Anda di halaman 1dari 18

Makalah Sejarah Perjalanan

Nabi Muhammad Ketika di


Makkah Dan Madinah

Nama : Hana Nabila Putri


Kelas : VII-1
Kata Pengantar

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan segala nikmat , hidayah , serta rahmatNya ,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang sejarah
perjalanan nabi Muhammad SAW ketika di Makkah dan
Madinah. Melalui Makalah ini saya berharap dapat membantu
bapak / ibu guru maupun teman-teman saya dalam
pembelajaran materi. Tidak lupa saya berterimakasih kepada
semua pihak yang sudah membantu saya dalam menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini memuat tentang dakwah nabi di
Makkah dan Madinah yang tersusun dengan sebaik-baiknya.
Saya berharap , semoga makalah ini membawa manfaat bagi
semuanya, terimakasih
Daftar Isi
A. Dakwah Rasulullah di Makkah
Latar Belakang………….
Dakwah…………
Wahyu……….
Isra’ Mi’raj………..

B. Dakwah Rasulullah di Madinah


Latar Belakang………
Dakwah………..
Piagam Madinah………
Peperangan……..
Perjanjian Hudaibiyah……….
Haji Wada’…………
Wafat Nabi………..
A. Dakwah Rasulullah di Makkah
Latar Belakang
Nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT.adalah Nabi Muhammad SAW
(Q.33:40). Ia dipilih menjadi nabi dan rasul pada usia 40 tahun.
Ia menyampaikan risalah kenabian kepada kaumnya selama 22 tahun 2 bulan dan 22
hari.Muhammad dilahirkan di Mekah. Kakeknya, Abdul Muttalib, menamainya Muham
mad (orang terpuji), sebuah nama yang belum pernah digunakan dan dikenal sebelum
nya.Ketika lahir, Muhammad telah menjadi anak yatim.Ayahnya, Abdullah, wafat
sebelum ia lahir. Ketika berusia 6 tahun, Muhammad sudah menjadi yatim piatu.
Ibunya, Aminah binti Wahab, meninggal dunia dalam perjalanan pulang dari Yatsrib,
setelah berziarah ke kuburan suaminya.
Kemudian, Muhammad diasuh oleh Abdul Muttalib. Sebelum Muhammad berusia 8
tahun, kakeknya wafat.
Pamannya, Abi Talib, lalu mengambil alih tanggung jawab mengasuh Muhammad.

Pada usia 25 tahun Muhammad menikah dengan Khadijah binti Khuwalid yang berusia
40 tahun.
Khadijah adalah seorang pengusaha yang mempercayai Muhammad untuk menjajakan
dagangannya ke Suriah. Karena kejujuran Muhammad, Khadijah menaruh hati
padanya dan menikahinya.
Pasangan Khadijah- Muhammad dikaruniai 2 putra (Qasim serta Abdullah) dan 4
putri(Zainab, Rukayyah, Ummu Kalsum, dan Fatimah). Khadijah adalah wanita
pertama yang masuk islam.
Ia meninggal pada usia 65 tahun, setelah 25 tahun menikah dengan Muhammad.

Wahyu
Menjelang usia 40 tahun, Muhammad sering menyendiri dan bertafakur di Gua Hira.
Gua ini terletak di Bukit Hira, sekitar 6 km di sebelah timur laut kota Mekah. Di gua
ini Muhammad beribadah sepanjang Ramadan. Di gua ini pula Muhammad menerima
wahyu pertamanya pada tanggal 17 Ramadan 12 SH/6 Agustus 610 M.
Malaikat Jibril menemui dan menyuruhnya membaca wahyu Allah (Q.96:1-5).
Dakwah
Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab
meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan hukum, sehingga menjadi
umat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam
yang disampaikannya,kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal
kenabiannya adalah sebagai berikut :

a. Keesaan Allah SWT


b. Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
c. Kesucian jiwa
d. Persaudaraan dan Persatuan

Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur
tersebut sebagai berikut,Ada dua tahap dakwah yang dilakukan Muhammad.

