Anda di halaman 1dari 33

RANGKUMAN OTOMATISASI TATA KELOLA KEUANGAN

KD 3.1 s/d KD 3.6

NAMA : TARISA FATIARAHMA


KELAS : XI – 9 (OTKP 3)
KD 3.1 ( RUANG LINGKUP ADMINISTRASI KEUANGAN)

 Pengertian Administrasi Keuangan


Suatu kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan, pengurusan dalam
mengelola keuangan, baik penerimaan maupun pengeluaran uang dalam setiap
usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan.

 Fungsi administrasi keuangan


1. fungsi investasi
2. fungsi penganggaran
3. fungsi mencari dana
4. fungsi pembelanjaan
5. fungsi pembagian laba

 Manfaat administrasi keuangan


1. keuangan menjadi teratur
2. kondisi keuangan mampu dikendalikan dan dikoordinasikan dengan baik
3. berkurangnya kekeliruan dalam sistem informasi dan laporan keuangan

 Komponen tugas administrasi keuangan


1. perencanaan keuangan
2. penganggaran keuangan
3. pencarian keuangan
4. pengelolaan keuangan
5. penyimpanan keuangan
6. pengendalian keuangan
7. pemeriksaan keuangan

Ruang lingkup administrasi keuangan Menurut The Liang Gie,


Ruang lingkup administrasi keuangan meliputi segenap rangkaian kegiatan
penataan penyusunan anggaran, penerimaan, pembukuan dan
pertanggungjawaban.

Bidang pengaplikasian administrasi keuangan :


1. Administrasi keuangan negara
2. Administrasi keuangan daerah
3. Administrasi keuangan bisnis

Anggaran perusahaan ??
Anggaran perusahaan adalah perencanaan dalam perusahaan atau organisasi
yang disusun pada periode yang sudah ditentukan.
Dalam perusahaan, anggaran adalah bentuk perencanaan sebagai upaya
mengestimasikan keuangan perusahaan

 Tata kelola keuangan disebut juga manajemen keuangan, merupakan


bentuk perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian
dana dan biaya untuk digunakan secara efektif dan efisien dalam kegiatan
operasi organisasi. Tujuannya untuk meraih kekayaan organisasi
semaksimal mungkin terutama organisasi bisnis.

Fungsi Utama Tata Kelola Keuangan


 Investment Decision, yaitu keputusan terhadap aktiva yang akan dikelola
perusahaan.
 Financing Decision, yaitu keputusan berkaitan dengan penetapan sumber
daya yang diperlukan dan penetapan perimbangan pembelanjaan yang
terbaik (struktur modal yang optimal).
 Assets Management Decision, yaitu keputusan berkaitan dengan
penggunaan dan pengelolaan aktiva.

Tugas Administrator Keuangan


 Perencanaan Keuangan (Financial Planning)
1. Merencnakan pinjaman, apabila hal ini harus dilakukan.
2. Merencanakan dan membuat forecasting (peramalan) penerimaan dan
pengeluaran.
3. Memberikan nasihat tentang pembayaran keuangan.
4. Menyusun laporan keuangan.

 Pengelolaan Uang Kas (Cash Management)


1. Membuka rekening bank dan melakukan setoran (deposit).
2. Mengatur kas kecil dan giro bank.
3. Mengatur pembayaran atas kewajiban yang jatuh tempo.
4. Menyelenggarakan catatan tentang transaksi kas.

 Pengelolaan Kredit (Credit Management)


1. Pengaturan tagihan-tagihan. Pengurusan Surat Berharga (Security
Flotation)
 Pengurusan Surat Berharga (Security Flotation)
1. Mengatur pembayaran-pembayaran kembali pinjaman (angsuran).
2. Menandatangani cek.

Setiap organisasi bisnis atau organisasi profit tentunya memiliki tujuan untuk
mencari laba. Laba dikategorikan menjadi tiga, yaitu :

 Laba Kotor (Gross Profit)


Adalah nilai penjualan bersih dikurangi biaya operasi.

 Laba Operasi (Operating Profit)


Adalah nilai penjualan bersih dikurangi biaya operasi.

 Laba Bersih (Earning After Tax)


Adalah nilai penjualan bersih dikurangi total beban.

KD 3.2 ( MENGENAL KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN)

 Pengertian Keuangan
Keuangan adalah seni dan ilmu dalam mengelola uang (Dewi Utari, dkk, 2014).
Pengelolaan uang adalah aktivitas untuk memperoleh sumber pendanaan dengan
biaya yang semurah-murahnya dan menggunakannya dengan seefektif dan
seefisien mungkin. Dalam dunia bisnis, tentunya sangat mengharapkan
mendapatkan keuntungan tertentu dengan biaya yang relative rendah. Maka
tugas pengelola keuangan adalah memastikan bahwa organisasi yang dikelolanya
tidak mengalami deficit keuangan/anggaran atau paling tidak mencapai titik
impas.
Pola Pikir dan Perilaku Bagian Keuangan :

 Penggunaan Dana

1. Harta Lancar
2. Harta Tetap
3. Harta Lain – Lain

 Sumber Dana

1. Utang
2. Modal Pemilik
3. Laba Ditahan
4. Penyusutan

- Memaksimalkan Kekayaan Perusahaan


- Nilai Tambah Ekonomi

 Bidang Utama Keuangan


- Pelayanan Keuangan
Pelayanan Keuangan merupakan pelayanan semua organisasi yang membutuhkan
bantuan perancangan program keuangan dan memberi nasihat kepada pemilik
dan pemimpin organisasi bidang keuangan.
- Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan artinya merencanakan, mengelola dan mengendalikan
kebutuhan serta penggunaan modal (capital) dalam sebuah organisasi, terutama
organisasi bisnis.
 Organisasi Pengelola Keuangan

Struktur organisasi perusahaan


- Kepala keuangan merupakan jabatan yang bertanggung jawab langsung
kepada presiden. Dalam perusahaan manufaktur skala besar, operasi
keuangan yang dipimpin oleh kepala keuangan terbagi menjadi dua cabang,
yaitu pihak bendahara (treasurer) dan kontroller (controller).

