Lompat Tinggi adalah salah satu daripada acara olahraga yang diminati dan sentiasa
mendapat perhatian ramai. Lompat Tinggi mula diperkenalkan dalam tahun 1887 dan
dalam tahun 1896 acara Lompat Tinggi telah diperkenalkan di dalam sukan Olimpik.
Acara ini menjadi perhatian ramai kerana pelbagai gaya lompatan digunakan oleh para
atlit
Kompetisi lompat tinggi di mulai pada abad ke-19 di Skotlandia. Pada saat itu para
peserta lompat tinggi menggunakan teknik gunting, jadi tidak boleh sembarang dalam
melompat, ada banyak teknik atau gaya yang bisa digunakan. Pada abad ini, peserta
lompat tinggi harus menggunakan gaya gunting dan jatuh ke tanah dengan cara
membelakang. Gaya lompat jauh ternyata mengakibatkan peserta cedera, jadi untuk
meminimalisir cedera menggunakan matras sebagai alat untuk mendarat
Lompat Tinggi merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang akan menguji
keterampilan melompat dengan melewati tiang mistar. Tujuan olahraga lompat tinggi
ini adalah untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya saat melewati mistar
tersebut dengan ketinggian tertentu. Adapun tinggi mistar yang harus dilewati oleh
seorang atlet lompat tinggi minimal 2,5 meter dengan panjang mistar minimal 3,15
meter. Olahraga Lompat Tinggi dilakukan pada lapangan atletik dengan tanpa
menggunakan bantuan alat tertentu.
Jka peserta tidak berhasil melewati mistar sebanyak tiga kali berturut-turut, dia
dinyatakan gagal.Untuk menentukan kemenangan, para peserta harus berusaha
melompat setinggi mungkin yang dapat dilakukan. Pemenang ditentukan dengan
lompatan tertinggi yang dilewati.
Sejarah Lompat Tinggi
Sejarah Lompat tinggi tercatat pertamakali diadakan pada olimpiade di Skotlandia pada
abad ke 19. Pada saat itu tercatat lompatan tertinggi yang dilakukan oleh atlet adalah
1,68 meter. Gaya lompat pada masa itu adalah gaya gunting.
Kemudian pada sekitar abad ke 20, gaya lompat tinggi telah dimodernisasi oleh
seorang warga Irlandia – Amerika bernama Michael Sweeney. Pada tahun 1895,
Michael Sweeney berhasil melakukan lompatan setinggi 1,97 meter gaya eastern cut-
off, dimana mengambil off seperti gunting, tapi memperpanjang punggungnya dan
mendatar di atas bar.
Warga Amerika lainnya bernama George Horine mengembangkan teknik lompat yang
lebih efisien bernama Western Roll. Melalui teknik ini, Horine bisa mencapai lompatan
setinggi 2,01 meter pada tahun 1912. Kemudian pada Olimpiade Berlin (Tahun 1936),
teknik lompatan ini menjadi dominan dilakukan dan untuk cabang lompat tinggi telah
dimenangkan oleh Cornelius Johnson yang mencapai ketinggian 2.03 m.
Kemudian pada empat dekade berikutnya, pelompat Amerika dan Sovyet telah merintis
evolusi teknik straddle. Charles Dumas adalah orang pertama yang menggunakan
teknik ini mencapai ketinggian 2,13 m, pada tahun 1956. Kemudian warga Amerika,
John Thomas meningkatkan rekor dunia dengan ketinggian lompatan 2.23 m (7 ft 3
3/4 in) pada tahun 1960. Dan akhirnya Valeriy Brumel mengambil alih pencapaian
dalam empat tahun ke depan. Jumper Soviet ini mencatat ketinggian lompatan hingga
2,28 m (7 ft 5 3/4 in), dan berhasil memenangkan medali emas Olimpiade pada tahun
1964, sebelum kecelakaan sepeda motor mengakhiri karirnya
Dari Brumel inilah para atlet mencoba belajar dan mengembangkan olahraga lompat
tinggi hingga saat ini terdapat berbagai gaya dalam olahraga lompat tinggi di dunia
antara lain gaya gunting (Scissors), gaya guling sisi (Western Roll), gaya guling
Straddle dan gaya Fosbury Flop.
