Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SALING MENASEHATI DENGAN

SANTUN DALAM ISLAM

DISUSUN OLEH :
GITA DAEVIANA

KELAS : XII OTKP I


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
GURU PEMBIMBING : EFRI INDRIYANI, S.Ag

SMK NEGERI 1 PRABUMULIH


TAHUN AJARAN :
2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas berkat & rahmatnya saya bisa
menyelesaikan pembuatan Makalah Menasehati Dengan Santun Dalam Islam ini, dalam
rangka memenuhi tugas mata pelajaran  Pendidikan Agama Islam dengan Guru
Pembimbing Ibu Efri Indriyani, S.Ag.

Saya berharap Makalah ini bisa bermanfaat kedepannya bagi saya dan bagi semua
pihak yang membacanya. Saya menyadari banyak kesalahan & kekurangan dalam
pembuatan makalah ini, untuk itu saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. Saya juga
mengharapkan kritik & saran agar bisa lebih baik kedepannya.

Gita Daeviana

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................ii


DAFTAR ISI .............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................2
2.1 Makna Saling Menasehati dan Berbuat Ihsan...........................................................2
2.2 Ayat al-Qur’an dan Hadis Nabi  Tentang  Saling Nasehat dan Ihsan.......................3
2.3 Nasihat Bersyukur Kepada Allah..............................................................................6
2.4 Nasihat  Berterima Kasih Kepada Kedua Orang Tua ..............................................6
2.5 Berbuat Ihsan Kepada Allah ....................................................................................7
2.6 Berbuat  Ihsan Kepada Sesama Manusia.................................................................8
2.7 Hikmah dan Manfaat Nasihat..................................................................................8
2.8 Rangkuman............................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP...................................................................................10


3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 10
3.2 Saran ............................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada era saat ini saling menasehati kepada sesama manusia seakan telah terhapus
oleh pergerakan zaman yang kian menghanguskan attitude anak-anak muda sekarang.
Padahal dalam Al-qur’an telah disebutkan perintah untuk saling menasehati dalam
kebaikan dalam surah Al-‘Ashr/103 ayat 1-3. Perintah tersebuut menjelaskan kewajiban
kita sebagai umat manusia untuk berbuat baik dan saling menasehati dalam kebaikan.
Namun, kenyataan yang kita jumpai saat ini yang terjadi adalah bukan saling menasehati
tetapi saling melupakan.
      Menyadari betapa pentingnya kultur saling menasehati dalam kehidupan sehari-
hari sebagai masyarakat Indonesia dan sebagai penyempurna akhlak kita sebagai umat
muslim, makalah ini bertujuan untuk membagun kembali kultur atau budaya yang kian
merosot karena dampak globalisasi yang mengakibatkan tingginya tingkat
individualisme. Di dalam Al-Qur’an QS. Lukman/31 : 13-14 bersyukur kepada Allah dan
bersyukur kepada kdua orang tua. Syukur kepada Allah berarti taqwa, taat kepada
pimpinan sekalipun dipimpin seorang hamba yang  rendah berkulit hitam dan berpegang
teguh kepada Sunah nabi dan Sunah para sahabat Khulafaur Rasyidin. Sedang bersyukur
kepada kedua orang tua adalah hormat dan patuh  mereka.  
      Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita untuk menyempurnakan
sikap kita sebagai makhluk ciptaan Allah yang sempurna. Aamiin.

1.2 Rumusan Masalah


1)      Apa Makna Dari Saling Menasehati?
2)      Apa ayat Al-Qur’an dan Hadis Nabi Tentang Saling Nasihat dan Ihsan?
3) Apa Nasihat Bersyukur Kepada Allah SWT?
4) Apa Nasihat Berterima Kasih Kepada Kedua Orang Tua?
5) Berbuat Ihsan Kepada Allah SWT
6) Berbuat Ihsan Kepada Sesama Manusia
7) Apa Hikmah dan Manfaat Nasihat?