1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun

Pada masa dakwah secara sembunyi-


sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-
orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat
dekatnya.Mengenai orang-
orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah
Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian),

Ali bin Abu Thalib, Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu Ash
Shiddiq(sahabat dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah
SAW pada waktu kecil) Abu Bakar Ash
Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang kawan
dekatnya menyatakan diri masuk islam, mereka adalah:

۞Abdul Amar dari Bani Zuhrah

۞Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris

۞Utsman bin Affan


۞Zubair bin Awam

۞Sa’ad bin Abu Waqqas

۞Thalhah bin Ubaidillah.

Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-


sembunyi, yang namanya sudah disebutkan diatas disebut Assabiqunal Awwalun
(pemeluk islam generasi awal)

2. Dakwah secara Terang-terangan

Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-


4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar
dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-
Qur’an Surah 26: 214-216.

Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-


terangan ini antara lain sebaga berikut:

1. Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri


jamuan makan dan mengajak agar masuk islam. Walau banyak yang belum
menerima agama islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang
sudah masuk islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali Bin Abu
Thalib, Ja’far Bin Abu Thalib, dan Zaid Bain Haritsah

Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada d
an bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
Seruan Rasulullah SAW telah diketahui oleh kaum Quraisy, akan tetapi dengan cara
rahasia ini mereka tidak mempedulikan dampak yang akan terjadi, mereka tidak men
gira bahwa dakwah Rasul terhadap islam akan sangat pesat dan diterima oleh
masyarakat. Kemudian setelah Rasul mulai berdakwah secara terang-
terangan, kaum Quraisy mulai menyatakan tantangannya dan berkonfrontasi
terhadap agama Islam yang baru didakwahkan oleh Rasulullah SAW. Kaum Quraisy
berusaha menghentikan tindakan Rasulullah dengan cara apapun.
Sebab-
sebab yang mendorong kaum Quraisy menentang agama Islam dan kaum Muslimin,
yaitu sebagai berikut :
a) Persaingan berebut kekuasaan

Kaum Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan, atau antara
kenabian dan kerajaan. Bagi kaum Quraisy untuk menyerahkan pimpinan kepada
Muhammad, karena menurut mereka berarti suku-
suku bangsa Arab akan kehilangan kekuasaan dan pengaruh dalam masyarakat.

b) Persamaan antara hak bangSAWan dan hamba sahaya

Bangsa Arab hidup berkasta-kasta. Tiap-


tiap manusia digolongkan kepada kasta yang tidak boleh dilampauinya. Tetapi, seruan
memberikan hak sama kepada manusia. Hak sama ini adalah suatu dasar yang
penting dalam agama Islam.
Hamba sahaya itu dipandang lebih mulia dari tuannya apabila lebih bertakwa dari
tuannya itu.

c) Takut dibangkitkan kembali

Agama islam mengajarkan bahwa pada hari kiamat manusia akan bangkit dari
kuburnya, dan semua perbuatan manusia akan dihisab. Oleh yang berbuat baik,
kebaikannya itu akan dibalas sebagaimana orang yang berdosa akan disiksa karena
kejahatannya.Gambaran inilah yang mendorong mereka menolak agama baru itu yang
menyebabkan mereka tidak mau mengikuti dan menganutnya. Gambaran
pertanggungan jawab yang amat ditakuti oleh orang-orang yang berdosa.

d) Taklid kepada nenek moyang

Taklid kepada nenek moyang secara membabi buta, dan mengikuti langkah-
langkah mereka dalam soal-
soal peribadatan dan pergaulan adalah suatu kebiasaan yang berurat berkat pada
bangsa Arab.

e) Patung sebagai komoditi perdagangan

Orang Arab zaman dahulu, ialah memahat patung yang menggambarkan al Lata, al ‘U
zza, Manat, dan Hubal. Patung-patung itu mereka jual kepada jamaah-
jamaah haji. Agama Islam melarang menyembah, memahat, dan menjual patung.
Saudagar saudagar patung memandang agama Islam sebagai penghalang rezeki dan
akan menyebabkan perniagaan mereka mati dan lenyap.

