Anda di halaman 1dari 14

SEDEKAH DAN INFAQ

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Tafsir dan Hadits Tarbawy

Dosen Pengampu : Prof. Dr. KH. Moh. Erfan Soebahar, M.Ag

Disusun Oleh :
PAI 3D Kelompok 9

Elly Zakiyatin Nafisa 1903016137

Endah Amifqinnubala 1903016124

Arif Pahrudin 1903016126

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS NEGERI ISLAM WALISONGO

SEMARANG

2020
A. Pendahuluan

Agama Islam menganjurkan para penganutnya untuk berlomba-lomba bersedekah


dan membelanjakan harta untuk amal-amal sosial. Rasa solidaritas dan gotong-royong
dipupuk dan ditanamkan dalam hati dan jiwa kaum muslimin melalui ayat-ayat Al-qur’an
dan hadis-hadis Rasulullah sebagaimana firman Allah SWT. Islam adalah agama yang
mengutamakan amal, derma, kebaikan, kemurahan hati dan tolong-menolong. Dan sedekah
merupakan elemen utama dalam hal ini. Kata sedekah atau shodaqoh disebutkan dalam Al-
Qur’an sebanyak 15 kali dan semuanya turun pasca-hijrah yakni di Madinah. Sedekah
berasal dari kata shadaqoh yang berarti “benar”. Menurut pengertian istilah syari’at,
sedekah berarti “segala pemberian amal derma di jalan Allah.” 1Secara syariah, sadaqah
berarti beribadah kepada Allah dengan cara menafkahkan (infaq) sebagian hartanya yang di
luar kewajiban syariah. Infaq berasal dari kata ‫ انفك‬yang berarti mengeluarkan sesuatu
(harta) untuk kepentingan sesuatu, pengeluaran sukarela yang tidak ditentukan jumlah dan
waktunya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia infaq berarti pemberian (sumbangan)
harta dan sebagainya (selain zakat wajib) untuk kebaikan. Sedangkan menurut syara‟ infaq
berarti mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang
diperintahkan agama Islam. Setiap kali seorang muslim menerima rezeki dari Allah maka ia
dapat menginfaqkan sebagian hartanya. Infaq berbeda dengan zakat, infaq tidak mengenal
nisab dan jumlah harta yang ditentukan secara hukum.2

B. Ayat Al–Quran dan Hadits yang Menjelaskan Tentang Sedekah dan Infaq
(Kata Kunci: Ayat, Hadits, Sedekah, Infaq)

1. Ayat dan Hadits tentang Sedekah


Berikut ini adalah ayat dan hadis tentang sedekah :
a. Q.S Al-Baqarah ayat 245

َ ِ‫اعفَهُ لَهُ أَضْ َعافًا َكث‬


ُ‫يرةً َوهللاُ يَ ْقبِض‬ َ ‫َّمن َذا الَّ ِذي يُ ْق ِرضُ هللاَ قَرْ ضًا َح َسنًا فَي‬
ِ ‫ُض‬
َ ‫صطُ َوإِلَ ْي ِه تُرْ َجع‬
‫ُون‬ ُ ‫َويَ ْب‬

1
Amalia Aqilah Selma, 33 Kisah Keberkahan Para Pengamal Sedekah, (Klaten: Abata Press, 2017), hlm. 122
2
Didin Hafihuddin, Panduan Praktis tentang Zakat Infaq dan Sedekah, (Jakarta: Gema Insani, 2002), hlm. 14

2
Artinya: “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang
baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan
dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (Q.S: Al-
Baqarah:245)
b. Q.S Al-Hadid ayat 7

َ ِ‫آ ِمنُوا بِاهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه َوأَ ْنفِقُوا ِم َّما َج َعلَ ُك ْم ُم ْستَ ْخلَف‬
َ ‫ين فِي ِه فَالَّ ِذ‬
‫ين آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم‬
‫َوأَ ْنفَقُوا لَهُ ْم أَجْ ٌر َكبِي ٌر‬

