PERENCANAAN
KARIER
Di susun oleh:
1. Asiyah
2. Artaman
3. Astuti Asturiah
4. Aulia Fitri
5. Ayu Yulianti
6. Eka Amelia
7. Erni Evaluati
9. Ika Nurohmah
10. Kuriah
A. PERENCANAAN KARIER PEGAWAI
2. Pengamatan kinerja
Selain melakukan penilaian diri, seorang pegawai juga harus melihat pasar tenaga
kerja, baik dalam organisasi maupun di luar organisasi.
Jika seorang pegawai dapat menilai kekuatan, kelemahan, bakat, dan kesempatan
kerja yang ada, penyusunan tujuan karier dapat di lakukan.
Jika pegawai mengetahui tujuan karier yang ingin dicapai, dirinya dapat
merencanakan atau mentusun strategi untuk mencapai tujuan karier tersebut,
misalnya apakah dirinya akan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi,
mengikuti kursus-kursus lanjutan, atau melaksanakan kegiatan lain yang dapat
menunjang karier dalam bekerja.
a. Pendidikan formal
Pendidikan formal adalah pendidikan yang dilakukan pada lembaga-lembaga pendidikan
resmi, mulai dari SD, SLTP, SLTA, hingga Perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.
b. Pengalaman kerja
Pengalaman adalah guru yang terbaik, pepatah tersebut menunjukkan bahwa seseorang
yang memiliki banyak pengalaman adalah orang yang memiliki banyak ilmu dan
pengetahuan.
c. Prestasi kerja
Seorang pegawai yang berprestasi akan mendapatkan apresiasi atau penghargaan dari
atasan atau manajemen.
d. Sikap atasan
Dalam bekerja, pegawai juga harus dapat menarik perhatian atasannya. Menarik
perhatian dalam hal ini adalah dalam hal-hal yang positif, misalnya selalu
berpenampilan rapi, bersikap ramah, loyal kepada atasan, jujur, dan sebagainya.
e. Bobot pekerjaan
Beban kerja yang tinggi tentu melelahkan bagi seorang pegawai. Beban kerja yang tinggi
sering kali membuat pegawai rentan jatuh sakit, terutama bagi pegawai yang daya tahan
tubuh nya lemah. Jika pegawai sering sakit, kesempatan untuk mendapatkan posisi
yang lebih tinggi akan berkurang karena pemimpin atau pihak manajemen hanya ingin
merekrut pegawai yang kondisi kesehatannya baik.
f. Lowongan jabatan
g. Produktivitas kerja
Produktivitas kerja dapat dilihat dari jumlah ataupun mutu hasil kerja. Contoh, dalam
suatu pabrik, seorang pekerja dapat membuat pakaian dalam satu hari sebanyak 10
buah dengan kualitas terbaik.
h. Nasib/keberuntungan
Selain berusaha, jangan lupa selalu berdoa dalam bekerja. Doa membuat seseorang
merasa tenang dan juga dapat membuat harapan-harapan terkabul.
b. Bagi pegawai
a. Jumlah pegawai
Semakin banyak jumlah pegawai dalam suatu organisasi, semakin ketat persaingan
untuk menempati suatu posisi atau jabatan tertentu dalam suatu organisasi
b. Kepribadian pegawai
Dalam suatu organisasi, tidak semua pegawai mempunyai kepribadian yang baik.
Ada saja pegawai yang mempunyai kepribadian sedikit menyimpang, memiliki emosi
tidak terkendali, curang, terlalu ambisius, susah menerima apalagi melaksanakan
nasihat, apatis(tidak peduli kariernya sendiri), dan sebagainya.
Hubungan yang harmonis antara pegawai dan organisasi sangat diharapkan. Hal
tersebut karena hubungan yang harmonis akan membantu meningkatkan kinerja
pegawai, yang berdampak pula pada peningkatan kinerja organisasi.
d. Sistem penghargaan
Sistem penghargaan reward yang tidak jelas pada suatu organisasi dapat
memengaruhi kinerja pegawai. Sebagai contoh, jumlah bonus untuk pegawai yang
mempunyai kinerja baik sama dengan pegawai yang mempunyai kinerja buruk.
Pegawai yang selalu datang tepat waktu mempunyai penghasilan yang sama dengan
pegawai yang sering terlambat.
e. Tipe manajemen
f. Ukuran organisasi
Semakin besar suatu organisasi, semakin besar jumlah jabatan, dan semakin banyak
pula pegawai yang di butuhkan.
g. Budaya organisasi
i. Faktor-faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar organisasi. Contohnya, suatu
posisi/jabatan dalam organisasi ditempati oleh pegawai yang berasal dari luar
organisasi, yang di rekrut bukan karena memiliki kemampuan atau kompetensi yang
sesuai, melainkan semata-mata karena mempunyai hubungan kedekatan dengan
pimpinan organisasi tersebut.
b. Demosi
d. Pembebastugasan/scorsing
e. Pemberhentian/retiring
a. job rotation
Job rotation adalah perputaran jabatan yang setara, yaitu dari jabatan yang
satu ke jabatan yang lain atau dari area yang satu ke area yang lain agar
menambah pengetahuan pegawai di bidang lain dan juga untuk
menghindarkan kejenuhan pegawai.
b. Production transfer
c. Replacement transfer
d. Shift transfer
e. Remidial transfer
f. Versality transfer
g. Personal transfer
Personal transfer adalah mutasi yang dilakukan atas keinginan pegawai itu
sendiri.
h. Temporary transfer
i. Permanent transfer
Permanent transfer adalah mutasi yang bersifat tetap untuk jangka waktu
yang lama.
Seperti yang telah di sampaikan sebelumnya, karier seseorang dimulai sejak awal
bekerja sampai pensiun. Berikut beberapa tahapan dalam karier.
a. Tahapan penjajakan (usia antara 15-24 tahun), yaitu:
1) umumnya masih bersekolah/awal mulai bekerja;
2) sudah memikirkan/melakukan penjajakan terhadap pekerjaan atau
kariernya;dan
3) masih beberapa kali pindah pekerjaan/mencari alternatif pekerjaan yang cocok.
b. Ketentuan umum
1. instansi
2. nasional
C. POLA KARIER
Tujuan pola karier adalah menjamin keselarasan potensi PNS dalan menyelenggarakan
tugas pemerintah dan pembangunan.
a. Horizontal
b. Vertikal
c. Diagonal
a. Kepastian
b. Profesionalisme
c. Transparansi
g. Anggota TPPK dapat ditunjuk dari PNS di puar unit pengelola kepegawaian.
Alur karier PNS secara reguler didasarkan pada asumsi pendidikan formal dan usia sejak
pengangkatan CPNS. Berikut penjelasan kedua asumsi tersebut.
a. Pendidikan dan usia
1. untuk pendidikan SLTA/DI, DII, DIII, S- 1/DIV, S-2, dan S-3, pengangkatan pertama
kali sebagai CPNS berusia 35 (tiga puluh lima) tahun.
2. Tidak terjadi penyesuaian ijazah.
1. Satu tingkat dibawah jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan yang
bersangkutan.
2. Kenaikan pangkat pilihan dipercepat selama 1 (satu) tahun dalam jabatan dan 1
(satu) tahun dalam pangkat.
Alur karier PNS secara fast track didasarkan pada asumsi, yaitu sebagai berikut.
a. Pendidikan dan usia
1. untuk pendidikan SLTA, pengangkatan pertama kali sebagai CPNS berusia 18
(delapan belas) tahun.
2. Untuk pendidikan DII, pengangkatan pertama kali sebagai CPNS berusia 20 (dua
puluh) tahun.
3. Untuk pendidikan DII, pengangkatan pertama kali sebagai CPNS berusia 21 (dua
puluh satu) tahun.
4. Untuk pendidikan S- 1/DIV, pengangkatan pertama kali sebagai CPNS berusia 23
(dua puluh tiga) tahun.
5. Untuk pendidikan S-2, pengangkatan pertama kali sebagai CPNS berusia 25 (dua
puluh lima) tahun.
6. Untuk pendidikan S-3, pengangkatan pertama kali sebagai CPNS berusia 27 (dua
puluh tujuh) tahun.
7. Tidak terjadi penyesuaian ijazah.