Anda di halaman 1dari 19

REFER

RAT
ANATOMI DAN
N FISOLOG
GI NERVU
US FASIAL
LIS

Oleh
h:
FELIIX
160100
0097

Pembimmbing
Dr. dr. Yuliaani M. Lubis, Sp. T.H.T.K.L
T L

PROG
GRAM PEN
NDIDIKAN
N PROFES
SI DOKTE
ER
DEPART
TEMEN IL
LMU KESE
EHATAN TELINGA
T HIDUNG TENGGOR
ROK
RU
UMAH SAK
KIT UMUM
M PUSAT HAJI
H ADA
AM MALIK
K MEDAN
FAKU
ULTAS KE
EDOKTER
RAN UNIV
VERSITAS SUMATER
RA UTARA
A
MEDA
AN
2020
0
 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan referat berjudul ”Anatomi dan Fisiologi Nervus Fasialis”. Referat ini
disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan
Profesi Dokter (P3D) di Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
Dalam proses penyusunan referat ini, penulis menyampaikan penghargaan
dan terima kasih kepada Dr. dr. Yuliani M. Lubis, Sp. T.H.T.K.L selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing dan membantu penulis selama proses
penyusunan referat.
Penulis menyadari bahwa penulisan referat ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan penulisan referat di kemudian hari. Akhir kata, semoga referat ini dapat
memberikan manfaat dan dapat menjadi bahan rujukan bagi penulisan ilmiah di
masa mendatang.

Medan, 31 Agustus 2020

Felix


 
 

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dibacakan pada tanggal :

Nilai :

Penguji

Dr. dr. Yuliani M. Lubis, Sp. T.H.T.K.L

ii 
 
 

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................v

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................1


1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Tujuan .............................................................................................1
1.3 Manfaat ...........................................................................................1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................2


2.1 Embriologi........................................................................................2
2.1.1 Perkembangan intratemporal ...............................................2
2.1.2 Perkembangan ekstratemporal .............................................3
2.1.3 Perkembangan postnatal.......................................................3
2.2 Anatomi Nervus Fasialis ..................................................................3
2.2.1 Intrakranial ...........................................................................3
2.2.2 Intratemporal ........................................................................6
2.2.3 Ekstrakranial ........................................................................7
2.3 Suplai Darah Nervus Fasialis ..........................................................10
2.4 Fisiologi Nervus Fasialis ..................................................................11

BAB 3 KESIMPULAN ....................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................13

iii 
 
 

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1. Jaras motorik kortikobulbaris nervus fasialis ...................................4
2.2. Anatomi nervus fasialis (CN VII), nervus koklear, dan nervus
vestibular ..........................................................................................5
2.3. Anatomi topografi dari nervus fasialis .............................................7
2.4. (A) Jalur nervus fasialis, (B) Cabang nervus fasialis pada wajah ....9
2.5. Pasokan darah saraf wajah ...............................................................10

iv 
 
 

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1. Inervasi dan fungsi dari otot wajah ..................................................8


 
 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Paralisis otot-otot wajah menimbulkan kelainan ekspresi wajah, kesulitan
makan dan gangguan dalam mempertahankan penglihatan yang jelas. Penderita
gangguan ini segera menyadari adanya deformitas kosmetik dan fungsional yang
berat. Seringkali, mereka tidak dapat mengingat alasan yang jelas hingga terjadi
awitan gangguan. Untuk dapat menilai sebab-sebab paralisis wajah, perlu
dimengerti anatomi dan fungsi saraf. Saraf kranialis ketujuh berasal dari batang
otak, berjalan rnelalui tulang ternporal, dan berakhir pada otot-otot wajah.
Sedikitnya ada lima cabang utama. Selain mengurus persarafan otot wajah, saraf
kranialis ketujuh juga mengurus lakrirnasi, salivasi, pengaturan impedansi dalam
telinga tengah, dan sensasi nyeri, raba, suhu dan kecap.1

1.2 Tujuan
Referat ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai anatomi dan fisiologi
nervus fasialis, serta untuk melengkapi tugas kepaniteraan klinik di Departemen
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan.

1.3 Manfaat
Manfaat penulisan referat ini adalah sebagai penambah wawasan mengenai
anatomi dan fisiologi nervus fasialis.