1.3 Tujuan Penulisan


1)      Mengetahui Makna Dari Saling Menasehati
2)      Mengetahui ayat Al-Qur’an dan Hadis Nabi Tentang Saling Nasihat dan Ihsan
3) Mengetahui Nasihat Bersyukur Kepada Allah SWT
4) Mengetahui Nasihat Berterima Kasih Kepada Kedua Orang Tua
5) Mengetahui Berbuat Ihsan Kepada Allah
6) Mengetahui Berbuat Ihsan Kepada Sesama Manusia
7) Mengetahui Hikmah dan Manfaat Nasihat

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Makna Saling Menasehati dan Berbuat Ihsan
Nasihat berasal dari bahas Arab, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia  nasihat
diartikan  secara sederhana mauizah yaitu; ajaran atau pelajaran yangbaik; atau
diartikan anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik, kehendak baik. Saling
menasihati berarti saling menganjurkan kebaikan, saling menghendaki kebaikan, dan
saling mengingatkan.  Dalam al-Qur’an tidak didapati kata nasihat kecuali akar kata
seperti kata  nashahû  ‫حُوا‬H‫َص‬
َ ‫ن‬  yang berarti ikhlas nasihat kepada Allah  dalam QS. Al-
Taubah/9: 91  dan kata Nâshihunberarti   penasehat.
dalam QS. Al-A’raf/7: 68.
Kata “nasihat” banyak disebutkan dalam beberapa Hadis di antaranya Hadis yang
diriwayatkan oleh  Muslim dari  Tamim al-Dariy, Rasulullah saw bersabda:

)‫ال هَّلِل ِ َولِ ِكتَابِ ِه َولِ َرسُولِ ِه وَأِل َئِ َّم ِة ْال ُم ْسلِ ِمينَ َوعَا َّمتِ ِه ْم (صحيح مسلم‬
َ َ‫صي َحةُ قُ ْلنَا لِ َم ْن ق‬
ِ َّ‫الدِّينُ الن‬

Agama itu nasihat, kami bertanya: Untuk siapa ? Beliau menjawab untuk Allah, kitab-
Nya, Rasul-Nya, para pimpinan kaum msulimin dan umumnya kaum msulimin. (HR.
Muslim)

            Mayoritas isi kandungan agama adalah nasihat. Ada beberapa pengertian nasihat
yang berbeda bergantung konteks kepada siapa nasihat itu diberikan. Al-Khathabiy dan
ulama lain memberikan arti nasihat sebagaimana  yang dikutib oleh al-Nawawi pada
sayarah Muslim sebagai berikut:

1.            Nasihat untuk Allah diartikan beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya,
mematuhi segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

2.            Nasihat bagi kitab Allah, maknanya beriman keagungan kalam Allah al-Qur’an,
membaca, memahami dan mengamalkannya

3.            Nasihat kepada Rasul-Nya, maknanya mengimani kebenarannya, patuh segala yang


datang dari padanya dan menghidupkan Sunah-sunahnya

4.            Nasihat terhadap para pimpinan umat Islam, artinya membantu mereka dalam
melaksanakan kebenaran, taat segala perintahnya dan memberikan masukan saran secara
sopan jika mereka menyimpang.

5.            Nasihat kepada kaum muslimin semuanya, artinya memberikan petunjuk dan


bimbingan kepada mereka untuk kemaslahatan dunia dan akhirat serta mencegah
gangguan mereka

6.            Kata  Nasihat   sinonim  mauizhah sebagaimana yang disebutkan akar kata pada


QS. Lukman/31 : 13 mauizhanya Lukman terhadap anaknya.
a.       Sedangkan Ihsan secara sederhana  diartikan berbuat baik. Berbuat baik adakalanya
dalam ibadah dan adakalanya bermuamalah dengan sesama manusia. Ihsan dalam ibadah
sebagaimana Hadis Rasulullah ketika ditanya oleh Jibril:

َ ‫ أَ ْن تَ ْعبُ َد هللاِ َكأَنــَّـ‬: ‫ال فَأ َ ْخبِرْ نِ ْي َع ِن ا ِإلحْ َساِن قَا َل‬
)‫…(رواه مسلم‬    َ‫ فَإ ِ ْن لَ ْم تَ ُك ْن ت ََراهُ فَإِنَّهُ يَ َراك‬،ُ‫ك تَ َراه‬ َ َ‫ق‬

2
Kemudian dia berkata lagi, “Beritakan  padaku tentang Ihsan”. Lalu Rasul bersabda:
“Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak dapat
melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihat kamu”…(HR. Muslim)

Ihsan dalam ibadah berarti membaguskan ibadah, yaitu menyembah Allah seolah
melihat-Nya atau kalau tidak bisa sesungguhnya Allah melihat kita. Maknanya  usahakan
ibadahnya dibuat yang paling bagus dengan menjaga adab dan tata kramanya baik lahir
maupun batin, terutama, keikhlasan,  kekhusyu’an  dan ke khudhu’annya. Sedangkan
ihsan berbuat baik dalam bermuamalah dengan sesama saudara  dengan shilaturrahim,
membantu kerepotan dan kekurangannya.

