Anda di halaman 1dari 21

REFERAT ANATOMI KEPALA LEHER DAN KELENJAR

DISUSUN OLEH:

TENGKU NABILA NURHAFIZHA 170100087

PEMBIMBING:

Dr. dr. H. R. Yusa Herwanto, M.Ked (ORL-HNS), Sp.T.H.T.K.L.(K)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER DEPARTEMEN ILMU


KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan referat
yang berjudul ”Anatomi Kepala Leher dan Kelenjar”. Referat ini disusun sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D)
di Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara.
Dalam proses penyusunan referat ini, penulis menyampaikan terima kasih
kepada Dr. dr. H. R. Yusa Herwanto, M.Ked (ORL-HNS), Sp.T.H.T.K.L.(K) selaku
dosen pembimbing yang telah membimbing dan membantu penulis serta
meluangkan waktu selama proses penyusunan referat.
Penulis menyadari bahwa penulisan referat ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan penulisan referat di kemudian hari. Akhir kata, semoga referat ini dapat
memberikan manfaat dan dapat menjadi bahan rujukan bagi penulisan ilmiah di
masa mendatang.

Medan, 22 April 2021

Penulis

i
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dibacakan pada tanggal :


Nilai :

Penguji

Dr. dr. H. R. Yusa Herwanto, M.Ked (ORL-HNS), Sp.T.H.T.K.L.(K)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG........................................................... 1
1.2 TUJUAN PENULISAN......................................................... 1
1.3 MANFAAT PENELITIAN.................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI KEPALA............................................................. 2
2.1.1 VASKULARISASI KEPALA................................. 3
2.1.2 OTOT-OTOT PADA KEPALA.............................. 3
2.2 ANATOMI LEHER................................................................ 4
2.2.1 VASKULARISASI LEHER.................................... 5
2.2.2 OTOT-OTOT PADA LEHER................................. 7
2.3 PEMBULUH DARAH BALIK.............................................. 8
2.4 SISTEM SARAF.................................................................... 9
2.5 KELENJAR PADA KEPALA LEHER.................................. 10
BAB III KESIMPULAN................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 15

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Vaskularisasi leher............................................................ 6


Tabel 2.2 Saraf kranial....................................................................... 9

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Atap tengkorak.............................................................. 2


Gambar 2.2 Dasar tengkorak............................................................ 2
Gambar 2.3 Vaskularisasi kepala...................................................... 3
Gambar 2.4 Otot-otot pada kepala.................................................... 4
Gambar 2.5 Batas leher..................................................................... 4
Gambar 2.6 Fascia leher................................................................... 5
Gambar 2.7 Danger space................................................................ 5
Gambar 2.8 Vaskularisasi leher......................................................... 6
Gambar 2.9 Otot-otot superficialis.................................................... 7
Gambar 2.10 Otot-otot profundi......................................................... 7
Gambar 2.11 Pembuluh darah balik pada kepala dan leher.............. 8
Gambar 2.12 Sistem saraf pada leher............................................... 10
Gambar 2.13 Letak kelenjar limfe.................................................... 10
Gambar 2.14 Aliran kelenjar limfe................................................... 11
Gambar 2.15 Palpasi kelenjar limfe.................................................. 11
Gambar 2.16 Kelenjar liur parotid dan submandibularis.................. 12
Gambar 2.17 Kelenjar liur sublingual............................................... 12
Gambar 2.18 Kelenjar tiroid............................................................. 13
Gambar 2.19 Kelenjar paratiroid...................................................... 13

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Secara anatomi dan fungsional kepala dan leher tergabung menjadi satu
kesatuan yang mana leher menghubungkan kepala dengan batang tubuh. Setiap
region atau daerah pada ekstremitas, kepala, dada, dan lainnya memiliki susunan
struktur yang umum, struktur itu berupa tulang, otot, pembuluh darah, saraf, dan
seterusnya.1
Anatomi yang normal penting untuk diketahui sebelum terjadi suatu
kelainan. Dengan mengetahui anatomi normal dari kepala leher dan kelenjar,
penegakan diagnosis penyakit dan tindakan yang akan dilakukan dapat diberikan
secara tepat.

1.2 TUJUAN PENULISAN


Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan anatomi kepala leher dan kelenjar
untuk melengkapi tugas di Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara.

1.3 MANFAAT PENULISAN


Manfaat penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan mengenai
anatomi kepala leher dan kelenjar agar dapat mengetahui penyebab penyakit dan
kelainan serta memberikan tindakan yang tepat.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Kepala


Tulang tengkorak (kranium) terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu :
a. Atap tengkorak (gambar 2.1) terbentuk dari os frontal, os parietal, dan os
occipital.
b. Dasar tengkorak (gambar 2.2) terbentuk dari 3 aspek, yaitu aspek anterior (os
frontal, os zygomaticum, orbita, nasal, maxilla , dan mandibula), aspek lateral
(os temporalis, arcus zygomaticus, processus mastoideus os temporalis, meatus
acusticus externus, processus styloideus os temporalis, dan mandibula), dan
aspek superior (os frontal bagian anterior, os parietal, dan os occipital).