Artinya: “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah


sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka
orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari
hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al-Hadid:7)3

c. Hadis tentang kewajiban sedekah tiap ruas persendian

‫عن ابى هريرة رضىاهلل عنه قال؛ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ُكلُّ ُسالَ َمى‬
‫ َوتُ ِعي ُْن‬،ٌ‫ص َدقَة‬ ْ ‫ص َدقَةٌ ُك َّل يَوْ ٍم ت‬
َ ‫ تَ ْع ِد ُل بَ ْينَ ْاثنَ ْي ِن‬، ُ‫َطلُ ُع فِ ْي ِه ال َّش ْمس‬ ِ َّ‫ِمنَ الن‬
َ ‫اس َعلَ ْي ِه‬
َ ُ‫ َو ْال َكلِ َمةُ الطَّيِّبَة‬،ٌ‫ص َدقَة‬
،ٌ‫ص َدقَة‬ َ ُ‫ال َّر ُج َل فِي دَابَّتِ ِه فَتَحْ ِملُهُ َعلَ ْيهَا أَوْ تَرْ فَ ُع لَهُ َعلَ ْيهَا َمتَا َعه‬
ٌ‫ص َدقَة‬ ِ ‫ َوتُ ِم ْيطُ األَ َذى َع ِن الطَّ ِري‬،ٌ‫ص َدقَة‬
َ ‫ْق‬ ْ ‫َوبِ ُكلِّ ُخ‬
َّ ‫ط َو ٍة تَ ْم ِش ْيهَا إِلَى ال‬
َ ‫صالَ ِة‬
Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Setiap persendian manusia diwajibkan
untuk bersedakah setiap harinya mulai matahari terbit. Memisahkan (menyelesaikan
perkara) antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah. Menolong seseorang
naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas
kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu
pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah. Serta
3
Amalia Aqilah Selma, 33 Kisah Keberkahan Para Pengamal Sedekah, (Klaten: Abata Press, 2017), hlm. 124

3
menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah ”. [HR. Bukhari dan
Muslim]

d. Bersedekah meskipun dengan sesuatu yang sedikit

‫عن ابى هريرة رضى هللا عنه قال؛ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم َم ْن‬
َ ‫ب َوالَ يَ ْقبَ ُل هللاُ إِالَّ الطَّي‬
‫ِّب َوإِ َّن هللاَ يَتَقَبَّلُهَا‬ ٍ ِّ‫ب طَي‬ ٍ ‫ق بِ َع ْد ِل تَ ْم َر ٍة ِم ْن َك ْس‬َ ‫ص َّد‬ َ َ‫ت‬
‫احبِهَا َك َما ي َُرب ِّْي أَ َح ُد ُك ْم فُلُ َّوهُ َحتَّى تَ ُك ْو َن ِم ْث َل ْال َجبَ ِل‬
ِ ‫ص‬ َ ِ‫بِيَ ِم ْينِ ِه ثُ َّم ي َُربِّ ْيهَا ل‬

Artinya: Dari Abu Hurairah ra. berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Barangsiapa yang bersedekah dengan sebutir kurma hasil dari usahanya sendiri
yang baik, sedangkan Allah tidak menerima kecuali yang baik saja, maka sungguh
Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya lalu mengembangkannya untuk
pemiliknya sebagaimana seseorang merawat anak kudanya hingga ia menjadi seperti
gunung yang besar." (HR. Bukhari no. 1410 dan Muslim no. 1014)
2. Ayat dan Hadits tentang Infaq
Berikut adalah ayat dan hadis tentang infaq :
a. Q.S Adz-Dzariyat/51 :19