2.2 Ayat al-Qur’an dan Hadis Nabi  Tentang  Saling Nasehat dan Ihsan

Firman Allah dalam QS. Lukman/31 : 13-14 tentang nasihat

ُ‫هُ أُ ُّمه‬H‫ ِه َح َملَ ْت‬H‫انَ بِ َوالِ َد ْي‬H‫ ْينَا اإْل ِ ْن َس‬H‫ص‬


َّ ‫) َو َو‬13( ‫ك لَظُ ْل ٌم َع ِظي ٌم‬ َ ْ‫ر‬H‫الش‬ِّ ‫ ِر ْك بِاهَّلل ِ إِ َّن‬H‫ي اَل تُ ْش‬َّ َ‫َوإِ ْذ قَا َل لُ ْق َمانُ اِل ْبنِ ِه َوهُ َو يَ ِعظُهُ يَا بُن‬
)14( ‫صي ُر‬ ْ
ِ ‫ي ال َم‬ َ ‫صالُهُ فِي عَا َمي ِْن أَ ِن ا ْش ُكرْ لِي َولِ َوالِ َد ْي‬
َّ َ‫ك إِل‬ َ ِ‫َو ْهنًا َعلَى َو ْه ٍن َوف‬

Kosa kata:

ُ‫يَ ِعظُه‬  = memberi nasihat akan dia , memberi mau’izhah kepadanya

‫لَظُ ْل ٌم‬  = sungguh kegelapan, penganiayaan

ُ‫صالُه‬
َ ِ‫ َوف‬  = bersapih dari susuan

Terjemahan:

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi


pelajaran kepadanya:"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
(QS. 31:13)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. 31:14)

Asbabun Nuzul Surah Luqman Ayat 13 dan 14

Diriwayatkan pula oleh Abu Sa’ad bin Abu Bakar al Ghazi berkata bahwa Muhammad
bin Ahmad bin Hamdan telah berkata kepada kami dan berkata bahwa Abu Ya’la telah
memberitahu kami dan berkata bahwa Abu Khutsaimah telah memberitahu kami dan
berkata bahwa al Hasan bin Musa telah memberitahu kami dan berkata bahwa Zuhair
telah memberitahu kami dan berkata bahwa Samak bin Harb telah memberitahu kami dan
berkata bahwa Mus’ab bin Sa’ad bin Abi Waqash dari ayahnya berkata, ”Ayat ini turun
3
tentang diriku.” Lalu dia berkata,” Ibu Sa’ad telah bersumpah untuk tidak berbicara
selama-lamanya sehingga dirinya (Sa’ad) mengingkari agamanya (Islam). Dia tidak
makan dan minum. Ibu berada dalam keadaan seperti itu selama tiga hari sehingga tampak
kondisinya menurun. Lalu turunlah firman Allah Swt.: ”Dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya). (HR. Muslim dari Abu
Khutsaimah).

Maka dari hadist tersebut diketahui bahwa ayat itu merupakan jawaban dari ALLAh
kepada Sahabat Saad bin Abi Waqost karena ibunya tidak ridho kepadanya karena ia
masuk islam hingga ibunya mogok makan. Namun dengan Rahmat ALLAH maka
ALLAh perintahkan Saad bin Abi Waqost untuk tetap berbakti kepada ibunya walaupun
ibunya bukan orang yang beriman, bahkan orang kafir. Maksud ayat ini adalah perintah
ALLAH agar kita berbakti kepada orang tua kita, walapun orang tua kita masihdalam
kekafiran.

Isi kandungan Q.S. Luqman (31) : 13-14 :

1. Mengedepankan strategi yang handal dalam berdakwah, ajakan, dan menasihati pihak lain
apalagi terhadap non Muslim.

2. Strategi dakwah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW adalah dengan santun, sabar,
sejuk, menentramkan dan tidak menyebebkan pihak lain lari dan semakin antipati pada
ajaran Islam.

3. Tentang larangan menyekutukan Allah SWT dengan apapun, dan penegasan bahwa syirik
itu merupakan kezaliman yang sangat besar.

