Anda di halaman 1dari 20

Lompat Tinggi

Pengertian Lompat Tinggi

Lompat Tinggi adalah salah satu daripada acara olahraga yang diminati dan sentiasa
mendapat perhatian ramai. Lompat Tinggi mula diperkenalkan dalam tahun 1887 dan
dalam tahun 1896 acara Lompat Tinggi telah diperkenalkan di dalam sukan Olimpik.
Acara ini menjadi perhatian ramai kerana pelbagai gaya lompatan digunakan oleh para
atlit

Kompetisi lompat tinggi di mulai pada abad ke-19 di Skotlandia. Pada saat itu para
peserta lompat tinggi menggunakan teknik gunting, jadi tidak boleh sembarang dalam
melompat, ada banyak teknik atau gaya yang bisa digunakan. Pada abad ini, peserta
lompat tinggi harus menggunakan gaya gunting dan jatuh ke tanah dengan cara
membelakang. Gaya lompat jauh ternyata mengakibatkan peserta cedera, jadi untuk
meminimalisir cedera menggunakan matras sebagai alat untuk mendarat

Lompat Tinggi merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang akan menguji
keterampilan melompat dengan melewati tiang mistar. Tujuan olahraga lompat tinggi
ini adalah untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya saat melewati mistar
tersebut dengan ketinggian tertentu. Adapun tinggi mistar yang harus dilewati oleh
seorang atlet lompat tinggi minimal 2,5 meter dengan panjang mistar minimal 3,15
meter. Olahraga Lompat Tinggi dilakukan pada lapangan atletik dengan tanpa
menggunakan bantuan alat tertentu.

Lompat tinggi merupakan olahraga yang menguji ketrampilan melompat dengan


melewat tiang mistar.Lompat tinggi adalah salah satu cabang dari atletik. Tujuan
olahraga ini untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya saat melewati mistar
tersebut dengan ketinggian tertentu.Tinggi tiang mistar yang harus dilewati atlet
minimal 2,5 meter,sedangkan panjang mistar minimal 3,15 meter.Lompat tinggi
dilakukan di arena lapangan atletik.Lompat tinggi dilakukan tanpa bantun alat.

Dalam pertandingan, mistar akan dinaikkan setelah peserta berhasil melewati


ketinggian mistar. Peserta mestilah melonjak dengan sebelah kaki Peserta boleh mulai
melompat di mana ketinggian permulaan yang disukainya Sesuatu lompatan akan
dikira batal jika peserta menyentuh palang dan tidak melompat. Menjatuhkan palang
semasa membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat apabila tidak berjaya
melompat Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak tiga kali bertutrut-
turut (tanpa di ambil kira di aras mana kegagalan itu berlaku) akan terkeluar daripada
pertandinga Seseorang peserta berhak meneruskan lompatan (walaupun semua
peserta lain gagal) sehingga dia tidak dapat menuruskannya lagi mengikut peraturan
Ketinggian lompatan di ukur secara menegak dari aras tanah hingga bahagian tengah
disebelah atas padang.Setiap peserta akan diberi peluang sebanyak tiga kali untuk
melakukan lompatan.

Jka peserta tidak berhasil melewati mistar sebanyak tiga kali berturut-turut, dia
dinyatakan gagal.Untuk menentukan kemenangan, para peserta harus berusaha
melompat setinggi mungkin yang dapat dilakukan. Pemenang ditentukan dengan
lompatan tertinggi yang dilewati.
Sejarah Lompat Tinggi

Sejarah Lompat tinggi tercatat pertamakali diadakan pada olimpiade di Skotlandia pada
abad ke 19. Pada saat itu tercatat lompatan tertinggi yang dilakukan oleh atlet adalah
1,68 meter. Gaya lompat pada masa itu adalah gaya gunting.

Kemudian pada sekitar abad ke 20, gaya lompat tinggi telah dimodernisasi oleh
seorang warga Irlandia – Amerika bernama Michael Sweeney. Pada tahun 1895,
Michael Sweeney berhasil melakukan lompatan setinggi 1,97 meter gaya eastern cut-
off, dimana mengambil off seperti gunting, tapi memperpanjang punggungnya dan
mendatar di atas bar.

Warga Amerika lainnya bernama George Horine mengembangkan teknik lompat yang
lebih efisien bernama Western Roll. Melalui teknik ini, Horine bisa mencapai lompatan
setinggi 2,01 meter pada tahun 1912. Kemudian pada Olimpiade Berlin (Tahun 1936),
teknik lompatan ini menjadi dominan dilakukan dan untuk cabang lompat tinggi telah
dimenangkan oleh Cornelius Johnson yang mencapai ketinggian 2.03 m.

Kemudian pada empat dekade berikutnya, pelompat Amerika dan Sovyet telah merintis
evolusi teknik straddle. Charles Dumas adalah orang pertama yang menggunakan
teknik ini mencapai ketinggian 2,13 m, pada tahun 1956. Kemudian warga Amerika,
John Thomas meningkatkan rekor dunia dengan ketinggian lompatan 2.23 m (7 ft 3
3/4 in) pada tahun 1960. Dan akhirnya Valeriy Brumel mengambil alih pencapaian
dalam empat tahun ke depan. Jumper Soviet ini mencatat ketinggian lompatan hingga
2,28 m (7 ft 5 3/4 in), dan berhasil memenangkan medali emas Olimpiade pada tahun
1964, sebelum kecelakaan sepeda motor mengakhiri karirnya

Dari Brumel inilah para atlet mencoba belajar dan mengembangkan olahraga lompat
tinggi hingga saat ini terdapat berbagai gaya dalam olahraga lompat tinggi di dunia
antara lain gaya gunting (Scissors), gaya guling sisi (Western Roll), gaya guling
Straddle dan gaya Fosbury Flop.