f) Konfrontasi kaum Quraisy terhadap Islam

Pada permulaan Islam, kaum Quraisy berjumlah mencurahkan perhatiannya untuk


menentang agama Islam. Pertama kali, mereka menghalangi hamba-hamba dan orang-
orang yang lemah. Kalau Muhammad bebas mengatakan apa yang diinginkannya,tetapi
hamba-
hamba sahaya menurut pandangan mereka tidaklah bebas atas jasmani dan rohani
mereka sendiri. Ammar serta Sumaiyah, begitu juga Bilal, Khabab Ibnu Aris dan
lain-lain menderita siksaan yang berat, di luar perikemanusiaan. Siksaan-
siksaan ini berbagai macam, umpamanya pukulan dan tidak diberi makan dan minum.
Yasir sampai meninggal dunia waktu dia sedang disiksa. Perempuan Yasir terpekik di
tikam oleh Abu Jahal dengan lembing, sampai meninggal dunia.

Akan tetapi Nabi tidak dapat mereka siksa, karena Bani Hasyim mempunyai keduduk
an yang tinggi pada pandangan mereka. Dan Rasul sendiri mendapat penjagaan dari
Abu Thalib paman beliau.
Keadaan kaum Muslimin yang disiksa oleh kaum Quraisy amat menyedihkan sekali.
Supaya mereka terhindar dari siksaan kaum Quraisy. Rasulullah tidak
memerintahkan kepada mereka untuk mencari suaka ke negeri Yaman, karena negeri
Yaman dibawah kekuasaan bangsa Persia dan orang Persia tidak menganut agama
ketuhanan,dan juga tidak menghormati agama ketuhanan. Buktinya Kaisar Persia me
ngirim utusan kepada gubernur Yaman agar menangkap utusan Rasulullah untuk dide
portasi ke Yaman

Kaum muslimin akan berhijrah untuk mencari suaka ke negeri Habsyi


Karena Rasululullah mengetahui bahwa raja Habsyi seorang yang adil. Tidak pernah
ada orang teraniaya di sana. Nabi akan mengirim pengikut-
pengikutnya ke negeri Habsyi untuk mencari suaka.

Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-


5 sesudah Nabi diutus menjadi Rasul. Rombongan pertama yang berangkat ke negeri
Habsyi terdiri atas 10 orang laki-
laki dan 4 orang perempuan. Diantaranya Usman bin ‘Affan beserta isteri beliau
Rukayah puteri Nabi, Zubair Ibnu ‘Awwam, Abdurrahman Ibnu ‘Auf, dan Ja’far Ibnu
Abi Thalib.

Kaum muslimin dapat diterima dengan baik dan mendapat penghormatan yang besar
dari Najasi (Negus) raja Habsyi, sehingga tatkala kaum Quraisy meminta kepada
raja Najasi agar kaum muslimin yang mencari suaka di negerinya untuk dideportasi
lagi ke Makkah. Permohonan itu ditolak oleh raja Najasi dan kaum muslimin yang
meminta suaka diperbolehkan tinggal dan menetap di negara Habsyi dengan aman.

Pada periode dakwah secara terang-


terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir
Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin
Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-
6 dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M).

Kaum musyrik Quraisy tak mampu menghentikan dakwah Muhammad. Berbagai cara
mereka lakukan, tapi hasilnya tetap nihil. Mereka lalu mengutus 10 orang untuk
menemui Abi Talib dan meminta agar ia mau membujuk keponakannya berhenti
berdakwah. Namun Muhammad menolak permintaan tersebut. Melihat keteguhan
hati Muhammad, Abi Talib akhirnya mendukung keputusan keponakannya itu dan
berjanji untuk selalu melindunginya dari ancaman orang Quraisy.