4. Pentingnya memberi pengarahan, bimbingan dan nasihat yang baik.

5. Berikhtiar dalam menyampaikan nasihat dakwah.

6. Setelah menyampaikan ajaran tauhid sebagai dasar keimanan dan mereka menerimanya,
materi selanjutnya adalah ajakan untuk mengabdi kepada Allah SWT dan kerasulan Nabi
Muhammad SAW.

7. Setelah ajakan shalat diikuti dengan baik, materi selanjutnya adalah shadaqah yang
diambil dari orang-orang yang kaya dan diberikan kepada orang-orang miskin, sehingga
terjadi pemerataan kesejahteraan, karena di dalam harta orang kaya ada hak orang
miskin.

8.  Larangan mengambil harta sesama muslim secara tidak sah.

9.  Penegasan bahwa doa orang-orang yang terzalimi itu mudah dikabulkan Allah SWT,
sehingga menjadi peringatan kepada siapa saja, agar tidak berlaku zalim kepada orang

4
lain, karena hal tersebut dapat mengakibatkan malapetaka ketika orang yang kita zalimi
mengadukan nasibnya kepada Allah SWT

Sikap yang mencerminkan Q.S. Luqman (31) : 13-14:

1. Nasihat harus dilakukan dengan tutur kata yang santun, menentramkan, menyejukkan,
tidak mengabaikan ketegasan dan kedalaman nasihat yang disampaikan.

2.  Meneladani ketulusan Luqman dalam membina generasi penerus.

3.  Menjadikan rumah kita sebagai tempat menanamkan nilai-nilai akahlak.

4.  Menjauhi perilaku syirik dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Selalu bersyukur kepada
Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita.

5.  Berterima kasih kepada kedua orang tua atas segala pengorbanan dan ketulusan
mereka, terutama kepada ibu yang telah mengandung, menlahirkan dan merawat kita.
6.  Berusaha menjadi orang dewasa yang pautu diteladani oleh orang-orang yang lebih
muda.

7.  Siap untuk menerima nasihat dari manapun datangnya, meskipun dari orang yang lebih
muda atau lebih rendah martabat sosialnya dengan kita.

Firman Allah QS.  al-Baqarah/2: 83 tentang berbuat ihsan. Namun di sini paparkan


QS. al-Nisa/4 : 36    

ِ ُ‫ار ْال ُجن‬


‫ب‬ ِ H‫رْ بَى َو ْال َج‬HHُ‫ار ِذي ْالق‬
ِ ‫َوا ْعبُدُوا هَّللا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيئًا َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن إِحْ َسانًا َوبِ ِذي ْالقُرْ بَى َو ْاليَتَا َمى َو ْال َم َسا ِكي ِن َو ْال َج‬
‫ت أَ ْي َمانُ ُك ْم إِ َّن هَّللا َ اَل ي ُِحبُّ َم ْن َكانَ ُم ْختَااًل فَ ُخورًا‬
ْ ‫ب َوا ْب ِن ال َّسبِي ِل َو َما َملَ َك‬ ِ ‫ب بِ ْال َج ْن‬
ِ ‫َوالصَّا ِح‬

Kosa Kata:

‫إِحْ َسانًا‬  = berbuat baik

‫ار ِذي ْالقُرْ بَى‬


ِ ‫و ْال َج‬  =
َ tetangga dekat

ِ ‫ب بِ ْال َج ْن‬
‫ب‬ ِ ‫َّاح‬
ِ ‫ َوالص‬  = tetangga  yang jauh

Terjemahan:
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dan berbuat baiklah kepada dua orang tua ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu
sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri.(QS. Al-Baqarah/2 : 83)
      Hadis  tentang  memberi mau’izhah adalah sebagaimana   Hadits berikut:

‫ا‬HHَ‫ت ِم ْنه‬ ْ َ‫ ةً َذ َرف‬Hَ‫ةً بَلِيغ‬Hَ‫ دَا ِة َموْ ِعظ‬Hَ‫اَل ِة ْالغ‬H‫ص‬