Meskipun event lompat tinggi diikut sertakan dalam kompetisi pada ollmpiade kuno,
kompetisi lompat tinggi tercatat berlangsung pada awal abad ke-19 tepatnya di
Skotlandia dengan ketinggian 1,68 meter. Pada masa itu peserta menggunakan metode
pendekatan langsung atau teknik gunting.Lompat tinggi tidak dilakukan secara
sembarangan. Ada gaya-gaya tertentu yang harus dikuasai agar peserta terhindar dari
kecelakaan.Pada abad ke -19 peserta lompat tinggi mendarat dan jatuh di atas tanah
yang berumput dengan gaya gunting, yaitu dengan cara membelakangi .Gaya ternyata
banyak mengakibatkan cedera bagi para peserta.Sementara kini, lompat tinggi
dilakukan dengan mendarat di atas matras sehingga kecelakaan dapat di minimalisir.
Atlet lompat tinggi sekarang banyak menggunakan teknik fosbury flop.
Saat ingin melakukan lompat tinggi ada beberapa teknik yang harus diperhatikan, ada
4 tahapan posisi yang kamu harus ketahui sebelum melakukan teknik lompat tinggi:
Berikut ini adalah 4 jenis gaya lompat tinggi yang biasa di gunakan oleh Atlit lompat
tinggi:
Gaya guling (straddle) merupakan gaya dimana badan kita melewati tiang dengan cara
diputar dan dibalikkan lagi. sehingga sikap badan kita saat di atas mistar tertelungkup.
Cara untuk melakukan gaya guling adalah, pelompat tinggi harus mengambil awalan
terlebih dahulu dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah. Tumpuan terletak pada kaki
yang paling kuat, kemudian ayunkan kedepan. Setelah kaki diayunkan, untuk bisa
melewati mistar kemudian dengan cepat badan kita balikkan, sehingga sikap badan kita
diatas mistar telungkup. Pantat kita usahakan lebih tinggi dari kepala kita, jadi kepala
agak menunduk.Pada waktu mendarat gunakanlah kaki kanan dan tangan kanan jika
tumpuan menggunakan kaki kiri, begitupula sebaliknya.
Teknik ini dilakukan dengan mengambil jarak awalan dari samping antara 4, 6, 8 atau
10 langkah tergantung pada ketinggian target yang ingin kita lewati. Jika kamu
menggunakan kaki kiri sebagai tumpuan ayunkan kaki kanan ke belakang menuju
depan. Setelah kaki ayunan melewati, kemudian posisi badan saat di udara atau di atas
mistar dalam keadaan tengkurap. Posisi pinggang usahakan lebih tinggi dibandingkan
dengan posisi kepala.Ketika posisi terjatuh tumpuan berada di kedua tangan dan kaki
ayunan yang pertama mendarat.Kemudian dilanjutkan dengan menggulingkan badan
yang pertama adalah bagian punggung tangan dan berakhir pada bahu.
Gaya ini diciptakan oleh Dick Ricarod Fosbury.Beliau adalah seorang pelompat tinggi
yang berasal dari Amerika Serikat.Dalam olimpiade Mexico yang diadakan pada tahun
1968. Mr Fosbury menggunakan gaya tersebut dan berhasil menjadi juara pertama
lompat tinggi.
Mulai saat itu para ahli atletik banyak yang meneliti gerakan yang unik tersebut.