- Struktur pengelola keuangan dapat memberikan batasan tentang


pembedaan pembagian tanggung jawab yang tegas dan jelas antara
bendahara dan kontroller. Realitasnya, pada perusahaan yang berfungsi
dengan baik, segala bentuk informasi keuangan akan mengalir dengan
lancar pada kedua pihak tersebut. Namun, dalam organisasi bisnis kecil,
fungsi antara bendahara dan kontroller umumnya dikombinasikan,
sehingga seringkali terjadi tumpang tindih tugas dan tanggung jawab.

 Fungsi Manejerial Keuangan

- Berdasarkan Sudut Pandang Organisasi


Fungsi manajemen keuangan, menyajikan sumber dan penggunaan
dana.
- Berdasarkan Hubungannya Dengan Ilmu Akuntansi
Fungsi manajemen keuangan, menganalisis laporan akuntansi dari
berbagai sudut pandang antara lain likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas dan aktivitas.
- Berdasarkan hubungannya dengan ilmu ekonomi
Fungsi manajemen keuangan, menyajikan penggunaan dana secara
efisien dan output yang optimal.
- Berdasarkan aktivitas-aktivitas kunci manajer keuangan
Kegiatan kunci manajemen keuangan antara lain :
1. Menyajikan analisis keuangan dan
perencanaan.
2. Membuat keputusan-keputusan investasi.
3. Membuat keputusan-keputusan pembiayaan.

 Tujuan Manejerial Keuangan

Secara umum, tujuan dari pengelolaan keuangan perusahaan hanya ada dua.
Pertama adalah untuk mendapatkan profit. Kedua adalah untuk menghindari
kepailitan, menjaga stabilitas dan keamanan serta mengendalikan resiko.

Tujuan Pengelolaan Keuangan Perusahaan


a. Bertahan hidup
b. Menghindari kesulitan keuangan dengan kepailitan.
c. Mengalahkan persaingan.
d. Memaksimalkan penjualan dan pangsa pasar.
e. Meminimalkan biaya.
f. Memaksimalkan keuntungan.
g. Mempertahankan pertumbuhan keuntungan yang stabil.

Tujuan Dari Manajer Keuangan


a. Memaksimalkan laba
b. Memaksimalkan kekayaan pemegang saham
c. Menjaga kekayaan pihak-pihak yang berkepentingan
• Memahami Asas Pengelolaan Keuangan

1. Asas Umum
Keuangan pribadi maupun organisasi perlu untuk dikelola dengan baik. Tiap
organisasi pada umumnya memiliki kebijakannya masing-masing. Namun,
terdapat prinsip-prinsip yang berlaku secara global.
Berikut ini penjelasan mengenai prinsip-prinsip pengelolaan keuangan secara
global.
2. Asas Klasik
3. Asas Pengelolaan Keuangan Negara
Asas pengelolaan keuangan negara tercantum dalam Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Selain asas-asas klasik, terdapat asas-asas baru dalam pengelolaan keuangan
negara yang diperkenalkan melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

KD 3.3 ( Menyusun Anggaran Pendapatan Dan Belanja)

A. Memahami Anggaran Pendapatan dan Belanja


1. Pengertian
a. Anggaran Pendapatan
Anggaran merupakan rencana kuantitatif terhadap operasi organisasi.
Penganggaran (budgeting) merupakan proses penyusunan anggaran yang dimulai
dengan pembuatan panitia, pengumpulan dan pengklasifikasian data, pengajuan
rencana fisik dan keuangan tiap bagian, penyusunan secara menyeluruh, merefisi
dan mengajukan kepada pimpinan puncak, untuk disetujui dan dilaksanakan.
b. Anggaran Pembelanjaan
Dalam arti luas, pembelanjaan adalah keseluruhan aktivitas yang bersangkutan
dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan
dana tersebut.
2. Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja
a. Fungsi Perencanaan
Sebelum merencanakan atau memutuskan sebuah kegiatan, para manager akan
melakukan pencarian atau pengamatan terlebih dahulu, terutama kegiatan
keuangan.
b. Fungsi Koordinasi
Anggaran dapat membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan
perusahaan. Dalam beberapa situasi, manusia selaku subjek tidak dapat
memahami kondisi internal dan eksternal.
c. Fungsi Pengawasan dan Evaluasi Kinerja
Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi atau target yang dapat
dibandingkan dengan realisasi kinerja, sehingga tingkat pelaksanaan kinerja dapat
diukur keberhasilannya.
d. Fungsi Penggunaan Dana atau Pengalokasian Dana (Use/Allocation of Funds)
Fungsi alokasi atau penggunaan dana harus dilakukan secara efisien,artinya setiap
rupiah dana yang digunakan sedapat mungkin akan menghasilkan tingkat
keuntungan yang maksimal.
e. Fungsi Pemenuhan Kebutuhan Dana atau Fungsi Pendanaan
(Financing/Obtaining of Funds)
Pengelolaan keuangan harus mampu menyusun strategi bagaimana cara
mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya minimal dan syarat yang paling
menguntungkan.

