada saraf tersebut. Biasanya mati rasa
terjadi sampai 20 menit pertama pasca fraktur. Namun, sekali mati rasa telah
menghilang, maka berikutnya akan terjadi nyeri yang hebat yang hanya bisa
dikurangi dengan medikasi atau penatalaksanaan patah tulang. Nyeri ini
terjadi akibat spasme otot disekitar tempat yang patah, atau akibat segmen
fraktur, atau karena kerusakan jaringan lunak disekitarnya.

21. Bagaimana tatalaksana dan edukasi dari penyakit Nenek Nori? (8,14,16)
Jawab :
Tata Laksana osteoporosis Komprehensif
-Preventif : dengan menjaga asupan kalsium dan vitamin D, berjemur di sinar matahari
pagi, senam osteoporosis
-Kuratif
farmakologi :
a. terapi sulih hormon (gold standard) namun perlu pengawasan dokter ahli karena
kemungkinan terjadinya keganasan
b. kalsitonin
c. bifosfonat
d. garam florida
e. steroid anabolic
f. vitamin D dan turunannya
g. Kalsium (1000 mg/hr untuk pria dan 1500 mg/hr untuk wanita)
h. Non farmakologi
i. Terapi fisik
ii. Terapi psikis

iii. Senam osteoporosis


iv. Perbaikan gizi
v. Perbaikan gaya hidup
vi. Mengurangi obat yang mempengaruhi timbulnya osteoporosis
vii. Rehabilitasi
Tatalaksana Fraktur os femur
Terdapat 4 prinsip penatalaksaan fraktur yaitu:
a. Recognition: meliputi diagnosis dan penilaian fraktur
b. Reduction: Mengembalikan atau memperbaiki bagian- bagian yang
patah dke dalam bentuk semula (posisi anatomis)
c. Retention: mempertahakan imobilisasi tulang yang patah agar
mempercepat dan mempermudah penyebuhan serta menghindari
pertumbuhan tulang yang abnormal secara structural atau fungsional
d. Rehabilitation: mengembalikan aktifiras fungsional semaksimal
mungkin.
Penatalaksaan defenitif fraktur adalah dengan menggunakan gips
atau dilakukan operasi reduksi terbuka fiksasi interna atau open reduction
internal fixation (ORIF). Sesuai dengan skenario, maka tatalaksana yang
tepat untuk Nenek Nori adalah melakukan reposisi dengan traksi terus
menerus selama masa tertentu dan mempertahankan imobilisasi. Traksi
adalah pemakaian tenaga tarikan terhadapa anggota tubuh atau bagian
lain dari tubuh. Traksi digunakan utnuk mempertahankan alignment
fragmen tulang, perlindungan terhadap kerudakan lebih lanjut pada
jaringan disekitarnya, mengurangi rasa sakit, mencegah timbulnya syik,
dan dapat mengurangi perdarahan. Terdapat beberapa jenis traksi yaitu:
1. Berdasarkan mekanisme traksi
a. Traksi menetap (fixation traction): digunakan untuk melakukan
fiksasi sekaligus traksi dengan mempergunakan traksi dari Thomas
splint
b. Traksi berimbang (sliding traction): merupakan suatu traksi secara
bertahap untuk memperoleh reduksi tertutup dan sekaligus
imobilisasi pada daerah yang dimaksud.
2. Berdarakan durasi pemasangan
a. Continuitous traction digunakan dalam beberapa hari sampai
minggu, misalnya untuk mempertahankan reduki sampai stabil
pada os femur, koreksi deformitas pada spasme otot, imobilisasi
pada kasus inflamasi. Yang termasuk disini adalah skin traction dan