َ ‫ َد‬H‫ا بَ ْع‬H‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَوْ ًم‬
َ ِ ‫اريَةَ قَا َل َو َعظَنَا َرسُو ُل هَّللا‬ ِ ‫اض ْب ِن َس‬ ِ َ‫ع َْن ْال ِعرْ ب‬
ِ ‫وى هَّللا‬H ِ ُ‫ال أ‬H
َ ‫ي ُك ْم بِتَ ْق‬H‫وص‬ َ َ‫ول هَّللا ِ ق‬ َ َ‫ت ِم ْنهَا ْالقُلُوبُ فَق‬
ٍ ‫ َود‬H‫ةُ ُم‬Hَ‫ال َر ُج ٌل إِ َّن هَ ِذ ِه َموْ ِعظ‬
َ H‫ا َر ُس‬Hَ‫ا ي‬HHَ‫د إِلَ ْين‬Hُ Hَ‫ا َذا تَ ْعه‬HH‫ِّع فَ َم‬ ْ َ‫ْال ُعيُونُ َو َو ِجل‬
ٌ
‫اَل لَة فَ َم ْن‬H‫ض‬ َ ‫ا‬Hَ‫ور فَإِنَّه‬H ُ ‫أْل‬ ً
ِ ‫ َدثَا‬Hْ‫يرًا َوإِيَّا ُك ْم َو ُمح‬Hِ‫ا َكث‬H‫اختِاَل ف‬ ْ ‫ َرى‬Hَ‫ ٌّي فَإِنَّهُ َم ْن يَ ِعشْ ِم ْن ُك ْم ي‬H‫ ٌد َحبَ ِش‬Hْ‫َوال َّس ْم ِع َوالطَّا َع ِة َوإِ ْن َعب‬
ِ ‫ت ا ُم‬

5
َ ‫و ِع‬HHُ‫ا َل أَب‬HHَ‫ك ِم ْن ُك ْم فَ َعلَ ْي ِه بِ ُسنَّتِي َو ُسنَّ ِة ْال ُخلَفَا ِء الرَّا ِش ِدينَ ْال َم ْه ِديِّينَ عَضُّ وا َعلَ ْيهَا بِالنَّ َوا ِج ِذ ق‬
ٌ ‫ ِد‬H‫ َذا َح‬Hَ‫ى ه‬H‫يس‬
‫ ٌن‬H‫يث َح َس‬ َ ‫أَ ْد َر‬
َ ِ‫ك َذل‬
)‫ص ِحي ٌح ُ (أخرجه الترمذي‬ َ

Dari `Irbadh bin sariyah berkata : Rasulullah saw pernah memberikan mauizhah
kepada kita pada suatu hari setelah shalat shubuh dengan nasihat yang mengharukan
sehingga meneteskan air mata dan membuat hati menjadi takut. Maka ada seorang laki-
laki bertanya : “Apakah ini mauizhah terakhir apa yang engkau sampaikan kepada kita
Ya Rasulullah ?” Beliau bersabda : Aku wasiatkan kepada kalian hendaklah taqwa
kepada Allah, mendengar dan taat kepada pimpinan sekalipun ia seorang hamba Habsyi
(berkulit hitam).  Sesungguhnya siapa di antara kalian yang hidup nanti akan melihat
banyak perpecahan dan perbedaan, jauhilah hal-hal yang baru sesungguhnya ia adalah
sesat. Barang siapa di antara kalian yang mendapatinya maka ikutilah sunnahku dan
sunnah khulafaur-Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah dengan gigi gerahammu.
(HR. al-Turmudzi, Hadis Hasan Shahih)

2.3 Bersyukur Kepada Allah


Sebagaimana dijelaskan  pada QS. Lukman/31 : 13-14 tentang nasehat Lukman al-
Hakim kepada anaknya. Lukman al-Hakim adalah seorang ahli hikmah bukan seorang
Nabi yang diberi wahyu.Al-Hikmah artinya paham agama diberi akal yang kritis dan
selalu benar. Isi nasihat agar anak kesayangannya beryukur kepada Allah  tidak
meyekutukan-Nya  (tidak syirik) dengan sesuatu karena susungguhnya syirik itu suatu
penganiayaan  yang agung. Nasihat syukur kepada anak Lukman  sebagaimana perintah
Allah kepada Lukman agar bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah
diberikannya. Perintah syukur dengan tegas disebutkan pada ayat sebelumnya yakni  QS.
Lukman/31 : 12.