 

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Embriologi2
2.1.1 Perkembangan Intratemporal
Nervus fasialis mulai berkembang dekat akhir bulan pertama kehamilan, saat
primordium akustikofasial bertumbuh menjadi nervus fasialis dan akustik
berdekatan dengan promordial pada telinga bagian dalam yaitu otic placode.
Ganglion genikulata yang muncul dari arkus brankial kedua, berkembang di awal
bulan kedua dari kehamilan. Berdekatan dengan ganglion genikulata yang sedang
berkembang, primordium akustikofasial berdiferensiasi menjadi bagian kaudal
dan rostral. Bagian kaudal berkembang menjadi mesenkim dari arkus brankial
kedua, yang menjadi bagian utama nervus fasialis. Cabang rostral yang terkait
dengan lengkungan pertama, akhirnya berkembang menjadi korda timpani,
memberikan rasa pada dua pertiga anterior lidah.
Ganglion genikulata dan nervus intermedius timbul dari arkus brankial kedua
membentuk bagian motorik dari saraf ketujuh. Selama minggu keenam
kehamilan, nervus fasialis bagian motorik menetapkan posisinya pada telinga
tengah di antara labirin membranous (struktur placode otic) dan stapes yang
sedang berkembang (struktur lengkung kedua). Nervus itu kemudian melewati
mesenkim arkus kedua. Selama itu, korda timpani menjadi berhubungan dengan
nervus trigeminal, yang akan membawa korda timpani dalam perjalanan ke lidah
melalui nervus lingual. Nervus petrosal superfisial yang membawa serabut
parasimpatis preganglionik ke ganglion pterigopalatina, juga berkembang selama
periode waktu ini.

2.1.2 Perkembangan Ekstratemporal


Selama minggu keenam kehamilan, nervus fasialis bagian ekstratemporal
mulai berkembang. Di akhir bulan kedua kehamilan, semua lima divisi saraf
ekstratemporal yaitu temporal, zygomatikus, bukal, mandibula, dan cabang
servikal sudah terbentuk. Selama bulan ketiga, nervus kemudian ditutupi oleh



 

kelenjar parotis. Otot-otot wajah terbentuk pada usia kehamilan 7-8 minggu dan
harus dipersarafi oleh cabang distal saraf wajah atau akan mengalami degenerasi.
Pada akhir bulan ketiga, sebagian besar wajah otot dapat diidentifikasi dan
fungsional.

2.1.3 Perkembangan Postnatal


Saat lahir, nervus fasialis terletak tepat di bawah kulit dekat ujung mastoid
saat muncul dari tulang temporal. Dengan demikian, saraf ini berisiko bila insisi
postaurikular dilakukan pada anak kecil, seperti yang sering dilakukan pada
operasi telinga. Ketika ujung mastoid terbentuk dan memanjang selama masa
kanak-kanak, nervus fasialis akan terletak pada posisi yang lebih medial. Akson
nervus fasialis akan mengalami mielinisasi sampai usia 4 tahun dan ini juga
pertimbangan yang penting untuk pengujian elektrik pada saraf selama periode
waktu ini.

2.2 Anatomi Nervus Fasialis


Jalur dari nervus fasialis dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
2.2.1 Intrakranial
Korteks somatomotor primer nervus fasialis terletak pada girus presentral,
sesuai dengan Brodmann daerah 4, 6, dan 8. Dari daerah inilah, fungsi nervus
fasialis motorik volunter seperti ekspresi wajah dikendalikan. Proyeksi saraf dari
daerah ini bergabung menjadi fasikula kortikobulbar selama jalur menurun
melalui kapsula interna. Proyeksi saraf ini berlanjut melalui traktus piramidal di
dalam basal pons. Di pons bagian kaudal, sebagian besar serabut nervus fasialis
melintasi otak tengah untuk mencapai nukleus fasialis kontralateral. Sejumlah
kecil serabut nervus fasialis menginverasi nukleus fasialis ipsilateral, sebagian
besar ditujukan untuk cabang temporal saraf. Perbedaan ini menjadi penting
ketika dokter mencoba untuk menetukan apakah kelumpuhan wajah terjadi karena
lesi sentral atau perifer. Lesi sentral akan meyisakan otot dahi karena menerima
inervasi dari kedua hemisfer, sedangkan lesi perifer akan melibatkan semua
cabang dari saraf wajah.2,3

 

 

Nervus fasialis mempunyai dua inti, yaitu inti superior dan inti inferior. Inti
superior mendapat persarafan dari korteks motor secara bilateral, sedangkan inti
inferior hanya mendapat persarafan dari satu sisi. Serabut dari ke dua inti berjalan
mengelilingi inti (nukleus) nervus abdusen (n.VI), kemudian meninggalkan pons
bersama-sama dengan n.VIII (nervus koklea) dan nervus intermedius (Whisberg).
Saat saraf meninggalkan batang otak, suatu cabang saraf kedelapan yang dikenal
sebagai saraf intermedius memisahkan diri dan bergabung dengan saraf ketujuh
untuk memasuki kanalis akustikus internus.1,4