skeletal traction. Traksi ini menarik tulang panjang menjadi lurus


dan mempertahankan posisi tersebut.
b. Intermitten traction digunakan hanya beberapa menit sampai
beberapa jam, biasanya digubakan sebagai traksi servikal dan
spondilosis.
3. Berdasarkan tarikan
a. Fixed traction: kekuatan tarikan hanya satu arah
b. Balance traction: menempatkan traksi pada dua arah atau lebih dan
arahnya sedemikian rupa sehingga resultan vector kekuatan sesuai
dengan yang dikehendaki.
4. Berdasarkan jenis pemasangannya
a. Skin traction
Merupakan suatu cara dengan menggunakan tenaga tarikan pada
kulit, dimana tenaga tarikan ini dilanjutkn sampai ke tulang melalui
fascia superficialis, fascia profunda dan septa intermedia. Pada skin
traction ini digunakan plaster moleskin skin traction strip yang
diletakkan langsung pada kulit. Skin traction digunakan dengan cara
memasangkan plaster dengan perekat pada kulit diperkuat
denganperban elastis. Kulllit pada anak-anak memberikan toleransi
daripada orang dewasa. Traksi kulit diguakan ada fraktur dimana
dalam reposisinya hanya dibutuhkan traksi yang tidak terlalu besar
dan dalam jangka waktu yang pendek. Daerah kulit yang akan
digunakan dicukur, dibersihkan dan dikeringkan sebelum plaster
diletakkan. Indikasi nya antara lain:
- Terapi pilihan pada fraktur femur dan beberapa fraktu suprakondiler
jumeri anal
- Reduksi tertutup dimana manipulasi dan imobilisasi tidak dapat
dilakukan
- Terapi sementara fraktur sementara menunggu terapi defenitif
- Fraktur yang sangat bengak dan tidak stabil.
- Terapi pada spasme otot atau pada kontraktur sendi (misal sendi
lutut dan panggul)
- Terapi pada kelainan-kelainan tulang belakang.
Kontraindikasi skin traction apabila adanya:
-

Luka terbuka
Laserasi
Infeksi
Varises
Gangguan sirkulasi
Kulit tipis
alergi

Beberapa jenis skin traction adalah:

1. Thomas splint traction: sangat bermanfaat pada penanganan terapi awal


untu kasus fraktur leher atau batang femur, fraktur disekitar lutut, tibia
serta dapat digunakan untuk kasus arthritis akut dari hip joint.
2. Dunlop traction: dipergunakan pada fraktur suprakondiler humeri anakanak
3. Bucks traction: traksi pada kulit dimana plaster melekat secara
sederhana dengan memakai katrol
4. Gallow traction: disebut juga traksi Bryant; dipergunakan utnuk fraktur
femur anak-anak dibawah usia 2 tahun.
5. Russel traction: digunakan pada anak-anak usia lebih dari 2 tahun
Terdapat 3 jenis traksi yang dapat digunakan:
a. Skin traksi
Skin traksi adalah menarik begian tulang yang fraktu dengan
menempelkan pleter langsung pada kulit untuk mempertahankan bentuk,
biasanya digunakan untuk jangka pendek (48 72 jam)
b. Skeletal traksi
Skeletal traksi adalah traksi yang digunakan untuk meluruskan tulang
yang cedera dan sendi panjang untuk mempertahankan traksi,
memutuskan pins (kawat) ke dalam tulang.
c. Maintenance traksi
Merupakan lanjutan dari traksi, kekuatan lanjutan dapat diberikan secara
langsung pada tulang dengan kawat atau pins.

b. Skeletal traction
Dipakai terutama pada keadaan yang tidak stabil untuk mengatasi
kerja otot dan kekuatan traksi langsung pada tulang. Dapat untuk
mengontrol adanya rotasi. Indikasi skeletal traction antara lain:
- Bila diperlukan traksi yang lebih berat

Traksi pada anak yang lebih besar


Fraktu yang tidak stabil, oblique atau kominutif
Fraktur tertentu pada daerah sendi
Fraktur terbuka engan luka yang sangat buruk dimana fiksasi
eksterna tidak dapat dilakukan
Digunakan sebagai traksi langsung pada traksi yang sangat berat
misalnya dislokasi panggul yang lama sebagai persiapan terapi
defenitif

