Anda di halaman 1dari 4

Evaluasi Pengelolaan Administrasi

Kepegawaian
a. Pengelolaan Administrasi Kepegawaian
Administrsi kepegawaian tidak lain adalah adiministrasi dalam
bidang administrasi kepegawaian, yaitu administrasi atau managemen
yang menangani masalah kepegawaian yang menangani masalah-
masalah kepegawaian dalam satu badan usaha, lembaga atau sekolah,
manajemen itu sendiri adalah usaha pencapaian suatu tujuan melalui
orang lain dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara
maksimal. Adapun proses yang termasuk didalamnya adalah proses
perekaman data umum kepegawaian:
1) Biodata Pegawai
Biodata pegawai berisikan data-data pegawai yang dalamnya berisi
nama, alamat, tanggal lahir, agama, kewarganegaraan sampai
pendidikan terakhir.
2) Sejarah Kepangkatan atau Jabatan
Sejarah kepangkatan atau jabatan berisikan data tentang guru atau
pegawai dan apakah seorang guru tersebut pernah mendapatkan
kenaikan pangkat atau jabatan seandainya ada jabatan apakah itu.
3) Sejarah Pendidikan Formal
Data guru tentang pendidikan terakhir yang pernah dilakukan atau
diikuti.
4) Sejarah Kepangkatan Penjenjangan
Data yang mengenai apakah guru tersebut pernah mendapatkan
refrensi untuk melanjutkan pendidikan penjenjangan dari sekolah,
pemerintah provensi, atau kabupaten dan gelar apa yang ingin diraih
oleh guru tersebut.
5) Penggunaan Fasilitas
6) Daftar Keluarga
7) Sejarah Hukuman dan Penghargaan yang diperoleh
b. Aspek-Aspek Pengelolaan Administrasi Kepegawaian
Menurut Piet A. Sahertian (1985;27) aspek-aspek pengelolaan
administrasi kepegawaian adalah sebagai berikut : kegiatan pencatatan,
pendaftaran, penentuan kebijaksanaan dan prencanaan kepegawaian,
pengembangan kepegawain, pemeliharaan kepegawaian, penilaian
kepegawaian, pemutusan hubungan kerja, dan pengendalian pegawai.
c. Fungsi Administrasi Kepegawaian
1) Fungsi Teknis Administrasi Kepegawaian
Pada hakikatnya melakukan dua fungsi yaitu fungsi manajerial, dan
fungsi operatif (teknis). Fungsi manajerial berkaitan dengan
pekerjaan pikiran atau menggunakan pikiran (mental) meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
pegawai. Sedangkan fungsi operatif (teknis), berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan fisik, meliputi pengadaan,
pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan
pemensiunan pegawai.
2) Fungsi Umum Administrasi Kepegawaian
a) Perencanaan Pegawai
Perencanaan pegawai dapat didefinisikan sebagai proses
penentuan kebutuhan pegawai pada masa yang akan datang
berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi dan persediaan
tenaga kerja yang ada. Perencanaan pegawai merupakan bagian
penting dari dan sebagai kontributor pada proses perencanaan
strategis karena membantu organisasi dalam menentukan
sumber-sumber yang diperlukan dan membantu menentukan apa
yang benar-benar dapat dicapai dengan sumber-sumber yang
tersedia.
Perencanaan pegawai yang baik akan memperbaiki pemanfaatan
pegawai, menyesuaikan aktivitas pegawai dan kebutuhan di masa
depan secara efisien, meningkatkan efisiensi dalam merekrut
pegawai baru serta melengkapi informasi tentang kepegawaian
yang dapat membantu kegiatan kepegawaian dan unit organisasi
lainnya. Melalui perencanaan dapat diketahui kekurangan
dibanding kebutuhan sehingga dapat dilakukan perekrutan
pegawai baru, promosi, dan transfer secara proaktif sehingga tidak
mengganggu kegiatan organisasi.
b) Pengorganisasian Kepegawaian
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