ِ ‫ق لِّلسَّٓائِ ِل َو ْٱل َمحْ ر‬


‫ُوم‬ ٌّ ‫َوفِ ٓى أَ ْم ٰ َولِ ِه ْم َح‬
Artinya: "Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta
dan orang miskin yang tidak mendapat bagian."4

b. Q.S Al-Baqarah/2: 272

ؕ‌ۡ‫ك هُ ٰدٮهُمۡ َو ٰلـ ِك َّن هّٰللا َ يَ ۡه ِد ۡى َم ۡن يَّ َشٓا ُ‌ء ؕ َو َما تُ ۡنفِقُ ۡوا ِم ۡن َخ ۡي ٍر فَاِل َ ۡنفُ ِس ُكم‬ َ ‫س َعلَ ۡي‬ َ ‫لَ ۡي‬
َّ ‫َو َما تُ ۡنفِقُ ۡو َن اِاَّل ۡابتِ َغٓا َء َو ۡج ِه هّٰللا ِ‌ؕ َو َما تُ ۡنفِقُ ۡوا ِم ۡن َخ ۡي ٍر يُّ َو‬
‫ف اِلَ ۡي ُكمۡ َواَ ۡنـتُمۡ اَل‬
‫تُ ۡظلَ ُم ۡو َن‬
4
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah “Al-Kaffah” (Jakarta: Sukses Publishing, 2012), hlm. 522

4
Artinya: "Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat
petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.
Apa pun harta yang kamu infakkan, maka (kebaikannya) untuk dirimu sendiri. Dan
janganlah kamu berinfak melainkan karena mencari ridha Allah. Dan apa pun harta
yang kamu infakkan, niscaya kamu akan diberi (pahala) secara penuh dan kamu
tidak akan dizhalimi (dirugikan)."5

c. Pemberian Nafkah terhadap keluarga

‫رسول هللا – صلى‬


َ َّ :- ‫عن سعد بن أَبي وقاص – رضي هللا عنه‬
‫أن‬
َ ْ‫هللا إالَّ أُ ِجر‬
‫ت‬ ِ َ‫ق نَفَقَةً تَ ْبتَ ِغي بِهَا َوجْ ه‬
َ ِ‫ك لَ ْن تُ ْنف‬
َ َّ‫ «وإن‬:ُ‫هللا عليه وسلم – قَا َل لَه‬
ٌ َ‫ ُمتَّف‬.»‫في امرأتِك‬
‫ق َعلَي ِه‬ ِّ ‫بِهَا َحتَّى َما تَجْ َع ُل في‬.

Artinya: Dari Sa’ad bin Abu Waqqash r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w.
bersabda kepadanya: “Sesungguhnya engkau tiada menafkahkan sesuatu nafkahpun
yang dengannya itu engkau mencari keridhaan Allah, melainkan engkau pasti diberi
pahala karena pemberian nafkahmu tadi, sampaipun sesuatu yang engkau jadikan
untuk makanan mulut istrimu.” (Muttafaq ‘alaih).

d. Enggan Berinfaq, Barokah Harta Bisa Hilang


Dari Asma’ binti Abi Bakr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
padaku,

ِ ‫الَ تُو ِكي فَيُوكى َعلَ ْي‬


‫ك‬

Artinya: “Janganlah engkau menyimpan harta (tanpa mensedekahkannya). Jika


tidak, maka Allah akan menahan rizki untukmu.” Dalam riwayat lain disebutkan,

5
Ibid,. hlm. 47.

5
ِ ‫صي هللاُ َعلَي‬
َ‫ َوال‬، ‫ْك‬ َ ‫ أَ ْو ا ْن‬، ‫أنفقي أَ ِو ا ْنفَ ِحي‬
ِ ْ‫ َوالَ تُحصي فَيُح‬، ‫ض ِحي‬
ِ ‫تُوعي فَيُوعي هللاُ َعلَي‬
‫ْك‬
Artinya: “Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya
(menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan
menghilangkan barokah rizki tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah
untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.”
(HR. Bukhari no. 1433 dan Muslim no. 1029, 88)

