Anda di halaman 1dari 33

PENUGASAN TERSTRUKTUR

KLIPING IPS
PENJELAJAHAN SAMUDRA OLEH BANGSA EROPA

Disusun oleh :
1. SALSABILA ARIZKI (27/VIII A)

SMP NEGERI 2 SLEMAN


Jl. Bhayangkara No.15, Morangan, Triharjo, Sleman, Yogyakarta.
Tahun Ajaran 2017/2018

Kata Pengantar

1
Assalamualaikum, Wr.Wb.
Puji dan syukur kami panjatkan Ke-hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan kliping ini dengan
baik.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan kliping ini. Dalam penyusunan kliping ini, banyak kesulitan yang kami
alami terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang kami miliki. Namun berkat
bimbingan dan bantuan dari semua pihak kliping ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam menyusun kliping ini tentu ada kesalahan, kami mengharap kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan kliping ini. Demikianlah kliping ini disusun agar dapat
bermanfaat bagi semua orang. Apabila terdapat kesalahan kami minta maaf yang sebesar-
besarnya.
Wassalamualaikum, wr.wb.

Sleman, 18 Januari 2018


Hormat kami

Penyusun

DAFTAR ISI

2
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
PENDAHULUAN 4
BAB I 5
Penjelajahan Samudra Oleh Bangsa Portugis 5
A. Peta Pelayaran Bangsa Portugis 5
B. Pelayaran Oleh Bartholonius Dias 6
C. Pelayaran Oleh Vasco Da Gama 7
D. Pelayaran Oleh Alfonso De Albuquerqu 9
BAB II 12
Penjelajahan Samudra Oleh Bangsa Spanyol 12

A. Peta Pelayaran Bangsa Spanyol 12


B. Pelayaran Oleh Christopher Colombus 13
C. Pelayaran Oleh Ferdinand Magelkhaens 15
BAB III 20
Penjelajahan Samudra Oleh Bangsa Inggris 20

A. Peta Pelayaran Bangsa Inggris 20


B. Pelayaran Oleh Sir Francis Drake 21
C. Pelayaran Oleh Sir James Lancaster Dan George Raymond 22
D. Pelayaran Oleh Sir Henry Middleton 23
E. Pelayaran Oleh William Dampier 24
F. Pelayaran Oleh James Cock 26
BAB IV 27
Penjelajahan Samudra Oleh Bangsa Belanda 27

A. Peta Pelayaran Bangsa Belanda 27


B. Pelayaran Oleh Barents 28
C. Pelayaran Oleh Cornelis De Houtman 29
D. Pelayaran Oleh Abeltasman 31
PENUTUP 33
A. Kesimpulan 33
B. Kritik dan Saran 33

PENDAHULUAN

3
Penjelajahan samudra disebabkan karena bangsa eropa kekurangan rempah-rempah.
Hal ini dimula saat bangsa eropa kalah pada perang salib. Karena kekalahan itu Kota
Konstantinopel yang merupakan pusat perdagangan rempah-rempah jatuh ke tangan Negara
Turki. Sejak saat itu bangsa eropa tidak boleh lagi membeli rempah-rempah di Kota
Konstantinopel dan menyebabkan bangsa eropa kekuranan rempah-rempah. Karena hal itu
mendorong bangsa eropa untuk melakukan penjelajahan samudra dan mencari negara
penghasil rempah-rempah.
Penjelajahan samudra dipelopori oleh bangsa portugis yang bernama Bartholomeus
Dias. Bartholomeus Dias menjelajahi samudra sampai ke tanjung harapan kemudian dilajutkan
oleh Vasco Da Gama dari portugis penjelajahannya sampai di Calcuta, India.
Kemudian banyak bermunculan seperti dari bangsa Spanyol, Inggris, Belanda yang
melakukan penjelajahan samudra. Tujuan mereka menjelajahi samudra bermacam-macam
salah satunya adalah mencari rempah-rempah. Mereka menjelajahi samudra menuju negara
penghasil rempah-rempah salah satunya Indonesia.