H‫َولَقَ ْد آتَ ْينَا لُ ْق َمانَ ْال ِح ْك َمةَ أَ ِن ا ْش ُكرْ هَّلِل ِ َو َم ْن يَ ْش ُكرْ فَإِنَّ َما يَ ْش ُك ُر لِنَ ْف ِس ِه َو َم ْن َكفَ َر فَإ ِ َّن هَّللا َ َغنِ ٌّي َح ِميد‬

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:"Bersyukurlah


kepada Allah.Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. 31:12)

Perintah bersyukur kepada Allah juga diulangi dan diperkuat pada ayat 14 Surat
ْ ‫أَ ِن‬  hendaklah engkau bersyukur kepada-Ku. Bersyukur kepada Allah
Lukman  ‫ ُكرْ لِي‬H ‫اش‬
berarti taat dan taqwa kepadanya, sebagaimana mau’izhah Nabi kepada para sahabat
dengan suatu mau’izhah yang meneteskan air mata dan menggetarkan hati agar para
ِ ‫أُو‬  Aku wasiatkan kepada
sahabat taqwa kepada Allah swt. Rasul bersaabda: ِ ‫صي ُك ْم بِتَ ْق َوى هَّللا‬
kalian agar takwa kepada Allah.

          Isi mau’izhah yang diberikan Nabi Muhammd pada Hadis di atas realisasi syukur
kepada Allah  yaitu  taqwa, taat kepada pimpinan sekalipun dipimpin seorang hamba
yang  rendah berkulit hitam dan berpegang teguh kepada Sunah nabi dan Sunah para
sahabat Khulafaur Rasyidin.

2.4 Nasihat  Berterima Kasih Kepada Kedua Orang Tua

Redaksi  ayat di atas menunjukkan betapa agung dan tingginya bersyukur  kepada
kedua orang tua yang dijatuhkan setelah perintah menyembah kepada Allah. Orang tua
adalah manusia pertama dan utama di antara sekian banyak manusia yang lebih berhak

6
manerima kebaikan dari  anak-anaknya. Karena sebab adanya orang tua inilah anak
menjadi ada. Andaikata tidak ada orang tua,  anak tidak mungkin wujud di bumi ini. Dari
orang tua inilah anak lahir, karena kasih sayang orang tua inilah anak bisa hidup dengan
sempurna, dengan perhatian orang tua inilah anak menjadi dewasa   bahkan dengan
kesungguhan orang tua inilah anak menjadi orang yang pandai dan berkat do’a orang tua
inilah anak menjadi orang  sukses.

Karena besar jasa orang tua inilah mulai mengandung yang sangat berat dan
menyusui selama 2 tahun. Anak diperintah bersyukur, hormat da patuh kepada kedua
orang tua setelah bersyukur kepada Allah.  Firman Allah QS. Lukman/31 : 13-14

ِ ‫ي ْال َم‬
‫صي ُر‬ َ ‫أَ ِن ا ْش ُكرْ لِي َولِ َوالِ َد ْي‬
َّ َ‫ك إِل‬

Hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu dan kepada-
Kulah tempat kembali

 Anak sekalipun menjadi pejabat teratas tetap harus hormat kepada orang tua.
Anak sekalipun menjadi orang pandai  dan lebih pandai dari pada orang tuanya tetap harus
taat kepada orang tua. Orang tua ibarat seperti al-Qur’an sekalipun sudah rusak tetap harus
dihormati tidak boleh dihina, diremehkan  dan diinjak-injak apalagi  al-Qur’an yang masih
bagus.

2.5  Berbuat Ihsan Kepada Allah


Perintah berbuat Ihsan (berbuat baik)  secara seimbang, yakni berbuat ihsan
kepada Allah dan berbuat Ihsan kepada manusia sebagaimana Allah firmankan pada
QS. al-Nisa/4 : 36 

 ‫َوا ْعبُدُوا هَّللا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيئًا َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن إِحْ َسانًا‬

Dan sembahlah Allah jangan kamu sekutukan Dia dengan sesuatu dan berbuat
baiklah kepada kedua orang tua. Ibadah kebada Allah berarti:

‫ والخشوع لسلطانه فى السر والجهر‬، ‫عبادة هّللا هى الخضوع له وتمكين هيبته وعظمته من النفس‬

Ibadah kepada Allah adalah tunduk (khudhu’) kepada-Nya dan menghayati dalam
jiwa akan  kehaibatan da keagungan-Nya  serta khusyu’ terhadap kerajaan-Nya baik
dalam sembunyi maupun terbuka.[4]