menggolong-golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan
yang dipandang perlu, penetapan tugas dan wewenang
seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka untuk
mencapai tujuan. Pengorganisasian mengantarkan semua sumber
dasar (manusia dan nonmanusia) ke dalam suatu pola tertentu
sedemikian rupa sehingga orang-orang yang bekerja di dalamnya
dapat bekerja sama secara berdaya guna dan berhasil guna
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu akibat
dari pengorganisasian adalah terbentuknya struktur organisasi dan
dalam struktur organisasi akan nampak bagaimana hubungan
antara satu unit dengan unit lain. Dengan kata lain, struktur
organisasi akan mempengaruhi aliran kerja, delegasi wewenang
dan tanggung jawab, sistem kontrol dan pengendalian, serta arus
perintah dan pertanggungjawaban. Oleh karena itu, dalam
mendesain struktur organisasi bagian kepegawaian perlu
dipertimbangkan berbagai faktor sebagaimana telah diuraikan
dalam kegiatan belajar ini.
c) Pengarahan Pegawai
Ada banyak teori dan keyakinan tentang apa yang memotivasi
pegawai. Secara keseluruhan tidak ada kesepakatan tentang
motivasi. Oleh karena itu, sangat sulit bagi organisasi untuk
sampai pada kebijakan dan pendekatan yang akan memuaskan
semua pegawai. Selain itu, bagi organisasi dengan skala apa pun,
membuat analisis mendalam tentang apa yang memotivasi setiap
pegawai adalah tidak praktis. Namun, ada aturan-aturan praktis
yang dapat diikuti setidak-tidaknya untuk membantu memotivasi
pegawai dan meningkatkan kepuasan kerja, yaitu sebagai berikut.
(1) Jelaskan kepada para pegawai apa yang dimaksud dengan
kinerja efektif dan pastikan bahwa mereka mengetahui apa
yang diharapkan dari mereka;
(2) Pastikan bahwa ada hubungan jelas antara kinerja dan
penghargaan (imbalan) dan bahwa setiap hubungan
semacam itu dikomunikasikan kepada para pegawai;
(3) Pastikan bahwa semua pegawai diperlakukan secara adil dan
penilaian tentang kinerja adalah objektif;
(4) Bilamana mungkin, kembangkan jenis-jenis penghargaan
yang berbeda, tidak semua orang dapat dinaikkan pangkatnya
(dipromosikan) atau perlu dinaikkan pangkatnya;
(5) Doronglah semangat seluwes mungkin di dalam lingkungan
kerja dan kembangkan gaya manajemen yang mudah diserap
dan mampu diubah-ubah untuk menyesuaikan orang dan
lingkungan
(6) Kembangkan sebuah sistem manajemen kinerja atau
setidaknya tetapkan sasaran yang dapat dicapai tetapi dapat
terus berkembang;
(7) Perhitungkan semua faktor lingkungan dan sosial, seperti
kenyamanan dan sarana lingkungan kerja, interaksi sosial
diantara pegawai, pokoknya semua faktor yang dapat menjadi
sumber ketidakpuasan.
d) Pengendalian Pegawai
Pengawasan sebagai bagian dari pengendalian merupakan proses
pengukuran dan penilaian tingkat efektivitas kerja pegawai dan
tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja dalam memberikan
kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi. Setiap kegiatan
pengawasan memerlukan tolok ukur atau kriteria untuk mengukur
tingkat keberhasilan dalam bekerja, yang dalam penilaian kinerja
disebut standar pekerjaan. Standar adalah suatu kriteria atau
model baku yang akan diperbandingkan dengan hasil nyata.
Banyak jenis standar yang dapat dipergunakan dalam
pengendalian kegiatan-kegiatan kepegawaian. Dalam
mengendalikan unit/bagian kepegawaian, pimpinan harus mampu
menemukan butir-butir pengendalian strategis yang dapat
dipantau berdasarkan penyimpangan.

Anda mungkin juga menyukai