Keunikan dari gerakan Fosbury yaitu tubuh berada di atas mistar dengan posisi
terlentang dan jatuh menggunakan punggung masih dalam kondisi terlentang. Cara
melampaui mistar dengn teknik ini adalah kebalikan dari teknik straddle. Jika pada
lompatan stradle berguling di atas mistar dengan posisi perut menghadap ke bawah
(dari arah mistar). Sebaliknya jika teknik flop yaitu dengan punggung yang menghadap
ke bagian bawah arah agak serong ke kiri, tidak lagi tegak lurus pada mistar.
Teknik Flop Awalan
Pada awal teknik flop arahan dari depan, tegak lurus menghadap mistar. Jika kamu
menggunakan kaki kiri sebagai tumpuan dari depan menuju tiang sandaran mistar
sebelah kanan. Bila sudah pada langkah-langkah terakhir mengubah arah serong ke
kiri, tidak lagi tegak lurus pada mistar.
Mendarat.
Bagian tubuh yang mendarat terlebih dahulu jika melakukan teknik ini adalah
punggung.Hal ini disebabkan karena sikap tubuh yang terlentang saat melakukan
pendaratan dan teknik ini hanya boleh dilakukan dengan pendaratan yang berbahan
busa.
Gaya Gunting ini di temukan oleh Sweney, gaya gunting sering disebut juga dengan
Gaya Sweney. Sebelumnya di tahun 1880, Mr. Swenwy ini menggunakan gaya jongkok,
namun ia merasa gaya tersebut kurang tepat hingga akhirnya beliau mengubah gaya
tersebut menjadi Gaya gunting. Selanjutnya pada tahun 1895 Sweney menciptakan
gaya lompat tinggi lainnya yaitu “gaya gunting samping”.
Gaya Guling Sisi (Western Roll)
Gaya ini di ciptakan oleh G. Horin yang berasal dari amerika pada tahun 1912, namun
sangat di sayangkan karena gaya ini tidak dapat berkembang, karena ada benturan
peraturan yang berlaku. Lompat tinggi menggunakan Gaya guling sisi, saat kita
melewati mistar, posisi kepala kita cenderung lebih rendah dari pinggul kita, sehingga
hal ini tidak sah. Karena itu gaya ini tidak pernah digunakan dalam lompat tinggi.
Untuk Awalan
Bilah lompat terbuat dari kayu,metal atau bahan lain yang sesuai dengan :
Panjang mistar lompat 3,98 – 4,02 m dan berat maksimal mistar adalah 2,00 kg
Garis tengah mistar antara 2,50 – 3,00 m, dengan penampang mistar terbentuk
bulat dan permukaannya harus datar dengan ukuran 3cm x 15 cm x 20 cm
Lebar penopang bilah 4 cm dan panjang 6 cm
Tempat Pendaratan Tempat pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m yang
terbuat dari busa dengan ketinggian 60 cmdan di atasnya ditutupi oleh matras
yang tebalnya 10 – 20 cm.
Dalam acara lompat tinggi ini memerlukan kawasan dan peralatan khusus untuk
membolehkan lompatan diadakan sebagai salah satu acara olahraga. Penganjur
sesuatu kejohanan olahraga hendaklah memastikan semua ini disediakan sebelum
pertandingan dimulakan. Antara peralatan-peralatan yang diperlukan adalah seperti
berikut :-
1. Tiang Lompat Tinggi.
Dua batang tiang diperlukan dan tiang-tiang ini tidak boleh diubah-ubah semasa
pertandingan sedang dijalankan. Jika perlu diubah umpamanya kedudukan,
hendaklah dilakukan selepas tamat satu pusingan yang melibatkan semua
peserta. Kedua-dua tiang ini hendaklah mempunyai alat bantuan khusus bagi
membolehkan tiang ditegakkan tanpa mudah dijatuhkan.
2. Palang Lompat Tinggi.
Palang lompat tinggi hendaklah diperbuat sama ada daripada kayu, logam
ataupun bahan yang sesuai dengan berbentuk bulat atau segitiga. Panjang
palang hendaklah sesuai dengan jarak kedua-dua tiang yang dipasangkan.