2.1 Atap tengkorak (calvaria).

2.2 Dasar tengkorak (basis cranii).

2
3

2.1.1 Vaskularisasi Kepala


Ada beberapa arteri yang menperdarahi daerah kepala (gambar 2.3), yaitu
a. Arteri facialis (maxillaris externa)
arteri ini bercabang menjadi arteri labialis inferior, labialis superior, dan angularis.
b. Arteri temporalis superficialis
arteri ini merupakan cabang terminal dari arteri carotis externa. Arteri ini memperdarahi
kelenjar parotis, auricula, dan daerah fossa temporalis.
c. Arteri maxillaris interna
arteri ini juga merupakan cabang terminal dari arteri carotis externa. Dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu pars mandibularis (memperdarahi gigi, gusi, cavitas timpani, liang timpani
luar), pars pterygoidea (memperdarahi m. Masseter, m. Temporalis, mukosa mulut), dan
pars pterygopalatina (memperdarahi palatum durum, palatum mole, tonsil palatina,
dinding faring, konka nasal, dan septum nasi).

2.3 Vaskularisasi Kepala.

2.1.2 Otot-otot pada Kepala


Beberapa otot yang berada di daerah kepala (gambar 2.4), yaitu :
a. Otot pada hidung
Pada hidung terdapat otot nasalis dan otot depressor septi yang berfungsi untuk
memperkecil lubang hidung.
b. Otot sekitar mata
Pada mata ditemukan otot orbicularis oculi yang berfungsi untuk menutup kelopak mata
dan dapat dibagi menjadi pars orbitalis, pars palpebralis, dan pars lacrimalis.
c. Otot pada mulut
Pada mulut terdapat otot buccinator yang berfungsi agar pipi tetap tegang, menarik sudut
mulut ke lateral. Selain itu terdapat otot orbicularis oris yang berfungsi untuk
mengatupkan bibir. Otot-otot lainnya, seperti muskulus zygomaticus major dan minor
4

untuk ekspresi wajah, musukulus levator anguli oris, muskulus levator labii superior,
muskulus depressor labii inferior, dan lainnya.2

Gambar 2.4 Otot-otot pada kepala.

2.2 Anatomi Leher


Leher terletak diantara kepala dan tubuh, batas-batas leher (gambar 2.5):
a. Kranial : batas bawah mandibula, puncak prosesus mastoideus dan protuberantia
occipitalis externa.
b. Kaudal : Jugulum sterni, clavicula, acromion, dan prosesus spinosus vertebra
cervicalis 7.

Gambar 2.5 Batas Leher.

Leher memiliki fascia, penyakit dapat terbentuk pada ruang diantara fascia leher yang
disebut abses leher.3 Terdapat tiga bagian fascia leher (gambar 2.6), yaitu :
a. Fascia otot terbagi menjadi tiga, yaitu
1. Lamina superficialis (oranye) : membungkus seluruh leher
2. Lamina pretrachealis (hijau) : membungkus otot infrahyoidalis (otot tulang lidah
bawah)
5

3. Lamina prevertebralis (ungu) : membungkus otot-otot prevertebralis dan otot-otot


punggung
b. Fascia pembuluh (biru muda) yaitu vagina carotica yang membungkus berkas pembuluh
darah
c. Fascia organ (biru tua) yang membungkus laring, trakea, faring, kerongkongan dan
kelenjar tiroid
Dapat dijumpai celah berbahaya atau danger space (gambar 2.7). Pada orang yang terkena
TB tulang, abses dapat terbentuk pada celah ini.

Gambar 2.6 Fascia leher.

Gambar 2.7 Danger space.

2.2.1 Vaskularisasi Leher


Kepala dan leher sebagian besar diperdarahi oleh kedua arteri karotis, yaitu arteri karotis
interna dan eksterna, lalu keduanya membentuk arteri karotis komunis. Arteri karotis interna
adalah arteri utama dalam menyuplai darah ke otak. Arteri karotis eksterna menyuplai bagian
kepala dan leher (gambar 2.8). Pada bagian leher arteri karotis interna dan arteri karotis
komunis tidak mempunyai cabang. Sehingga arteri karotis eksterna yang mendarahi bagian
leher bersama dengan arteri vertebralis. Berikut ini adalah cabang dari arteri karotis eksterna
(tabel 2.1).
6

Tabel 2.1 Vaskularisasi Leher.