Gambar 2.1. Jaras motorik kortikobulbaris nervus fasialis. (dikutip dari : Patel, 2015)

 

 

Selain persarafan motorik ke otot ekspresi wajah, proyeksi neuronal lain


ditemukan terkait dengan saraf wajah yang sebagian bertanggung jawab atas rasa,
sensasi kulit telinga luar, propriosepsi, lakrimasi, dan air liur. Bundel saraf ini
disebut nervus intermedius atau Wrisberg yang keluar dari batang otak yang
berdekatan dengan cabang motorik saraf wajah. Serabut eferen viseral umum dari
nervus intermedius adalah neuron parasimpatis preganglionik yang menginervasi
lakrimal, submandibular, sublingual, dan kelenjar ludah minor. Badan sel saraf ini
muncul di nukelus saliva superior dan bergabung dengan nervus fasialis setelah
melewati nukleus abducens. Mereka berpergian bersama sampai mencapai
ganglion genikulata di tulang temporal. Pada titik ini, terbentuk cabang nervus
petrosal superfisial mayor yang mengandung neuron untuk ganglion
pterygopalatine. Nervus petrosal superficial mayor menginervasi lakrimal,
kelenjar saliva minor, dan kelenjar mukosa palatum dan hidung. Serabut yang
tersisa membentuk bagian dari saraf korda timpani yang berlanjut ke ganglion
submandibular, dan akhirnya berlanjut ke kelenjar ludah submandibular dan
sublingual.2

Gambar 2.2. Anatomi nervus fasialis (CN VII), nervus koklear, dan nervus vestibular (CN
VIII), saat keluar dari batang otak di tingkat pontomedullary junction. (dikutip dari : Lalwani,
2012).

Serabut aferen viseral khusus, yang juga membentuk suatu porsi dari saraf
korda timpani, menerima masukan dari pengecap lidah dua pertiga anterior lidah,
serta palatum keras dan lunak. Aferen sensorik untuk pengecap memiliki badan
sel di ganglion genikulata dan akhirnya bersinaps di medula, di nukleus solitarius.

 

 

Neuron aferen sensorik umum dari nervus intermedius bertanggung jawab atas
informasi sensorik kulit dari saluran telinga luar dan daerah postaurikular. Serabut
sensorik kulit memasuki traktus trigeminal spinal tanpa bersinaps di ganglion
genikulata.2

2.2.2 Intratemporal
Setelah masuk ke dalam tulang temporal, nervus fasialis akan berjalan dalam
suatu saluran tulang yang disebut kanal Fallopi. Dalam perjalanan di dalam tulang
temporal, nervus fasialis dibagi dalam 4 segmen, yaitu :2,3,4
a) Segmen Meatus (8-10 mm) terletak dalam kanalis akustikus internus.
b) Segmen Labirin (2-4 mm) terletak antara akhir kanal akustik internus dan
ganglion genikulatum. Nervus pada segmen labirin memiliki diameter yang
kecil (0,61-0,68 mm) dan kanal tulang yang sempit.
c) Segmen Timpani atau Horisontal (12 mm) terletak di antara bagian distal
ganglion genikulatum dan berjalan ke arah posterior telinga tengah, kemudian
naik ke arah tingkap lonjong (fenestra ovalis) dan stapes, lalu turun dan
kemudian terletak sejajar dengan kanal semisirkularis horisontal.
d) Segmen Mastoid atau Vertikal (13 mm) mulai dari dinding medial dan
superior kavum timpani. Perubahan posisi dari segmen timpani menjadi
segmen mastoid, disebut segmen piramidal atau genu eksterna. Bagian ini
merupakan bagian paling posterior dari nervus fasialis, sehingga mudah
terkena trauma pada saat operasi. Selanjutnya segmen ini berjalan ke arah
kaudal menuju foramen stilomastoid.

Di dalam tulang temporal nervus fasialis memberikan 3 cabang penting, yaitu


nervus petrosus superior mayor, nervus stapedius, dan korda timpani.4
a) Nervus petrosus superior mayor yang keluar dari ganglion genikulatum. Saraf
memberikan rangsang untuk sekresi pada kelenjar lakrimasi
b) Nervus stapedius yang mensarafi muskulus stapedius dan berfungsi sebagai
peredam suara.

 

 

c) Korda timpani yang memberikan serabut perasa pada dua pertiga lidah bagian
depan.

2.2.3 Ekstrakranial
Nervus fasialis keluar dari dasar tengkorak melalui foramen stylomastoideus,
antara ujung mastoid secara lateral dan prosesus styloideus secara medial. Di
foramen stylomastoideus, nervus kranialis masuk ke kelenjar parotis. Nervus
kemudian bercabang di dalam kelenjar parotis menjadi temporofasial dan
servikofasial. Umumnya menjadi 5 cabang yaitu :2,6
a) Cabang temporal : menginervasi otot frontalis dan orbicularis oris dan otot di
bagian atas dari wajah
b) Cabang zygomatikus : menginervasi bagian tengah wajah
c) Cabang bukal : menginervasi otot pipi, termasuk otot buccinator
d) Cabang mandibula : menginervasi otot bagian bawah wajah
e) Cabang servikal : menginervasi otot-otot di bawah dagu yaitu otot platysma.

Gambar 2.3. Anatomi topografi dari nervus fasialis.(Dikutip dari : Adams et al., 1997)

 

 

Tabel 2.1. Inervasi dan fungsi dari otot wajah.(Dikutip dari : Patel, 2015)
Cabang N VII Otot Fungsi
Aurikular Aurikular posterior Menarik telinga ke belakang
posterior Oksipitofrontalis Menarik kulit kepala ke belakang
Aurikular anterior Menarik telinga ke depan
Aurikular superior Mengangkat pinna
Temporal Oksipitofrontalis Menarik kulit kepala ke depan
Korugator supersilia Menarik alis ke medial dan bawah
Procerus Menarik alis medial ke bawah
Temporal dan Menutup mata dan kontraksi kulit
Orbicularis okuli
zigomatik sekitar mata
Zigomatik dan
Zigomatikus mayor Mengangkat sudut mulut
buccal
Zigomatikus minor Mengangkat bibir atas
Mengangkat bibir atas dan lipatan
Levator labii superior nasolabial tengah

Levator labii superioris ala Mengangkat lipatan nasolabial bagian


nasi medial dan ala nasi
Buccal Risorius Menarik ke lateral saat senyum
Buccinator Menarik tepi mulut ke belakang
Levator anguli oris Menarik tepi mulut ke atas dan garis
tengah
Orbikularis oris Menutup bibir
Nasalis dilator naris Mengembangkan lubang hidung
Nasalis compressor naris Mengecilkan lubang hidung
Buccal dan Depresor angulus oris Menarik tepi mulut ke bawah
mandibula Depresor labii inferior Menarik bibir bawah ke bawah
Mandibular Mentalis Menarik dagu ke atas
Servikal Platysma Menarik tepi mulut ke bawah

 

 

Gambar 2.4. (A) Jalur nervus fasialis. Bagian intratemporal terdiri dari empat segmen : meatus (1),
labirin (2), timpani (3), dan mastoid (4). (B) Cabang nervus fasialis pada wajah.(Dikutip dari :
Dhingra, 2017)

 
10 
 

2.3. Suplai Darah Nervus Fasialis3


Berasal dari empat pembuluh darah :
a. Arteri serebelar anterior-inferior menyuplai saraf di sudut serebelopontin
b. Arteri labirin, cabang arteri serebelar anterior-inferior, yang menyuplai saraf
di kanal akustikus internus
c. Arteri petrosal superfisial, cabang dari arteri meningeal tengah, yang
menyuplai ganglion genikulata dan sekitarnya
d. Arteri stilomastoid, cabang dari arteri aurikularis posterior, yang menyuplai
segmen mastoid dan timpani.

Semua arteri akan membentuk pleksus eksterna yang terletak di epineurium


dan menyuplai pleksus intraneural internal yang lebih dalam.

Gambar 2.5. Pasokan darah saraf wajah. (1) Sudut serebelopontin : Arteri serebelar anterior-
inferior. (2) kanal akustikus internus: Arteri labirin. (3) Ganglion genikulata dan saraf wajah yang
berdekatan: Petrosal superfisial. (4) Segmen mastoid: Arteri stylomastoid. Jadi kedua sistem
karotis dan vertebrobasilar memasok saraf dan bertemu di segmen labirin.(Dikutip dari : Dhingra,
2017)