Pengertian ibadah di atas sudah memasukkan makna ihsan kepada Allah yakni
beribadah secara khudhu’ dan khusyu’. Perintah menyembah kepada Allah, artinya taat
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan rasa rendah hati, dan
rendah diri disertai rasa cinta dan agung. Ihsan dalam beribadah maknanya sebagaimana
penjelasan di atas  menyembah kepada Allah dengan sebaik-baiknya dengan menjalankan
wajib dan sunah-sunahnya bahkan adab-adabnya, menjauhi yang membatalkan, yang
haram dan yang makruh. Ihsan dalam ibadah adalah melaksanakan ibadah dengan sebaik-
baiknya yakni dengan khusyu’ dan khudhu’. Ibadah yang baik adalah ibadah yang
dikerjakan  seolah-olah melihat Allah atau Allah meliht engkau.

7
2.6 Berbuat  Ihsan Kepada Sesama Manusia
Berbaut Ihsan atau berbuat baik  dengan sesama manusia setelah berbuat baik
dengan Allah swt. Berbuat ihsan sesuai dengan urutan dalam al-Qur’an mesti orang tua
terlebih dahulu kemudian yang terdekat dan yang terdekat.Urutannya sesuai dengan
urutan al-Qur’an yaitu:
1. Kedua orang tua, dialah yang melahirkan dan membesarkan menjadi manusia yang
sempurna.

2.       Kerabat, orang yang dekat hubungan keturunan seperti anak, cucu, saudara kandung,
paman, bibik dan seterusnya. Mereka lebih berhak menerima ihsan (kebaikan) dari
saudaranya, karena mereka orang yang terdekat kepada orang tua.Berbuat Ihsan kepda
kerabat setelah berbuat ihsan kepada kedua orang tua dan setelah berbuat ihsan kepada
Allah swt.
Al-Maraghiy mengatakan, jika seseorang telah melakukan ihsan kepada Allah,
maka lulurs imannya dan baik amalnya. Jika seseorang telah melaksanakan hak-haka
orang tua dengan baik, maka menjadi baik pula rumah tangganya dan kemuarganya. Dan
jika penghuni rumah itu saling berbuat baik kepada kerabtnya, maka rumah tangga itu
memiliki potensi yang besar untuk membentuk persatuan umat.[5]

3.       Yatim, seorang anak yang ditinggal wafat bapaknya. Bapak yang menjadi harapan
masa depannya telah tiada, sementara sang ibu tidak semampu bapak untuk mencukupi
dan memenuhi kehidupan sang anak, terutama dalam pendidika masa  depan si anak.
Tanggung jawab ihsan dipikulkan kepada seluruh umat Islam yang ada kamampuan.
Dalam ayat ini kedudukan yatim disandingkan dengan kerabatlum kerabat da yakni
setelah kerabat dan sebelum miskin, seolah yatim dijadikan bagian kerabat kaum
muslimin.

4.      Miskin, orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan tidak mampu mencukupi
kebutuhan keluarganya. Miskin perlu mendapat ihsan dari kaum muslimin agar kondisi
masyarakat mendapat ketenangan dan tidak timbul pencurian atau kejahatan. Miskin ada
dua macam; miskin yang uzur karena kelemahannya tidak mampu berusaha perlu
mendapaat ihsan. Kedua miskin yang tidak uzur orang yang miskin karena hidup berpoya-
poya, bentuk ini perlu mendapat nasihat dan petunjuk mencari pekerjaan.

5.      Tetangga dekat, sebagian ahli Tafsir ada yang mengartikan tetangga yang masih ada
hubungan kerabat atau tetangga yang dekat rumahnya sebagian pendapat sorang muslim

6.     Tetangga jauh, tetangga yang jauh rumahnya tetpi masih dinamai tetangga atau
diartikan perantau) singkatnya tetangga baik dekat maupun jauh.
Sebagian pendapat tetangga jauh adalam non muslim seperti Yahudi dan Nashrani.
Sebagian pendapat mengatakan tetangga adalah 40  rumah di berbagai arah, atau mereka
yang mendengar adzan.

7.     Teman sejawat, teman sepekerja, teman  musafir, teman, murid, dan istri

8.      Budak, seorang berstatus budak

2.7 Hikmah dan Manfaat Nasihat


1.  Terwujudnya saling peduli di antara sesama muslim dengan adanya saling menasihati dan
mengingatkan.

8
2.  Terbiasa berlapang dada ketika mendapat nasihat dari orang lain yang menyangkut
kekurangan diri.
3.  Terbiasa bersikap, bertutur kata, dan berperilaku sopan santun kepada sesama.
4.  Terbiasa bersikap toleran ketika melihat perbedaan.
5.  Terwujudnya lingkungan yang jauh dari kemaksiatan dan penyakit sosial.
6.  Terwujudnya ketenteraman dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat.