Palang ini akan diletakkan pada tiang menerusi alat sokongan khas. Sokongan
ini hendaklah mudah dinaikkan atau diturunkan pada tiang.
3. Kawsan Mendarat
Pada peringkat awal acara lompat tinggi dijalankan, pihak penganjur kurang
memberi perhatian kepada kawasan mendarat. Lama kelamaan dengan adanya
beberapa teknik lompatan dan pendaratan tertentu, adalah perlu disediakan
tempat pendaratan yang sewajarnya. Sebelum beberapa teknik atau gaya
lompatan diperkenalkan, kawasan pendaratan hanya terdiri daripada satu
kawasan khas yang diisikan dengan pasir lembut yang lembap. Kini, kawasan
mendarat bagi acara lompat tinggi ini digunakan tilam atau pengalas lembut
bergetah dan hendaklah berbentuk segiempat. Tilam atau pengalas lembut ini
hendaklah ditempatkan betul-betul selepas kedua-dua tiang lompat tinggi. Tilam
berspring atau bergetah boleh digunakan asalkan sesuai untuk pendaratan
peserta.
4. Pita Pengukur
Pita pengukur adalah untuk mengukur ketinggian lompatan yang berjaya
dilakukan oleh setiap peserta. Ukuran hanya dibuat sekali sebelum lompatan
dimulakan selepas palang dinaikkan. Kini, dalam acara lompat tinggi alat
pengukur elektronik digunakan bagi menjadikan proses pengukuran dapat
dilakukan dengan cepat dan tepat.
a. Awalan
Berbeda dengan straddle, awalan pada flop arahnya dari depan, dilakukan dengan
sangat cepat, dengan cara sedikit melingkar atau menikung, dan tegak lurus
menghadap letak mistar. Awalan dari depan menuju tiang sandaran mistar sebelah
kanan (bila bertumpu pada kaki kiri). Pada langkah-langkah terakhir mengubah arah
serong ke kiri, tidak lagi tegak lurus pada mistar.
b. Tolakan
Gerakan saat menolak yaitu:
Jika bertumpu dengan kaki kanan, Kaki kanan menumpu dengan kuat,
Kaki kiri diangkat dengan lutut ditekuk sambil memutar badan ke arah awalan,
Badan membelakangi mistar,
Disusul dengan gerakan melintang melewati mistar dengan punggung
melengkung.
d. Mendarat
Anggota tubuh yang mendarat terlebih dahulu adalah punggung. Sikap tubuh telentang
saat mendarat. Oleh karenanya, gaya lompat tinggi ini hanya mungkin dilakukan di
atas busa. Jangan mencoba gaya flop di bak pasir.
a. Awalan
Awalan harus dilakukan dengan cepat dan menikung dengan langka sekitar 3,5,7,9
langkah. Tujuan dari awalan ini adalah sebagai berikut :
b. Tolakan
Tolakan menggunakan salah satu kaki yang terkuat,apabila tolakannya menggunakan
kaki kanan maka awalan dilakukan di sebelah sisi kiri mistar. Tujuan dari melakukan
tolakan adalah sebagai berikut :
d. Mendarat
Sikap mendarat adalah sikap jatuh setelah melewati busa,sedangkan cara yang baik
dalam melakukan pendaratan adalah sebagai berikut
Jika pendaratan terbuat dari matras,maka posisi jatuh adalah sisi bahu dan
punggung terlebih dahulu
Jika pendaratan dilakukan di atas pasir,maka yang mendarat lebih dahulu adalah
kaki.Ayun kaki kanan kemudian berguling ke depan ,bertumpu pada pundak
bahu kanan.
