Anda di halaman 1dari 12

PELETAKAN DASAR-DASAR PERADABAN ISLAM PADA MASA NABI

MUHAMMAD S.A.W.

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu : Mustla Sofyan Tasfiq

Disusun Oleh :

1. Miranda Angeli Pratita (1902056084)


2. Rizal Aji Arrasid (1902056103)
3. Santo Nur H. (1902056123)

ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN WALISONGO SEMARANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi bangsa arab sebelum datangnya Islam, terutama di sekitar Mekah banyak
dengan penyembahan berhala sebagai Tuhan. Yang dikenal dengan istilah paganisme.
Selain menyembah berhala, di kalangan bangsa Arab ada pula yang menyembah agama
Nasrani. Agama ini dipeluk oleh penduduk Yaman, Najran, dan Syam. Di samping itu
agama agama Yahudi yang dipeluk oleh penduduk Yahudi imigran di Yaman dan
Madinah, serta agama Majusi yang di peluk oleh orang - orang Persia.

Demikian keadaan bangsa arab sebelum lahirnya nabi Muhammad SAW. Zaman
itu dikenal dengan jaman jahiliyah. Yang membawa islam di tengah – tengah bangsa
arab. Zaman itu disebut jaman jahiliah yaitu zaman kegelapan, kebodohan dalam agama,
bukan kebodohan dalam hal ekonomi dan sastra, justru bangsa arab sangat berkembang
dalam hal ekonomi dan sastra. Tetapi dalam hal agama sungguh sangat miris, karena
bangsa arab mengalami kebobrokan dan kemaksiatan merajalela dimana mana. Nabi
Muhammad dilahirkan di tengah – tengah bangsa yang seperti itu, meskipun diwarnai
dengan berbagai rintangan yang terus mendera. Namun, beliau tetap teguh dalam
menyebarkan agama baru, yakni agama Islam kepada masyarakat arab saat itu.

Fase kenabian nabi Muhammad SAW. Dimulai ketika beliau bertahanus atau
menyepi di gua hira, sebagai imbas dari keprihatinan beliau melihat keadaan bangsa arab
yang menyembah berhala. Beliau menerima wahyu pertama kali di sini. Yaitu al – Alaq
ayat 1-5 , sejak itulah nabi Muhammad SAW. Diangkat menjadi nabi, utusan Allah. Pada
saat itu, nabi Muhammad SAW. Belum diperintahkan untuk menyerukan firman Allah
kepada umatnya, namun setelah turun wahyu yang kedua, yaitu suarah al Mudatsir ayat
1-7, nabi Muhammad SAW. Diangkat menjadi Rasul dan harus berdakwah.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perjuangan Rasulullah Saw menyebarkan Islam di Makkah ?

2. Bagaimana respon masyarakat Yastrib ketika kedatangan Rasulullah ?


3. Apa saja langkah langkah yg dilakukan Rasulullah untuk membina masyarakat
Madinah?

4. Apa saja kemajuan yang diterima oleh umat Islam ?

C. Tujuan

1. Mengetahui perjuangan rasulullah menyebarkan islam di Makkah.

2. Mengetahui respon masyarakat Yastrib ketika Rasulullah datang.


3. Mengetahui langkah rasulullah membina masyarakat Madinah.

4. Mengetahui kemajuan yang diperoleh umat Islam.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Perjuangan Rasulullah Menyebarkan Islam di Makkah

Nabi Muhammad merupakan anggota Bani Hasyim. Beliau lahir di keluarga


terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib,
sedangkan ibunya yaitu Aminah binti Wahab dari Bani Zuhrah. Nabi Muhammad lahir
dalam keadaan yatim, karena ayahnya meninggal dunia tiga bulan setelah menikahi
Aminah. Lalu ketika berusia enam tahun, beliau menjadi yatim piatu yang setelah itu
beliau diasuh oleh kakeknya yaitu Abdul Muthalib. Bahkan tidak lama setelah itu,
kakeknya pun meninggal karena sudah tua. Dan pada akhirnya beliau dibesarkan oleh
Abu Thalib, pamannya.