Meskipun event lompat tinggi diikut sertakan dalam kompetisi pada ollmpiade kuno,
kompetisi lompat tinggi tercatat berlangsung pada awal abad ke-19 tepatnya di
Skotlandia dengan ketinggian 1,68 meter. Pada masa itu peserta menggunakan metode
pendekatan langsung atau teknik gunting.Lompat tinggi tidak dilakukan secara
sembarangan. Ada gaya-gaya tertentu yang harus dikuasai agar peserta terhindar dari
kecelakaan.Pada abad ke -19 peserta lompat tinggi mendarat dan jatuh di atas tanah
yang berumput dengan gaya gunting, yaitu dengan cara membelakangi .Gaya ternyata
banyak mengakibatkan cedera bagi para peserta.Sementara kini, lompat tinggi
dilakukan dengan mendarat di atas matras sehingga kecelakaan dapat di minimalisir.
Atlet lompat tinggi sekarang banyak menggunakan teknik fosbury flop.

Tahapan Posisi Lompat Tinggi

Saat ingin melakukan lompat tinggi ada beberapa teknik yang harus diperhatikan, ada
4 tahapan posisi yang kamu harus ketahui sebelum melakukan teknik lompat tinggi:

 Posisi Awalan adalah dengan gerakan berlari menuju mistar


 Posisi Tolakan adalah dengan gerakan tumpuan kaki pada lantai dasar untuk
menaikan badan menuju ke mistar.
 Posisi Melayang adalah gaya saat posisi badan berada di atas mistar atau di
udara
 Posisi Mendarat adalah Terjatuhnya badan saat di atas matras

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Materi Kebugaran Jasmani

Gaya Lompat Tinggi

Berikut ini adalah 4 jenis gaya lompat tinggi yang biasa di gunakan oleh Atlit lompat
tinggi:

 Teknik Straddle (Gaya Guling)

Gaya guling (straddle) merupakan gaya dimana badan kita melewati tiang dengan cara
diputar dan dibalikkan lagi. sehingga sikap badan kita saat di atas mistar tertelungkup.
Cara untuk melakukan gaya guling adalah, pelompat tinggi harus mengambil awalan
terlebih dahulu dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah. Tumpuan terletak pada kaki
yang paling kuat, kemudian ayunkan kedepan. Setelah kaki diayunkan, untuk bisa
melewati mistar kemudian dengan cepat badan kita balikkan, sehingga sikap badan kita
diatas mistar telungkup. Pantat kita usahakan lebih tinggi dari kepala kita, jadi kepala
agak menunduk.Pada waktu mendarat gunakanlah kaki kanan dan tangan kanan jika
tumpuan menggunakan kaki kiri, begitupula sebaliknya.

Teknik ini dilakukan dengan mengambil jarak awalan dari samping antara 4, 6, 8 atau
10 langkah tergantung pada ketinggian target yang ingin kita lewati. Jika kamu
menggunakan kaki kiri sebagai tumpuan ayunkan kaki kanan ke belakang menuju
depan. Setelah kaki ayunan melewati, kemudian posisi badan saat di udara atau di atas
mistar dalam keadaan tengkurap. Posisi pinggang usahakan lebih tinggi dibandingkan
dengan posisi kepala.Ketika posisi terjatuh tumpuan berada di kedua tangan dan kaki
ayunan yang pertama mendarat.Kemudian dilanjutkan dengan menggulingkan badan
yang pertama adalah bagian punggung tangan dan berakhir pada bahu.

Teknik Awalan Straddle.

1. Mengambil posisi ancang-ancang yang tidak terlalu jauh


2. Berlari dengan kecepatan sedang
3. Pasisi awalan dari samping sekitar 30 derajat atau 40 derajat dengan posisi
tiang lompatan
4. Berlari agak serong dari mistar
5. Teknik Tolakan Straddle
6. Menggunakan tumpuan kaki yang tersekat dengan mistar
7. Ketika akan melakukan tolakan, posisi badan agak merebah atau sedikit
condong ke belakang
8. Posisi kaki tumpuan menolak ke atas, hingga kedua lutut kaki lurus dan kedua
tangan dan kaki diayunkan dengan tenaga penuh ke depan

Teknik Stradle Saat di Atas Mistar

 Posisi badan tengkurap


 Ketika badan sudah mulai turun posisi kaki harus segera diluruskan ke belakang
 Teknik Mendarat Straddle
 Jika menggunakan tumpuan kaki yang kiri, maka posisi pendaratan memakai
kaki kanan terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan posisi
berguling.

 Gaya Fosbury Flop

Gaya ini diciptakan oleh Dick Ricarod Fosbury.Beliau adalah seorang pelompat tinggi
yang berasal dari Amerika Serikat.Dalam olimpiade Mexico yang diadakan pada tahun
1968. Mr Fosbury menggunakan gaya tersebut dan berhasil menjadi juara pertama
lompat tinggi.

