Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 2

Gilang Ramadhan
Dzakki Thafari Awliya
Nabil Muhammad Dangallam
Ikhlas Herudian
Saltsa Nur Fitriana
Asifa Zalianti

Pemahaman Tentang Perjuangan Dakwah Rasulullah di Mekkah

1 . Perjuangan Rasulullah 2. Reaksi Kafir Quraisy terhadap


Di Mekkah dakwah Nabi

3. Contoh – contoh penyiksaan 4. Peerjanjian Aqabah


Quraisy terhadap Rasulullah
Dan para pengikutnya 5. Peristiwa hijrah kaum
Muslimin

A. Sejarah Lahirnya Nabi Muhammad

Nabi Muhammad Saw adalah nabi terakhir yang paling sempurna diantara ciptaan Allah
dan yang dicintai Allah. Nabi Muhammad Saw dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabi’ul
awwal tahun Gajah atau pada tahun 571 M. kota Mekkah merupakan tempat berdirinya Masjidil
Haram (Ka’bah), yang dibangun oleh nabi Ibrahim. Nabi Muhammad Saw, berasal dari suku
yang paling berpengaruh di Mekkah, yaitu suku Quraysh. Keluarga nabi Saw berasal dari cabang
Quraysh yang dinamakan Banu Hashim. Dinamakan Banu Hashim, karena menurut nama bapak,
seorang tokoh terkemuka Mekkah dan pedagang terkenal sampai ke Syria dan Yaman. Abd
Muttalib adalah putra dari Hashim dan kakek dari nabi Muhammad Saw. Putra Abd Muttalib,
bernama Abdullah mengawini Aminah Binti Wahab dan dari pernikahan itu melahirkan seorang
manusia sempurnah yang bernama Muhammad.

1. Perjuangan Rasulullah di Mekkah

A. Kerasulan Nabi Muhammad , dan Nerima Wahyu Pertama


Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasulullah pada usia 40 tahun bertepatan dengan tanggal 17
Ramadhan atau 6 Agustus 610 Masehi.

Wahyu pertama adalah surah Al’Alaq ayat 1-5

B. Ajaran-ajaran pokok Rasulullah di Mekkah.

1. Aqidah
Rasulullah diutus oleh Allah SWT untuk membawa ajaran Tauhid.

2. Akhlaq Mulia

Akhlaq Rasulullah adalah apa yang dimuat di dalam Al – Qur’an itu sendiri. Ia tidak
hanya mengajarkan tetapi ia juga mencontohkan dengan akhlaq terpuji.

C. Strategi Dakwah Rasulullah di Mekkah

1) Dakwah secara rahasia/diam-diam ,berlangsung kurang lebih 3 tahun.

Nabi pertama kali dakwah kepada orang orang terdekat,keluarga besar serta sahabat karib
Nabi. Dakwah secara sembunyi-sembunyi ini dilakukan Rasulullah segera setelah mendapatkan
wahyu Surah Al-Mudatsir ayat 1-7. Dakwah ini dilakukan di rumah perkaderan ummat islam
yaitu di rumah Arqam bin Abil Arqam.

Orang-orang yang pertama kali menerima ajakan dan seruan Nabi Muhammad saw.
disebut dengan as-sabiqunal awwalun, atau orang-orang yang pertama masuk Islam.
Mereka adalah Khadijah (istri Nabi saw.), Zaid bin Harisah (anak angkat Nabi saw.), Ali
bin Abi Thalib (sepupu Nabi saw.), serta Abu Bakar (sahabat karib Nabi saw.). Pada
perkembangan selanjutnya, mereka juga turut serta menyebarkan ajaran Islam, dan
berhasil mempengaruhi beberapa orang di sekitarnya. Abu Bakar misalnya, berhasil
mengajak lima orang untuk memeluk agama Islam, mereka adalah Sa'ad bin Abi Waqash,
Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Abdurrahman bin Auf, dan Utsman bin
Affan. Selain keluarga dan kerabat dekat, Nabi Muhammad juga menyampaikan
dakwahnya kepada orang-orang yang sudah dikenalnya secara baik dan mereka pun
mengenal baik kepribadian beliau. Sikap mereka menerima langsung dakwah Nabi saw.
karena didasari keyakinan kuat bahwa apa yang disampaikannya adalah benar adanya.

2) Dakwah secara terang-terangan ,berlangsung selama 10 tahun lamanya.


Rasulullah saw. melakukan dakwah secara terang-terangan ketika Umar bin Khattab
menyatakan diri masuk islam.Awalnya dakwah secara diam-diam, namun setelah Umar bin
Khattab mendatangi rumah Arqam bin Abil Arqam dan menyatakan Islam, Rasulullah
mendapatkan kepercayaan diri dan menerima wahyu untuk melakukan dakwah secara meluas

Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:

1.           Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan
makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada
3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya.
Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.

2. Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan
bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.

Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari
kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar
bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian,
sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M).

Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah.
Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:

۞   Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.

۞   Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.

۞   Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah).

Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6
orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang, dan pada gelombang ketiga tahun
berikutnya lebih banyak lagi. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum
Salamah.

Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada
tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. IsiBai’atul Aqabah tersebut
merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela
Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya
agar berhijrah ke Yatsrib.
2. Reaksi Kafir Quraisy terhadap
dakwah Nabi

1. Kesombongan dan Keangkuhan


Bangsa Arab jahiliah dikenal sebagai bangsa yang sangat angkuh dan sombong. Mereka
menganggap bahwa semua yang sudah mereka lakukan adalah sesuatu yang benar. Mereka
menganggap mereka tidak salah dengan apa yang mereka lakukan. Kesombongan mereka
tercermin dari sya’ir-sya’ir yang mereka buat, terutama kesombongan kaum Quraisy yang
merasa suku mereka yang paling terhormat dan paling berpengaruh. Mereka memandang bahwa
mereka lebih mulia dan tinggi derajatnya dari golongan bangsa Arab lainnya. Mereka tidak
menerima ajaran persamaan hak dan derajat yang dibawa Islam. Oleh karenanya, mengakui dan
menerima ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. akan menurunkan dan menjatuhkan
derajat dan martabat serta mengancam kedudukan mereka.

2. Fanatisme Buta pada Leluhur


Kebiasaan yang sudah mengakar kuat dan turun-temurun dalam melakukan
penyembahan berhala dan kemusyrikan lainnya, menyebabkan mereka sangat sulit menerima
ajaran tauhid dan menyembah Allah Swt. yang Ahad. Kebiasaan itu sudah mengkristal dan
berakar, mereka sangat sulit diberikan pemahaman bertauhid. Tuhan untuk mereka diwujudkan
dalam bentuk berhala-berhala yang mereka buat sendiri sejak ratusan tahun lalu. Fanatisme pada
ajaran leluhur jelas-jelas sudah menenggelamkan mereka ke dalam kesesatan yang nyata.
Fakta tersebut ditegaskan oleh Allah Swt. dalam firmannya: “Dan apabila dikatakan kepada
mereka, “Marilah (mengikuti) apa yang diturunkan Allah Swt. dan (mengikuti) Rasul.” Mereka
menjawab, “Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya).”
Apakah (mereka akan mengikuti) juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka
itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?” (Q.S. al- Mā’idah/5:104)

3. Eksistensi dan Persaingan Kekuasaan


Penolakan mereka pada ajaran Rasulullah saw. secara politis dapat melemahkan
eksistensi dan pengaruh kekuasaan mereka. Jika merena menerima Rasulullah saw. dengan
ajaran yang dibawanya, tentu saja akan mengakibatkan pada lemahnya pengaruh dan kekuasaan
mereka. Kekuasaan dan pengaruh yang selama ini mereka dapatkan dengan menghalalkan
bermacam-macam cara, tentu sangat bertolak belakang dengan ajaran Rasulullah saw. Itulah
sebabnya, mereka “mati-matian” mempertahankan eksistensi dan keberadaan meraka untuk
menolak Rasulullah saw.
3. Contoh – contoh penyiksaan Quraisy terhadap Rasulullah
Dan para pengikutnya

1. Suatu hari, Abu Jahal melihat Rasulullah saw. di Śafa, ia mencerca dan menghina tetapi
tidak ditanggapi oleh Rasulullah saw. dan ia beranjak pulang. Kemudian, Abu Jahal pun
bergabung dengan kelompoknya kaum Quraisy di samping Ka’bah. Mendengar kejadian
tersebut, Hamzah, paman Rasulullah saw., marah seraya bangkit mencari Abu Jahal. Ia
kemudian menemukan Abu Jahal yang sedang duduk di samping Ka’bah dengan
kelompoknya kaum Quraisy. Tanpa banyak bicara, ia langsung mengangkat busur dan
memukulkannya ke kepala Abu Jahal hingga tengkoraknya terluka. “Engkau mencerca
dia (Rasulullah saw.), padahal aku sudah memeluk agamanya. Aku menempuh jalan yang
ia tempuh. Jika mampu, ayo, lawan aku!” tantang Hamzah.

2. Suatu hari, Uqbah bin Abi Mu’iţ melihat Rasulullah saw. berţawaf, lalu menyiksanya. Ia
menjerat leher Rasulullah saw. dengan sorbannya dan menyeret ke luar masjid. Beberapa
orang datang menolong Rasulullah saw. karena takut kepada Bani Hasyim.

3. Penyiksaan lain dilakukan oleh pamannya sendiri, yaitu Abu Lahab dan istrinya Ummu
Jamil yang tiada tara kejinya. Rasulullah saw. bertetangga dengan mereka. Mereka tak
pernah berhenti melemparkan barang-barang kotor kepadanya. Suatu hari mereka
melemparkan kotoran domba ke kepala Nabi. Sekali lagi Hamzah membalasnya dengan
menimpakan barang yang sama ke kepala Abu Lahab.

4. Quraisy memboikot kaum muslimin Kaum Quraisy memutuskan segala bentuk hubungan
perkawinan dan perdagangan dengan Bani Hasyim. Persetujuan pemboikotan ini dibuat
dalam bentuk piagam, ditandatangani bersama dan digantungkan di Ka’bah. Peristiwa ini
terjadi pada tahun ke-7 kenabian dan berlangsung selama tiga tahun. Pemboikotan ini
mengakibatkan kelaparan, kemiskinan, dan kesengsaraan bagi kaum muslimin. Untuk
meringankan penderitaan kaum muslimin, mereka pindah ke suatu lembah di luar Kota
Mekah.

4. Perjanjian Aqabah

Akhirnya Nabi SAW bersedia menemui mereka di Desa Aqabah ( sebuah desa di dekat
Mina) pada suatu malam. Pada malam itu juga, mereka melakukan perjanjian atau baiat tanda
setia kepada Rasulullah SAW. Penduduk Yatsrib yang terkenal memiliki sifat ramah, lemah
lembut, dan suka menolong itu berjanji untuk setia dan melindungi keselamatan dan keamanan
dakwah Nabi SAW. Baiat tersebut dikenal dengan nama Baiat Aqabah Pertama ( Baiat al-
Aqabah al-Ula) atau Baiat an-Nisa’ (Baiat Wanita). Hal itu karena di antara mereka terdapat
seorang wanita, yaitu Afra binti Ubaid Ibnu Tsa’labah. Dialah wanita Yatsrib pertama yang
berbaiat kepada Rasulullah SAW.  Berikut Isi Perjanjian Aqabah Pertama: 1. Tidak
mempersekutukan Allah. 2. Tidak berdusta. 3. Tidak mencuri. 4. Tidak membunuh anak-anak
perempuan. 5. Tidak memfitnah. 6. Tidak melakukan hal-hal tercela. 7. Akan tetap setia kepada
Allah dan Rasul-Nya.

5. Peristiwa Hijrah Kaum Muslimin

Peristiwa hijrah kaum muslim dari Mekkah menuju Madinah dilakukan dengan diam-diam .
Hal itu dilakukan untuk menghindari kaum kafir quraisy. Karena jika kaum muslimin ketahuan
oleh kaum kafir quraisy , mereka akan menyiksanya sampai kembali ke agama nenk moyangnya.
    Dan ketika semua kaum muslimin sudah berangkat ke Madinah, di Mekkah masih ada
Rasulullah dan beberapa sahabat. Sahabat itu adalah Abu Bakar Ash Shiddiq dan Ali bin Abi
Thalib yang memiliki tugas tersendiri di Mekkah sebelum hijrah. Ali bertugas menempati tempat
tidur Rasulullah agar orang Quraisy mengira Nabi Muhammad SAW. masih tidur. Sedangkan,
Abu Bakar bertugas menemani Rasulullah dalam proses hijrah.
    Bahkan, ketika di jalan pun, Nabi dan Abu Bakar masih dikejar-kejar oleh kaum kafir
Quraisy . Sehingga, Nabi dan Abu Bakar terpaksa bersembunyi di Gua Tsur . Di dalam gua pun,
Allah Swt. masih melindungi Nabi dan Abu Bakar . Contohnya yaitu di depan gua itu dijadikan
tempat tinggal burung dan adanya sarang laba-laba. Contoh lainnya di dalam gua itu ada
kalajengking, tapi Allah masih memberikan perlindungan kepada keduanya.
Sesampainya di Madinah, Nabi dan Abu Bakar disambut dengan meriah oleh kaum Muhajirin
dan kaum Ansar disana.

SYUKRON

Anda mungkin juga menyukai