Muhammad benar-
benar sedih ketika Abi Talib yang menjadi pelindung utamanya wafat pada bulan Ra
madan 2 SH, dalam usia 87 tahun. Belum hilang kesedihannya, Khadijah, istrinya
yang ia cintai dan selalu mendampinginya dalam perjuangan, juga meninggal dunia.
Muhammad sangat sedih dengan wafatnya kedua orang yang menjadi pembela risala
hnya itu. Karena itu, tahun ke- 10 kenabian ini disebut ‘Am al-Huzn (tahun duka cita)

Isra’ Mi’raj
Pada tahun ke-
10 kenabian, terjadi peristiwa Isra’ Mikraj. Allah SWT. memperjalankan Nabi
SAW. pada malam hari (Isra) dari Masjidilharam di Mekah ke Masjidilaksa di
Yerusalem, kemudian membawanya naik (mikraj) ke langit agar bisa menyaksikan
kekuasaan Allah SWT. (Q.17:1). Dalam kesempatan mi’raj itulah Nabi menerima
perintah dari Allah SWT. berupa kewajiban menjalankan salat lima waktu.

Gangguan kaum Quraisy terhadap Muhammad semakin menjadi-


jadi setelah paman dan istrinya wafat. Pada bulan Syawal tahun ke-
10 kenabian, Muhammad pergi ke luar kota Mekah menuju Ta’if (65 km sebelah
tenggara Mekah) bersama anak angkatnya, Zaid bin Harisah, untuk menyebarkan
dakwah. Selama sepuluh hari, Nabi SAW. menemui para pemuka Bani Saqif. Namun
kehadiran Nabi di sana ditolak oleh mereka.

Suatu saat Nabi bertemu dengan enam orang suku Aus dan Khazraj dari Yatsrib.
Nabi menggunakan kesempatan ini untuk memperkenalkan agama Islam. Mereka pun
lalu menyatakan masuk Islam di hadapan Nabi. Setelah pulang ke Yatsrib, mereka
memberitahukan hal tersebut kepada penduduk lainnya. Pada musim haji berikutnya,
datanglah delegasi suku Aus dan Khazraj menemui Nabi di Aqabah. Mereka
menyatakan ikrar kesetiaan kepada Nabi, yang kemudian dikenal dengan Ikrar
Aqabah. Mereka juga meminta agar Nabi bersedia pindah ke Yatsrib untuk
menghindar gangguan orang Quraisy. Mereka berjanji akan membela Nabi dari
segala ancaman.

Sebelum hijrah ke Yatsrib, kaum Quraisy berencana membunuh Nabi. Tapi rencana
jahat itu ketahuan sebelum terlaksana. Ketika mereka mengepung rumah Nabi,
mereka hanya menemukan Ali bin Abi Talib di tempat tidur Nabi, sementara Nabi
dan Abu Bakar sudah pergi. Ketika kaum Quraisy mengejar, Nabi dan Abu Bakar
bersembunyi di Gua Tsur. Setelah aman barulah mereka melanjutkan perjalanan ke
Yatsrib.

B. Dakwah Rasulullah di Madinah


Latar belakang
Dua belas tahun sudah Nabi berdakwah, tapi kaum Quraisy tetap belum mau
menerima risalah kenabiannya. Maka Nabi hijrah ke Yatsrib. Penduduk Yatsrib
menunggu-
nunggu kedatangannya. Menurut perhitungan mereka, berdasarkan perhitungan yang
lazim ditempuh orang, seharusnya Nabi SAW sudah tiba di Yatsrib. Oleh sebab itu
mereka pergi ke tempat-
tempat yang tinggi, memandang ke arah Quba, menantikan dan menyongsong
kedayangan Nabi SAW dan rombongan. Akhirnya waktu yang ditunggu-
tunggu pun tiba. Dengan perasaan bahagia, mereka mengelu-
elukan kedatangan Nabi SAW. Mereka berbaris di sepanjang jalan dan menyanyikan
lagu Thala’ al-Badru, yang isinya Telah tiba bulan purnama, dari Saniyyah al-
Wadâ’i (celahcelah bukit). Kami wajib bersyukur, selama ada orang yang menyeru
kepada Ilahi, Wahai orang yang diutus kepada kami, engkau telah membawa sesuatu
yang harus kami taati.