Pertama-tama dilakuan anestesi (general atau regional ataupun lokal),


kemudian sebelum dipasang pin atau wire, kulit disekitarnya harus dicukur
dan dicuci dengan antiseptic, ditutp dengan duk steril. Ujung pin harus tajam.
Jika digunakan untuk pengibatan fraktur femur makan pemasangan pin wire
pada tuberculum tibia. Metode ini menguntungkan karena pin wire jauh dari
lokasi fraktur, diluar sendi dan gerakan sendi masih dapat dilakukan tanpa
mengurangi efektifitas traksi. Pemasangan pin wire sebaiknya jangan
melewati daerah dimana terdapat otot yang besar sebab dapat memudahkan
terjadinya infeksi. Jenis traksi skeletal:
a. Traksi skeletal dengan menggunakan kerangka dari Bohler Braum pada
fraktur orang dewasa
b. Thomas splint dengan pegangan lutut atau alat traksi dari Pearson. Dapat
digunakan utnuk traksi dan penyangga yang sebaiknya memakai tipe half
ring sebab pada tipe yang lain yaitu whole ring dapat menyebabkan
penekanan pada bagian sendi panggul sehingga pasien merasa kurang
nyaman. Pemakaian half ring sebaiknya dibagian depan paha.
Pada fraktur ekstremitas inferior, terutama pada fraktur supra kondiler
sebaiknya digunakan traksi skeletal melauli bagian atas tibia. Traksi skeletal
dengan memakai Steinnamn pin atau Kirschner wire melalui bagian tibia
proksimal dan traksi dilakukan sesuai aksis batang tulang femur. Untuk waktu
penggunaan traksi pada prinsipnya dapat dilepas bila sudah ada penyembuhan
secara radiologis. Setelah traksi dilepas dilanjutkan dengan imobilisasi dengan
gips atau bidai. Pada orang dewasa tidak hanya dengan melihat hasil roentgen
tetapi juga secara klinis sudah tidak ada nyeri dan tidak ada gerakan patologis.
Beberapa tanda untuk traksi belum dapat dilepas antara lain:
1. Adanya gerakan ditempat fraktur
2. Didapatkan rasa nyeri
3. Hasil radiografi menunjukkan:
- Kalus masih sedikit
- Kalus terlokalisir terutama pada satu sisi
- Ada kecendrungan terjadi late angulation
- Ada fine cracks kortek pada satu atau lebih fragmen fraktur

Berdasarakan penjelasan diatas maka tatalaksana fraktur non


medikamentosa untuk nenek Nori adalah dengan pemasangan skeletal traksi
pada ekstremitas inferior kiri.

Apabila pasien mengalami peningkatan suhu tubuh bisa di berikan parasetamol, bisa juga
diberikan analgetik sesuai tingkatan nyeri namun pada umumnya diberikan NSAID jika
nyeri ringan sampe sedang, bisa juga diberikan antibiotic jika terjadi infeksi.
Edukasi Pasien Osteoporosis
Berdasarkan hasil penelitian Tucker et al. dalam Suryono (2002, 2008), pola
makan yang lebih banyak buah dan sayuran dapat mempertahankan tulang dari
kerusakan, sedangkan mengonsumsi manisan diketahui akan membuat seseorang
mempunyai kepadatan tulang yang rendah baik pada pria meupun wanita manula (umur
69-93 tahun).
Hasil penelitian Sellmeyer et al. dalam Suryono (2001,2008), menyebutkan
bahwa wanita usia tua (>65 tahun) dengan konsumsi bahan pangan yang lebih tinggi
protein hewani daripada nabati menjadi lebih cepat menderita keropos tulang paha dan
lebih besar menderita resiko kerusakan tulang panggul daripada yang mengonsumsi lebih
rendah pangan hewani. Kenyataan ini menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi protein
nabati (sayuran) dan penurunan asupan protein hewani akan dapat menurunkan
kerapuhan tulang dan resiko kerusakan tulang panggul.
Konsumsi kopi dilaporkan dapat menyebabkan adanya resiko tinggi dalam pengurangan
massa tulang pada wanita. Akan tetapi, pada umumnya studi hanya memfokuskan
perhatian pada kandungan kafein yang ada. Sedangkan pada the, yang juga mengandung
kafein, mempunyai kandungan zat lain seperti fla vonoid yang dapat mempengaruhi
massa tulang dengan cara yang berbeda (Suryono, 2008).

Edukasi Pasien Fraktur


1. Tingkatkan asupan kalsium
Kalsium adalah nutrisi yang bertanggung jawab untuk menjaga tulang agar tetap sehat.
Kalsium ini juga diserap oleh tubuh bersama dengan vitamin D. Peningkatan asupan
kalsium akan membantu mempercepat pemulihan atau penyembuhan patah tulang.
Kalsium ini bisa didapatkan dalam susu, sayuran dan dalam bentuk suplemen.
2. Diet Seimbang
Diet 4 sehat 5 sempurna, yang terdiri dari: nasi, lauk pauk, sayur, buah dan susu, yang
dikonsumsi secara rutin dalam jumlah yang cukup, adalah baik untuk dilakukan. Diet 4
sehat 5 sempurna mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang
penting untuk menghasilkan tenaga dan membangun kembali jaringan tubuh yang rusak.
3. Latihan
Latihan berperan penting dalam memperkuat otot-otot di area yang terlibat. Latihan untuk
patah tulang atau tulang retak harus dilakukan dengan hati-hati dan harus disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan.
4. Berhenti Merokok
Perokok memiliki kepadatan mineral tulang yang kurang dibanding non-perokok. Studi
juga menunjukkan bahwa perokok memiliki waktu rata-rata penyembuhan lebih lama
karena merokok dapat mengganggu aliran darah.
22. Apa saja komplikasi dari penyakit Nenek Nori? (10)
Jawab :
Kompikasi dari osteoporosis adalah dapat terjadi fraktur pada penderita, karena
terjadinya trauma-trauma ringan karena osteoporosis menyebabkan berkurangnya
densitas masa tulang.
Komplikasi dari fraktur femur:
a. Komplikasi Segera
- Komplikasi Lokal : kerusakan kulit, pembuluh darah, kerusakan saraf, otot dan
organ dalam.
- Komplikasi sistemik : Syok hemoragik.
b. Komplikasi Awal
- Komplikasi Lokal : Nekrosis kulit, gangrene, thrombosis vena, komplikasi paa
persendian.
- Komplikasi sistemik : Emboli lemak, emboli paru, pneumonia, tetanus.
c. Komplikasi Lanjut
- Komplikasi pada persendian : terjadi kontraktur dan kekakuan sendi persisten,
penyakit sendi degenerative pasca trauma.
- Komplikasi Tulang : penyembuhan tulang secara abnormal seperti malunion,
delayed union, dan non union.
23. Bagaiamana prognosis dari penyakit Nenek Nori? (15,16)