3. Teknik Dasar Lompat Tinggi Gaya Straddle / Gaya Guling
b. Teknik Tolakan
tolakan kaki tumpu menggunakan kaki yang terkuat agar menghasilkan gerakan naik
yang maksimal. Langkah terakhir agak diperlebar dengan disertai sikap badan yang
menengadah disertai gerakan mengayun ke atas untuk membantu meningkatkan titik
berat badan yang lebih tinggi. Sikap badan yang agak menengadah dapat
menghasilkan sudut tumpuan yang lebih besar, sehingga akan mempermudah
mengayunkan kaki. Gerakan kaki ayun dalam keadaan lurus, tetapi tidak kaku. Setelah
kaki kanan diayunkan ke atas dan badan terangkat dengan kaki tumpu. Saat melewati
di atas mistar, ayunan kaki lebih tinggi dari kepala dan melewati mistar lebih dahulu
dari bagian bada yang lain.
d. Teknik mendarat
Setelah melewati mistar badan bisa langsung jatuh pada punggung yang tidak
membahayakan bagi
pelompat. Tetapi jika tempat pendaratan merupakan bak pasir. Maka pendaratan
dilakukan dengan kaki kanan dan dibantu dengan kedua tangan
Dalam pertandingan olahraga Lompat Tinggi (High Jump), mistar akan dinaikkan
setelah peserta lompat tinggi berhasil melewati ketinggian mistar. Peserta mestilah
melonjak dengan sebelah kaki Peserta juga boleh mulai melompat di mana ketinggian
permulaan yang disukainya. Lompatan atlet lompat tinggi akan dinyatakan batal jika
peserta menyentuh palang dan tidak melompat. Menjatuhkan palang pada saat
membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat apabila tidak berjaya
melompat.
Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak tiga kali bertutrut-turut (tanpa
di ambil kira di aras mana kegagalan itu berlaku) akan dikeluarkan dari pertandingan.
Seseorang peserta lompat tinggi berhak meneruskan lompatan (walaupun semua
peserta lain gagal) sehingga dia tidak dapat meneruskannya lagi mengikut peraturan.
Ketinggian lompatan di ukur secara menegak dari aras tanah hingga bahagian tengah
disebelah atas padang. Setiap peserta akan diberi peluang sebanyak tiga kali untuk
melakukan lompatan. Jika peserta tidak berhasil melewati mistar sebanyak tiga kali
berturut-turut, dia dinyatakan gagal.Untuk menentukan kemenangan, para peserta
harus berusaha melompat setinggi mungkin yang dapat dilakukan. Pemenang
ditentukan dengan lompatan tertinggi yang dilewati.
Berikut ini ukuran lapangan lompat tinggi termasuk sarana dan prasana yang
diperlukan dalam perlombaan lompat tinggi.
2. Tiang Lompat
Tiang lompat harus kuat dan kukuh,dapat terbuat dari apa saja asal kuat dan
kukuh.jarak kedua tiang tersebut adalah 3,98 – 4,02 m.
3. Bilah Lompat
4. Tempat Pendaratan
Tempat pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m yang terbuat dari busa dengan
ketinggian 60 cm dan di atasnya ditutupi oleh matras yang tebalnya 10 – 20 cm.
Gambar Lapangan Lompat Tinggi
Untuk lebih jelas lagi dalam memahami ukuran lapangan lompat tinggi, berikut ini kami
sampaikan diagram / gambar lapangan lompat tinggi.
TOLAK PELURU
Tolak peluru yaitu olahraga lempar dalam atletik yang dilakukan dengan cara menolak
atau mendorong peluru atau bola yang terbuat dari logam sejauh mungkin dari titik
lempar menuju titik pendaratan memakai teknik tertentu.
Permainan tolak peluru bisa dilakukan di lapangan indoor ataupun outdoor. Karena, tolak
peluru gak membutuhkan area pendaratan yang luas.
Meski terlihat mudah buat dilakukan, olahraga tolak peluru ini tergolong olahraga berat
yang gak bisa dilakukan oleh sembarangan orang.