C. Sedekah dan Infaq Menurut Perspektif (tafsir) Al-Qur’an dan


(syarah/penjelasan) Hadist Nabi SAW.
Berikut ini adalah tafsir ayat al-qur'an dan syarah hadis Nabi SAW
1. Tafsir QS. Al Baqarah (2) : 245.
Oleh Muhammad Quraish Shihab: Berjuang di jalan Allah memerlukan harta,
maka korbankanlah harta kalian.Siapa yang tidak ingin mengorbankan hartanya,
sementara Allah telah berjanji akan membalasnya dengan balasan berlipat ganda.
Rezeki ada di tangan Allah. Dia bisa mempersempit dan memperluas rezeki seseorang
yang dikehendaki sesuai dengan kemaslahatan. Hanya kepada-Nyalah kalian akan
dikembalikan, lalu dibuat perhitungan atas pengorbanan kalian. Meskipun rezeki itu
karunia Allah dan hanya Dialah yang bisa memberi atau menolak, seseorang yang
berinfak disebut sebagai ‘pemberi pinjaman’ kepada Allah. Hal itu berarti sebuah
dorongan untuk gemar berinfak dan penegasan atas balasan berlipat ganda yang telah
dijanjikan di dunia dan akhirat. 6

2. Tafsir QS. Al Hadid ayat 7 Oleh Jalaluddin al-Mahalli & Jalaluddin as-Suyuthi:
(Berimanlah kalian) artinya, tetaplah kalian beriman (kepada Allah dan Rasul-Nya dan
nafkahkanlah) di jalan Allah (sebagian dari harta kalian yang Allah telah menjadikan
kalian menguasainya) yakni dari harta orang-orang yang sebelum kalian dan kelak Dia
akan menguasakannya kepada orang-orang yang sesudah kalian. Ayat ini diturunkan
sewaktu perang ‘Ursah atau dikenal dengan nama perang Tabuk. (Maka orang-orang

6
M.Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2001)

6
yang beriman di antara kalian dan menafkahkan hartanya) ayat ini mengisyaratkan
kepada apa yang telah dilakukan oleh sahabat Usman r.a. (mereka akan memperoleh
pahala yang besar).
3. Syarah Hadis tentang kewajiban sedekah setiap ruas badan :
(‫المى‬CC‫ )س‬bermakna persendian. Ada juga yang mengatakan bahwa maknanya
adalah tulang. Ibnu Daqiq Al ‘Ied mengatakan bahwa (‫ )سال َمى‬adalah persendian dan
anggota badan...Dinukil oleh Ibnu Daqiq Al ‘Ied bahwa Al Qadhi ‘Iyadh (seorang
ulama besar Syafi’iyyah) berkata, “Pada asalnya kata (‫ )سالمى‬bermakna tulang telapak
tangan, tulang jari-jari dan tulang kaki. Kemudian kata tersebut digunakan untuk tulang
lainnya dan juga persendian”. Terdapat hadits dalam shohih Muslim bahwa tubuh kita
ini memiliki 360 persendian.
(‫ )كل يوم تطلع فيه الشمس‬bermakna setiap hari diwajibkan bagi anggota tubuh kita untuk
bersedekah. Yaitu diwajibkan bagi setiap persendian kita untuk bersedekah. Maka
dalam setiap minggu berarti ada 360 x 7 = 2520 sedekah.
Dengan nikmat Allah, sedekah ini adalah umum untuk semua bentuk qurbah
(pendekatan diri pada Allah). Setiap bentuk pendekatan diri kepada Allah adalah
termasuk sedekah.
(‫ )تعدل بين اثنين‬adalah memisahkan di antara dua orang yang berselisih baik dengan cara
mendamaikan atau dengan cara diadili.Menyelesaikan perkara antara dua orang yang
berselisih baik dengan diadili dan didamaikan termasuk sedekah. Akan tetapi, jika telah
diketahui bahwa kebenaran ada di salah satu pihak, maka dalam hal ini tidak boleh
diadakan islah (perdamaian) bahkan harus diputuskan dengan memihak pada yang
benar.
(‫)وتعين الرج ل في دابت ه فتحمل ه عليها‬, maksudnya adalah menolong seseorang di atas
kendaraannya -misalnya di zaman dahulu adalah unta-, dengan membantunya naik di
atas kendaraannya adalah sedekah. Atau boleh jadi (‫صـ َدقَةٌـ‬
َ ُ‫)تَرْ فَ ُع لَهُ َعلَ ْيهَــا َمتَا َعـ ه‬, dengan
mengangkat barang-barangnya yang digunakan untuk bepergian jauh seperti makanan
dan minuman, juga termasuk sedekah.
(‫)والكلم ة الطيبة‬, kata-kata yang thoyib baik yang thoyib di sisi Allah seperti bacaan
tasbih, takbir dan tahlil atau thoyib di sisi manusia dengan berakhlak yang baik, ini juga
termasuk sedekah.

7
(‫)وبكل خطوة تمشيها الي الصالة‬, setiap langkah kaki menuju shalat adalah sedekah baik jarak
yang jauh maupun dekat.
(‫)وتميط االذى عن الطريق‬, menyingkirkan gangguan dari jalanan yang akan mengganggu
orang yang lewat, baik berupa batu, pecahan kaca, kotoran. Maka segala sesuatu yang
disingkirkan dari jalan yang akan mengganggu orang yang lewat adalah sedekah. 7
4. Syarah hadits tentang sedekah meskipun dengan sesuatu yang sedikit.
.Hadis ini menjelaskan kemuliaan bersedekah dan jaminan Allah SWT bahwa
harta yang disedekahkan tidak akan berkurang tetapi bertambah dan terus bertambah
sehingga di hari kiamat nanti orang yang bersedekah terheran-heran menerima balasan
sedekah 1 biji kurma seperti sebesar gunung atau lebih besar lagi…Kalimat
“bersedekah dengan satu biji kurma” tidak menunjukkan kekhususan bersedekah
dengan satu biji kurma, tetapi hanyalah perumpamaan bersedekah dengan sesuatu yang
sedikit atau sepele baik berupa uang, makanan, minuman, pakaian, atau lainnya…
Kalimat “dari penghasilan yang baik” menunjukkan bahwa sedekah yang diterima oleh
Allah hanyalah sedekah yang bersumber dari penghasilan yang cara mendapatkannya
secara halal. Sebaliknya, sedekah dari penghasilan yang tidak baik maka tidak akan
diterima oleh Allah SWT, meskipun nominal sedekahnya sangat fantastis namun tetap
tertolak…Kalimat “kecuali Allah SWT akan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya”
menunjukkan penerimaan dan ketinggian kedudukan sedekah yang bersumber dari
penghasilan yang baik….Kalimat “kemudian Allah memeliharanya” menunjukkan
bahwa Allah SWT sendiri yang menentukan besaran ganjaran sedekah, dan Dia pula
yang menumbuhkan harta sedekah sesuai kehendak-Nya. Dengan demikian, sedekah
merupakan cara terbaik untuk “membungakan” harta sehingga saldonya terus tumbuh
dan bertambah di dunia dan akhirat, karena yang memelihara harta sedekah adalah
Allah Yang Maha kaya, itulah keberkahan sedekah. Sebaliknya, harta yang dipinjamkan
kepada orang lain dengan tujuan mendapatkan kelebihan (riba) tidak akan
menyuburkan harta tetapi justru memusnahkan dan mencabut keberkahan harta. 8
5. Tafsir QS. Adz-Dzariyat 51: 19.

7
Muhammad Abduh Tuasikal, Shalat Dhuha Bisa Menggantikan Sedekah dengan Seluruh Persendian
diakses pada https://rumaysho.com/1028-shalat-dhuha-bisa-menggantikan-sedekah-dengan-seluruh-
persendian.html 7 November 2020