B. Menerapkan Langkah-langkah Penyusunan Anggaran


1. Mengumpulkan Data dan Informasi
Anggaran yang baik adalah anggaran yang berisi taksiran-taksiran yang akurat.
Keakuratan dari taksiran-taksiran tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi
perbedaan terlalu jauh antara anggaran yang telah di taksir dengan realisasi yang
terjadi.
a. Data dan informasi internal
Artinya segala data dan informasi yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Jika
ingin mendapatkan dan melihat data dan informasi internal, maka cukup dengan
melihat catatan-catatan perusahaan tersebut.
b. Data dan informasi eksternal
Merupakan sekumpulan data dan informasi yang di peroleh dari luar perusahaan
sendiri, namun di rasakan memberi pengaruh yang cukup kuat dan signifikan pada
jalan nya kehidupan perusahaan
2. Mengolah Data dan Informasi
Ada kalanya dalam pengolahan data dan informasi di butuhkan pula data dan
informasi tambahan untuk semakin menguatkan keakuratan taksiran anggaran
yang akan dibuat.
3. Menyusun Anggaran Sementara
Anggaran sementara ini sifatnya dapat diubah, ditambah, dikurangi
ataudisempurnakan dibagian-bagian tertentu.

4. Mendiskusikan Anggaran Sementara


Berbagai unsur departemen dalam perusahaan perlu untuk dilibatkan. Hal ini
berkaitan dengan fungsi anggaran yang harus mewakili keseluruhan aktivitas dan
kegiatan perusahaan.

5. Menyusun Anggaran Definitif


Adalah anggaran yang telah dinyatakan cukup baik dan mendekati akurat.
Anggaran ini kemudian akan disahkan sebagai anggaran untuk periode tertentu di
masa yang akan datang.
6. Sosialisasi Anggaran Definitif
Anggaran definitif yang telah disahkan perlu disosialisasikan kepada karyawan,
sebab merekalah yang akan menjalankan aktivitas serta kegiatan perusahaan.

C. Memahami Prosedur Penyusunan Anggaran


1. Membentuk Komite
Umumnya, komite terdiri atas direktur umum, wakil direktur umum dan manager
keuangan. Besar kecilnya jumlah komite tergantung dari besar kecilnya
organisasi/perusahaan. Komite bertugas untuk menentukan dan menyetujui
susunan anggaran pendapatan dan belanja.
2. Menyusun Periode Anggaran
Anggaran umumnya disusun untuk suatu periode tertentu. Menyelaraskan
periode anggaran dengan periode fiskal organisasi dapat membantu untuk
membandingkan hasil operasional sesungguhnya dengan jumlah yang telah
dianggarkan.
Anggaran kontinu (continous budget) merupakan sistem penganggaran yang
menghasilkan seperangkat anggaran berupa anggaran bulanan, kuartalan, atau
tahunan.
3. Pedoman Anggaran
Salah satu tugas dan tanggung jawab komite anggaran adalah menyusun dan
memberikan pedoman awal yang menentukan arah anggaran dan penyusunan
anggaran.
4. Usulan Initial Budget
Seluruh penanggung jawab yang menyusun initial budget wajib menyiapkannya
dengan mempertimbankan faktor internal sebagai berikut :
● Perubahan peralatan atau fasilitas yang tersedia
● Pemakaian proses atau sistem yang baru
● Perubahan desain produk atau komposisi produk
● Perubahan proses operasi perusahaan yang mengandalkan input bahan atau
proses operasi yan lainnya
Sedangkan faktor eksternal yang perlu dipertimbangkan antara lain :
● Perubahan pasar tenaga kerja
● Ketersediaan bahan baku atau komponen beserta harganya
● Pandangan industri dalam waktu dekat
● Tindakan pesaing
5. Negosiasi Anggaran
Dalam tahap ini, usulan dari intial budget diperiksa unutk melihat usulan tersebut
sesuai dengan pedoman anggaran atau tidak. Tahap negosiasi dapat terjadi dalam
semua level organisasi.
6. Review Dan Persetujuan
Hal-hal yang diperiksa umumnya berkaitan dengan konsistensinya dengan
pedoman anggaran, pencapaian tujuan jangka pendek, pemenuhan terhadap
rencana strategis.
7. Revisi
Beberapa organisasi hanya membolehkan revisi dari anggaran yang telah
disetujui. Meskipun tidak semua peristiwa sesuai dengan harapan, namun
perubahan terhadap anggaran yang sedang berjalan akan sulit dilakukan.

D. Mengenal Anggaran Induk


1. Strategi Dalam Penganggaran
Merupakan jalan yang dipilh oleh perusahaan untuk mencapai tujuan jangka
panjang dan misinya. Strategi merupakan titik awal perusahaan dalam persiapan
atau pembuatan rencana dan anggaran perusahaan.
2. Pendekatan dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Pengelolaan anggaran kas dalam buku Anggaran Perusahaan (Murdayanti, 2014)
disusun berdasarkan dua pendekatan, yaitu pendekatan jangka pendek dan
pendekatan jangka panjang.
a. Anggaran Jangka Pendek
Penyusunan anggaran dengan metode ini merupakan alat untuk mengendalikan
kas sehari-hari. Anggaran ini juga berfungsi sebagai pemberian otoritas kas keluar
yang di lakukan terus-menerus namun disesuaikan dengan aliran kas masuk pada
umumnya.
b. Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan anggaran ini meliputi jangka waktu 5-10 tahun yang disesuaikan
dengan rencana strategis organisasi. Metode penyusunan anggaran ini berguna
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menambah dana dari sumber
– sumber tertentu sekaligus untuk memperkirakan saldo akhir dari tiap periode 1
tahun.
3. Anggaran Induk
Menurut Edward J.Blocher (2000) anggaran induk adalah rencana operasi untuk
satu unit bisnis selama periode yang di anggarkan. Oleh karna itu, anggaran induk
menyangkut komitmen terhadap sumber daya yang terbatas untuk mecapai
tujuan yang telah di susun. Namun, anggaran induk berbeda dengan rencana
jangka panjang. Anggaran induk merupakan rencana operasional jangka pendek
yang umumnya meliputi 1 tahun, sedangkan rencana jangka panjang umumnya
untuk 3-5 tahun.
E. Mengenal Anggaran Penaksiran
1. Pengertian
Anggaran penaksiran adalah anggaran yang memuat seluruh taksiran, baik
mengenai kegiatan perusahaan dalam periode tertentu yang akan datang,
maupun taksiran mengenal keadaan keuangan perusahaan dimasa yang akan
datang.
2. Anggaran Operasional
Adalah anggaran yang berisi mengenai taksiran - taksiran yang berkaitan dengan
kegiatan - kegiatan perusahaan dalam janga waktu tertentu dimasa yang akan
datang. Anggaran ini terdiri dari 2 sektor anggaran yaitu:

a. Sektor Pendapatan (Revenues) merupakan pertambahan aktiva perusahaan


yang mengakibatkan bertambahnya modal. Sektor ini pendapatan utama dan
pendapatan sampingan.
1) Subsektor pendapatan utama, yaitu pendapatan yang diterima oleh
perusahaan yang berasal dari usaha pokok perusahaan contohnya perusahaan
pembuatan sepatu, maka pendapatan utamanya berasal dari penjualan sepatu
2) Subsektor Pemdapatan Sampingan, yaitu pendapatan yang diterima
perusahaaan namun tidak berasal dari kegiatan usaha pokok perusahaan.
Contoh: pendapatan bunga.

b. Sektor Belanja (Expenses)


Merupakan pengurangan aktiva perusahaan yang mengakibatkan
berkurangnya modal sendiri sektor ini terdiri atas 2 subsektor yaitu :
1) Subsektor biaya utama yaitu biaya yang menjadi beban perusahaan dan
berhubungan erat dengan kegiatan usaha utama perusahaan. Contoh:
perusahaan manufaktur pembuat roti. Biaya utama di kelompokan menjadi 3
yaitu:
a) Biaya produksi ialah semua biaya yang terdapat dalam lingkungan tempat
kegiatan produksi dilakukan. Biaya produksi dibagi menjadi 3:
● Biaya bahan baku
● Upah tenaga kerja langsung
● Biaya pabrik tidak langsung

b) Biaya administrasi ialah semua biaya yang terdapat dalam lingkungan atau
ruang (gedung) tempat kegiatan administrasi dilakukan.

c) Biaya pemasaran ialah semua biaya yang digunakan untuk keperluan


kegiatanpemasaran.

2) Subsektor biaya sampingan ialah biaya yang dikeluarkan perusahaan tidak


berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan. Contoh biaya bunga atas
pinjaman (kredit) bank atau biaya pengangkutan sampah.

3. Anggaran Induk Laba/Rugi


Merupakan anggaran yang berisi tentang penghasilan dan biaya perusahaan
selama periode tertentu di waktu yang akan datang serta berisi taksiran secara
umum dan belum dijabarkan secara terperinci.

4. Anggaran Keuangan
Anggaran keuangan merencanakan tenteng keadaan atau posisi keuangan
perusahaan pada satu periode. Anggaran keuangan dapat pula disebut dengan
anggaran neraca (balance sheet budget). Berdasarkan komponen
pembentukannya, anggaran neraca dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Anggaran Induk Neraca
Merupakan anggaran yang menyampaikan posisi harta, utang, dan modal
sendiri dari sebuah perusahaan untuk satu periode yang akan datang. Anggaran
ini hanya menjadi gambaran kondisi dan posisi keuangan perusahaan saja.
b. Anggaran Pendukung Neraca
Merupakan gambaran tentang posisi harta, utang, dan modal sendiri dari
perusahaan yang merupakan gambaran lebih rinci dari anggaran induk neraca.
Ada beberapa jenis anggaran yang termasuk kedalam anggaran pendukung
neraca yaitu:
1) Anggaran kas (cash budget)
2) Anggaran piutang (receivable buudget)
3) Anggaran persediaan barang (inventory budget)
4) Anggaran perubahan aktiva tetap (capital addition budget)
5) Anggaran utang (payable budget)
6) Anggaran modal sendiri (owners equity budget)

5. Urutan Penyusunan Anggaran Keuangan


Ada dua alternatif yang dapat di lakukan untuk menyusun anggaran keuangan.
a. Alternatif pertama, besarnya penjualan ditentukan oleh besarnya produksi.
Artinya,jumlah penjualan barang perusahaan ditentukan dari jumlah barang yang
mampu diproduksi.
b. Alternatif kedua, besarnya produksi ditentukan oleh besarnya penjualan.
Artinya , jumlah barang yang akan diproduksi harus menyesuaikan dengan jumlah
barang yang mampu dijual oleh perusahaan.
KD 3.4 ( Menerapkan Penerimaan Anggaran)
A. Memahami Penerimaan Anggaran
1. Pengertian Pendapatan
Menurut FASB (Financial Accounting Standard Board) yang dikemukakan oleh
Harahap (2009:113), “Pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan nilai asset
dari suatu entitas atau penyelesaian kewajiban dari entitas atau gabungan
keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan atau produksi
barang, pemberian jasa atas pelaksana kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan
utama perusahaan yang sedang berjalan.”
2. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Menurut Boediono dalam bukunya berjudul Pengantar Ekonomi (2002),
factor-faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah sebagai berikut :
a. Jumlah factor-faktor produksi yang dimiliki bersumber pada hasil-hasil
tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian.
b. Harga per unit dari masing-masing factor produksi ditentukan oleh penawaran
dan permintaan di pasar factor produksi.
c. Hasil kegiatan oleh anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan.
Menurut Rosetyadi (2012) beberapa factor yang mempengaruhi pendapatan
adalah sebagai berikut :
a. Modal yang dimiliki.
b. Jumlah tenaga kerja yang dimiliki.
c. Lama usaha yang telah dijalani.
3. Karakteristik Pendapatan
Ada beberapa karakteristik dari pendapatan yang menentukan atau membatasi
bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang
berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik tersebut diantaranya :
a. Sumber pendapatan.
b. Produk dan kegiatan utama perusahaan.
c. Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan.

B. Memahami Anggaran Penjualan


1. Pengertian Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan (sales budgeting) adalah anggaran yang tersusun sistematis
dan lebih terperinci tentang rencana penjualan perusahaan selama periode
tertentu di masa yang akan datang. Pada anggaran tersebut terdiri atas jenis
barang, jumlah barang, harga barang, waktu penjualan serta tempat
pemasarannya. Berdasarkan definisi tersebut, menekankan bahwa penjualan
berkaitan erat dengan pemasaran. Anggaran penjualan perusahaan merupakan
aktivitas perusahaan yang mempengaruhi pemasaran.
2. Penaksiran Anggaran Penjualan
Untuk menyusun anggaran penjualan, diperlukan penaksiran (forecasting)
tentang jumlah barang yang akan diproduksi, jumlah barang yang mampu terjual
serta mengenai harga barang.
a. Penaksiran bersifat kualitatif (nonstatistical method)
Penaksiran yang bersifat kualitatif merupakan cara penaksiran yang
menitikberatkan pada pendapat seseorang. Cara penaksiran ini umumnya terdiri
atas berikut :
1) Pendapat manajemen puncak (executive opinion).
2) Pendapat dari bagian penjualan (salesman).
3) Pendapat dari lembaga-lembaga penyalur (channel of distributions).
4) Pendapat konsumen.
5) Pendapat para pengamat atau para ahli.

b. Penaksiran bersifat kuantitatif (statistical method)


Penaksiran yang bersifat kuantitatif merupakan cara penaksiran yang didasari
pada hasil-hasil perhitungan dengan menggunakan berbagai metode statistika.
Penggunaan penaksiran ini diharapkan dapat menjauhkan dari sudut pandang
subjektivitas. Ada dua metode statistic penaksiran anggaran penjualan yang perlu
diketahui, yaitu Metode Trend Bebas (free hand method) dan Metode Trend
Moment (moment method).

3. Bentuk Anggaran Penjualan


Tidak ada bentuk baku yang wajib diikuti oleh perusahaan dalam menyusun tiap
anggaran, termasuk juga anggaran penjualan. Setiap perusahaan dapat
menentukan sendiri formatnya sesuai dengan keadaan tiap perusahaan. Namun,
penting untuk diketahui bahwa anggaran penjualan merupakan anggaran
pendukung laba rugi sehingga perhitungannya harus cermat, rinci dan mendekati
akurat.
C. Memahami Anggaran Piutang
1. Manajemen Piutang
Piutang (receivable account) lahir akibat dari penjualan secara kredit. Dengan
demikian, diadakan penagihan untuk kembali menjadi uang tunai. Pemberian
kredit kepada pelanggan sangat ditentukan oleh hasil penelitian dan analisis
kondisi likuiditas, profitabilitas (rentabilitas) dan soliditas.

2. Perputaran Piutang
Perputaran piutang dapat dihitung melalui rumus berikut ini :
Perputaran Piutang = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Pada manajemen piutang, jumlah hari rata-rata pengumpulan piutang
merupakan hal yang penting. Perputaran piutang yang tinggi menjadi kurang baik
bagi perusahaan, karena investasi dalam piutang rendah dan arus kas masuk
menjadi lambat. Begitu juga sebaliknya, jika investasi dalam piutang tinggi , maka
perusahaan memiliki arus kas masuk yang cepat.

3. Pengumpulan Piutang
Umumnya perusahaan memiliki pelaggan dengan pembelian kredit. Kondisi
yang demikian akan mempengaruhi kas perusahaan. Jika mengetahui jumlah
piutang yang diterima setiap bulannya, maka dapat diketahui jumlah penerimaan
perusahaan.
4. Bentuk Anggaran Piutang
Anggaran piutang merupakan anggaran pendukung bagi anggaran neraca.
Dengan demikian pembuatannya harus disusun secara sistematis dan terperinci
agar tidak ada kesalahan dalam penghitungan anggaran neraca.