Ada dua faktor yang menentukan dalam olahraga tolak peluru yaitu postur tubuh atlet
dan penguasaan teknik yang ada didalam permainan tolak peluru.
Olahraga tolak peluru udah ada sejak yunani kuno, tapi dengan cara yang beda pada
saat itu. Zaman dulu, tolak peluru bernama lempar beban atau weight trowing menurut
Homer.
Tapi, gak ditemukanya catatan sejarah dari bentuk dan juga bahan yang dipakai pada
waktu tersebut.
Tapi olahraga tolak peluru jadi salah satu bentuk dari latihan perang yang dilakukan
oleh para prajurit dari troya dan dipertandingkan antar prajurit.
Salah satu jejak olahraga tolak peluru yang berhasil ditemukan adalah kompetisi yang
diadakan di Negara Skotlandia di abad pertama.
Pada abad ke XVI Raja Henry ke VII menyelenggarakan pertandingan yang hampir
sama adalah lempar palu dan lempar beban.
Kompetisi pertama yang bentuknya seperti tolak peluru masa kini yaitu kompetisi pada
era pertengahan dimana kompetisi tersebut diselenggarakan oleh kalangan militer.
Yang kemudian diikuti oleh para prajurit yang melempar bola besi sejauh – jauhnya
dari titik tolak.
Kompetisi tolak peluru pertama kali didokumentasikan yaitu kompetisi di Skotlandia dan
sebagai salah satu dari The British Amateur Championsships di tahun 1866.
Sejak itu, olahraga tolak peluru mulai disukai di negara-negara Eropa dan jadi salah
satu atletik yang dipertandingkan dalam olimpiade moder pertama di Yunani pada
tahun 1896.
Atlet diperbolehkan memasuki lingkaran tolakan dari arah mana aja. Biasanya,
para atlet memilih buat memasuki lingkaran dari samping dan belakang.
Atlet tolak peluru cuma diberi waktu selama 60 detik buat menyelesaikan
pertandingan, dihitung sejak namanya dipanggil. Kalo dalam waktu 3 menit
belum juga melakukan tolakan, atlet dikenakan diskualifikasi.
Atlet dilarang memakai sarung tangan, tapi boleh memakai pelindung ruas jari
(taping) selama pertandingan.
Atlet boleh memegang bagian dalam wilayah lemparan berupa lingkaran besi.
Atlet harus menahan peluru memakai leher selama melakukan gerakan tolakan.
Atlet akan didiskualifikasi kalo meletakkan peluru gak sesuai dengan peraturan,
contohnya di belakang kepala atau di depan perut.
Peluru cuma boleh ditolak dengan memakai satu tangan dengan posisi lebih
tinggi dari bahu.
Gerakan tolakan cuma boleh dilakukan di dalam lingkaran. Sedikit aja kakinya
ada di luar batas lingkaran, atlet tersebut dinyatakan didiskualifikasi.
Peluru harus mendarat di sektor area pendaratan yang disediakan (34,92
derajat). Atlet akan didiskualifikasi kalo peluru jatuh di luar sektor pendaratan
atau 3 kali melakukan kegagalan.
Pengukuran dilakukan mulai dari lokasi tempat peluru pertama kali jatuh sampai
ke tengah lingkaran.
Setelah melakukan lemparan, atlet harus meninggalkan lingkaran melalui sisi
belakang lingkaran.
Atlet baru boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru mendarat.
Lapangan buat tolak peluru hampir sama dengan lapangan lempar cakram. Bedanya
ada pada papan batas tolakan yang ada pada lingkaran tolak peluru.
Berikut dibawah ini ada beberapa ketentuan buat lapangan tolak peluru, diantaranya
yaitu:
Lapangan tolak peluru terdiri dari 2 bagian yaitu lingkaran tolakkan dan sektor
pendaratan.