Nama Cabang Daerah yang diperdarahi
Cabang Depan
A. thyroidea superior Laring, kelenjar tiroid
A. lingualis Dasar mulut, lidah, kelenjar sublingual,
rongga mulut
A. facialis Dinding faring, bibir, tonsil, pangkal
hidung
Cabang Medial
A. pharyngea ascendens Faring hingga dasar tengkorak
Cabang Belakang
A. occipitalis Daerah belakang kepala, otot-otot leher
A. auricularis posterior Daerah telinga, kelenjar parotid
Cabang Terminal
A. maxillaris Otot pengunyah, bagian dalam belakang
dari tengkorak wajah
A. temporalis superficialis Daerah pelipis, sebagian telinga

Gambar 2.8 Vaskularisasi leher.

2.2.2 Otot-otot pada Leher


Otot-otot pada leher dibedakan menjadi :
a. Otot-otot superficial (gambar 2.9), yaitu platysma, muskulus sternomastoideus, muskulus
trapezius, otot-otot infrahyoideus (omohyoid, digastrikus, dan segitiga karotid), otot-otot
suprahyoideus (otot digastrik, submental, dan submandibular).
7

Gambar 2.9 Otot-otot superficialis.

b. Otot-otot profundi (gambar 2.10), seperti otot-otot scaleni dan otot-otot pravertebralis.

Gambar 2.10 Otot-otot profundi.


8

2.3 Pembuluh Darah Balik


Pembuluh darah balik pada kepala dan leher dapat dibagi sebagai berikut (gambar 2.11) :
a. Vena jugularis eksterna
Vena ini terletak kira-kira dari angulus mandibulae ke kaudadorsal pertengahan clavicula,
diluar otot sternocleidomastoideus dan dibawah platysma myoideus. Vena ini
mendapatkan darah balik dari vena temporalis superficialis, vena facialis, vena maxillaris,
vena auricularis anterior, vena jugularis anterior, jugularis eksterna posterior, dan akan
bermuara pada subclavia.
b. Vena jugularis interna
Vena ini dibungkus oleh vagina carotica dan terletak dibawah otot
sternocleidomastoideus, otot omohyoiedus, saraf XI, dan ansa cervicalis. Vena ini
membawa darah balik dari sinus sigmoideus, sinus petrosus inferior, vena faring, vena
facialis, dan vena thyreoidea.
c. Vena jugularis anterior
Vena ini mendarahi daerah anterior leher yang akan menuju ke vena suprascapular lalu
bermuara di vena subclavia

Gambar 2.11 Pembuluh darah balik pada kepala dan leher.


9

2.4 Sistem Saraf


a. Saraf pada Kranial
Saraf Kranial berjumlah 12 pasang yang keluar dari batang otak. Berikut pembagian saraf
kranial dan fungsinya (tabel 2.2).

Tabel 2.2 Saraf kranial.


Saraf Kranial Fungsi
N. olfactorius (N I) Penghiduan
N. opticus (N II) Modalitas utama pada penglihatan
N. oculomotorius (N III) Saraf motorik penggerak kelopak mata dan bola
mata (M. Levator palpebrae superior, rectus
medialis, rectus superior, rectus inferior, obliqus
inferior)
N. trochlearis (N IV) Saraf motorik untuk penggerak bola mata (M.
Obliqus superior)
N. trigeminus (N V)
N. opthalmicus (N V1) Saraf sensorik pada kornea
N. maxillaris (N V2) Saraf sensorik pada bibir atas dan rahang atas
N. mandibularis (N V3) Saraf sensorik pada bibir bawah dan rahang bawah
N. abducens (N VI) Saraf motorik untuk penggerak bola mata (M.
Rectus lateralis)
N. facialis (N VII) Saraf motorik penggerak otot-otot wajah dan
pengecap pada 2/3 anterior lidah
N. vestibulocochlearis (N VIII)
N. vestibulo Keseimbangan
N. cochlearis Pendengaran
N. glossopharyngeus (N IX) Pengecap pada 1/3 posterior lidah
N. vagus (N X) Saraf sensorik pada sistem pencernaan dan saraf
motorik pada otot-otot palatum molle, faring,
laring dan esofagus
N. accessorius (N XI) Saraf motorik pada muskulus
sternocleidomastoideus dan muskulus trapezius
N. hypoglossus (N XII) Mempersarafi otot-otot lidah

b. Saraf pada Leher


Saraf spinal mempersarafi daerah leher yang berasal dari Medulla spinalis bagian servikal
segmen C1-C4 (gambar 2.12). Saraf-saraf ini dibagi menjadi cabang dorsal dan cabang
ventral.
1. Cabang dorsal berasal dari Medulla spinalis segmen C1-C3 yang memberi
persarafan motorik ke otot-otot leher dan persarafan sensoris ke dermatom C2-
C3 yaitu bagian leher dan oksipital.
2. Cabang ventral berasal dari Medulla spinalis segmen C1-C4 memberi persarafan
motoris ke otot-otot leher bagian dalam dan membentuk plexus cervicalis untuk
10

mempersarafi kulit dan otot-otot anterolateral leher.