D. Memahami Prosedur Penerimaan Anggaran Pendapatan


Sistem penerimaan pendapatan yang berasal dari penjualan tunai mengharuskan
dua hal antara lain sebagai berikut :
1. Penerimaan pendapatan dalam bentuk tunai harus segera disetorkan kepada
bank seluruhnya dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan
pengecekkan internal.
2. Penerimaan pendapatan dari penjualan tunai dilakukan dengan transaksi kartu
kredit dengan melibatkan bank penerbit kartu kredit. Secara umum proses
penerimaan pendapatan dilakukan oleh tiga pihak, yaitu masyarakat/konsumen,
bagian keuangan organisasi dan bank sebagai pihak yang menyimpan uang
organisasi. Sistem penerimaan pendapatan dari penjualan tunai dibagi menjadi
tiga prosedur, yaitu :
1. Penerimaan dari Over The Counter Sales
Pada penjualan tunai, pembeli mendatangi langsung perusahaan dan melakukan
pemiliha barang atau produk yang akan dibeli, kemudian melakukan pembayaran
di kasir dan menerima barang yang dibeli. Pada penjualan tunai over the counter
sales ini, perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi, atau pembayaran
langsung dari pembeli melalui kartu kredit maupun kartu debit. Alur transaksi
penerimaan kas dari penjualan tunai over the counter sales adalah sebagai
berikut :
a. Pembeli memesan barang langsung kepada penjaga toko di bagian penjualan.
b. Bagian kasir menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa uang
tunai, cek pribadi atau pembayaran langsung dari pembeli melalui kartu kredit
atau kartu debit.
c. Bagian penjualan meminta bagian pengiriman untuk menyerahkan barang
kepada pembeli.
d. Bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.
e. Bagian kasir menyetorkan kas yang diterima ke bank.
f. Bagian akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan.
g. Bagian akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam jurnal
penerimaan kas.
2. Penerimaan dari Cash On Delivery Sales (COD Sales)
Pada transaksi penjualan tunai ini, perusahaan melibatkan beberapa pihak
seperti kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau perusahaan ekspedisi
dalam melakukan penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD sales
ini merupakan salah satu sarana memperluas daerah pemasaran produk. Sistem
penjualan ini belum secara umum digunakan di Indonesia. Berikut ini alur
penerimaan kas melalui penjualan tunai COD sales melalui pos.
a. Pembeli melakukan pemesanan barang melalui surat yang dikirim kantor pos.
b. Penjual mengirimkan barang melalui kantor pos pengirim dengan cara mengisi
formulis COD sales di kantor pos.
c. Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir COD sales sesuai dengan
instruksi penjual kepada kantor pos penerima.
d. Kantor pos penerima akan memberitahukan kepada pembeli pada saat
diterimanya barang kiriman dan formulir COD sales.
e. Pembeli membawa surat panggilan ke kantor pos penerima dan melakukan
pembayaran sejumlah yang tercantum dalam formulir COD sales. Kantor pos
penerima menyerahkan barang kepada pembeli dengan diterimanya kas dari
pembeli.
f. Kantor pos penerima memberitahukan kantor pos pengirim dan pihak penjual
bahwa COD sales telah dilaksanakan, sehingga penjual dapat mengambil kas yang
diterima dari pembeli.
3. Penerimaan dari Credit Card Sales
Transaksi penjualan tunai dengan credit card sales ini merupakan penjualan
dengan menggunakan kartu kredit sebagai sarana pembayarannya. Kartu kredit
digunakan oleh pembeli sebagai sarana pembayaran, sedangkan bagi penjual
sebagai sarana penagihan. Kartu kredit dapat dikelompokkan menjadu tiga
kelompok, yaitu sebagai berikut :
a. Kartu Kredit Bank (Bank Cards)
Kartu kredit ini diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya. Kartu
kredit bank yang banyak beredar adalah Visa dan Master Card.

b. Kartu Kredit Perusahaan (Company Cards)


Kartu kredit ini diterbitkan oleh perusahaan tertentu untuk para
pelanggannya. Pelanggan dapat menggunakan kartu kredit ini untuk melakukan
pembelian barang hanya ke perusahaan yang menerbitkan kartu kredit tersebut.
c. Kartu Kredit Bepergian dan Hiburan (Travel and Entertainment Cards)
Kartu kredit ini biasanya digunakan dalam bisnis restoran, hotel, dan motel,
contohnya seperti American Express, Diner’s Club dan Carte Blance. Namun
banyak pula toko yang menerima kartu kredit tersebut sebagai alat pembayaran.

KD 3.5 ( Memahami Anggaran Produksi)

A. Memahami Anggaran Produksi


1. Pengertian Anggaran Produksi
Anggaran produksi adalah anggaran yang merencanakan secara sistematis dan
lebih terperinci tentang jumlah satuan (unit) barang yang akan diproduksi oleh
perusahaan selama periode tertentu di masa yang akan datang. Anggaran
produksi meliputi jenis (kualitas), barang yang akan diproduksi, jumlah (kuantitas)
barang yang akan diproduksi, dan waktu (kapan) produksi itu akan dilakukan.
2. Pola Produksi
a. Pola produksi konstan
Pola produksi konstan (stabil) merupakan penetapan jumlah satuan (unit) yang
akan diproduksi kan selalu sama dari waktu ke waktu selama periode tertentu.
b. Pola produksi bergelombang
Pola produksi bergelombang merupakan perkembangan jumlah (satuan unit)
yang diproduksi tidak selalu sama dari waktu ke waktu selama periode tertentu,
melainkan berfluktuasi mengikuti jumlah anggaran penjualan.
c. Pola produksi moderat
Pola produksi moderat adalah perkembangan jumlah satuan (unit) yang akan
diproduksi tidak selalu sama dari waktu ke waktu, melainkan berfluktuasi. Akan
tetapi, tingkat fluktuasi nya tidak selalu sesuai dengan fluktuasi penjualan nya.
Artinya, pada waktu-waktu tertentu ketika penjualan nya mengalami peningkatan
yang cukup tinggi, produksi tetap dilakukan menyesuaikan antara penjualan
terhadap kapasitas maksimum.
3. Anggaran bahan baku
a. Anggaran unit kebutuhan bahan baku
Anggaran unit kebutuhan bahan baku adalah anggaran yang merencanakan
banyaknya satuan (unit) yang dibutuhkan untuk melakukan proses produksi.
Anggaran tersebut meliputi jenis (kualitas) bahan baku dan tempat (departemen)
di mana bahan baku itu akan diolah.
b. Anggaran pembelian bahan baku
Anggaran pembelian bahan baku adalah anggaran yang direncanakan secara
sistematis dan lebih terperinci mengenai data pembelian bahan baku guna
memenuhi kebutuhan produksi.
c. Anggaran biaya bahan baku
Anggaran biaya bahan baku adalah anggaran yang merencanakan secara
sistematis dan lebih terperinci tentang besarnya biaya bahan baku untuk proses
produksi.
4. Anggaran upah tenaga kerja langsung
Anggaran upah tenaga kerja langsung mencakup perencanaan jumlah waktu yang
diperlukan tenaga kerja langsung untuk menyelesaikan jumlah barang yang
diproduksi kan, besaran upah yang akan dibayarkan kepada mereka, dan waktu
untuk menjalankan kegiatan proses produksi.
a. Kebijakan pemberian beban kerja
Kebijakan pemberian beban kerja kepada karyawan dimaksudkan agar beban
kerja yang diterima tiap karyawan tetap adil, seimbang dan merata.
b. Skedul anggaran upah tenaga kerja
Skedul anggaran upah tenaga kerja disusun menyesuaikan dengan anggaran
produksi yang akan dilakukan selama satu periode.

B. Memahami Anggaran Biaya Variabel


1. Pengertian anggaran biaya variabel
Anggaran biaya variabel merupakan kumpulan standar biaya-biaya yang termasuk
dalam kelompok biaya pabrik tidak langsung, standar biaya yang termasuk biaya
administrasi dan pemasaran. Standar biaya adalah angka yang menunjukkan
berapa besar suatu biaya akan berubah sebagai akibat dari perubahan aktivitas
(kegiatan) perusahaan.
2. Cara menentukan standar biaya
a. Biaya tetap
b. Biaya variabel
3. Anggaran overhead pabrik
Merupakan anggaran yang ditanggung perusahaan mencakup perencanaan jenis
jumlah biaya pabrik tidak langsung, serta waktu pembebanan biaya tersebut.
4. Anggaran biaya administrasi
Anggaran biaya administrasi adalah rincian anggaran biaya-biaya yang terjadi
dalam ruang lingkup bagian administrasi umum.
5. Anggaran biaya pemasaran
Anggaran biaya pemasaran adalah rincian anggaran belanja perusahaan yang
berasal dari bagian pemasaran.

KD 3.6 ( Menerapkan Pendokumentasian Bukti-Bukti Penggunaan Anggaran )

Menerapkan Pendokumentasian Bukti-bukti Penggunaan Anggaran


Bukti Transaksi Berdasarkan Pengolahan Data Akuntansi Ada dua jenis dokumen
yang diperlukan saat mengelola bukti-bukti pendapatan dan belanja perusahaan,
yaitu dokumen sumber dan dokumen pendukung. Mulyadi dalam buku Sistem
Akuntansi (2016:73) menjelaskan bahwa dokumen sumber merupakan dokumen
yang dipakai sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal ataupun buku pembantu.
Dokumen pendukung merupakan dokumen yang melampiri dokumen sumber
sebagai bukti sahihnya transaksi yang direkam dalam dokumentasi sumber.
Manfaat Bukti Transaksi
Hal-hal yang berkaitan dengan penerimaan dan penggunaan anggaran
perusahaan harus dicatat dan direkam di dalam dokumen asli/sumber. Dokumen-
dokumen tersebut akan menjadi sumber utama dari setiap transaksi keuangan
perusahaan. Berikut ini manfaat dari pendokumentasian bukti transaksi :
- Sebagai media yang berisikan data informasi keuangan.
- Sebagai dasar pencatatan akuntansi.
- Untuk mengetahui pihak-pihak yang bertanggung jawab atas timbulnya suatu
transaksi.
- Untuk mengurangi kemungkinan kesalahan atau kekeliruan dengan cara
menyatakan semua kejadian dalam bentuk tulisan.
- Untuk menghindari terjadinya duplikasi pengumpulan data keuangan.
- Memastikan keabsahan transaksi
- Merekan kejadian ekonomi atau transaksi secara formal.
- Memulai pemrosesan transaksi sesuai dengan siklus akuntansi.
- Sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal umum, jurnal khusus maupun buku
pembantu.
Jenis-jenis dokumen transaksi
• Dokumen Transaksi Internal
1. Bukti kas masuk
Bukti kas masuk merupakan bukti transaksi atas peristiwa penerimaan uang (kas)
yang telah dilengkapi dengan buktinya. Bukti kas masuk ini nantinya akan
digunakan dalam proses penyusunan jurnal kas masuk/jurnal penerimaan kas.
2. Bukti kas keluar
Bukti kas keluar merupakan bukti dari kejadian transaksi pengeluaran kas ataupun
pembayaran. Bukti pengeluaran kas ini biasanya akan digunakan untuk dokumen
ketika menyusun jurnal pengeluaran kas.
3. Memo
Memo yaitu bukti pencatatan antar bagian ataupun manajer dengan bagian-
bagian yang ada di lingkungan perusahaan.
• Dokumen Transaksi Eksternal
1. Kwitansi
Kwitansi adalah bukti yang digunakan saat transaksi penerimaan sejumlah uang.
Kwitansi dibuat dan ditandatangani oleh pihak penerima uang dan diserahkan
kepada yang melakukan pembayaran.
2. Nota kontan
Nota kontan adalah dokumen yang dibuat dan dikeluarkan oleh penjual kepada
pembeli. Lembar yang pertama (asli) diserahkan kepada pihak pembeli dan
copynya disimpan oleh pihak penjual sebagai bukti transaksi atas penjualan tunai.
3. Faktur (Invoice)
Faktur merupakan pernyataan tertulis mengenai barang yang dijual, baik jumlah
dan harganya. Faktur dikeluarkan oleh pihak yang menjual kepada pihak pembeli.
Faktur berfungsi untuk bahan pertimbangan pembeli untuk meneliti barang-
barang yang dibelinya. Bukti ini akan diperlukan juga loh saat terjadi retur
pembelian atau retur penjualan.
4. Nota kredit
Nota kredit merupakan bukti transaksi penerimaan kembali barang yang telah
dijual (pengembalian), nota kredit dikeluarkan oleh pihak penjual.
5. Nota debet
Nota debet adalah dokumen transaksi sebagai permintaan pengurangan harga
kepada pihak penjual atau bukti yang berisi informasi yang menyatakan tentang
pengiriman kembali barang yang tidak sesuai dengan pesanan (rusak).