Ketika usia Nabi Muhammad menjelang empat puluh, beliau sudah terbiasa
berdiam diri di Gua Hira. Yang mulanya berjam-jam hingga berhari-hari bertafakkur.
Lalu pada tahun 611 M, malaikat Jibril datang padanya. Ia menyampaikan Wahyu Allah
yang pertama, hal ini berarti Nabi Muhammad telah dipilih Allah sebagai nabi.

Setelah itu, malaikat Jibril tidak muncul lagi setelah beberapa lama. Dalam
penantian inilah malaikat Jibril datang lagi dengan membawa perintah kepadanya. Wahyu
itu berbunyi sebagai berikut : Hai orang yang berselimut, bangun, dan beri ingatlah.
Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkanlah
perbuatan dosa, dan janganlah engkau memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan)
yang lebih banyak dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah (Al-Muddatsir :
1-7).

Dengan turunnya wahyu tersebut, mulailah Rasulullah berdakwah. Pertama-tama


ia melakukannya secara diam-diam dan hanya lingkungan sahabat serta keluarganya saja.
Oleh karena itu, Khadijah , istrinya yang pertama kali masuk Islam. Lalu ada Ali bin Abi
Thalib, sepupunya yang baru berusia 10 tahun. Kemudian Abu Bakar, sahabatnya. Lalu
Zaid, bekas budak yang menjadi anak angkatnya. Ummu Aiman, pengasuh nabi sejak
ibunya Aminah masih hidup, juga termasuk orang pertama yang masuk Islam.

Abu bakar pun berhasil mengislamkan beberapa teman dekatnya, yaitu Usman bin
Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin 'Auf , Sa'ad bin Abi Waqqash, dan Thallhah
bin Ubaidillah. Mereka menyatakan diri masuk Islam di hadapan nabi secara langsung.

Setelah melakukan dakwah secara diam-diam, selanjutnya nabi melakukannya


secara terbuka. Mula-mula ia mengundang kerabat karibnya dari Bani Abdul Muthalib.
Namun mereka menolak, hanya Ali saja yang setuju.

Nabi terus melakukan dakwahnya secara terang-terangan, baik itu ditolak ataupun
diterima. Beliau menyeru kepada semua lapisan, baik dari golongan hamba sahaya
hingga kalangan bangsawan. Beliau pun tidak hanya melakukan dakwah di Makkah,
tetapi di negeri lain juga dilakukannya. Karena kegigihannya, yang mula-mula hanya
belasan orang yang masuk Islam, semakin hari semakin banyak yang menjadi pemeluk
Islam. Nabi melakukan dakwah tanpa kenal lelah. Meskipun tidak sedikit yang
menghinanya.

Karena dakwahnya yang terang-terangan, pemimpin Quraisy pun mulai berusaha


menghalang-halangi nabi melakukan dakwah. Menurut Ahmad Syalabi, ada lima faktor
yang mendorong orang Quraisy menentang seruan Islam itu. Faktor tersebut yaitu sebagai
berikut :1

1. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan.


Mereka mengira bahwa tunduk kepada seruan Nabi Muhammad
berarti tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthalib.

2. Nabi Muhammad menyerukan adanya persamaan hak antara


bangsawan dan hamba sahaya. Hal ini tidak disetujui kalangan
bangsawan Quraisy.

3. Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang


kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat.
1
Badri Yatim. 2014. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Jakarta: RajaGrafindo Persada, h. 21.
4. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat berakar
pada bangsa Arab.

5. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang


rezeki.

Kaum Quraisy mengetahui bahwa Abu Thalib merupakan pelindung Rasulullah,


dengan berbagai pilihan dari kaum Quraisy namun Abu Thalib tetap membela Rasulullah.
Bahkan mereka menawarkan harta ,tahta, wanita kepada nabi. Namun beliau tetap
menolaknya.

Mereka tidak hanya menggunakan cara halus, bahkan kekerasan fisik pun mereka
lakukan. Contohnya seperti menyiksa anggota keluarganya apabila ada yang ketahuan
masuk Islam. Mereka memaksa hingga anggota keluarga mereka kembali memeluk
agama sebelumnya atau murtad.

Melihat cara kejam kaum Quraisy, Nabi Muhammad mengungsikan para


sahabatnya ke luar kota Makkah. Nabi menetapkan Ethiopia menjadi negri tempat
pengungsian, dikarenakan Negus (raja) nya yang sangat adil. Terbukti ketika orang-orang
Quraisy berusaha membujuk Negus agar menolak kehadiran umat Islam namun gagal.
Semakin kejamnya kaum Quraisy malah semakin banyak yang masuk Islam. Bahkan di
tengah kekejaman tersebut, dua orang Quraisy masuk Islam, yaitu Hamzah dan Umar bin
Khattab.

Merasa semua caranya gagal, kaum Quraisy mencoba dengan memutuskan


hubungan dengan Bani Hasyim. Dengan begitu, kaum muslimin tidak bisa melakukan
jual beli dengan penduduk Makkah. Persetujuan tersebut dibuat dalam bentuk piagam dan
disimpan dalam Ka'bah.

Pemutusan / Pemboikotan tersebut berhenti ketika pemimpin Quraisy merasa apa


yang mereka lakukan sangat keterlaluan. Namun tidak lama setelah itu, Abu Thalib
meninggal dunia. Bahkan tiga hari setelah itu , Khadijah, istri nabi pun meninggal dunia.
Tahun tersebut merupakan tahun kesedihan nabi. Kaum Quraisy semakin berani menolak
dakwah nabi. Hal tersebut membuat nabi menyebarkan agama Islam ke luar kota. Pada
tahun ke- 10 kenabian tersebut Allah mengisra' dan memikrajkan beliau. Berita tersebut
membuat heboh masyarakat Makkah. Menjadi ujian bagi kaum muslimin, namun menjadi
bahan propaganda bagi kaum kafir.

Perkembangan pesat terjadi setelah peristiwa Isra' Mikraj. Banyak dari penduduk
Yastrib yang melakukan haji ke Makkah. Mereka terdiri dari suku 'Aus dan Khazraj, yang
masuk Islam dalam tiga gelombang. Terjadi 2 perjanjian nabi dengan penduduk Yastrib,
yang biasa dikenal dengan Aqabah pertama dan aqabah kedua.

B. Hijrah ke Yastrib

Nabi hijrah ke Yastrib atas perintah Allah SWT yang melihat bahwa orang Quraisy
semakin kejam terhadap nabi. Ketika nabi akan berhijrah, beliau ditemani oleh Abu
Bakar dan meminta Ali bin Abi Thalib untuk menempati tempat tidur agar dikira nabi
Muhammad masih tidur. Lalu beliau keluar rumah sambil melemparkan pasir ke pemuda-
pemuda yang sedang mengepung dengan mengucapkan “alangkah keji mukamu”.
Pemuda-pemuda tersebut dalam kondisi tidak sadarkan diri. Beliau dan Abu Bakar keluar
dengan keadaan tidak terlihat oleh pemuda-pemuda tersebut.2

Setelah itu nabi beristirahat beberapa hari di rumah Kalsum bin Hindun.
Kemudian nabi membangun masjid di halaman rumah tersebut. Tidak lama setelah itu,
Ali bin Abi Thalib bergabung dengan nabi dan menginap di rumah Kalsum bin Hindun.

Sesampainya di Yastrib, penduduk Yastrib sangat menyukai kedatangan nabi ,


serta mendukung penuh beliau. Sejak saat itu, sebagai penghormatan kepada nabi, nama
kota Yastrib diubah menjadi Madinatun Nabi (Kota Nabi) atau sering disebut Madinatul
Munawwarah (Kota yang Bercahaya).

C. Langkah-langkah Rasulullah Membina Masyarakat Madinah

Untuk memperkokoh masyarakat dan negara baru itu, Rasulullah meletakkan


dasar-dasar kehidupan masyarakat. Dasar pertama, pembangunan masjid, selain untuk
2
Farukh al-arab hal 43-44
tempat salat, juga sarana penting untuk mempersatukan kaum Muslimin. Dasar kedua,
adalah ukhuwwah islamiyyah, persaudaraan sesama muslim. Nabi mempersaudarakan
antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Dasar ketiga, hubungan dengan pihak-pihak
lain yang tidak beragama Islam. Sebuah piagam kebebasan bagi orang-orang yang
beragama Yahudi sebagai komunitas dikeluarkan. Dalam perjanjian tersebut dijelaskan
bahwa Rasulullah menjadi kepala pemerintahan karena sejauh menyangkut peraturan dan
tata tertib umum, otoritas mutlak diberikan kepada beliau. Perjanjian ini dalam
pandangan ketatanegaraan sekarang, sering disebut dengan Konstitusi Madinah.

Untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan gangguan dari musuh, nabi


mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat Islam diizinkan berperang dengan
dua alasan : untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya dan menjaga
keselamatan dalam penyebaran kepercayaan serta mempertahankannya dari orang yang
menghalanginya.

Perang pertama yang sangat menentukan masa depan negara Islam ini adalah
perang Badar. Perang ini terjadi antara kaum muslimin dan kaum Quraisy. Dalam perang
ini, kaum muslimin menjadi pemenangnya.

Bagi kaum Quraisy, kekalahan tersebut merupakan pukulan keras. Mereka


berjanji akan membalas perbuatan tersebut. Pada tahun ke-3 H mereka membawa
pasukan kurang lebih 3000 orang berkendara unta. Nabi Muhammad menyambut
kedatangan mereka dengan mengerahkan seribu orang. Namun terjadi pengkhianatan
oleh 300 orang yang dipimpin oleh Abdullah ibn Ubay. Pertama-tama pasukan Islam
dapat mengalahkan kaum Quraisy, namun karena godaan harta dari peninggalan musuh,
pasukan Islam pun kalah. Bahkan nabi pun terluka. Karena hal tersebut, Abdullah ibn
Ubay dan pasukannya diberi ganjaran dengan diusir ke luar kota. Kebanyakan dari
mereka mengungsi ke Khaibar. Namun tidak sedikit yang masih tetap di Madinah.

Tidak lama setelah itu, kaum Quraisy yang mengungsi di Khaibar kembali
menyerang Madinah dengan membawa 24.000 tentara. Atas usul Salman Al-Farisi, nabi
memerintahkan seluruh umatnya untuk menggali parit guna pertahanan. Lalu ketika
kaum Quraisy tiba untuk menyerang, kaum Muslimin tertahan dalam parit tersebut.
Bahkan hingga sebulan lamanya. Perang ini disebut perang Khandaq (parit). Dalam
suasana tersebut, kembali terjadi pengkhianatan oleh orang Bani Quraizah di bawah
pimpinan Ka'ab bin Asad. Hal ini membuat umat Islam semakin bingung dan kesusahan.
Setelah sebulan melakukan pengepungan, kaum Quraisy tersebut akhirnya kembali ke
negeri masing-masing dikarenakan adanya angin dan badai.

Pada tahun ke-6 H, nabi memimpin seribu kaum muslimin untuk berhaji ke
Makkah. Oleh karena itu, mereka hanya mengenakan pakaian ihram dan tidak membawa
senjata. Sebelum sampai di Makkah, mereka beristirahat di Hudaibiyah, namun ditolak.
Yang akhirnya mengadakan perjanjian yang dinamakan Perjanjian Hudaibiyah. Isinya
antara lain :

1. Kaum Muslimin belum boleh mengunjungi Ka'bah tahun ini tetapi


ditangguhkan sampai tahun depan.

2. Lama kunjungan dibatasi tiga hari saja

3. Kaum Muslimin wajib mengembalikan orang-orang Makkah yang


melarikan diri ke Madinah.

4. Sepuluh tahun diberlakukan gencatan senjata antara masyarakat


Madinah dan Makkah.

5. Tiap Kabilah yang ingin masuk ke persekutuan Quraisy atau Muslimin


bebas melakukannya tanpa paksaan.3

Setahun kemudian, ibadah haji dapat dilakukan dengan lancar. Salah satu usaha
nabi untuk mengislamkan adalah dengan cara mengirimkan surat-surat kepada kepala
pemerintahan. Namun tidak seorangpun masuk Islam, ada yang menolaknya dengan baik
tetapi ada juga yang melakukan kekerasan.

Setelah berhasil menyatukan suku-suku yang sering berperang, nabi kemudian


mengatur organisasi masyarakat. Petugas keagamaan dan para da'i dikirim ke berbagai

3
Badri Yatim. 2014. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Jakarta: RajaGrafindo Persada, h. 30.
daerah untuk mengajarkan Islam. Dua bulan setelah itu, nabi menderita sakit demam dan
akhirnya wafat pada tahun 632 M.

D. Kemajuan yang Diperoleh Umat Islam

Dampak positif yang dirasakan oleh umat Islam antara lain :

1. Penghapusan perbudakan,
2. Upaya pengentasan pendidikan,
3. Pemberian harta waris kepada perempuan dan pembatasan
poligami,
4. Toleransi antar agama,
5. Pengentasan kemiskinan.

Dari sejarah tersebut, dapat disimpulkan bahwa Rasulullah bukan hanya


pemimpin yang baik, namun juga menjadi pemimpin agama, serta politik yang sangat
cakap. Maka tidak heran jika hanya sebelas tahun beliau dapat menyatukan seluruh
bangsa Arab ke dalam kekuasaannya.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan periode dakwah Nabi Muhammad
SAW. Dibagi menjadi 2. Yaitu, periode Mekah dan Periode Madinah. Periode Mekah
dimulai sejak Nabi bertahanus di gua Hira dan mendapatkan wahyu pertamanya yaitu
suat al Alaq ayat 1-5. Kemudian mendapatkan wahyu yang ke 2 yaitu surat al Mudatsir
ayat 1-7 dan diperintah untuk menyebarkan wahyu Allah SWT. Masa ini sangat sulit
karena dakwah nabi Muhammad SAW. Di halang halangi oleh bangsa kaum kafir
Quraisy yang merasa dirugikan dan membenci kepada nabi. Hingga terjadi pemboikotan
kepada keluarga bani Hasim. Terror kepada umat muslim semakin berat hingga nabi
menyuruh umatnya untuk hijrah ke Ethiopia, tetapi tidak berhasil. Kemudian nabi
memutuskan untuk hijrah ke yatsrib, dan dimulailah periode dakwah kedua.

Di Yatsrib nabi dan para shohabat muhajirin diterima dengan ramah olah para
shohabat anshar, sahabat anshor membantu dan memberikan tempat tinggal kepada
shohabat muhajirin, kemudian kota tersebut dinamakan Madinatul Rasul atau Madinah.
Di sini nabi Muhammad mulai mendirikan pendidikan dan pengajian kepada para
shohabat di masjid Nabawi. Teror dari kaum kafir Quraisy tidak berhenti meskipun nabi
sudah hijrah yaitu terjadinya penyerangan kepada kaum muslim di Madinah oleh kaum
kafir Quraisy, tetapi nabi sanggup melawan mereka dan sanggup mengalahkannya. Sejak
itu mulai banyak kabilah yang bergabung dengan kaum muslim dan membentuk
persekutuan. Di madinah ini nabi mulai mengembangkan islam dengan pesat, walaupun
hanya 23 tahun masa kerasulannya tetapi beliau dapat mengenalkan islam yang notabene
agama baru hingga berkembang pesat. Hingga akhir hayatnya Nabi Muhammad tinggal
di Madinah. Dan setelah itu kepemimpinan di teruskan oleh Khulafaur Rasyidin.

DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.


Tamimi, dkk. 2018. Muhammad Saw dan Peletakan Dasar Peradaban Islam. Journal IAIN
Manado. Vol 3, No 1.
Sulaiman, Rusydy. 2014. Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/rizqiyatul1234/5bec229b677ffb3ef7
2015f2/masyarakat-arab-sebelum-datangnya-islam

Anda mungkin juga menyukai