Jawab :
Tergantung dengan tindak pencegahan dini osteoporosis saat masih pertumbuhan
sesuai pemenuhan kalsium tubuh, nutrisi, asupan, aktivitas fisik, dan pada masa
menopause tergantung pemenuhan hormon estrogen.
Tergantung waktu pengobatan, jika cepat maka prognosisnya juga akan semakin
baik. Jika sudah terdiagnosis dini osteoporosis maka dilakukan penghindaran faktor
resiko.
Prognosis dari Penyakit yang dialami Nenek Nori :
Ad vitam
: Ad Bonam
Ad Fungsionam
: Dubia ad bonam
Ad sanationam
: Dubia ad malam
Prognosis Pasien Osteoporosis
Prognosis untuk pasien osteoporosis adalah baik, terutama jika kelainannya telah
terdeteksi dan diterapi secepatnya. Densitas tulang, bahkan pada osteoporosis yang parah,
pada umumnya dapat distabilkan atau ditingkatkan. Resiko fraktur dapat dikurangi secara
substansial dengan pengobatan yang adekuat.
Pasien dengan osteoporosis yang ringan memiliki prognosis yang baik. Pada
pasien yang menderita fraktur, tulang dapat disembuhkan menjadi mendekati normal
kembali. Rasa nyeri biasanya akan hilang setelah 1-2 minggu.
Pada beberapa orang, osteoporosis memiliki penyebab yang jelas. Prognosis akan
menjadi lebih baik jika penyebab dapat diidentifikasi dan dikoreksi.
Prognosis Pasien Fraktur
Tulang memperlihatkan kemudahan penyembuhan yang besar tetapi dapat terjadi
sejumlah penyulit atau terdapat kelainan dalam proses penyembuhan.
a) Malunion
Kelainan penyatuan tulang karena penyerasian yang buruk menimbulkan deformitas,
angulasi atau pergeseran.
b) Penyatuan tertunda
Keadaan ini umum terjadi dan disebabkan oleh banyak faktor, pada umumnya banyak
diantaranya mempunyai gambaran hyperemia dan dekalsifikasi yang terus menerus.
Faktor yang menyebabkan penyatuan tulang tertunda antara lain karena infeksi, terdapat
benda asing, fragmen tulang mati, imobilisasi yang tidak adekuat, distraksi, avaskularitas,
fraktur patologik, gangguan gizi dan metabolik.
c) Non union (tidak menyatu)
Penyatuan tulang tidak terjadi, cacat diisi oleh jaringan fibrosa. Kadang-kadang dapat
terbentuk sendi palsu pada tempat ini. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan non union

adalah tidak adanya imobilisasi, interposisi jaringan lunak, pemisahan lebar dari fragmen
(contohnya patella), dan fraktur yang bersifat patologis.

Daftar Pustaka

1. Dorland,W,A,Newman. Kamus Saku Kedokteran DORLAND. Edisi 28 . 2011. Jakarta : EGC


2. Anonim. (2008). MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 8. Jakarta. Penerbit PT. Info
Master.
3. Sudoyo,Aru W., et al., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kdokteran Universitas Indonesia
4. Helmi, Zairin Noor. 2013. BUKU AJAR GANGGUAN MUSKULUSKELETAL. Jakarta :
Penerbit Salemba Medika.
5. Mardjono, Mahar. 2013. Farmakologi dan terapi. Ed.5. Badan Penerbit FKUI
6. Huether, Sue E. 2008. Understanding Pathophysiology. 5th Ed. Elsevier
7. Sjamsuhidajat, R. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed.3. Jakarta: EGC
8. traction procedure; Book of Orthopedics and Traumatology; by dr. M Natarjan & dr. N.
Mayurahanan, Publish MN orthopaedics hospital
9. http://notekedokteran.blogspot.com/2012/osteoporosis-pagets-desease-dan-rickets.html?m=1
(diakses pada tanggal 17 juni 2015 )
10. http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=5683 (diakses pada tanggal 17 juni 2015 )
11. zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/pain-management.pdf (di akses pada
tanggal 18 juni 2015 )
12. www.itokindo.org/?wpfb_dl=353 ( di akses pada tanggal 18 juni 2015 )
13. jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi/article/view/192/187 ( di akses pada tanggal
18 juni 2015 )
14. staff.uny.ac.id/.../Mencegah%20dan%20Mengatasi%20Osteoporosis.pdf ( di
akses pada tanggal 18 juni 2015 )
15. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14298/1/09E02386.pdf ( di akses
pada tanggal 18 juni 2015 )
16. digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4847 (di akses pada tanggal 18 juni 2015
)

MIND MAPING

Nenek
nori 75
tahun

-Terjatuh
-umur 75 tahun

- nyeri

-Menopouse

-tidak bisa
berjalan

-jarang minum

susu
-deformitas
paha kiri
Pemeriksaan fisik

-tidak
terdapat luka
terbuka

Suspect
osteoporosis

-vital sign

Suspect Close
Fraktur os femur
sinistra

diagnosi
s

Suspect close fraktur


os femur sinistra et
cause osteoporosis

Anda mungkin juga menyukai