8
Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi: Firman
Allah subhanahu wa ta’ala:"Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin
yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian."(QS. Adz-Dzariyat [51]:
19).Setelah Allah subhanahu wa ta’ala menyifati mereka sebagai orang-orang yang
rajin mengerjakan salat malam hari, lalu menyebutkan sifat terpuji mereka lainnya,
yaitu bahwa mereka selalu membayar zakat dan bersedekah serta
bersilaturahmi….Untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,"Dan pada harta
mereka ada hak"'…Yaitu bagian yang telah mereka pisahkan, sengaja disiapkan untuk
diberikan kepada orang yang meminta-minta dan yang tidak mendapat bagian. Adapun
pengertian sa’il sudah jelas, yaitu orang yang mulai meminta-minta dan dia punya hak
untuk meminta-minta, seperti yang disebutkan ole Ibnu Abbas r.a. dan Mujahid, artinya
orang yang tidak beruntung karena tidak mempunyai jatah dari Baitul Mal, tidak
mempunyai mata pencaharian, tidak pula mempunyai keahlian profesi yang dapat
dijadikan tulang punggung kehidupannya…Ad-Dahhak mengatakan bahwa orang yang
mahrum ialah orang yang tidak sekali-kali mempunyai harta melainkan habis saja, dan
itu sudah menjadi takdir Allah baginya…Abu Qilabah mengatakan bahwa pernah ada
banjir melanda Yamamah yang merusak harta seseorang, maka seseorang dari kalangan
sahabat mengatakan bahwa orang ini adalah orang yang mahrum…Ibnu Abbas r.a.
mengatakan pula,demikian juga Sa’id ibnul Musayyab, Ibrahim An Nakha’i, Nafi’
maula Ibnu Umar, dan Ata ibnu Abu Rabah bahwa yang dimaksud dengan orang yang
mahrum ialah orang yang tidak mendapat bagian (tidak beruntung). 9
6. Tafsir QS. Al Baqarah (2) : 272.
Oleh Kementrian Agama RI :..Petunjuk (hidayah, taufik) adalah semata-mata
urusan Allah, bukan urusan Rasul dan bukan pula urusan umatnya. Kita tidak boleh
menahan sedekah kepada orang yang bukan Islam hanya dengan alasan perbedaan
agama semata. Namun bersedekah kepada sesama Muslim tentu lebih utama, selagi di
kalangan Muslim masih terdapat orang fakir miskin yang memerlukan pertolongan.

8
Abi Abdul Jabbar, Bersedekahlah Walaupun dengan 1 Biji Kurma diakses pada
https://www.madaninews.id/11360/bersedekahlah-walaupun-dengan-1-biji-kurma.html 8 November 2020

9
Al- Imam Abu Fida Isma’il ibnu Katsir,Terjemahan Tafsir Ibn Katsir Juz 2

9
Sedekah mempunyai dan mengandung faedah timbal balik. Orang yang menerima
sedekah dapat tertolong dari kesukaran, sedang orang yang memberikannya mendapat
pahala di sisi Allah, dan dihargai oleh orang-orang sekitarnya, asal ia memberikan
sedekah itu dengan cara yang baik dan ikhlas karena Allah semata. Selanjutnya
disebutkan, bahwa apa saja harta benda yang baik yang dinafkahkan seseorang dengan
ikhlas, niscaya akan membalasnya dengan pahala yang cukup dan dia tidak akan
dirugikan sedikit pun, karena orang-orang yang suka berinfak dengan ikhlas tentu
disayangi dan dihormati oleh masyarakat, terutama oleh fakir miskin dan pahalanya
tidak akan dikurangi di sisi Allah. 10
7. Syarah hadis tentang pemberian nafkah terhadap keluarga