 
11 
 

2.4. Fisiologi Nervus Fasialis


Nervus fasialis berjalan dari pons ke parotid. Itu adalah saraf campuran yang
memiliki motorik dan sensorik. Yang sensorik disebut saraf Wrisberg yang
membawa serabut sekretomotorik ke kelenjar lakrimal dan kelenjar ludah, dan
membawa serabut pengecap dan sensasi umum. Jadi, ada dua eferen dan dua jalur
aferen. Komponen wajah saraf meliputi:3
a. Eferen viseral khusus membentuk motorik dan menyuplai semua otot yang
berasal dari arkus brankial kedua, yaitu semua otot ekspresi wajah, otot
aurikular (sekarang vestigial), stylohyoid, posterior perut digastrik dan
stapedius.
b. Eferen visceral umum menyuplai serabut sekretomotor untuk kelenjar
lakrimal, submandibular dan sublingual dan kelenjar sekretorik yang lebih
kecil di mukosa hidung dan langit-langit.
c. Aferen visceral khusus membawa rasa dari anterior dua pertiga lidah melalui
korda timpani dan palatum mole dan durum melalui nervus petrosus
superfisialis mayor. Pengecap dibawa ke nukleus traktus solitarius.
d. Aferen somatik umum menimbulkan sensasi umum dari concha, bagian
posterosuperior kanal eksternal dan membran timpani. Serabut ini juga
membawa sensasi proprioseptif dari otot wajah.

Nervus fasialis terdiri dari kurang lebih 10.000 serabut saraf, sekitar 7.000 di
antaranya adalah serabut mielin motorik. Selubung nervus fasialis terdiri dari
beberapa lapisan. Endoneurium, melekat erat pada lapisan sel Schwann dari
akson, mengelilingi setiap serabut saraf. Perineurium, yang merupakan lapisan
perantara yang mengelilingi kelompok fasikula, memberikan kekuatan tarik ke
saraf dan diyakini merupakan penghalang utama penyebaran infeksi. Lapisan
saraf terluar adalah epineurium. Luar ini lapisan berisi vasa nervorum, yang
menyediakan suplai darah ke saraf.2

 
 

BAB III
KESIMPULAN

Nervus fasialis mulai berkembang dekat akhir bulan pertama kehamilan dan
pada akhir bulan ketiga, sebagian besar wajah otot dapat diidentifikasi dan
fungsional. Jalur dari nervus fasialis dibagi menjadi 3 bagian yaitu : intrakranial,
intratemporal, dan ekstrakranial.
Nervus fasialis mempunyai dua inti, yaitu inti superior dan inti inferior.
Serabut dari ke dua inti berjalan mengelilingi inti (nukleus) nervus abdusen
(n.VI), kemudian meninggalkan pons bersama-sama dengan n.VIII (nervus
koklea) dan nervus intermedius (Whisberg). Saat saraf meninggalkan batang otak,
suatu cabang saraf kedelapan yang dikenal sebagai saraf intermedius memisahkan
diri dan bergabung dengan saraf ketujuh untuk memasuki kanalis akustikus
internus.
Setelah masuk ke dalam tulang temporal, nervus fasialis akan berjalan dalam
suatu saluran tulang yang disebut kanal Fallopi. Dalam perjalanan di dalam tulang
temporal, nervus fasialis dibagi dalam 4 segmen, yaitu : segmen meatus, segmen
labirin, segmen timpani atau horisontal, dan segmen mastoid atau vertikal.
Nervus fasialis keluar dari dasar tengkorak melalui foramen stylomastoideus.
Nervus kranialis masuk ke kelenjar parotis dan bercabang di dalam kelenjar
parotis menjadi temporofasial dan servikofasial. Umumnya menjadi 5 cabang
yaitu : temporal, zygomatikus, bukal, mandibula, dan servikal.

12 
 
 

DAFTAR PUSTAKA

1. Adams GL, Boies LR, Higler P. Buku ajar penyakit THT. Jakarta: EGC.
1997. P : 139-140
2. Lalwani AK. Current Diagnosis & Treatment in Otolaryngology: Head &
Neck Surgery.New York : McGraw-Hill Education.2012. P : 861-868
3. Dhingra PL, Dhingra S. Disease of the Ear Nose and Throat. 7th. New Delhi,
India: Elsevier India. 2017. P : 99-100
4. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku ajar ilmu
kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher. Jakarta: Balai Penerbit
FK UI. 2007. P : 114
5. Patel AA. Facial Nerve Anatomy [Internet]. Emedicine.medscape.com. 2015 .
[cited 30 August 2020]. Available from :
https://emedicine.medscape.com/article/835286-overview
6. Dulak D, Naqvi IA. Neuroanatomy, Cranial Nerve 7 (Facial) [Updated 2020
Jul 31]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2020 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526119/

13 

Anda mungkin juga menyukai