Mulai saat itu para ahli atletik banyak yang meneliti gerakan yang unik tersebut.
Keunikan dari gerakan Fosbury yaitu tubuh berada di atas mistar dengan posisi
terlentang dan jatuh menggunakan punggung masih dalam kondisi terlentang. Cara
melampaui mistar dengn teknik ini adalah kebalikan dari teknik straddle. Jika pada
lompatan stradle berguling di atas mistar dengan posisi perut menghadap ke bawah
(dari arah mistar). Sebaliknya jika teknik flop yaitu dengan punggung yang menghadap
ke bagian bawah arah agak serong ke kiri, tidak lagi tegak lurus pada mistar.
Teknik Flop Awalan
Pada awal teknik flop arahan dari depan, tegak lurus menghadap mistar. Jika kamu
menggunakan kaki kiri sebagai tumpuan dari depan menuju tiang sandaran mistar
sebelah kanan. Bila sudah pada langkah-langkah terakhir mengubah arah serong ke
kiri, tidak lagi tegak lurus pada mistar.

Teknik Tolakan Flop.

1. Gunakan kaki terkuat pada tumpuan


2. Bila menggunakan kaki kiri, diangkat dengan lutut kaki ditekuk bersamaan
dengan memutar badan ke arah awalan
3. Badan harus membelakangi mistar
4. Punggung berada di bagian bawah yang dekat dengan mistar
5. Posisi punggung melengkung saat melewati mistar

Teknik Flop Saat di Atas Mistar.

 Bagian kepala harus lebih dahulu melewati mistar


 Selanjutnya dengan posisi badan yang terlentang
 Punggung menghadap ke bawah arah mistar.
 Saat mencapai ketinggian yang maksimal dan pinggang melewati mistar, posisi
kedua kaki digerakan atau diayun ke atas agar bisa melewati mistar dengan
sempurna.

Mendarat.
Bagian tubuh yang mendarat terlebih dahulu jika melakukan teknik ini adalah
punggung.Hal ini disebabkan karena sikap tubuh yang terlentang saat melakukan
pendaratan dan teknik ini hanya boleh dilakukan dengan pendaratan yang berbahan
busa.

 Gaya Gunting (Scissors)

Gaya Gunting ini di temukan oleh Sweney, gaya gunting sering disebut juga dengan
Gaya Sweney. Sebelumnya di tahun 1880, Mr. Swenwy ini menggunakan gaya jongkok,
namun ia merasa gaya tersebut kurang tepat hingga akhirnya beliau mengubah gaya
tersebut menjadi Gaya gunting. Selanjutnya pada tahun 1895 Sweney menciptakan
gaya lompat tinggi lainnya yaitu “gaya gunting samping”.
 Gaya Guling Sisi (Western Roll)

Gaya ini di ciptakan oleh G. Horin yang berasal dari amerika pada tahun 1912, namun
sangat di sayangkan karena gaya ini tidak dapat berkembang, karena ada benturan
peraturan yang berlaku. Lompat tinggi menggunakan Gaya guling sisi, saat kita
melewati mistar, posisi kepala kita cenderung lebih rendah dari pinggul kita, sehingga
hal ini tidak sah. Karena itu gaya ini tidak pernah digunakan dalam lompat tinggi.

Untuk Awalan

 Daerah awalan panjangnya. tidak terbatas minimum 15 m


 Daerah tumpuan harus datar dan tingkat kemiringanya 1 : 100
 Tiang LompatTiang lompat harus kuat dan kukuh,dapat terbuat dari apa saja
asal kuat dan kukuh.jarak kedua tiang tersebut adalah 3,98 – 4,02 m.

Bilah lompat terbuat dari kayu,metal atau bahan lain yang sesuai dengan :

 Panjang mistar lompat 3,98 – 4,02 m dan berat maksimal mistar adalah 2,00 kg
 Garis tengah mistar antara 2,50 – 3,00 m, dengan penampang mistar terbentuk
bulat dan permukaannya harus datar dengan ukuran 3cm x 15 cm x 20 cm
 Lebar penopang bilah 4 cm dan panjang 6 cm
 Tempat Pendaratan Tempat pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m yang
terbuat dari busa dengan ketinggian 60 cmdan di atasnya ditutupi oleh matras
yang tebalnya 10 – 20 cm.

Peralatan Lompat Tinggi

Dalam acara lompat tinggi ini memerlukan kawasan dan peralatan khusus untuk
membolehkan lompatan diadakan sebagai salah satu acara olahraga. Penganjur
sesuatu kejohanan olahraga hendaklah memastikan semua ini disediakan sebelum
pertandingan dimulakan. Antara peralatan-peralatan yang diperlukan adalah seperti
berikut :-
1. Tiang Lompat Tinggi.
Dua batang tiang diperlukan dan tiang-tiang ini tidak boleh diubah-ubah semasa
pertandingan sedang dijalankan. Jika perlu diubah umpamanya kedudukan,
hendaklah dilakukan selepas tamat satu pusingan yang melibatkan semua
peserta. Kedua-dua tiang ini hendaklah mempunyai alat bantuan khusus bagi
membolehkan tiang ditegakkan tanpa mudah dijatuhkan.
2. Palang Lompat Tinggi.
Palang lompat tinggi hendaklah diperbuat sama ada daripada kayu, logam
ataupun bahan yang sesuai dengan berbentuk bulat atau segitiga. Panjang
palang hendaklah sesuai dengan jarak kedua-dua tiang yang dipasangkan.
Palang ini akan diletakkan pada tiang menerusi alat sokongan khas. Sokongan
ini hendaklah mudah dinaikkan atau diturunkan pada tiang.
3. Kawsan Mendarat
Pada peringkat awal acara lompat tinggi dijalankan, pihak penganjur kurang
memberi perhatian kepada kawasan mendarat. Lama kelamaan dengan adanya
beberapa teknik lompatan dan pendaratan tertentu, adalah perlu disediakan
tempat pendaratan yang sewajarnya. Sebelum beberapa teknik atau gaya
lompatan diperkenalkan, kawasan pendaratan hanya terdiri daripada satu
kawasan khas yang diisikan dengan pasir lembut yang lembap. Kini, kawasan
mendarat bagi acara lompat tinggi ini digunakan tilam atau pengalas lembut
bergetah dan hendaklah berbentuk segiempat. Tilam atau pengalas lembut ini
hendaklah ditempatkan betul-betul selepas kedua-dua tiang lompat tinggi. Tilam
berspring atau bergetah boleh digunakan asalkan sesuai untuk pendaratan
peserta.
4. Pita Pengukur
Pita pengukur adalah untuk mengukur ketinggian lompatan yang berjaya
dilakukan oleh setiap peserta. Ukuran hanya dibuat sekali sebelum lompatan
dimulakan selepas palang dinaikkan. Kini, dalam acara lompat tinggi alat
pengukur elektronik digunakan bagi menjadikan proses pengukuran dapat
dilakukan dengan cepat dan tepat.

Teknik Dasar Lompat Tinggi


1. Teknik Dasar Lompat Tinggi Gaya Flop

a. Awalan
Berbeda dengan straddle, awalan pada flop arahnya dari depan, dilakukan dengan
sangat cepat, dengan cara sedikit melingkar atau menikung, dan tegak lurus
menghadap letak mistar. Awalan dari depan menuju tiang sandaran mistar sebelah
kanan (bila bertumpu pada kaki kiri). Pada langkah-langkah terakhir mengubah arah
serong ke kiri, tidak lagi tegak lurus pada mistar.

b. Tolakan
Gerakan saat menolak yaitu:

 Jika bertumpu dengan kaki kanan, Kaki kanan menumpu dengan kuat,
 Kaki kiri diangkat dengan lutut ditekuk sambil memutar badan ke arah awalan,
 Badan membelakangi mistar,
 Disusul dengan gerakan melintang melewati mistar dengan punggung
melengkung.

c. Sikap badan di atas mistar


Sikap badan di atas mistar merupakan gaya dalam lompat tinggi. Sikap badan gaya flop
adalah:
 Kepala paling dulu melewati mistar,
 Diikuti dengan badan yang telentang,
 Punggung menghadap mistar.
 Setelah mencapai titik ketinggian maksimal dan pantat melewati mistar, Kedua
kaki diayun ke atas untuk dapat melewati mistar seluruhnya.
 Dagu ditarik ke bagian dada dan punggung atlit diusahakan ada di atas mistar
dengan menyerupai busur yang melintang.

d. Mendarat
Anggota tubuh yang mendarat terlebih dahulu adalah punggung. Sikap tubuh telentang
saat mendarat. Oleh karenanya, gaya lompat tinggi ini hanya mungkin dilakukan di
atas busa. Jangan mencoba gaya flop di bak pasir.

2. Teknik Dasar lompat Tinggi Gaya Straddle

a. Awalan
Awalan harus dilakukan dengan cepat dan menikung dengan langka sekitar 3,5,7,9
langkah. Tujuan dari awalan ini adalah sebagai berikut :

 Mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan melalui irama awalan


 Mempersiapkan diri untuk memperoleh sudut lepas landas.
 Menciptakan arah gerak horizontal diubah ke dalam kecepatan vertical.

b. Tolakan
Tolakan menggunakan salah satu kaki yang terkuat,apabila tolakannya menggunakan
kaki kanan maka awalan dilakukan di sebelah sisi kiri mistar. Tujuan dari melakukan
tolakan adalah sebagai berikut :

 Mengembangkan kecepatan menolak pada sudut lintasan berat badan yang


optimal.
 Memperoleh saat – saat untuk memutar yang di perlukan pada tahap melewati
mistar
 Mengubah arah gerak horizontal menjadi arah vertical.

c. Sikap badan di atas mistar


Sebaiknya sikap badan pada saat di atas mistar telentang dengan kedua kaki
tergantung lemas.Usahakan dagu agak ditarik ke dekap dada,serta punggung berada di
atas mistar yang merupakan busur yang melenting. Tujuannya adalah sebagai berikut

 Membawa bagian tubuh melewati mistar dengan nyaman


 Membawa titik berat badan sedikit mungkin dengan mistar tanpa menyentuh
atau menjatuhkan
 Menciptakan agar pendaratan dengan baik dan selamat

d. Mendarat
Sikap mendarat adalah sikap jatuh setelah melewati busa,sedangkan cara yang baik
dalam melakukan pendaratan adalah sebagai berikut

 Jika pendaratan terbuat dari matras,maka posisi jatuh adalah sisi bahu dan
punggung terlebih dahulu
 Jika pendaratan dilakukan di atas pasir,maka yang mendarat lebih dahulu adalah
kaki.Ayun kaki kanan kemudian berguling ke depan ,bertumpu pada pundak
bahu kanan.
3. Teknik Dasar Lompat Tinggi Gaya Straddle / Gaya Guling

a. Langkah Lari Awalan


Awalan lari gaya straddle dilakukan dalam garis lurus yang menyerong dari permukaan
depan matras pendaratan. Sudut yang disarankan adalah sekitar 20 – 30 derajat dari
garis luru matras. Tetapi awalan tersebut dapat berbentuk lengkungan dengan sudut
45 – 55 derajat terhadap letak mistar.

Kecepata dalam melakukan awalan diperlukan untuk memberikan momentum terhadap


badan untuk melewati mistar. Oleh sebab itu, awalan dilakukan dengan kecepatan
yang cukup tinggi. Panjang awalan delapan langkah, pada empat langkah yang terakhir
lebih lebar dari empat awalan yang pertama. Agar bertumpu pada titik tumpu yang
tepat dianjurkan menggunakan tanda-tanda. Jika tumpuan dilakukan dengan kaki kiri
maka awalan dimulai dari sebelah kiri bak lompat.

b. Teknik Tolakan
tolakan kaki tumpu menggunakan kaki yang terkuat agar menghasilkan gerakan naik
yang maksimal. Langkah terakhir agak diperlebar dengan disertai sikap badan yang
menengadah disertai gerakan mengayun ke atas untuk membantu meningkatkan titik
berat badan yang lebih tinggi. Sikap badan yang agak menengadah dapat
menghasilkan sudut tumpuan yang lebih besar, sehingga akan mempermudah
mengayunkan kaki. Gerakan kaki ayun dalam keadaan lurus, tetapi tidak kaku. Setelah
kaki kanan diayunkan ke atas dan badan terangkat dengan kaki tumpu. Saat melewati
di atas mistar, ayunan kaki lebih tinggi dari kepala dan melewati mistar lebih dahulu
dari bagian bada yang lain.

c. Bentuk Gerakan Di Atas Mistar


Setelah mencapai titik tinggi maksimum badan diputar ke kiri penuh, dengan kepala
mendahului melewati mistar, perut dan dada menghadap ke bawah. Kaki tumpuan
yang semula bergantung ditari dalam posisi kangkang. Pada saat ini kaki kanan sudah
turun dan tangan sudah siap-siap membantu mendarat.

d. Teknik mendarat
Setelah melewati mistar badan bisa langsung jatuh pada punggung yang tidak
membahayakan bagi
pelompat. Tetapi jika tempat pendaratan merupakan bak pasir. Maka pendaratan
dilakukan dengan kaki kanan dan dibantu dengan kedua tangan

Peraturan Lompat Tinggi

Dalam pertandingan olahraga Lompat Tinggi (High Jump), mistar akan dinaikkan
setelah peserta lompat tinggi berhasil melewati ketinggian mistar. Peserta mestilah
melonjak dengan sebelah kaki Peserta juga boleh mulai melompat di mana ketinggian
permulaan yang disukainya. Lompatan atlet lompat tinggi akan dinyatakan batal jika
peserta menyentuh palang dan tidak melompat. Menjatuhkan palang pada saat
membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat apabila tidak berjaya
melompat.

Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak tiga kali bertutrut-turut (tanpa
di ambil kira di aras mana kegagalan itu berlaku) akan dikeluarkan dari pertandingan.
Seseorang peserta lompat tinggi berhak meneruskan lompatan (walaupun semua
peserta lain gagal) sehingga dia tidak dapat meneruskannya lagi mengikut peraturan.
Ketinggian lompatan di ukur secara menegak dari aras tanah hingga bahagian tengah
disebelah atas padang. Setiap peserta akan diberi peluang sebanyak tiga kali untuk
melakukan lompatan. Jika peserta tidak berhasil melewati mistar sebanyak tiga kali
berturut-turut, dia dinyatakan gagal.Untuk menentukan kemenangan, para peserta
harus berusaha melompat setinggi mungkin yang dapat dilakukan. Pemenang
ditentukan dengan lompatan tertinggi yang dilewati.

Ukuran Lapangan Lompat Tinggi

Berikut ini ukuran lapangan lompat tinggi termasuk sarana dan prasana yang
diperlukan dalam perlombaan lompat tinggi.

1. Arena untuk Awalan (Runway)

 Daerah awalan panjangnya. tidak terbatas minimum 15 m


 Daerah tumpuan harus datar dan tingkat kemiringanya 1 : 100

2. Tiang Lompat

Tiang lompat harus kuat dan kukuh,dapat terbuat dari apa saja asal kuat dan
kukuh.jarak kedua tiang tersebut adalah 3,98 – 4,02 m.

3. Bilah Lompat

Terbuat dari kayu,metal atau bahan lain yang sesuai dengan :


a) Panjang mistar lompat 3,98 – 4,02 m dan berat maksimal mistar adalah 2,00 kg
b) Garis tengah mistar antara 2,50 – 3,00 m, dengan penampang mistar terbentuk
bulat dan permukaannya harus datar dengan ukuran 3cm x 15 cm x 20 cm
c) Lebar penopang bilah 4 cm dan panjang 6 cm

4. Tempat Pendaratan

Tempat pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m yang terbuat dari busa dengan
ketinggian 60 cm dan di atasnya ditutupi oleh matras yang tebalnya 10 – 20 cm.
Gambar Lapangan Lompat Tinggi

Untuk lebih jelas lagi dalam memahami ukuran lapangan lompat tinggi, berikut ini kami
sampaikan diagram / gambar lapangan lompat tinggi.
TOLAK PELURU

Tolak peluru yaitu olahraga lempar dalam atletik yang dilakukan dengan cara menolak
atau mendorong peluru atau bola yang terbuat dari logam sejauh mungkin dari titik
lempar menuju titik pendaratan memakai teknik tertentu.

Permainan tolak peluru bisa dilakukan di lapangan indoor ataupun outdoor. Karena, tolak
peluru gak membutuhkan area pendaratan yang luas.

Meski terlihat mudah buat dilakukan, olahraga tolak peluru ini tergolong olahraga berat
yang gak bisa dilakukan oleh sembarangan orang.

Ada dua faktor yang menentukan dalam olahraga tolak peluru yaitu postur tubuh atlet
dan penguasaan teknik yang ada didalam permainan tolak peluru.

Sejarah Tolak Peluru

Olahraga tolak peluru udah ada sejak yunani kuno, tapi dengan cara yang beda pada
saat itu. Zaman dulu, tolak peluru bernama lempar beban atau weight trowing menurut
Homer.

Tapi, gak ditemukanya catatan sejarah dari bentuk dan juga bahan yang dipakai pada
waktu tersebut.

Tapi olahraga tolak peluru jadi salah satu bentuk dari latihan perang yang dilakukan
oleh para prajurit dari troya dan dipertandingkan antar prajurit.

Salah satu jejak olahraga tolak peluru yang berhasil ditemukan adalah kompetisi yang
diadakan di Negara Skotlandia di abad pertama.
Pada abad ke XVI Raja Henry ke VII menyelenggarakan pertandingan yang hampir
sama adalah lempar palu dan lempar beban.

Kompetisi pertama yang bentuknya seperti tolak peluru masa kini yaitu kompetisi pada
era pertengahan dimana kompetisi tersebut diselenggarakan oleh kalangan militer.

Yang kemudian diikuti oleh para prajurit yang melempar bola besi sejauh – jauhnya
dari titik tolak.

Kompetisi tolak peluru pertama kali didokumentasikan yaitu kompetisi di Skotlandia dan
sebagai salah satu dari The British Amateur Championsships di tahun 1866.

Sejak itu, olahraga tolak peluru mulai disukai di negara-negara Eropa dan jadi salah
satu atletik yang dipertandingkan dalam olimpiade moder pertama di Yunani pada
tahun 1896.

Peraturan Tolak Peluru

Setiap cabang olahraga tentu mempunyai peraturan sendiri, termasuk tolak


peluru. Ada beberapa peraturan permainan tolak peluru yang wajib ditaati para atlet.

 Atlet diperbolehkan memasuki lingkaran tolakan dari arah mana aja. Biasanya,
para atlet memilih buat memasuki lingkaran dari samping dan belakang.
 Atlet tolak peluru cuma diberi waktu selama 60 detik buat menyelesaikan
pertandingan, dihitung sejak namanya dipanggil. Kalo dalam waktu 3 menit
belum juga melakukan tolakan, atlet dikenakan diskualifikasi.
 Atlet dilarang memakai sarung tangan, tapi boleh memakai pelindung ruas jari
(taping) selama pertandingan.
 Atlet boleh memegang bagian dalam wilayah lemparan berupa lingkaran besi.
 Atlet harus menahan peluru memakai leher selama melakukan gerakan tolakan.
 Atlet akan didiskualifikasi kalo meletakkan peluru gak sesuai dengan peraturan,
contohnya di belakang kepala atau di depan perut.
 Peluru cuma boleh ditolak dengan memakai satu tangan dengan posisi lebih
tinggi dari bahu.
 Gerakan tolakan cuma boleh dilakukan di dalam lingkaran. Sedikit aja kakinya
ada di luar batas lingkaran, atlet tersebut dinyatakan didiskualifikasi.
 Peluru harus mendarat di sektor area pendaratan yang disediakan (34,92
derajat). Atlet akan didiskualifikasi kalo peluru jatuh di luar sektor pendaratan
atau 3 kali melakukan kegagalan.
 Pengukuran dilakukan mulai dari lokasi tempat peluru pertama kali jatuh sampai
ke tengah lingkaran.
 Setelah melakukan lemparan, atlet harus meninggalkan lingkaran melalui sisi
belakang lingkaran.
 Atlet baru boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru mendarat.

Lapangan Tolak Peluru

Lapangan buat tolak peluru hampir sama dengan lapangan lempar cakram. Bedanya
ada pada papan batas tolakan yang ada pada lingkaran tolak peluru.

Berikut dibawah ini ada beberapa ketentuan buat lapangan tolak peluru, diantaranya
yaitu:

 Lapangan tolak peluru terdiri dari 2 bagian yaitu lingkaran tolakkan dan sektor
pendaratan.
 Lingkaran tolakan punya diameter 2,235 meter dan dikelilingi ring besi dengan
ketebalan 66 mm dan tinggi 2 cm sebagai batas lingkaran. Bagian depan
lingkaran tolakkan dipasangi balok atas tolakan dengan panjang 1,22 meter,
tinggi 10 cm, dan tebal 11,4 cm.
 Sektor pendaratan berupa tanah yang ditandai garis batas (sector line) dan garis
ukur standar yang ada di tengah sektor pendaratan. Panjang sektor pendaratan
minimal 25 meter dengan sudut 40 derajat.

Peralatan Tolak Peluru

Peralatan – peralatan yang dibutuhkan dalam permainan tolak peluru adalah sebagai
berikut:

 Alat pengukur
 Peluit
 Bendera
 Bola peluru atau bola besi

Ada beberapa ketentuan dari bola peluru atau bola besi tersebut, diantaranya yaitu:

 Ukuran bola disesuaikan dengan jenis lapangan yang dipakai. Biasanya lapangan
indoor memakai bola yang berukuran sedikit lebih besar dari lapangan autdoor
dan bahan dari bola tersebut dibuat dari baha yang beda tapi punya berat yang
sama.
 Bola peluru tersebut bisa aja terbuat dari bahan besi, pasir, solid, logam,
stainless steel, polyvinyl dan material sintetis.
 Bola peluru atau besi buat junior putri yaitu dengan berat 3 kg.
 Bola peluru atau besi buat junior putra yaitu dengan berat 5 kg.
 Bola peluru atau besi buat senior putri yaitu dengan berat 4 kg.
 Bola peluru atau besi buat senior putra yaitu dengan berat 7.25 kg.
Gaya Tolak Peluru

1. Gaya Meluncur (Glide)

Gaya glide pertama kali dipakai dan pertama kali dikenalkan juga oleh Parry O’Brien
dari Amerika Serikat pada tahun 1951.

Cara melakukan gaya meluncur seperti berikut ini:

 Posisikan tubuh menghadap ke arah belakang atau membelakangi sektor


pendaratan.
 Pegang peluru dan tempelkan ke bagian leher kanan dengan posisi kepala
sedikit miring sesuai posisi peluru.
 Posisikan badang sedikit menunduk dan condong ke sisi kanan jadi bahu kiri
lebih tinggi.
 Tempatkan lengan kiri di depan wajah.
 Tekuk kaki kanan buat memberikan daya tolakan dan posisikan kaki kiri di
daerah belakang, bisa sedikit ditekuk atau lurus dengan ujung kaki menyentuh
lantai/tanah.
 Saat akan melakukan tolakan 180 derajat, condongkan badan sedikit ke depan
jadi ujung kaki kiri terangkat dari lantai, kaki kanan melakukan tolakan dan kaki
kiri terdorong sampai balok batas lempar.
 Bersamaan dengan gerakan tersebut, lakukan dorongan tangan dengan cara
memutar badan ke arah sektor pendaratan dan tangan kanan melakukan
tolakan sekuat tenaga.
 Saat tangan kanan melakukan tolakan, geser posisi kepala supaya gak
menghalangi peluru menuju sektor pendaratan.
 Terakhir buat atlet kidal, lakukan cara di atas dengan memakai anggota tubuh
yang berlawanan.

Lemparan terjauh dengan memakai gaya glide ini dimiliki oleh tim German yaitu Ulf
Timmermann dengan jarak lemparan sejauh 23,06 meter.
2. Gaya Berputar (Spin)

Gaya berputar pertama dilakukan oleh Aleksander Baryshnikov dari Rusia pada tahun
1972 dan membuat rekor baru putra dengan jarak 22 meter.

Sebelum melakukan lemparan atlet berputaran 360 derajat sebelum lemparan


dilakukan. Gaya tersebut mampu memberikan momentum yang terbaik buat melempar
peluru sejauh-jauhnya.

Cara melakukan gaya berputar, yaitu seperti ini:

 Pertama, posisikan tubuh sama seperti gaya glide yaitu menghadap ke


belakang, tangan kanan memegang peluru dan menempelkannya ke leher
kanan. Badan dalam posisi tegak dan kepala miring.
 Sejajarkan kedua kaki, jadikan kaki kiri sebagai tumpuan supaya kaki kanan bisa
diayun menuju tengah lingkaran.
 Kaki kanan menuju area tengan lingkaran dengan tetap membelakangi area
pendaratan dan udah bersiap jadi poros.
 Sebelum kaki kanan menapak tengah lapangan, kaki kiri yang sebelumnya jadi
poros diangkat dan diayunkan dengan gerakan melingkar jadi pada akhir
putaran tubuh, kaki kanan yang jadi poros.
 Tapakkan kaki kiri di daerah belakang kaki kanan, sejajar dengan jarak sebahu
lebih sedikit dan posisi tubuh serong ke arah samping belakang.
 Setelah kaki kiri menapak, tubuh dihadapkan ke sektor pendaratan dan
bersamaan dengan tangan sebelah kanan melakukan tolakan ke arah depan
dengan kekuatan penuh. Putaran tumit, pinggul, lutut dan dada ke arah depan
akan memberikan tambahan daya dorong.
 Setelah peluru terlempar, kemungkinan besar tubuh masih akan berputar karena
energi yang dilepaskan membentuk garis putaran tubuh.

Atlet terbaik dalam tolak peluru memakai gaya berputar atau spin yaitu Rabdy Brandes
yang berhasil melempar dengan jarak 23.12 meter.

3. Gaya Samping (Klasik)

Gaya samping adalah gaya yang paling tua dan gak ada yang tahu siapa penemu gaya
samping atau klasik tersebut.

Cara melakukan gaya samping yang benar, yaitu:

 Pertama, mengahadap kesamping dalam posisi siap sebelum melakukan


tolakkan peluru.
 Kemudian, peluru dipegang dengan kedua tangan dan tangan kanan menyangga
peluru diatas bahu. Lalu, tangan sebelah kiri memegang peluru bagian atas.
 Terakhir, peluru tersebut di lempar dengan satu tangan saja yaitu tangan kanan.

Teknik Dasar Tolak Peluru


Ada 3 teknik dasar dari permainan tolak peluru yang harus kamu ketahui, diantaranya
yaitu:

1. Teknik Memegang Peluru

Peluru besi yang dipakai dalam olahraga tolak peluru mempunyai bobot cukup berat
yaitu antara 3 kg sampai 7 kg lebih.

Makanya, kamu tuh harus menguasai cara memegang peluru dengan benar supaya jari
gak terluka atau bahkan sampai patah.

Caranya:

 Cara pertama, letakkan peluru di telapak tangan dan pegang peluru dengan erat
memakai jari-jari tangan dengan posisi jari-jari dikembangkan.
 Selanjutnya pakai jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis buat meletakkan
peluru.
 Lalu, letakkan jari kelingking di bagian samping peluru dalam posisi menekuk
dan ibu jari berada pada posisi biasa buat menjaga keseimbangan peluru.
 Kemudian, kamu berikan tenaga lebih pada ibu jari supaya bisa menahan peluru
lebih kuat, jadi gak jatuh.
 Cara kedua, rapatkan jari-jemari termasuk kelingking dan tempelkan pada
bagian belakang peluru. Letakkan ibu jari di bagian samping peluru agar
seimbang.
 Cara ketiga hampir sama dengan cara kedua yaitu dengan merapatkan jari-jari,
tapi dengan posisi sedikit lebih renggang. Teknik ini cocok buat kamu yang
mempunyai telapak tangan kecil.

2. Teknik Meletakkan Peluru di Leher

Cara melakukan teknik meletakkan peluru, yaitu:

 Pertama, sebelum kamu meletakkan peluru di leher, kamu harus udah


memutuskan teknik memegang peluru yang nyaman dan bisa menghasilkan
tenaga tolakkan yang paling besar.
 Lalu, penggunaan tangan kanan sangat dianjurkan buat memegang peluru,
kecuali buat kamu yang kidal.
 Kemudian, setelah peluru dipegang dengan teknik yang benar dan tempelkan
peluru pada leher samping kanan.
 Selanjutnya, ibu jari menempel di atas tulang yang ada di bagian bahu atau
tulang selangka.
 Posisikan siku lurus dan sejajar dengan bahu dan miringkan kepala ke arah
peluru supaya kedudukan peluru lebih stabil.

3. Teknik Menolak Peluru

Selain teknik memegang peluru dan meletakkannya di leher, teknik melempar atau
menolak peluru juga perlu diperhatikan agar menghasilkan lemparan sejauh mungkin.

a. Persiapan Tolak Peluru

Caranya:
 Sikap tubuh yang terbaik saat akan melempar peluru yaitu berdiri dengan tegak
dan rileks dengan posisi menghadap ke samping lapangan.
 Lalu buat memudahkan menolak, kaki direnggangkan selebar bahu dengan kaki
kanan sedikit ditekuk dan berat badan menumpu di kaki kanan.
 Tangan kanan yang memegang peluru diletakkan menempel di bahu, tepat di
bawah rahang dengan siku membentuk sudut 900 dan tangan kiri ditekuk
dengan siku menghadap arah tolakan.

b. Gerakkan Tubuh

Caranya:

 Saat memegang peluru, kaki yang dekat dengan sektor lemparan digerakkan
dengan cara diayun sebagai persiapan buat menolak peluru.
 Sedangkan, pinggang diputar ke sisi sektor lemparan jadi pinggul membantu
mendorong, tubuh condong ke depan dan pandangan fokus ke arah lemparan.

c. Akhir Tolak Peluru

Caranya:

 Sebelum menolak, posisi tubuh harus siap dengan kaki kanan yang akan
digerakkan ke depan sebagai tumpuan dan menggantikan kaki kiri yang dipakai
buat berisiap.
 Lalu, kaki kiri lurus ke belakang dan gak tegang, lutut kanan sedikit ditekuk agar
lebih kuat mendorong lemparan dan pandangan tetap fokus.
 Selanjutnya pada saat melakukan tolakan, putar badan ke arah sektor
pendaratan.
 Kaki kanan menolak dan melonjak agar tenaga yang cukup besar buat
mendorong peluru seluruhnya berada di tangan kanan yang memegang peluru.
 Setelah itu, lontarkan peluru dengan sudut dolakan 40 derajat ke arah atas.
 Setelah peluru dilontarkan, kaki mendarat kembali ke tanah dengan posisi
sedikit menekuk. Sedangkan, posisi badan ke arah depan dengan pandangan
melihat ke posisi jatuhnya peluru.
Atlet Tolak Peluru

Didalam sebuah sejarah prestasi tolak peluru ada 3 orang yang menjadi legenda
sampai saat ini, loh.

Pertama yaitu Randi Barnes dari Amerika Serikat dengan yang memecahkan rekor
dunia tolak peluru lapangan outdoor dan indoor dengan jauh lemparan 22.66 meter
indoor 23.12 meter outdoor.

Selain Barnes ada juga yang lain, dibawah ini ada beberapa atlet tolak peluru putra
papan atas yaitu:

 Randy Barnes dari Amerika Serikat di Wesrood pada 20 Mei 1990 dengan jauh
lemparan 23.12 meter.
 Ulf Timmermann dari German Timur di Khania pada 22 MEi 1988 dengan jauh
lemparan 23.06 meter.
 Alessandro Andrei dari Italia di Viaregio pada 12 Agustus 1987 dengan jauh
lemparan 22.91 meter.
 Brian Oldfield dari Amerika Serikat di El Paso pada 10 Mei 1975 dengan jauh
lemparan 22.86 meter.
 Werner Guntof dari Swiss di Bern pada 23 Agustus 1988 dengan jauh lemparan
22.27 meter.

Sedangkan, buat atlet tolak peluru putri papan atas yaitu:

 Natalya Lisosvkaya dari Rusia di Moscow pada 7 Juni 1987 dengan jauh
lemparan 22.63 meter.
 Helena Fibingerova dari Republik Ceko di Jablonec Nad Nisou pada 19 Februari
1977 dengan jauh lemparan 22.50 meter.
 Illona Slupianek dari German Timur di Postdam pada 11 Mei 1980 dengan jauh
lemparan 22.45 meter.
 Cloudia Losch dari German Barat di Hainfeld pada 23 Agustur dengan jauh
lemparan 22.19 meter.
 Ivanka Khristova dari Bugaria di Belmeken pada 4 Juli 1976 dengan jauh
lemparan 21.89 meter.

Anda mungkin juga menyukai