Setiap orang ingin agar Nabi SAW singgah dan menginap di rumahnya. Tetapi Nabi
SAW hanya berkata “Aku akan menginap dimana untaku berhenti. Biarkanlah dia
berjalan sekehendak hatinya.”. Ternyata unta itu berhenti di tanah milik dua anak
yatim, yaitu Sahal dan Suhail, di depan rumah milik Abu Ayyub al-
Anshari. Dengan demikian Nabi SAW memilih rumah Abu Ayyub sebagai tempat
menginap sementara. Tujuh bulan lamanya Nabi SAW tinggal di rumah Abu Ayyub,
sementara kaum Muslimin bergotong-
royong membangun rumah untuknya. Setelah Nabi hijrah, kota Yatsrib kemudian
dikenal dengan sebutan Madinah an-Nabi (kota Nabi) atau Madinah al-
Munawwarah (kota yang bercahaya).

Sebelum sampai di Madinah, Nabi dan Abu Bakar singgah di Quba, sebuah desa yang
jaraknya 10 km dari Madinah. Nabi tinggal di sana selama beberapa hari, sambil
menunggu kedatangan Ali bin Abi Talib dari Mekah. Di desa ini, Nabi membangun
Masjid Quba. Inilah masjid pertama yang dibangun oleh Nabi SAW. sebagai pusat
peribadatan. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-12 kenabian Muhammad.

Dakwah
Di Madinah, Nabi memimpin penataan dan peletakan dasar kehidupan bagi kaum
muslim dan penduduk Madinah dalam beberapa langkah, yaitu:

• Dasar pertama, mempererat tali ukhuwah Islamiah (persaudaraan Islam)


antara kaum Muhajirin (orang-
orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah) dan Anshar (penduduk Madinah
yang masuk Islam dan ikut membantu kaum Muhajirin). Nabi SAW
mempersaudarakan individu-individu dari golongan Muhajirin dengan individu-
individu dari golongan Anshar. Misalnya, Nabi SAW mempersaudarakan Abu
Bakar dengan Kharijah bin Zaid, Ja’far bin Abi Thalib dengan Mu’az bin Jabal
Dengan demikian diharapkan masing-
masing orang akan terikat dalam suatu persaudaraan dan kekeluargaan.
Dengan persaudaraan yang semacam ini pula, Rasulullah telah menciptakan
suatu persaudaraan baru, yaitu persaudaraan berdasarkan agama,
menggantikan persaudaraan berdasarkan keturunan.
• Dasar kedua, sarana terpenting untuk mewujudkan rasa persaudaraan tsb,
yaitu tempat pertemuan. Sarana yang dimaksud adalah masjid, tempat untuk
melakukan ibadah kepada Allah SWT secara berjamaah, yang juga dapat
digunakan sebagai pusat kegiatan untuk berbagai hal, seperti belajar-
mengajar, mengadili perkara-
perkara yang muncul dalam masyarakat, musyawarah, dan transaksi dagang.
Nabi SAW merencanakan pembangunan masjid itu dan langsung ikut
membangun bersama-
sama kaum muslimin. Masjid yang dibangun ini kemudian dikenal sebagai
Masjid Nabawi.Didekat masjid itu dibangun pula tempat tinggal Nabi SAW
dan keluarganya.

• Dasar ketiga, mengikat tali persaudaraan dengan pihak-


pihak lain yang tidak beragama Islam, yaitu kaum Yahudi, Nasrani, dan Majus
Di Madinah, disamping orang-
orang Arab Islam juga masih terdapat golongan masyarakat yang masih
menganut agama nenek moyang mereka. Ikatan hubungan itu terwujud dalam
perjanjian yang disebut dengan Misaq Madinah (Piagam Madinah).

Piagam Madinah
Isi piagam madinah itu antara lain :

1) Setiap golongan dari ketiga golongan penduduk Madinah memiliki hak pribadi,
keagamaan dan politik. Sehubungan dengan itu setiap golongan penduduk Madinah
berhak menjatuhkan hukuman kepada orang yang membuat kerusakan dan memberi
keamanan kepada orang yang mematuhi peraturan.

2) Setiap individu penduduk Madinah mendapat jaminan kebebasan beragama.

3) Seluruh penduduk kota Madinah yang terdiri dari kaum Muslimin, kaum Yahudi
dan orang-
orang Arab yang belum masuk Islam sesama mereka hendaknya saling membantu
dalam bidang moril dan materiil. Apabila Madinah diserang musuh, maka seluruh
penduduk Madinah harus bantu-membantu dalam mempertahankan kota Madinah.

4) Rasulullah SAW adalah pemimpin seluruh penduduk Madinah. Segala perkara


dan perselisihan besar yang terjadi di Madinah harus diajukan kepada Rasulullah
SAW untuk diadili sebagaimana mestinya.

Untuk memperkokoh dan mempertahankan keberadaan negara yang baru didirikan


itu, Nabi SAW mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota, baik langsung di bawah
pimpinannya maupun tidak. Hamzah bin Abdul Muttalib membawa 30 orang
berpatroli ke pesisir Laut Merah. Ubaidah bin Haris membawa 60 orang menuju
Wadi Rabiah. Sa’ad bin Abi Waqqas ke Hedzjaz dengan 8 orang Muhajirin. Nabi
SAW sendiri membawa pasukan ke Abwa dan disana berhasil mengikat perjanjian
dengan Bani Damra, kemudian ke Buwat dengan membawa 200 orang Muhajirin dan
Anshar, dan ke Usyairiah. Di sini Nabi SAW mengadakan perjanjian dengan Bani
Mudij. Ekspedesi-ekspedisi tersebut sengaja digerakkan Nabi SAW sebagai aksi-
aksi siaga dan melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diperlukan
untuk melindungi dan mempertahankan negara yang baru dibentuk. Perjanjian
perdamaian dengan kabilah dimaksudkan sebagai usaha memperkuat kedudukan
Madinah.

Kendati Nabi dan pengikutnya sudah hijrah ke Madinah, orang Quraisy terus
mengganggu mereka. Sementara itu kaum Yahudi di Madinah iri melihat kondisi
militer, politik, dan ekonomi kaum muslim semakin baik. Mereka lantas bersekongkol
dengan kaum Quraisy untuk melumpuhkan kaum muslim. Karena kaum muslim semakin
terancam, Allah mengizinkan mereka untuk berperang (Q.22:39,41). Setelah
mendapat izin Allah SWT. Nabi dan kaum muslim lalu memerangi orang Quraisy dan
Yahudi.
Peperangan
Ada beberapa peperangan yang dipimpin Nabi, misalnya :

1) Perang Badar

Perang Badar yang merupakan perang antara kaum muslimin Madinah dan kaun
musyrikin Quraisy Mekah terjadi pada tahun 2 H. Tentara muslimin Madinah terdiri
dari 313 orang dengan perlengkapan senjata sederhana yang terdiri dari pedang,
tombak, dan panah. Berkat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan semangat
pasukan yang membaja, kaum muslimin keluar sebagai pemenang.

Abu Jahal, panglima perang pihak pasukan Quraisy dan musuh utama Nabi
Muhammad SAW sejak awal, tewas dalam perang itu. Sebanyak 70 tewas dari pihak
Quraisy, dan 70 orang lainnya menjadi tawanan. Di pihak kaum muslimin, hanya 14
yang gugur sebagai syuhada. Kemenangan itu sungguh merupakan pertolongan Allah
SWT (QS. 3: 123). Orang-
orang Yahudi Madinah tidak senang dengan kemenangan kaum muslimin. Mereka
memang tidak pernah sepenuh hati menerima perjanjian yang dibuat antara mereka
dan Nabi Muhammad SAW dalam Piagam Madinah.

