Anda di halaman 1dari 6

DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN

RESPIRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


SUMATERA UTARA

MAKALAH

HIJRAH

Nama : Galih Seno Aji

NIM : 170100055

Supervisor: Dr.dr. Noni Novisari Soeroso, M.Ked(P), Sp.P(K),FISR


A. Pengertian Hijrah

Secara bahasa hijrah berasal dari kata hajara artinya memutuskan hubungan, yaitu pindah
dari suatu daerah ke daerah lain, sedangkan menurut istilah, hijrah adalah keberangkatan Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam dari kota Mekah ke Madinah.(1)

B. Sebab-Sebab Hijrah

Pada permulaan Islam, kaum Quraisy belum mencurahkan perhatiannya untuk menentang
agama Islam. Mereka mengira bahwa seruan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam
itu hanya seruan yang tidak berapa lama tentu akan lemah dan lenyap dengan sendirinya. Akan
tetapi alangkah terkejutnya mereka melihat bahwa seruan itu dengan cepat telah memasuki
lingkungan keluarga mereka bahkan hamba sahaya yang dahulunya mereka anggap derajatnya
tidak lebih dari harta benda, Oleh karena itu dengan cepat mereka mengadakan penentangan
dan perlawanan terhadap ajaran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam dengan cara
menyiksa dan menyakiti para pengikut Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam.
Dengan ini Rasul memikirkan umatnya agar terlepas dari siksaan orang kafir Quraisy yakni
dengan cara memindahkan mereka ke tempat yang lebih aman atau dengan kata lain berhijrah.
Sebab-sebab Rasul berhijrah, yaitu:

1. Watak masyarakat Madinah yang lembut dan ramah mendorong perkembangan ajaran
Islam jadi lebih baik
2. Nabi Muhammad tidak dihormati di negara mereka, Nabi Muhammad juga tidak diterima
oleh kaumnya sendiri tapi beliau diakui sebagai Nabi Allah Subhanawata’ala oleh orang-
orang Madinah
3. Golongan Pendeta dan bangsawan Quraisy sangat menentang ajaran yang dibawa oleh
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam.
4. Orang-orang Madinah mengundang Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam
dengan harapan bahwa melalui pengaruh pribadi serta nasehat Rasul, perang yang
berkepanjangan antara suku Aus dan Khazraj yang hampir melumpuhkan kehidupan yang
normal dari orang-orang Madinah akan berakhir.
C. Macam-Macam Hijrah

Ada pula sebagian ulama berpendapat bahwa hijrah secara garis besarnya antara lain:

1. Hijrah Makaniyah

Hijrah makaniyah adalah meninggalkan suatu tempat dan terbagi menjadi beberapa jenis,yaitu:

• Hijrah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam, dari Mekah ke Habsyiyah


• Hijrah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam, dari Mekah ke Madinah
• Hijrah dari suatu negeri yang membahayakan kesehatan untuk menghindari penyakit
menuju negeri yang aman
• Hijrah dari suatu yang di dalamnya di dominasi oleh hal-hal yang diharamkan
• Hijrah dari suatu tempat karena gangguan terhadap harta benda
• Hijrah dari suatu tempat karena menghindari tekanan fisik
2. Hijrah Amaliyah

Hijrah amaliyah artinya perpindahan perilaku yang merupakan hijrah dengan benar-benar
dengan kembali mengikut Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam.

3. Hijrah lil amil

Hijrah lil amil artinya perubahan pada pelakunya.

D. Hijrah Masyarakat Gaza

Menurut Ustadz Abu Muhammad Zulham Effendi, kisah Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi Wassalam yang berhijrah dari kota Mekkah ke Madinah untuk menghindari
pembantaian satu persatu pengikut Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam oleh kaum
kafir Quraisy dan memperkuat keimanan mereka seharusnya menjadi acuan bagi kaum
muslimin di Kota Gaza. Kaum muslimin di Kota Gaza memiliki iman yang rapuh, selain itu
muslimin di Kota Gaza minim akan kekuatan. Beberapa fatwa ulama mengatakan kaum
muslimin di Kota Gaza harus pindah terlebih dahulu untuk menguatkan iman dan memperbaiki
kekuatan mereka, lalu kembali untuk menaklukkan negara Israel. Hal ini pernah dilakukan
oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam dalam menaklukkan kembali Mekkah atau
disebut dengan Fathu Makkah, yang sampai akhir kiamat nanti tidak ada lagi orang-orang
kafir yang menaklukkan Kota Mekkah.

E. Hukum Berkunjung dan Menetap di Negara Kafir

Menurut Syekih Muhammad bin Sholih Al ‘Ustmain, berkunjung ke negeri kafir


hukumnya haram, kecuali memiliki 3 syarat sebagai berikut: (2)

1. Punya ilmu agama

Memiliki ilmu untuk membentengi diri dari syubhat atau pemikirian rancu, tau
membedakan yang mana halal dan yang mana haram.

2. Punya agama yang baik dan kuat

Orang yang rajin beramal akan melindungi atau membentengi diri dari godaan syahwat

3. Memiliki alasan kebutuhan untuk pergi ke negeri kafir

Butuh untuk bersafar untuk ke negeri kafir seperti untuk berobat atau melanjutkan studi
yang tidak didapatkan di negeri Islam, bisa pula karena alasan berdagang, untuk berdakwah,
mempelajari kondisi orang-orang kafir untuk mencari tahu kelemahannya yang merupakan
jihad di jalan Allah Subhanawata’ala, mengatur kondisi kaum muslimin yang ada di negeri
kafir, dan bertujuan untuk belajar.

Syarat bagi seorang pelajar untuk belajar di negeri kafir:

1. Akal harus matang dan harus dapat membedakan mana yang mudharat
2. Ilmu yang benar-benar dibutuhkan bukan sekedar gaya-gayaan saja. Ilmu yang
didapatkannya merupakan hal yang bisa disebarkan dan bermanfaat untuk negaranya

Oleh karena itu siapa yang bersafar ke negeri kafir cuma untuk bermaksud jalan-jalan
(berwisata), maka ia akan berdosa. Segala yang ia keluarkan untuk safar adalah haram dan
termasuk membuang-buang harta. Ia pun akan dihisab pada hari kiamat akan hal ini.
F. Hukum Bekerja di Tempat Orang Kafir

Boleh bagi seorang muslim untuk bekerja pada orang kafir. Di antara dalilnya adalah hadits
yang diriwayatkan dari Ka’b bin ‘Ujrah Radhiyallahu anhu bahwa beliau berkata: (3)

Saya mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari, dan saya melihat
beliau pucat. Maka saya bertanya, ‘Ayah dan ibu saya adalah tebusanmu. Kenapa engkau pucat
?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Tidak ada makanan yang masuk ke perut
saya sejak tiga hari.’ Maka saya pun pergi dan mendapati seorang Yahudi sedang memberi
minum untanya. Lalu saya bekerja padanya, memberi minum unta dengan upah sebiji kurma
untuk setiap ember. Sayapun mendapatkan beberapa biji kurma dan membawanya untuk Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Dari mana ini
wahai Ka’b?’ Lalu sayapun menceritakan kisahnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bertanya, ‘Apakah kamu mencintaiku wahai Ka’b?’ Saya menjawab, ‘Ya, dan ayah saya adalah
tebusanmu.’ “ [HR ath-Thabrani no. 7.157, dihukumi hasan oleh al-Haitsami dan al-Albani].
Daftar Pustaka

1. Murni. Konsep Hijrah dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi terhadap Pandangan Prof. Dr.
M. Quraish Shihab, MA dalam Tafsir Al-Misbah). 2013;71.

2. Al-Utsaimin SM bin S, Al-Jibran SA bin A, Al-Fauzan SS bin F, Ifta’ LD lil B al-’Ilmiah


wal. Al-fatawa asy-syar’iyyah fi al-masa’il al-ashriyyah min fatawa ulama al-balad al-
haram. 1st ed. Jakarta: Darul Haq; 2003. 646 p.

3. ATh-Thobrōnī A-I. Al-Mu’jamul Ausath. 7th ed. Lebanon: Beirut DKi; 2012. 3120 p.

Anda mungkin juga menyukai