Al-Muhallab rahimahullah berkata, “Nafkah untuk keluarga hukumnya wajib


dengan ijma’ (kesepakatan ulama). Adapun Penetap Syariat (yakni Allah subhanahu wa
ta’ala, –red) menamakannya dengan sedekah hanyalah dikarenakan kekhawatiran adanya
sangkaan bahwa mereka tidak akan diberi pahala atas kewajiban yang mereka tunaikan.
Mereka telah mengetahui pahala sedekah, maka Penetap Syariat mengenalkan kepada
mereka bahwa nafkah/infak yang mereka keluarkan (untuk keluarga) adalah sedekah
mereka sehingga mereka tidak mengeluarkan sedekah itu kepada selain keluarga, kecuali
setelah mereka mencukupi keluarga mereka. Penamaan infak ini dengan sedekah adalah
demi mendorong mereka agar mendahulukan sedekah yang wajib (yaitu memberi nafkah
kepada keluarga) daripada sedekah yang sunnah.” (Fathul Bari, 9/600)
Namun tentunya nafkah itu barulah bernilai sedekah bila dibarengi dengan niat karena
Allah subhanahu wa ta’ala.
Al-Imam an-Nawawi rahimahullah berkata ketika menerangkan hadits Abu
Mas’ud al-Anshari radhiallahu ‘anhu, “Hadits ini menerangkan bahwa yang dimaukan
dengan sedekah dan nafkah secara mutlak dalam hadits-hadits yang ada adalah bila orang
yang mengeluarkannya itu ihtisab, maknanya ia menginginkan wajah Allah subhanahu
wa ta’ala dengan nafkah tersebut. Bila seseorang memberikan nafkah dalam keadaan lupa
atau kacau pikirannya, tidaklah ia mendapatkan nilai sedekah seperti yang dinyatakan
dalam hadits ini, namun yang masuk dalam hadits ini hanyalah bila seseorang
10
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid II, (Yogyakarta: PT.Dana
Bhakti wakaf UII, 1995)

10
itu muhtasib (mengharapkan pahala), ia ingat kewajibannya untuk memberikan infak
kepada istri, anak-anaknya, budaknya dan orang-orang yang wajib ia nafkahi selain
mereka….” (Syarah Shahih Muslim, 7/88—89)
Beliau juga berkata ketika mensyarah (menjelaskan) hadits Sa’ad, “Hadits ini
menunjukkan disenanginya memberi infak dalam berbagai perkara kebaikan, dan
menunjukkan bahwa amalan itu tergantung niatnya, sehingga seseorang itu hanyalah
diberi pahala atas amalnya dengan niatnya. Hadits ini juga menunjukkan bahwa memberi
infak kepada keluarga akan diberi pahala bila mengharapkan wajah Allah subhanahu wa
ta’ala. Sebagaimana pula dalam hadits ini ditunjukkan bahwa perkara mubah bila
diniatkan untuk mengharap wajah Allah subhanahu wa ta’ala akan menjadi amalan
ketaatan dan diberi pahala karenanya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi peringatan tentang hal ini dengan sabda
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sampaipun satu suapan yang engkau berikan ke
mulut istrimu,” sementara istri termasuk bagian dunia yang paling khusus bagi seorang
laki-laki, tempat pelampiasan syahwatnya, dan tempat kelezatannya yang mubah.
Biasanya menyuapi istri hanya terjadi ketika sedang bercengkerama, berlemah lembut
dan bercumbu dengan sesuatu yang mubah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bila si suami memaksudkan suapan
tersebut dalam rangka mengharap wajah Allah subhanahu wa ta’ala maka ia akan
memperoleh pahala dengan perbuatan tersebut.
Tentunya perbuatan yang selain ini lebih pantas untuk memperoleh pahala bila ditujukan
karena wajah Allah subhanahu wa ta’ala. Terkandung dalam hal ini apabila manusia
melakukan sesuatu yang asalnya mubah dengan mengharap wajah Allah subhanahu wa
ta’ala maka ia akan diberi pahala, seperti bila seseorang makan dengan niat agar kuat
dalam melakukan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, tidur untuk istirahat agar
bisa bangun untuk melaksanakan ibadah dalam keadaan segar lagi bersemangat,
bercumbu dengan istri dan budak wanita yang dimiliki dengan tujuan menjaga diri,
pandangannya dan selainnya dari perkara yang haram, juga untuk tujuan memenuhi hak
istri dan untuk memperoleh anak yang saleh.
8. Syarah hadits enggan berinfaq, barokah harta bisa hilang

11
Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan, “Janganlah engkau menyimpan-
nyimpan harta tanpa mensedekahkannya (menzakatkannya). Janganlah engkau enggan
bersedekah (membayar zakat) karena takut hartamu berkurang. Jika seperti ini, Allah
akan menahan rizki untukmu sebagaimana Allah menahan rizki untuk para peminta-
minta.”11
Dalam kesempatan lain, Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan, “Sedekah
(zakat) itu dapat mengembangkan harta. Maksudnya adalah sedekah merupakan sebab
semakin berkah dan bertambahnya harta. Barangsiapa yang memiliki keluasan harta,
namun enggan untuk bersedekah (mengeluarkan zakat), Allah akan menahan rizki
darinya. Allah akan menghalangi keberkahan hartanya. Allah pun akan menahan
perkembangan hartanya.”12

D. Penutup

1. Kesimpulan

Dari tafsir ayat Al quran dan hadist diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa
setiap muslim dan muslimat hendaknya bersedekah atau infaq kepada orang yang
membutuhkan, saudara tetangga tidak terkecuali keluarga. bersedekah tidak harus
dengan materi yang banyak namun semampu dan seikhlas kita, seperti yang dikatakan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ,“Setiap persendian manusia diwajibkan untuk
bersedakah setiap harinya mulai matahari terbit. Memisahkan (menyelesaikan perkara)
antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas
kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah
sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan
untuk menunaikan shalat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari
jalan adalah shadaqah. dan jangan sampai kita enggan bersedekah dan infaq karena itu
akan menghilangkan berkah dari rezeki kita. adapun jikalau kita
menafkahkan,menyedekahkan atau menginfaqkan rezeki kita jangan sampai diiringi
dengan sifat sombong maupun riak atau pamer, karena Allah tidak menyukai orang
yang demikian itu
11
Syarh Shahih Al Bukhari, Ibnu Baththol, 4/435-436, Maktabah Ar Rusyd, cetakan kedua, tahun 1423 H.
12
Syarh Shahih Al Bukhari, Ibnu Baththol, 3/436

12
2. Saran

Demikianlah makalah ini susun, Semoga makalah ini dapat membantu kita dalam
memahami betapa pentingnya sedekah dan infaq untuk orang yang membutuhkan yang
terdapat dalam surah-surah Al-Qur’an serta hadis Nabi Muhammad SAW. Kami penulis
menyadari jika banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama Republik Indonesia. 1995. Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid II. Yogyakarta:
PT.Dana Bhakti wakaf UII

Hafihuddin, Didin. 2002. Panduan Praktis tentang Zakat Infaq dan Sedekah. Jakarta: Gema
Insani

13
Jabbar, Abi Abdul. Bersedekahlah Walaupun dengan 1 Biji Kurma diakses pada
https://www.madaninews.id/11360/bersedekahlah-walaupun-dengan-1-biji-kurma.html
8 November 2020

Katsir, Al- Imam Abu Fida Isma’il ibnu. 2004. Terjemahan Tafsir Ibn Katsir Juz 2. Jakarta:
Sinar Baru AL- Gensindo

Kementerian Agama RI. 2012. Al-Qur‟an dan Terjemah “Al-Kaffah”. Jakarta: Sukses
Publishing

Nurwahidah, Ana. 2016. “Manajemen Infaq Secara Sektoral dibaitul Maal Hidayatullah
(BMH)”, Volume 7, Nomor 1. Cabang malang: MALIA,

Selma, Amalia Aqilah. 2017. 33 Kisah Keberkahan Para Pengamal Sedekah. Klaten: Abata
Press

Shihab, M.Quraish. 2001. Tafsir Al Misbah. Jakarta: Lentera Hati

Tuasikal, Muhammad Abduh. Shalat Dhuha Bisa Menggantikan Sedekah dengan Seluruh
Persendian diakses pada https://rumaysho.com/1028-shalat-dhuha-bisa-menggantikan-
sedekah-dengan-seluruh-persendian.html 7 November 2020

Syarh Shahih Al Bukhari, Ibnu Baththol, 4/435-436, Maktabah Ar Rusyd, cetakan kedua, tahun
1423 H.

14

Anda mungkin juga menyukai