1. Pengertian
Hayatan Thayyibah adalah kehidupan yang baik diistilakan oleh AlQuran dengan Hayatan Thayyibah sebagai firman Allah SWT :
a. Rasa lega
b. Kerelaan
c. Kesabaran dalam menerima ujian
d. Rasa syukur atas nikmat allah swt.
2. Ada tujuh kriteria kehidupan seseorang yang mampu mendaptkan
Hayatan Thayyibah.
1) Rezeki yang halal
Setiap manusia tentu memerlukan rezeki berupa makanan,
minuman, pakaian, tempat tinggal, kendaraan dan keperluan hidup
lainnya. Untuk itu manusia mesti mencari nafkah dengan berbagai
usaha yang hala. Bagi seorang muslim mencari rezeki secara halal
merupakan salah satu prinsip hidup yang sangat asas. Kita tentunya
mengharapkan dalam usaha mencari rezeki :
a. Banyak yang boleh kita peroleh
b. Mudah mendapatkannya
c. Halal dari segala status hukumnya
Namun seandainya sedikit yang kita dapa, susah mendapatkannya
selama status hukum halal, itu jauh lebih baik dari pada mudah
mendapatkannya, banyak perolehannya namun status hukumnya tidak
halal. Yang lebih tragik lagi adalah apabila seseorang mencari nafkah
dengan suah payah, sedikit mendapatkannya, status hukumnya juga tidak
halal bahkan resikonya sangat berat, inilah sekarang yang banyak
berlaku.
Artinya Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari
apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu.
Didalam himpunan hadits yang memuat perihal makanan
disebut kitab Al Agh dziyah artinya bab atau kitab seluk beluk
makanan, jamak /plural dari kata ghizdaun. Dengan mengikuti
dialek mesir perkataan ghidza menjadi gizi. Istilah gizi
mengandung pengertian : hal ihwal mengenai makanan dan
minuman manusia yang dihubungkan dengan kesehatan.
Didalam
Al
Quran
terdapat
banyak
ayat
yang
agar
memperhatikan
keseimbangan
antara
3) Kebahagiaan
Bagi seorang mukmin, ukuran kebahagian bukanlah hanya
semata-mata dari aspek duniawi, tetapi terpenting adalah bila ia
boleh menjalani kehidupan dalam rangka pengabdiaan dan
ketaatan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, apabila seoarang
sudah beriman dan beramal soleh, ia akan merasakan kebahagiaan
karena kehidupannya didunia memberi sumbangan manfaat
kebaikan, sedangkan diakhirat nanti akan dimasukan kedalam
surga dan ini merupakan kebagiaan yang tidak ada bandingan
dengan apapun juga.
Sebaliknya bila seseorang melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan islam apalagi sampai merugikan orang lain,
maka tidak ada kebahagiaan yang ia rasakan, tetapi justru hidupnya
diliputi kegelisaan dan kekhwatiran, tidak hanya dalam konteks
kehidupan dunia tapi juga kehidupan akhirat yang tidak memiliki
harapan yang cerah bagi kebahagiaan.
4) Ketenangan
Bagi seorang muslim dosa membuatkan kehidupan menjadi tidak
tenang. Oleh karena itu dengan iman dan amal soleh kehidupan
yang kita jalani insya allah terhindar dari dosa yang membuatkan
kita menjadi tenang dan ini merupakan salah satu unsur asa.
5) Ridha
Kehidupan yang baik bagi seorang muslim tercermin dari
sikap ridhanya kepada Allah SWT sebagai tuhannya. Islam sebagai
agamanya dan Nabi Muhammad saw sebagai rasul yang diyakini
dan diteladani dalam kehidupan ini.
Sikap ini merupakan sesuatu yang amat penting sehingga ia
mampu melaksanakan ajaran islam denga senang hati dan penuh
penghayatan dan sikap seperti inilah yang memastikan seorang
muslim akan dimasukan oleh Allah SWT ke dalam surga
sebagaimana dalam hadits Rasululla SAW bersabda :
barang siapa yang ridha kepada allah sebagai tuhannya, islam
sebagai agamanya dan muhammad sebagai nabi dan rasulnya,
wajib baginya syurga (HR Muslim)
6) Syukur
Sudah pasti bagi manusia adanya kenikmatan yang diperoleh
dalam hidup ini sehingga kehidupan yang baik menuntutnya untuk
bersyukur kepada Allah SWT. Ketika menafsirkan ayat :
jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatku), maka
sesungguhnya azabku sangat pedih (QS Ibrahim :7).
Sayyid Qutb mengemuakan bahwa ada dua prinsip bersyukur:
DAFTAR PUSTAKA
Iresta.Blogspot.com/2011/0/19/hayatan thayyibah-kehidupan yang baik
Mufdlilah dkk. 2012. Kebidanan Dalam Islam.Yogyakarta: Quantum Sinergis
Media.