Anda di halaman 1dari 19

Keutamaan Bersedekah

Allah Subhanahu Wa Ta’ala benar-benar memuliakan orang-


orang yang bersedekah. Ia menjanjikan banyak keutamaan dan
balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang
gemar bersedekah. Terdapat ratusan dalil yang menceritakan
keberuntungan, keutamaan, kemuliaan orang-orang yang
bersedekah. Ibnu Hajar Al Haitami mengumpulkan ratusan
hadits mengenai keutamaan sedekah dalam sebuah kitab yang
berjudul Al Inaafah Fimaa Ja’a Fis Shadaqah Wad Dhiyaafah,
meskipun hampir sebagiannya perlu dicek keshahihannya.
Banyak keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan terkumpul
dalam satu amalan ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh
mengherankan bagi orang-orang yang mengetahui dalil-dalil
tersebut dan ia tidak terpanggil hatinya serta tidak tergerak
tangannya untuk banyak bersedekah.

Diantara keutamaan bersedekah antara lain:

1. Sedekah dapat menghapus dosa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار‬


“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air
memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam
Shahih At Tirmidzi, 614)

Diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja


harus disertai taubat atas dosa yang dilakukan. Tidak
sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang sengaja
bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat
curang, mengambil harta anak yatim, dan sebelum melakukan
hal-hal ini ia sudah merencanakan untuk bersedekah setelahnya
agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang demikian ini tidak dibenarkan
karena termasuk dalam merasa aman dari makar Allah, yang
merupakan dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:

‫َّللاِ فَ ََل يَأ ْ َم ُن َم ْك َر ه‬


َ‫َّللاِ إِ هَّل ْالقَ ْو ُم ْالخَا ِس ُرون‬ ‫أَفَأ َ ِمنُوا َم ْك َر ه‬

“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada


yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang
merugi.” (QS. Al A’raf: 99)

2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di


hari akhir.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7


jenis manusia yang mendapat naungan di suatu, hari yang
ketika itu tidak ada naungan lain selain dari Allah, yaitu hari
akhir. Salah satu jenis manusia yang mendapatkannya adalah:

‫ حتى َّل تعلم شماله ما تنفق يمينه‬،‫رجل تصدق بصدقة فأخفاها‬

“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia


menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya
tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan
kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)

3. Sedekah memberi keberkahan pada harta.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ما نقصت صدقة من مال وما زاد هللا عبدا بعفو إَّل عزا‬

“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang


hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan
baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)

Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang?


Dalam Syarh Shahih Muslim, An Nawawi menjelaskan: “Para
ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud disini mencakup 2
hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari
bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh
berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indera dan
kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut berkurang,
maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang
didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat
banyaknya.”

4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.

Allah Ta’ala berfirman:

‫ف لَ ُه ْم َولَ ُه ْم أ َ ْج ٌر َك ِري ٌم‬


ُ ‫ع‬ َ ُ ‫س نا ً ي‬
َ ‫ضا‬ َ ‫َّللاَ قَ ْرضا ً َح‬ ُ ‫ت َوأ َ ْق َر‬
‫ضوا ه‬ ‫ص ِ ِّدقِينَ َو ْال ُم ه‬
ِ ‫ص ِ ِّدقَا‬ ‫إِ هن ْال ُم ه‬

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki


maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman
yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada
mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid:
18)

5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh


orang yang bersedekah.

‫ فمن كان من أهل‬:‫ هذا خير‬،‫ نودي في الجنة يا عبد هللا‬،‫من أنفق زوجين في سبيل هللا‬
‫ ومن كان من‬،‫ ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد‬،‫الصَلة دُعي من باب الصَلة‬
‫أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة‬

“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah,


maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai
hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia
berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat,
ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan
mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal
dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu
sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)

6. Sedekah akan menjadi bukti keimanan seseorang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫والصدقة برهان‬

“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim no.223)

An Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh


karena itu shadaqah dinamakan demikian karena merupakan
bukti dari Shidqu Imanihi (kebenaran imannya)”

7. Sedekah dapat membebaskan dari siksa kubur.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫إن الصدقة لتطفىء عن أهلها حر القبور‬

“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR.


Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873)

8. Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan maksiat


dalam jual-beli

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ فشوبوا بيعكم بالصدقة‬. ‫يا معشر التجار ! إن الشيطان واإلثم يحضران البيع‬
“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa
keduanya hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian
dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi no. 1208, ia berkata: “Hasan
shahih”)

9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang lapang


dan hati yang bahagia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan


yang bagus tentang orang yang dermawan dengan orang yang
pelit:

‫ فأما‬، ‫ من ثديهما إلى تراقيهما‬، ‫ عليهما جبتان من حديد‬، ‫ كمثل رجلين‬، ‫مثل البخيل والمنفق‬
‫ وأما‬. ‫ وتعفو أثره‬، ‫ حتى تخفي بنانه‬، ‫ أو وفرت على جلده‬، ‫ فَل ينفق إَّل سبغت‬: ‫المنفق‬
‫ فهو يوسعها وَّل تتسع‬، ‫ فَل يريد أن ينفق شيئا إَّل لزقت كل حلقة مكانها‬: ‫البخيل‬

“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah


seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai
menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang
bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang
dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak
terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada
kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia
merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya.
Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari
no. 1443)
Dan hal ini tentu pernah kita buktikan sendiri bukan? Ada rasa
senang, bangga, dada yang lapang setelah kita memberikan
sedekah kepada orang lain yang membutuhkan.

Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang mengabarkan tentang


manfaat sedekah dan keutamaan orang yang bersedekah.
Tidakkah hati kita terpanggil?

10. Pahala sedekah terus berkembang

Pahala sedekah walaupun hanya sedikit itu akan terus


berkembang pahalanya hingga menjadi besar. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ حتى ه‬، ‫ كما ي َُربِِّي أحدُكم ُم ْه َره‬، ‫ في َُربِِّيها ِِل َ َحدِكم‬، ‫ ويأخذُها بيمينِه‬، َ‫إن هللاَ يقب ُل الصدقة‬
‫إن‬ ‫ه‬
‫ير ِمثْ َل أ ُ ُحد‬
ُ ‫ص‬ِ َ ‫اللُّ ْق َمةَ لَت‬

“sesungguhnya Allah menerima amalan sedekah dan


mengambilnya dengan tangan kanan-Nya. Lalu Allah
mengembangkan pahalanya untuk salah seorang dari kalian,
sebagaimana kalian mengembangkan seekor anak kuda.
Sampai-sampai sedekah yang hanya sebiji bisa berkembang
hingga sebesar gunung Uhud” (HR. At Tirmidzi 662, ia berkata:
“hasan shahih”)

11. Sedekah menjauhkan diri dari api neraka


Sesungguhnya sedekah itu walaupun sedikit, memiliki andil
untuk menjauhkan kita dari api neraka. Semakin banyak
sedekah, semakin jauh kita darinya. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda

‫يج ْد فبكلمة طيِِّبة‬ ِ ِّ


ِ ‫ فمن لم‬، ‫بشق تمرة‬ َ ‫اتهقوا النه‬
‫ار ولو‬

“jauhilah api neraka, walau hanya dengan bersedekah sebiji


kurma. Jika kamu tidak punya, maka bisa dengan kalimah
thayyibah” (HR. Al Bukhari 6539, Muslim 1016)

12. Boleh iri kepada orang yang dermawan

Iri atau hasad adalah akhlak yang tercela, namun iri kepada
orang yang suka bersedekah, ingin menyaingi kedermawanan
dia, ini adalah akhlak yang terpuji. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallambersabda

ُ ‫ ورج ٌل آتاه هللا‬، ‫ق‬ َ ‫ماَّل؛ فسله‬


ِ ِّ ‫ط على َهلَ َكتِه في الح‬ ً ُ‫ رج ٌل آتاه هللا‬: ‫َّل حس َد إَّل في اثنتين‬
‫الحكمةَ؛ فهو يَقضي بها وي ُعل ُمها‬

“tidak boleh hasad kecuali pada dua orang: seseorang yang


diberikan harta oleh Allah, kemudia ia belanjakan di jalan yang
haq, dan seseorang yang diberikan oleh Allah ilmu dan ia
mengamalkannya dan mengajarkannya” (HR. Al Bukhari 73,
Muslim 816)
Kedermawanan Rasulullah di Bulan
Ramadhan
Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, teladan terbaik bagi kita,
beliau adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanan
beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadhan. Hal ini diceritakan
oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:

‫ وكان أجود ما يكون في رمضان حين‬، ‫كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم أجود الناس‬
‫ فالرسول هللا صلى هللا‬، ‫ وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن‬، ‫يلقاه جبريل‬
َ ‫عليه وسلم أجو ُد بالخير من الريح المر‬
‫سلة‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang


paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan
Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap
malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang
berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)

Dari hadits di atas diketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam pada dasarnya adalah seorang yang sangat
dermawan. Ini juga ditegaskan oleh Anas bin
Malik radhiallahu’anhu:

‫كان النبي صلى هللا عليه وسلم أشجع الناس وأجود الناس‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang
paling berani dan paling dermawan.” (HR. Bukhari no.1033,
Muslim no. 2307)

Namun bulan Ramadhan merupakan momen yang spesial


sehingga beliau lebih dermawan lagi. Bahkan dalam hadits,
kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dikatakan melebihi angin yang berhembus. Diibaratkan
demikian karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat
ringan dan cepat dalam memberi, tanpa banyak berpikir,
sebagaimana angin yang berhembus cepat. Dalam hadits juga
angin diberi sifat ‘mursalah’ (berhembus), mengisyaratkan
kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki
nilai manfaat yang besar, bukan asal memberi, serta terus-
menerus sebagaimana angin yang baik dan bermanfaat adalah
angin yang berhembus terus-menerus. Penjelasan ini
disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari.

Oleh karena itu, kita yang mengaku meneladani beliau sudah


selayaknya memiliki semangat yang sama. Yaitu semangat
untuk bersedekah lebih sering, lebih banyak dan lebih
bermanfaat di bulan Ramadhan, melebihi bulan-bulan lainnya.

Dahsyatnya Sedekah di Bulan Ramadhan


Salah satu sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam memberi teladan untuk lebih bersemangat dalam
bersedekah di bulan Ramadhan adalah karena bersedekah di
bulan ini lebih dahsyat dibanding sedekah di bulan lainnya.
Diantara keutamaan sedekah di bulan Ramadhan adalah:

1. Puasa digabungkan dengan sedekah dan shalat malam


sama dengan jaminan surga.

Puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang agung, bahkan


pahala puasa tidak terbatas kelipatannya. Sebagaimana
dikabarkan dalam sebuah hadits qudsi:

‫ إَّل الصيام‬: ‫كل عمل ابن آدم له الحسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف قال عز و جل‬
‫فإنه لي و أنا الذي أجزي به‬

“Setiap amal manusia akan diganjar kebaikan semisalnya


sampai 700 kali lipat. Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Kecuali
puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan
membalasnya.'” (HR. Muslim no.1151)

Dan sedekah, telah kita ketahui keutamaannya. Kemudian


shalat malam, juga merupakan ibadah yang agung, jika didirikan
di bulan Ramadhan dapat menjadi penghapus dosa-dosa yang
telah lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫من قام رمضان إيمانا ً واحتسابا ً غفر له ما تقدم من ذنبه‬


“Orang yang shalat malam karena iman dan mengharap pahala,
akan diampuni dosanya yang telah lalu.”(HR. Bukhari no.37,
2009, Muslim, no. 759)

Ketiga amalan yang agung ini terkumpul di bulan Ramadhan


dan jika semuanya dikerjakan balasannya adalah jaminan
surga. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam:

‫إن في الجنة غرفا يرى ظاهرها من باطنها وباطنها من ظاهرها أعدها هللا لمن أَّلن الكَلم‬
‫وأطعم الطعام وتابع الصيام وصلى بالليل والناس نيام‬

“Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian


luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat
dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang
berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala
kebanyakan manusia tidur.” (HR. At Tirmidzi no.1984, Ibnu
Hibban di Al Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani
di Hidayatur Ruwah, 2/47, dihasankan Al Albani di Shahih At
Targhib, 946)

2. Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain.

Kita telah mengetahui betapa besarnya pahala puasa


Ramadhan. Bayangkan jika kita bisa menambah pahala puasa
kita dengan pahala puasa orang lain, maka pahala yang kita raih
lebih berlipat lagi. Subhanallah! Dan ini bisa terjadi dengan
sedekah, yaitu dengan memberikan hidangan berbuka puasa
untuk orang lain yang berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:

‫ غير أنه َّل ينقص من أجر الصائم شيئا‬، ‫من فطر صائما كان له مثل أجره‬

“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada


orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang
tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” (HR. At
Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”)

Padahal hidangan berbuka puasa sudah cukup dengan tiga butir


kurma atau bahkan hanya segelas air, sesuatu yang mudah dan
murah untuk diberikan kepada orang lain.

‫كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يفطر على رطبات قبل أن يصلي فإن لم تكن رطبات‬
‫فعلى تمرات فإن لم تكن حسا حسوات من ماء‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa


dengan beberapa ruthab (kurma basah), jika tidak ada maka
dengan beberapa tamr (kurma kering), jika tidak ada maka
dengan beberapa teguk air.” (HR. At Tirmidzi, Ahmad, Abu
Daud, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi, 696)
Betapa Allah Ta’ala sangat pemurah kepada hamba-Nya
dengan membuka kesempatan menuai pahala begitu lebarnya
di bulan yang penuh berkah ini.

3. Bersedekah di bulan Ramadhan lebih dimudahkan.

Salah satu keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan adalah


bahwa di bulan mulia ini, setiap orang lebih dimudahkan untuk
berbuat amalan kebaikan, termasuk sedekah. Tidak dapat
dipungkiri bahwa pada dasarnya manusia mudah terpedaya
godaan setan yang senantiasa mengajak manusia
meninggalkan kebaikan, setan berkata:

ْ ‫ط َك ْال ُم‬
َ ‫ست َ ِق‬
‫يم‬ ِ ‫فَبِ َما أ َ ْغ َو ْيت َنِي َِل َ ْقعُ َد هن لَ ُه ْم‬
َ ‫ص َرا‬

“Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-


benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau
yang lurus.” (Qs. Al A’raf: 16)

Sehingga manusia enggan dan berat untuk beramal. Namun di


bulan Ramadhan ini Allah mudahkan hamba-Nya untuk berbuat
kebaikan, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam:

‫ وصفدت الشياطين‬، ‫ وغلقت أبواب النار‬، ‫إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة‬
“Jika datang bulan Ramadhan, pintu surga dibuka, pintu neraka
ditutup dan setan-setan dibelenggu.”(HR. Bukhari no.3277,
Muslim no. 1079)

Dan pada realitanya kita melihat sendiri betapa suasana


Ramadhan begitu berbedanya dengan bulan lain. Orang-orang
bersemangat melakukan amalan kebaikan yang biasanya tidak
ia lakukan di bulan-bulan lainnya. Subhanallah.

Adapun mengenai apa yang diyakini oleh sebagian orang,


bahwa setiap amalan sunnah kebaikan di bulan Ramadhan
diganjar pahala sebagaimana amalan wajib, dan amalan wajib
diganjar dengan 70 kali lipat pahala ibadah wajib diluar bulan
Ramadhan, keyakinan ini tidaklah benar. Karena yang
mendasari keyakinan ini adalah hadits yang lemah, yaitu hadits:

‫ جعل هللا صيامه‬، ‫ شهر فيه ليلة خير من ألف شهر‬، ‫يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم‬
‫ و من تق رب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما‬، ‫ و قيام ليله تطوعا‬، ‫فريضة‬
‫ و هو شهر الصبر و‬، ‫ و من أدى فريضة كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه‬، ‫سواه‬
‫ و من فطر فيه‬، ‫ و شهر يزاد فيه رزق المؤمن‬، ‫ و شهر المواساة‬، ‫الصبر ثوابه الجنة‬
‫ و كان له م ثل أجره من غير أن ينتقص‬، ‫ و عتق رقبته من النار‬، ‫صائما كان مغفرة لذنوبه‬
‫ يعطي هللا هذا‬: ‫ قال‬، ‫ يا رسول هللا ليس كلنا يجد ما يفطر الصائم‬: ‫من أجره شيء قالوا‬
‫ و من أشبع صائما‬، ‫ أو شربة من ماء‬، ‫ أو تمرة‬، ‫الثواب من فطر صائما على مذقة لبن‬
‫ و هو شهر أوله رحمة و وسطه‬، ‫سقاه هللا من الحوض شربة َّليظمأ حتى يدخل الجنة‬
‫ مغفرة و آخره عتق من النار‬،
“Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung
dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilai
(ibadah) di dalamnya lebih baik dari 1000 bulan. Allah
menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah
kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai perbuatan
sunnah (tathawwu’). Barangsiapa (pada bulan itu) mendekatkan
diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah
mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain.
Barangsiapa yang mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-
olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan
adalah bulan kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga.
Ia (juga) bulan tolong-menolong, di mana di dalamnya rezki
seorang Mukmin bertambah (ditambah). Barangsiapa (pada
bulan itu) memberikan buka kepada seorang yang berpuasa,
maka itu menjadi maghfirah (pengampunan) atas dosa-dosanya,
penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh pahala
seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala
orang yang berpuasa (itu) sedikitpun.” Kemudian para Sahabat
berkata, “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki
makanan untuk diberikan sebagai buka orang yang berpuasa.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Allah
memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan
buka dari sebutir kurma, atau satu teguk air atau susu.
Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat,
pertengahannya maghfirah (ampunan) dan akhirnya
pembebasan dari api neraka.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi, Al Hakim, Ibnu


Khuzaimah (no. 1887) dan Al Ash-habani dalam At
Targhib (178). Hadits ini didhaifkan oleh para pakar hadits
seperti Al Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib (2/115), juga oleh
Dhiya Al Maqdisi di Sunan Al Hakim (3/400), bahkan dikatakan
oleh Al Albani hadits ini Munkar, dalam Silsilah Adh
Dhaifah (871).

Ringkasnya, walaupun tidak terdapat kelipatan pahala 70 kali


lipat pahala ibadah wajib di luar bulan Ramadhan, pada asalnya
setiap amal kebaikan, baik di luar maupun di bulan Ramadhan
akan dilipatgandakan oleh Allah 10 sampai 700 kali lipat.
Berdasarkan hadits:

‫إن هللا كتب الحسنات والسيئات ثم بين ذلك فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها هللا له عنده حسنة‬
‫كاملة فإن هو هم بها فعملها كتبها هللا له عنده عشر حسنات إلى سبع مائة ضعف إلى‬
‫أضعاف كثيرة‬

“Sesungguhnya Allah mencatat setiap amal kebaikan dan amal


keburukan.” Kemudian Rasulullah menjelaskan: “Orang yang
meniatkan sebuah kebaikan, namun tidak mengamalkannya,
Allah mencatat baginya satu pahala kebaikan sempurna. Orang
yang meniatkan sebuah kebaikan, lalu mengamalkannya, Allah
mencatat pahala baginya 10 sampai 700 kali lipat
banyaknya.” (HR. Muslim no.1955)

Oleh karena itu, orang yang bersedekah di bulan Ramadhan


akan dilipatgandakan pahalanya 10 sampai 700 kali lipat karena
sedekah adalah amal kebaikan, kemudian berdasarkan Al A’raf
ayat 16 khusus amalan sedekah dilipatkan-gandakan lagi sesuai
kehendak Allah. Kemudian ditambah lagi mendapatkan berbagai
keutamaan sedekah. Lalu jika ia mengiringi amalan sedekahnya
dengan puasa dengan shalat malam, maka diberi baginya
jaminan surga. Kemudian jika ia tidak terlupa untuk bersedekah
memberi hidangan berbuka puasa bagi bagi orang yang
berpuasa, maka pahala yang sudah dilipatgandakan tadi
ditambah lagi dengan pahala orang yang diberi sedekah. Jika
orang yang diberi hidangan berbuka puasa lebih dari satu maka
pahala yang didapat lebih berlipat lagi.

Subhanallah…

Ayo jangan tunda lagi…

***

Penulis: Yulian Purnama


Artikel www.muslim.or.id
TOPICS: DERMAWAN, INFAK, INFAQ, MANAJEMEN
QALBU, RAMADHAN, SEDEKAH, SHODAQOH

 Share on Facebook
 Share on Twitter


Anda mungkin juga menyukai