Lingkaran tolakan punya diameter 2,235 meter dan dikelilingi ring besi dengan
ketebalan 66 mm dan tinggi 2 cm sebagai batas lingkaran. Bagian depan
lingkaran tolakkan dipasangi balok atas tolakan dengan panjang 1,22 meter,
tinggi 10 cm, dan tebal 11,4 cm.
Sektor pendaratan berupa tanah yang ditandai garis batas (sector line) dan garis
ukur standar yang ada di tengah sektor pendaratan. Panjang sektor pendaratan
minimal 25 meter dengan sudut 40 derajat.
Peralatan – peralatan yang dibutuhkan dalam permainan tolak peluru adalah sebagai
berikut:
Alat pengukur
Peluit
Bendera
Bola peluru atau bola besi
Ada beberapa ketentuan dari bola peluru atau bola besi tersebut, diantaranya yaitu:
Ukuran bola disesuaikan dengan jenis lapangan yang dipakai. Biasanya lapangan
indoor memakai bola yang berukuran sedikit lebih besar dari lapangan autdoor
dan bahan dari bola tersebut dibuat dari baha yang beda tapi punya berat yang
sama.
Bola peluru tersebut bisa aja terbuat dari bahan besi, pasir, solid, logam,
stainless steel, polyvinyl dan material sintetis.
Bola peluru atau besi buat junior putri yaitu dengan berat 3 kg.
Bola peluru atau besi buat junior putra yaitu dengan berat 5 kg.
Bola peluru atau besi buat senior putri yaitu dengan berat 4 kg.
Bola peluru atau besi buat senior putra yaitu dengan berat 7.25 kg.
Gaya Tolak Peluru
Gaya glide pertama kali dipakai dan pertama kali dikenalkan juga oleh Parry O’Brien
dari Amerika Serikat pada tahun 1951.
Lemparan terjauh dengan memakai gaya glide ini dimiliki oleh tim German yaitu Ulf
Timmermann dengan jarak lemparan sejauh 23,06 meter.
2. Gaya Berputar (Spin)
Gaya berputar pertama dilakukan oleh Aleksander Baryshnikov dari Rusia pada tahun
1972 dan membuat rekor baru putra dengan jarak 22 meter.
Atlet terbaik dalam tolak peluru memakai gaya berputar atau spin yaitu Rabdy Brandes
yang berhasil melempar dengan jarak 23.12 meter.
Gaya samping adalah gaya yang paling tua dan gak ada yang tahu siapa penemu gaya
samping atau klasik tersebut.
Peluru besi yang dipakai dalam olahraga tolak peluru mempunyai bobot cukup berat
yaitu antara 3 kg sampai 7 kg lebih.
Makanya, kamu tuh harus menguasai cara memegang peluru dengan benar supaya jari
gak terluka atau bahkan sampai patah.
Caranya:
Cara pertama, letakkan peluru di telapak tangan dan pegang peluru dengan erat
memakai jari-jari tangan dengan posisi jari-jari dikembangkan.
Selanjutnya pakai jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis buat meletakkan
peluru.
Lalu, letakkan jari kelingking di bagian samping peluru dalam posisi menekuk
dan ibu jari berada pada posisi biasa buat menjaga keseimbangan peluru.
Kemudian, kamu berikan tenaga lebih pada ibu jari supaya bisa menahan peluru
lebih kuat, jadi gak jatuh.
Cara kedua, rapatkan jari-jemari termasuk kelingking dan tempelkan pada
bagian belakang peluru. Letakkan ibu jari di bagian samping peluru agar
seimbang.
Cara ketiga hampir sama dengan cara kedua yaitu dengan merapatkan jari-jari,
tapi dengan posisi sedikit lebih renggang. Teknik ini cocok buat kamu yang
mempunyai telapak tangan kecil.
Selain teknik memegang peluru dan meletakkannya di leher, teknik melempar atau
menolak peluru juga perlu diperhatikan agar menghasilkan lemparan sejauh mungkin.
Caranya:
Sikap tubuh yang terbaik saat akan melempar peluru yaitu berdiri dengan tegak
dan rileks dengan posisi menghadap ke samping lapangan.
Lalu buat memudahkan menolak, kaki direnggangkan selebar bahu dengan kaki
kanan sedikit ditekuk dan berat badan menumpu di kaki kanan.
Tangan kanan yang memegang peluru diletakkan menempel di bahu, tepat di
bawah rahang dengan siku membentuk sudut 900 dan tangan kiri ditekuk
dengan siku menghadap arah tolakan.
b. Gerakkan Tubuh
Caranya:
Saat memegang peluru, kaki yang dekat dengan sektor lemparan digerakkan
dengan cara diayun sebagai persiapan buat menolak peluru.
Sedangkan, pinggang diputar ke sisi sektor lemparan jadi pinggul membantu
mendorong, tubuh condong ke depan dan pandangan fokus ke arah lemparan.
Caranya:
Sebelum menolak, posisi tubuh harus siap dengan kaki kanan yang akan
digerakkan ke depan sebagai tumpuan dan menggantikan kaki kiri yang dipakai
buat berisiap.
Lalu, kaki kiri lurus ke belakang dan gak tegang, lutut kanan sedikit ditekuk agar
lebih kuat mendorong lemparan dan pandangan tetap fokus.
Selanjutnya pada saat melakukan tolakan, putar badan ke arah sektor
pendaratan.
Kaki kanan menolak dan melonjak agar tenaga yang cukup besar buat
mendorong peluru seluruhnya berada di tangan kanan yang memegang peluru.
Setelah itu, lontarkan peluru dengan sudut dolakan 40 derajat ke arah atas.
Setelah peluru dilontarkan, kaki mendarat kembali ke tanah dengan posisi
sedikit menekuk. Sedangkan, posisi badan ke arah depan dengan pandangan
melihat ke posisi jatuhnya peluru.
Atlet Tolak Peluru
Didalam sebuah sejarah prestasi tolak peluru ada 3 orang yang menjadi legenda
sampai saat ini, loh.
Pertama yaitu Randi Barnes dari Amerika Serikat dengan yang memecahkan rekor
dunia tolak peluru lapangan outdoor dan indoor dengan jauh lemparan 22.66 meter
indoor 23.12 meter outdoor.
Selain Barnes ada juga yang lain, dibawah ini ada beberapa atlet tolak peluru putra
papan atas yaitu:
Randy Barnes dari Amerika Serikat di Wesrood pada 20 Mei 1990 dengan jauh
lemparan 23.12 meter.
Ulf Timmermann dari German Timur di Khania pada 22 MEi 1988 dengan jauh
lemparan 23.06 meter.
Alessandro Andrei dari Italia di Viaregio pada 12 Agustus 1987 dengan jauh
lemparan 22.91 meter.
Brian Oldfield dari Amerika Serikat di El Paso pada 10 Mei 1975 dengan jauh
lemparan 22.86 meter.
Werner Guntof dari Swiss di Bern pada 23 Agustus 1988 dengan jauh lemparan
22.27 meter.
Natalya Lisosvkaya dari Rusia di Moscow pada 7 Juni 1987 dengan jauh
lemparan 22.63 meter.
Helena Fibingerova dari Republik Ceko di Jablonec Nad Nisou pada 19 Februari
1977 dengan jauh lemparan 22.50 meter.
Illona Slupianek dari German Timur di Postdam pada 11 Mei 1980 dengan jauh
lemparan 22.45 meter.
Cloudia Losch dari German Barat di Hainfeld pada 23 Agustur dengan jauh
lemparan 22.19 meter.
Ivanka Khristova dari Bugaria di Belmeken pada 4 Juli 1976 dengan jauh
lemparan 21.89 meter.