Sementara itu, dalam menangani persoalan tawanan perang, Nabi Muhammad SAW
memutuskan untuk membebaskan para tawanan dengan tebusan sesuai kemampuan
masing-masing. Tawanan yang pandai membaca dan menulis dibebaskan bila bersedia
mengajari orang-
orang Islam yang masih buta aksara. Namun tawanan yang tidak memiliki kekayaan
dan kepandaian apa-
apa pun tetap dibebaskan juga. Tidak lama setelah perang Badar, Nabi Muhammad
SAW mengadakan perjanjian dengan suku Badui yang kuat. Mereka ingin menjalin
hubungan dengan Nabi SAW karenan melihat kekuatan Nabi SAW. Tetapi ternyata
suku-
suku itu hanya memuja kekuatan semata. Sesudah perang Badr, Nabi SAW juga
menyerang Bani Qainuqa, suku Yahudi Madinah yang berkomplot dengan orang-
orang Mekah. Nabi SAW lalu mengusir kaum Yahudi itu ke Suriah.
2) Perang Uhud

Perang yang terjadi di Bukit Uhud ini berlangsung pada tahun 3 H. Perang ini
disebabkan karena keinginan balas dendam orang-
orang Quraisy Mekah yang kalah dalam perang Badar. Pasukan Quraisy, dengan
dibantu oleh kabilah Tihama dan Kinanah, membawa 3.000 ekor unta dan 200
pasukan berkuda di bawah pimpinan Khalid bin Walid. Tujuh ratus orang di antara
mereka memakai baju besi. Adapun jumlah pasukan Nabi Muhammad SAW hanya
berjumlah 700 orang. Perang pun berkobar. Prajurit-
prajurit Islam dapat memukul mundur pasukan musuh yang jauh lebih besar itu.

Melihat kemenangan yang sudah di ambang pintu, pasukan pemanah yang


ditempatkan oleh Rasulullah di puncak bukit meninggalkan pos mereka dan turun
untuk mengambil harta peninggalan musuh. Mereka tidak lagi menghiraukan gerakan
musuh. Situasi ini dimanfaatkan musuh untuk segera melancarkan serangan balik.
Dan satu per satu pahlawan Islam berguguran. Nabi SAW sendiri terkena serangan
musuh. Sisa-
sisa pasukan Islam diselamatkan oleh berita tidak benar yang diterima musuh bahwa
Nabi SAW sudah meninggal. Berita ini membuat mereka mengendurkan serangan
untuk kemudian mengakhiri pertempuran itu. Perang Uhud ini menyebabkan 70 orang
pejuang Islam gugur sebagai syuhada.

3) Perang Khandaq (parit)

Perang yang terjadi pada tahun 5 H ini merupakan perang antara kaum muslimin
Madinah melawan masyarakat Yahudi Madinah yang mengungsi ke Khaibar yang
bersekutu dengan masyarakat Mekah. Karena itu perang ini juga disebut sebagai
Perang Ahzab (sekutu beberapa suku). Pasukan gabungan ini terdiri dari 10.000
orang tentara. Salman al-
Farisi, sahabat Rasulullah SAW, mengusulkan agar kaum muslimin membuat parit
pertahanan di bagian-
bagian kota yang terbuka. Karena itulah perang ini disebut sebagai Perang Khandaq
yang berarti parit.
Tentara sekutu yang tertahan oleh parit tsb mengepung Madinah dengan mendirikan
Suasana kritis itu diperparah pula oleh pengkhianatan orang-
orang Yahudi Madinah, yaitu Bani Quraizah, dibawah pimpinan Ka’ab bin Asad.

Namun akhirnya pertolongan Allah SWT menyelamatkan kaum muslimin. Setelah


sebulan perkemahan di luar parit hampir sebulan lamanya mengadakan pengepungan,
persediaan makanan pihak sekutu berkurang. Sementara itu pada malam hari angin
dan badai turun dengan amat kencang, menghantam dan menerbangkan kemah-
kemah dan seluruh perlengkapan tentara sekutu. Sehingga mereka terpaksa
menghentikan pengepungan dan kembali ke negeri masing-
masing tanpa suatu hasil. Para pengkhianat Yahudi dari Bani Quraizah dijatuhi
hukuman mati. Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzâb: 25-26.