6. Cek
Cek bisa diartikan sebagai perintah pembayaran yang dibuat oleh pihak yang
mempunyai rekening di suatu bank, dengan tujuan agar bank tersebut
membayarkan sejumlah uang yang tertulis kepada orang yang membawa surat
atau yang namanya tertulis di surat cek tersebut.
7. Rekening koran
Rekening Koran adalah bukti untuk mutasi kas di bank yang disusun oleh pihak
bank untuk para nasabahnya.
8. Bilyet giro
Bilyet Giro adalah sebagai surat perintah untuk memindahbukukan sejumlah uang
dari rekening nasabah suatu bank ke rekening penerima yang namanya
disebutkan dalam bilyet giro pada bank yang sama atau pada bank lain (berbeda).
9. Setoran bank
Setoran bank adalah catatan transaksi (slip setoran) yang disediakan oleh pihak
bank untuk digunakan pada saat atau setiap melakukan setoran uang ke bank,
seperti untuk investasi.
• Dokumen Transaksi Penjualan Tunai
a. Nota kontan merupakan bukti transaksi yang dikeluarkan oleh penjual kepada
pembeli berdasarkan transaksi penjualan secara tunai. Berikut ini merupakan
contoh faktur penjualan tunai yang diberikan penjual kepada pihak pembeli.
b. Pita register kas merupakan dokumen yang dihasilkan oleh fungsi kas. Pita
register kas dihasilkan dengan cara mengoperasikan mesin register kas. Pita
register kas merupakan dokumen pendukung faktur penjualan.
c. Bukti kas masuk merupakan dokumen internal suatu perusahaan yang
digunakan untuk mencatat transaksi atas kas yang diterima, baik itu melalui
penjualan tunai maupun penerimaan pelunasan piutang dari pelanggan.
• Dokumen Transaksi Penjualan Kredit
a. Surat Order Pengiriman
Surat order pengiriman merupakan dokumen pokok yang digunakan untuk
memproses penjualan kredit kepada pelanggan. Dokumen ini memberikan
kewenangan kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan
jumlah dan spesifikasi seperti yang tercantum dalam dokumen.
b. Laporan Pengiriman Barang
Laporan pengiriman barang merupakan dokumen pendukung yang digunakan
dalam transaksi penjualan kredit. Laporan pengiriman barang dibuat oleh bagian
pengiriman ke bagian Gudang setelah melakukan penyerahan barang kepada
pembeli. Laporan pengiriman barang merupakan salah satu dokumen internal
yang dapat dilaporkan secara mingguan atau bulanan.
c. Faktur (invoice)
Faktur (invoice) adalah bukti transaksi
yang digunakan untuk memperhitungkan penjualan barang yang dilakukan secara
kredit, dibuat oleh penjual dan diserahkan kepada pembeli. Biasanya, faktur
(invoice) dibuat dua lembar (rangkap). Lembar yang asli diberikan kepada pihak
pembeli sebagai bukti catatan pembelian secara kredit. Tembusannya disimpan
oleh penjual sebagai bukti pencatatan penjualan secara kredit.
Dokumen yang Digunakan dalam Transaksi Pembelian
Transaksi pembelian dalam perusahaan dapat dilakukan secara tunai maupun
kredit. Transaksi pembelian secara tunai maupun kredit perlu menggunakan
dokumen transaksi sebagai bukti autentik terjadinya transaksi pembelian.
Dokumen yang diperlukan terdiri atas dokumen internal dan eksternal. Dokumen
internal merupakan dokumen yang digunakan oleh pihak internal perusahaan.
Dokumen eksternal merupakan dokumen yang digunakan antara pihak
perusahaan dengan pihak eksternalnya. Pada saat melakukan pembelian secara
tunai, perusahaan akan menerima nota kontan atas pembelian yang dilakukan,
dan akan menerima faktur (invoice) atas pembelian secara kredit. Nota kontan
dan faktur tersebut merupakan dokumen eksternal transaksi pembelian yang
dilakukan.

Dokumen Internal dalam Transaksi Pembelian


Surat permintaan pembelian ➜ Surat permintaan penawaran harga ➜ Surat
order pembelian ➜ Laporan penerimaan barang ➜ Surat perubahan order ➜
Bukti kas keluar
Dokumen Eksternal dalam Transaksi Pembelian
Nota Kontan
Dokumen yang digunakan pada saat melakukan transaksi pembelian secara tunai
adalah nota kontan. Nota kontan adalah bukti transaksi yang dikeluarkan oleh
penjual kepada pembeli yang melakukan transaksi pembelian secara tunai.
Faktur (Invoice)
Faktur (invoice) adalah bukti transaksi yang digunakan untuk memperhitungkan
penjualan barang yang dilakukan secara kredit. Faktur dibuat oleh penjual dan
diserahkan kepada pembeli. Biasanya faktur dibuat dua lembar (rangkap). Lembar
yang asli diberikan kepada pihak pembeli sebagai bukti pencatatan pembelian
secara kredit. Tembusannya disimpan oleh penjual sebagai bukti pencatatan
penjualan secara kredit.

Anda mungkin juga menyukai