Saraf kranial yang mempersarafi leher adalah N. glossopharyngeus, N. vagus yang
memberikan persarafan motoris dan sensoris ke faring dan laring, N. accessorius
memberikan persarafan motoris pada muskulus sternocleidomastoideus dan muskulus
trapezius, N. hypoglossus mempersarafi otot-otot lidah.
Selain saraf spinal dan kranial, ada truncus sympathicus yang merupakan bagian dari
sistem saraf otonom yang berjalan mengikuti arteri carotis dan memberikan persarafan ke
daerah kepala dan leher.4

Gambar 2.12 Sistem saraf pada leher.

2.5 Kelenjar pada Kepala Leher


a. Kelenjar limfe
1. Letak kelenjar limfe pada kepala leher
Stasiun kelenjar limfe (gambar 2.13) dapat dijumpai pada daerah submental,
submandibular, servikal fundus, preaurikular, retroaurikular, nukhale, dan
supraklavikular.

Gambar 2.13 Letak kelenjar limfe.


11

2. Aliran kelenjar limfe


Cairan limfe dari daerah kepala dan leher mengalir melalui kelenjar limfe leher
bagian dalam menuju truncus jugularis kanan atau kiri (gambar 2.14) dan berjalan
bersama-sama dengan vena jugularis interna. Truncus jugularis kanan bermuara ke ductus
lymphaticus dexter. Sedangkan truncus jugularis kiri bermuara ke ductus thoracicus.

Gambar 2.14 Aliran kelenjar limfe.

3. Pemeriksaan kelenjar limfe pada kepala leher


Lakukan palpasi masing-masing stasiun kelenjar limfe, sesuai dengan gambar
(gambar 2.15):
(b) submental-submandibulae
(c) di angulus mandibulae
(d) tepi luar M. Sternocleidomastoideus
(e) supraklavikular
(f) sepanjang N. Accessorius dan nuchalis

Gambar 2.15 Palpasi kelenjar limfe


12

b. Kelenjar liur
Terdapat 3 kelenjar liur besar, yaitu :
1. Kelenjar parotis (gambar 2.16) yang bermuara di vestibulum oris dan berhadapan
dengan gigi molar atas ke 2
2. Kelenjar submandibular
3. Kelenjar sublingual. Kelenjar sublingual dan submandibular (gambar 2.17) bermuara
di caruncula sublingualis dibelakang gigi incisivus bawah.

Gambar 2.16 Kelenjar liur parotid dan submandibularis.

Gambar 2.17 Kelenjar liur sublingualis.


13

c. Kelenjar tiroid dan paratiroid


Kelenjar tiroid (gambar 2.18) terdiri dari lobus yg terletak di dua sisi dan ditengahnya
terdapat isthmus glandulae thyroideae. Kelenjar paratiroid (gambar 2.19) terletak didalam
organ glandula thyroidea, oleh karena itu saat pengangkatan kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid bisa saja ikut terangkat. Kelenjar ini diperdarahi oleh arteri tiroid superior yaitu
cabang dari arteri carotis eksterna dan arteri tiroid inferior yang berasal dari truncus
thyrocervicalis.

Gambar 2.18 Kelenjar tiroid.

Gambar 2.19 Kelenjar paratiroid.


BAB III

KESIMPULAN

Pengetahuan mengenai anatomi kepala leher dan kelenjar sangat penting untuk
melakukan penilaian terhadap suatu penyebab asal usul, dan lokasi penyakit
sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat. Anatomi yang perlu dipahami
adalah daerah, batas, vaskularisasi, otot, sistem saraf, kelenjar limfe, liur serta tiroid
dan paratiroid.

14
15

DAFTAR PUSTAKA

1. Pearce EC. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama; 2009.
2. Koesoemah HA, Dwiastuti SAP. Histologi dan Anatomi Fisiologi Manusia.
Jakarta: Kemenkes RI; 2017. 98 p.
3. Fachruddin D. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala dan Leher. 7th ed. Jakarta: FK UI; 2012. 204 p.
4. Schunke M, Schulte E, Schumacher U, Voll M, Wesker K. Prometheus
Atlas Anatomi Manusia. 3rd ed. Sugiharto L, Suyono J, octavius ong H,
editors. Jakarta: EGC; 2017.

Anda mungkin juga menyukai