Pada tahun ke6 hijrah, Nabi bermimpi memasuki kota Mekah dan bertawaf
(mengelilingi Ka’bah). Mimpi itu disampaikan kepada para sahabat. Saat itu pula,
Nabi mengumumkan kepada kaum muslim untuk menunaikan ibadah haji di Mekah.
Namun kaum musyrik Quraisy menghalang-
halangi mereka. Kaum Quraisy kemudian mengutus Suhayl bin Amr untuk bertemu
Nabi dan membuat perjanjian perdamaian. Nabi dan Suhayl menyepakati syarat-
syarat perdamaian itu. Kalimat perjanjian ditulis oleh Ali bin Abi Talib, atas
perintah Nabi. Perjanjian itu dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah.

Perjanjian Hudaibiyah
Isi perjanjian hudaibiyah :

1. Kedua belah pihak setuju untuk melakukan gencatan senjata selama 10


tahun.
2. Bila ada pihak Quraisy yang menyeberang ke pihak Muhammad, ia
harus dikembalikan. Tetapi bila ada pengikut Muhammad SAW yang
menyeberang ke pihak Quraisy, pihak Quraisy tidak harus
mengembalikannya ke pihak Muhammad SAW
3. Tiap kabilah bebas melakukan perjanjian baik dengan pihak Muhammad
SAW maupun dengan pihak Quraisy.
4. Kaum muslimin belum boleh mengunjungi Ka’bah pada tahun tsb, tetapi
ditangguhkan sampai tahun berikutnya.
5. Jika tahun depan kaum muslimin memasuki kota Mekah, orang Quraisy
harus keluar lebih dulu.
6. Kaum muslimin memasuki kota Mekah dengan tidak diizinkan membawa
senjata, kecuali pedang di dalam sarungnya, dan tidak boleh tinggal di
Mekah lebih dari 3 hari 3 malam.

Haji Wada’
Pada tahun ke-
10 Hijrah, Nabi menunaikan ibadah haji. Beliau berangkat ke Mekah pada 28
Zulkaidah, setelah menunjuk Abu Dujanah sebagai wakilnya di Madinah. Pada 4
Zulhijrah, Nabi tiba di Mekah, dan langsung masuk ke Masjidilharam melalui pintu
Bani Syaibah, serta melakukan tawaf dan sai. Pada 8 Zulhijah, Nabi berangkat ke
Mina dan tinggal di sana hingga terbit fajar. Pada pagi hari 9 Zulhijah, Nabi
berangkat ke Arafah dengan diikuti oleh sekitar 100.000 jemaah. Pada ibadah haji
wada’ (wadak) ini turun firman Allah SWT. (QS.5:3) yang menandakan bahwa Allah
SWT. telah menyempurnakan agama Islam kepada umat-
Nya dan telah mencukupkan nikmat-
Nya. Perjalanan haji ini kemudian disebut Haji wadak (haji perpisahan), karena
beberapa bulan setelah ibadah haji itu Nabi wafat.

Wafat Nabi
Dua bulan setelah menunaikan ibadah Haji Wadak, Nabi menderita demam.
Badannya mulai lemah. Meskipun demikian ia tetap memimpin salat berjemaah.
Namun setelah merasa sangat lemah, ia menunjuk Abu Bakar menjadi penggantinya
sebagai imam salat. Setelah beberapa hari sakit, Nabi dipanggil ke haribaan Allah
SWT. pada tanggal 12 Rabiulawal 11 H atau 8 Juni 632 M. Nabi wafat dalam usia 63
tahun.
Daftar Pustaka

http://yulipuspitadevi.blogspot.com/2012/11/a.html

http://sejarah.kompasiana.com/2012/07/04/perjuangan-nabi-muhammad-saw-di-
mekkah-dan-madinah-sebuah-kajian-sirah-nabawiyyah-469182.html

http://irawanridha.blogspot.com/2012/11/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-pada.html

Anda mungkin juga menyukai