2.8 Rangkuman
Makna nasehat beragam intinya anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik,
kehendak baik. Saling menasihati berarti saling menganjurkan kebaikan, saling
menghendaki kebaikan, dan saling mengingatkan. Kata “nasihat” banyak disebutkan
dalam beberapa Hadis di antaranya Hadis yang diriwayatkan oleh  Muslim bahwa agama
itu nasihat. Sedangkan Ihsan secara sederhana  diartikan berbuat baik. Berbuat baik
adakalanya dalam ibadah dan adakalanya bermuamalah dengan sesama manusia.
       Isi kandungan QS. Lukman/31 : 13-14 bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada
kedua orang tua. Syukur kepada Allah berarti taqwa, taat kepada pimpinan sekalipun
dipimpin seorang hamba yang  rendah berkulit hitam dan berpegang teguh kepada Sunah
nabi dan Sunah para sahabat Khulafaur Rasyidin. Sedang bersyukur kepada kedua orang
tua adalah hormat da patuh  mereka.  Isi kandungan QS. al-Nisa/4 : 36 Perintah berbuat
Ihsan (berbuat baik)  secara seimbang, yakni berbuat ihsan kepada Allah dan berbuat
Ihsan kepada manusia;dua orang tua ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan
hamba sahayamu. Bentuk bererbuat Ihsan  dengan sesama manusia dalam berbagai
bentuk,ucapan, perbuatan dan sikap, secara moral maupun material dan sosial yang
disebut dengan silaturahim.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Makna dari nasihat adalah 'menyuruh kebajikan dan melarang kemungkaran', yaitu
mengajak orang lain untuk mengerjakan perbuatan yang dapat mendekatkan dirinya
kepada Allah SWT dan mengajaknya untuk tidak melakukan perbuatan yang malah dapat
menjauhkan diri dari-Nya.
Ayat al-Qur’an dan Hadis Nabi  Tentang  Saling Nasehat dan Ihsan adalah Q.S
Luqman ayat 13-14. Isi kandungan QS. Lukman/31 : 13-14 bersyukur kepada Allah dan
bersyukur kepada kedua orang tua. Syukur kepada Allah berarti taqwa, taat kepada
pimpinan sekalipun dipimpin seorang hamba yang  rendah, berkulit hitam dan berpegang
teguh kepada Sunah nabi dan Sunah para sahabat Khulafaur Rasyidin.
Hikmah dan Manfaat Nasihat adalah Terwujudnya saling peduli di antara sesama
muslim dengan adanya saling menasihati dan mengingatkan,terbiasa berlapang dada
ketika mendapat nasihat dari orang lain yang menyangkut kekurangan diri, terbiasa
bersikap, bertutur kata, dan berperilaku sopan santun kepada sesama, terbiasa bersikap
toleran ketika melihat perbedaan, terwujudnya lingkungan yang jauh dari kemaksiatan dan
penyakit sosial, terwujudnya ketenteraman dan kedamaian dalam kehidupan
bermasyarakat.

3.2 Saran
Sebagai sesama muslim, alangkah baiknya jika kita saling menasehati dan saling
mengingatkan. Supaya terciptanya saling peduli antar sesama. Kita juga harus berlapang
dada ketika mendapat nasihat dari orang lain. Dan kita juga harus bertutur kata, bersikap
dan berperilaku dengan baik. Agar terwujudnya lingkungan yang jauh dari kemaksiatan
dan penyakit sosial.
Demikianlah makalah ini saya buat dengan sebaik-baiknya. Namun, saya juga
manusia yang mempunyai banyak salah. Mohon maaf bila dalam penyusunan makalah
masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran dari guru dan pembaca untuk menunjang karya tullis saya selanjutnya.
Terima Kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA
http://westbatavia.blogspot.com

https://nurussyahid.blogspot.id/2015/02/memahami-makna-menasehati-dan-berbuat.html?
m=1

http://anisulyaaff.blogspot.com/

https://www.ngecaprak.com/2020/10/materi-pai-saling-menasehati-dengan.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai