Anda di halaman 1dari 8

KELAHIRAN ISLAM DAN PERJUANGAN NABI DI MAKKAH

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Aang Kunaepi, M. Ag

Disusun Oleh :
PAI 2D Kelompok 3
1. Endah Amifqinnubala (1903016124)
2. Farizh Maulana Aravy (1903016130)
3. Zahrotin Nisa ‘Andini (1903016135)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah merupakan bagian dari perjalanan suatu bangsa, negara, maupun
manusia. Melalui Sejarah Peradaban Islam kita dapat mengetahui bagaimana
kehidupan pada zaman Nabi terdahulu dan perkembangan Islam. Sejarah harus dapat
dibuktikan kebenarannya dan logis. Sedangkan peradaban akan terjadi secara terus-
menerus.
Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul terakhir dan
menyebarkan agama islam. Beliau diperintahkan untuk membersihkan Ka’bah dari
berhala-berhala dan bentuk kesyirikan di Kota Makkah. Namun, di dalam dakwah
yang disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW tidak bisa diterima dengan baik oleh
penduduk Makkah. Sehingga perlawanan dari mereka pun makin menjadi-jadi.
Maka dari itu, makalah ini kami buat untuk membahas perjuangan- perjuangan
Nabi di dalam periode Makkah dalam menyebarkan agama islam dan membahas
kelahiran islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal usul munculnya Agama Islam ?
2. Bagaimana perjuangan dan dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah ?
3. Apa saja pengajaran pendidikan Islam pada periode Makkah ?

C. Tujuan
1. Mengetahui asal-usul munculnya Agama Islam
2. Mengetahui perjuangan dan dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah
3. Mengetahui pengajaran pendidikan Islam pada periode Makkah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal usul Munculnya Agama Islam


Agama Islam pertama kali lahir di Negara Arab, kedatangannya diawali
dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan diangkatnya Beliau sebagai Nabi
dan Rasul untuk menyebarkan Agama Islam.
Nabi Muhammad lahir di Makkah pada Tahun Gajah yaitu pada tanggal 12
Rabi'ul Awal Tahun Gajah. Beliau lahir dalam keadaan yatim, ayahnya Abdullah bin
Abdul Muthalib meninggal dunia 3 bulan ketika dalam kandungan ibunya, yaitu
Aminah binti Wahab. Ketika lahir Nabi Muhammad kemudian diserahkan kepada ibu
pengasuh, Halimah Sa'diyah sampai umur 4 tahun. Kemudian dalam asuhan ibu
kandungnya selama kurang lebih 2 tahun. Pada usia 6 tahun, ibunya meninggal dunia,
sehingga ia menjadi yatim piatu. Setelah Aminah meninggal, kakeknya Abdul
Muthalib menambil alih tanggung jawab merawat Muhammad, namun dua tahun
kemudian Abdul Muthalib meninggal dunia karena renta. Kemudian tanggung
jawabnya merawat Muhammad beralih kepada pamannya Abu Thalib. Abu Thalib
sangat disegani dan dihormati orang Quraisy dan penduduk Makkah secara
keseluruhan, tapi dia miskin.1
Dalam usia muda Muhammad hidup sebagai pengembala kambing
keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Pada usia 12 tahun Muhammad
menemani pamannya pergi berdagang ke Syiria dan kemudian adanya peristiwa
bertemunya dengan pendeta Kristen yang bernama Buhaira. Pada usia 25 tahun
Muhammad menikah dengan Khadijah, seorang saudagar wanita kaya raya,yang saat
itu berusia 40 tahun.
Kemudian saat usia beliau 35 tahun terjadi peristiwa penting yang
memperlihatkan kebijaksanaan Muhammad dalam menyelesaikan sebuah perselisihan
oleh kaum Quraisy,yaitu saat peletakan hajar aswad. 2

1
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : Raja Grafinda Persada, 2000), hlm.16-17.
2
Ibid., hlm. 18.

2
B. Perjuangan dan Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah
Pada masa kerasulan yaitu saat Nabi Muhammad SAW menjelang usianya ke-
40 tahun, beliau sering berdiam diri di Gua Hira di Jabal Nur untuk memohon
petunjuk kepada Allah, agar dapat meluruskan masyarakat ke jalan yang benar. Pada
tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Malaikat Jibril tiba-tiba muncul dan memberi
perintah, Malaikat berkata,
"Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang
mengajar dengan perantaraan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya"(Q.S.Al Alaq:1-6).
Dengan turunnya wahyu pertama, berarti Beliau telah dipilih Allah SWT
sebagai Nabi. Dalam wahyu pertama ini Beliau belum diperintahkan untuk menyeru
manusia kepada agama Islam.
Tiga tahun lamanya Beliau menjadi Nabi, Beliau menunggu serta merindukan
kedatangan malaikat Jibril. Tatkala Beliau sedang berjalan-jalan, tiba- tiba terdengar
seruan “Ya Muhammad, Engkau utusan Allah yang benar”. Nabi Muhammad
menengok dan melihat malaikat Jibril yang pernah datang di Gua Hira. Kemudian
sekujur tubuhnya gemetar, dan segera bergegas pulang. Setelah itu, Beliau meminta
diselimuti oleh Khadijah dan seketika itu turunlah wahyu kedua yaitu surah Al-
Mudatsir ayat 1-7. Dengan turunnya wahyu tersebut Beliau mulai berdakwah dengan
cara diam-diam dikalangan sahabat dekatnya.3
Selama tiga tahun dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan
perorangan. Penyampaian dakwah terus dilakukan, hingga turun wahyu yang menjadi
dasar untuk dakwah secara terang-terangan yaitu surat Al-Hijr ayat 94 yang artinya,
“maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”4.
Setelah dakwah Nabi yang dilakukan secara terang-terangan itu, semakin hari
semakin bertambah jumlah pengikut Nabi. Mengetahui hal tersebut kaum Quraisy
merasa terancam. Mereka berusaha menghalang-halangi dakwah islam dengan
berbagai cara :

3
Rus’an, Lintasan Sejarah Islam, ( Pekalongan : Raja Murah, 1981), hlm. 51.
4
H Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang : PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA, 2009), hlm. 29.

3
1. Membujuk; mereka meminta Abu Thalib memilih diantara dua, yaitu
memerintahkan Muhamad agar berhenti dari dakwahnya atau menyerahkan
kepada mereka untuk dibunuh. Namun mereka gagal untuk membujuknya.
Kaum Quraisy kemudian berencana menukarkan seorang pemuda yang
gagah dan tampan untuk dipertukarkan dengan Nabi Muhammad SAW. Hal
ini juga ditolak oleh Abu Thalib. Karena gagal mereka langsung membujuk
Nabi Muhammad dengan tahta, wanita dan harta asal Nabi bersedia
menghentikan dakwahnya. Hal itupun ditolak oleh Nabi.
2. Mengintimidasi; Pemimpin Quraisy melakukan tindakan kekerasan terhadap
budak-budak yang masuk islam, budak tersebut disiksa dan dianiaya dengan
kejam, juga dengan menyiksa anggota keluarga yang masuk islam.
3. Memboikot seluruh keluarga Bani Hasyim; tindakan pemboikotan terjadi
selama 3 tahun dimulai dari tahun ke-7 kenabian sampai tahun ke-10
menjelang Abu Thalib dan Khadijah meninggal5.
Setelah meninggalnya kedua tokoh tersebut kaum kafir Quraisy semakin
menjadi jadi. Melihat reaksi penduduk Makkah sebagian rupa. Nabi pergi ke
Thaif dan mengajak masyarakatnya untuk masuk islam. Namun, Rasul
mendapatkan perlakuan yang sangat buruk, beliau diejek dan dilempari batu
dan akhirnya beliau di usir.
Rasul menyadari sulitnya melindungi diri dan pengikutnya serta
menghadapi musuhnya. Untuk menghibur Nabi Allah memerintahkan Nabi
untuk melakukan Isra’ Mi,raj untuk mendapatkan perintah shalat. Setelah
peristiwa Isra’ Mi’raj, terjadi perkembangan besar terhadap dakwah islam.
Saat sejumlah penduduk Yatsrib datang ke Makkah untuk berhaji mereka dari
suku Khazraj dan Aus yang masuk islam dalam tiga golongan6 :
a. Tahun ke-10 kenabian. Berawal dari pertikaian antara suku Aus dan
Khazraj, mereka mendambakan suatu perdamaian.
b. Tahun ke-12 kenabian. Dari delegasi Yatsrib (10 suku Khajraz, dua
orang suku Aus serta seorang wanita ) menemui Nabi di sebuah tempat
di Aqabah untuk melaksanakan Ikrar kesetiaan yang disebut perjanjian
Aqabah I.

5
Syamsyudin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Depok: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2018), hlm.
29.
6
Armany Lubis, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Pusat Studi Wanita (PSW) UIN Jakarta, 2005), hlm. 15.

4
c. Pada musim haji berikutnya. Jama’ahhaji Yatsrib. Mereka meminta
Nabi untuk pindah ke Yatsrib dan berjanji untuk membela Nabi yang
kemudian dinamakan perjanjian bai’ah Aqabah II
Setelah mengetahui perjanjian tersebut, orang kafir Quraisy melakukan
tekanan dan intimidasi secara berlebih terhadap kaum muslimin. Karena, hal
tersebut Nabi memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk hirah ke Yatsrib.

C. Pengajaran Pendidikan Islam Pada Periode Makkah


1. Pendidikan tauhid, dalam teori dan praktek
Intisari pendidikan islam pada periode Makkah adalah ajaran Tauhid. Karena
masyarakat Jahiliyah sudah banyak yang menyimpang dari ajaran tauhid yang
dibawa Nabi Ibrahim. Maka dari itu, Beliau mengutamakan ajaran tauhid di
Makkah untuk mengembalikan tatanan tauhid yang sebenarnya.7
Pokok- pokok ajaran tauhid ini sebagaimana tercermin dalam surat al-Fatihah
yaitu sebagai berikut :
a. Allah adalah pencipta alam yang sebenarnya.
b. Allah adalah pemberi nikmat dan manusia diberikan petunjuk supaya
mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
c. Allah adalah Raja di kemudian hari yang memperhitungkan segala amal
perbuatan manusia di dunia.
d. Allah adalah sesembahan yang sebenarnya dan satu satunya.
e. Allah adalah penolong yang sebenarnya.
f. Allah adalah pembimbing dan pemberi petunjuk kepada manusia dalam
mengarungi kehidupan dunia yang penuh rintangan, tantangan, dan
godaan.

2. Pengajaran Al-Qur’an
Al-Qur,an adalah intisari dan sumber pokok ajaran Islam yang disampaikan
Nabi kepada umatnya. Tugas Nabi selain mengajarkan tauhid juga mengajarkan
Al-Qur’an kepada umatnya secara utuh dan sempurna yang selanjutnya akan
menjadi warisan dan menjadi pegangan dan pedoman hidup kaum muslimin
sepanjang zaman.

7
Machfud Syaefudin, Dinamika Peradaban Islam, (Jogjakarta : Pustaka Ilmu Jogjakarta, 2013), hlm.33-34

5
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kesimpulan yang dapat diambil adalah asal usul mulanya agama islam
lahir pada di Negara Arab, kedatangannya diawali dengan kelahiran Nabi Muhammad
SAW dengan diangkatnya Beliau sebagai Nabi dan Rasul untuk menyebarkan Agama
Islam. Perjuangan Nabi Muhamad sangatlah berat apalagi untuk menghadapi kaum
kafir Quraisy yang menentang dakwah Nabi. Dengan berbagai cara kaum kafir
Quraisy menghentikan dakwah Nabi. Namun, semua itu gagal karena Nabi
Muhammad memiliki kenberanian, kesabaran, kegigihan dalam berdakwah. Dalam
periode Makkah ini Nabi mengajarkan kepada masyarakat tentang ketauhid-an dan
mengajarkan Al-Qur’an untuk meluruskan kepercayaan dan keimanan serta
mengembalikan ajaran tauhid yang dibawa pada masa Nabi Ibrahim.

6
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Armany, dkk. 2005. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Pusat Studi Wanita
(PSW) UIN Jakarta.
Nasution, Syamsyudin. 2018. Sejarah Peradaban Islam. Depok : PT.
RAJAGRAFINDO PERSADA.
Rus’an. 1981. Lintasan Sejarah Islam. Pekalongan : Raja Murah.
Syaefudin, Machfud, dkk. 2013. Dinamika Peradaban Islam. Jogjakarta : Pustaka
Ilmu Jogjakarta.
Syukur, H Fatah. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Semarang : PT. PUSTAKA RIZKI
PUTRA.
Yatim, Badri. 2000. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Raja Grafinda Persada.
http://makalah-uin.blogspot.com/2016/02/kelahiran-islam-dan-perjuangan-nabi.html
http://kataletak.blogspot.com/2017/06/kelahiran-islam-dan-perjuangan-nabi-di.html

Anda mungkin juga menyukai