BAB I

4
PENJELAJAHAN SAMUDRA OLEH BANGSA PORTUGIS

A. Peta Pelayaran Bangsa Portugis

B. Pelayaran Oleh Bartholomeus Dias

5
Setelah perjanjian Thordesillas (1492) pelaut-pelaut Portugis di bawah
pimpinan Bartholomeus Diaz mencoba mencari jalan keluar untuk menemukan dunia
Timur (pusat rempah-rempah). Namun pelayarannya Bartholomeus Diaz hanya sampai
di ujung Afrika Selatan (1496). Hal ini disebabkan oleh besarnya gelombang ombak
Samudera Hindia, sehingga kapal-kapal yang dibawa oleh Bartholomeus Diaz tidak
berhasil melewatinya. Oleh Bartholomeus Diaz tanjung itu dinamakan Tanjung
Pengharapan (Cape of Good Hope atau Tanjung Harapan).
Ekspedisi berlayar selatan sepanjang pantai Barat Afrika. Extra ketentuan
dijemput di tengah jalan di benteng Portugis Sao Jorge de Mina di Gold Coast. Setelah
berlayar terakhir Angola Dias mencapai mencapai Golfo da Conceição (Walvis Bay)
pada bulan Desember. Setelah mengitari Tanjung Harapan pada jarak yang cukup,
Bartholomeus Dias melanjutkan ke timur dan dimasukkan apa yang ia bernama Aguada
de Sao bra (Teluk Saint Blaise) kemudian berganti nama menjadi Mossel Bay pada 3
Februari 1488. ekspedisi Dias mencapai titik terjauh pada 12 Maret 1488 ketika mereka
berlabuh di Kwaaihoek, dekat muara Bushman’s River, di mana padrão-the Padrão de
São Gregorio didirikan sebelum kembali Dias ingin terus berlayar ke. India, tetapi ia
terpaksa kembali saat krunya menolak untuk melangkah lebih jauh Ia hanya pada
perjalanan pulang bahwa ia benar-benar menemukan Tanjung Harapan, Mei 1488. Dias
kembali ke Lisbon pada bulan Desember tahun itu, setelah tidak menemui hasil yang
di inginkan selama enam belas bulan.
Penemuan bagian sekitar Afrika signifikan karena, untuk pertama kalinya,
Eropa bisa melakukan perdagangan langsung dengan India dan bagian-bagian lain di
Asia, melewati rute darat melalui Timur Tengah, dengan tengkulak mahal. Laporan
resmi ekspedisi telah hilang.
Dias awalnya bernama Tanjung Harapan di “Tanjung Badai” (Cabo das
Tormentas). Ia kemudian diganti oleh Raja John II dari Portugal menjadi Tanjung
Harapan (Cabo da Boa Esperança) karena mewakili pembukaan rute perjalanan ke
timur.

C. Pelayaran Oleh Vasco Da Gama

6
Vasco da Gama, ia merupakan seorang penjelajah atau pelaut berkebangsaan
Portugis yang menemukan jalur jalan laut langsung dari Eropa ke Malabar, India
dengan melakukan penjelajahan laut mengelilingi Afrika.
Latar belakang Vasco da Gama melakukan penjelajahan karena ia ditugasi oleh
Raja Manuel I dari Portugis untuk mencari negeri-negeri Kristen di benua Timur dan
untuk mendapatkan akses Potugis ke pasar komersial di benua Timur.
Da Gama pun memperluas penjelajahan laut dari pendahulunya, Bartolomeu
Diaz yang pertama-tama mengelilingi Tanjung Harapan di Afrika pada tahun 1488,
yang berpuncak dengan penjelajahan laut Portugis yang didukung oleh sekolah
pelayaran dari Henrique sang Navigator.
Pelayaran da Gama berhasil membangun rute laut dari Eropa ke India yang
memungkinkan perdagangan dengan Timur Jauh, tanpa menggunakan rute kafilah Jalur
Sutera yang mahal dan tidak aman, antara Timur Tengah dan Asia Tengah.
Namun, pelayaran ini juga terhambat oleh kegagalannya untuk membawa
barang-barang yang menarik bagi bangsa-bangsa di Asia kecil dan India karena rute ini
penuh bahaya, meskipun begitu pelayaran pertama da Gama langsung menghasilkan
era dominasi Eropa, selama ratusan tahun melalui kekuatan laut dan perdagangan dan
kolonialisme Portugis selama 450 tahun di India yang menghasilkan kekayaan dan
kekuasaan bagi tahta Portugal.
Vasco da Gama tiba di India pada 20 Mei 1498, awalnya terjadi perundingan
sengit dengan penguasa setempat yakni Zamorin yang akhirnya menghasilkan Wyatt
Enourato dalam perlawanan melawan pedagang Arab, akhirnya da Gama berhasil
memperoleh sebuah surat yang ambigu berisi konsesi untuk hak-hak perdagangan,
namun ia haru berangkat tanpa peringatan setelah Zamorin memaksa agar da Gama
meninggalkan semua barangnya sebagai kolateral. Da Gama mempertahankan berang-
barangnya tetapi meninggalkan beberapa orang Portugis dengan perintah memulai
sebuah pos perdagangan.
Pada tanggal 12 Februari 1502 da Gama kembali berlayar dengan sebuah
armada 20 kapal perang, untuk memaksakan kepentingan Portugis, pada suatu saat, da
Gama menantikan sebuah kapal yang kembali dari Mekah dan menyita semua barang
dagangannya. 4 hari kemudian kapal itu tenggelam dan menewaskan semua
penumpangnya. Ketika da Gama kembali ke Calicut pada 30 Oktober 1502 pihak

7
Zamorin bersedia menandatangi suatu perjanjian, setelah kembali ke Portugal, pada
September 1503 ia diangkat menjadi Count from vidigueira di tanah yang sebelumnya
dimiliki oleh keluarga Braganca, ia juga dianugerahi dengan hak-hak feodal dan
yurisdiksi atas vidigueira dan vila dos Frades.
Setelah mendapatkan reputasi yang ditakuti sebagai “problem solving” terhadap
masalah-masalah yang muncul di India, ia diutus ke anak benua itu sekali lagi pada
tahun 1524. Dalam hal ini, ia menggantikan Eduardo de Menezes sebagai Raja Muda
“wakil” dari wilayah kekuasaan Portugis, tetapi ia menderita malaria tak lama setelah
tiba di Goa, India dan meninggal di kota Cochin di malam natal tahun 1524. Tubuhnya
mula-mula dimakamnkan di Gereja St. Francis, Fort Kochi, Kochi dan belakangan
jasadnya dipindahkan ke Portugis pada tahun 1539, lalu dimakamkan kembali di sebuah
kuburan yang indah di vidigueira, Biara Hieronimit di Belem dibangun untuk
menghormati pelayarannya ke India.

D. Pelayaran Oleh Alfonso De Albuquerqu

8
Alfonso lahir pada 1453 di Alhandra dekat Lisbon dan mati pada 15 Desember
1515 di lautan dekat Goa, India. Dia adalah seorang tentata Potugis, penakluk Goa
(1510) di India, dan Malaka (1511) di dekat Malaysia. Tujuan dari penjelajahannya
adalah untuk menguasai jalur perdagangan laut yang melalui daerah Timur dan
membangun benteng-benteng pertahanan untuk memperluas daerah kekuasaan
Portugis di dunia Timur.
Alfonso adalah anak kedua dari Senor Vila Verde. Kakek buyut dan kakeknya
(dari pihak ayah) adalah sekretaris rahasia dari Raja John I dan Raja Edward (Duarte),
Kakek (dari pihak ibu) adalah seorang panglima Portugis. Alfonso melayani selama 10
tahun di Africa Utara, dimana dia memperoleh pengalaman militer dalam perang salib
melawan Kerajaan Muslm. Dia ikut ambil bagian saat Alfonso V mengalahkan Arzila
dan Tangier pada 1471. Raja John II (memerintah tahun 1481-1495) menunjuk Alfonso
sebagai pemimpin pasukan berkuda. Pada tahun 1489, dia melayani di Africa Utara
untuk mempertahankan Graciosa. Di bawah pemerintahan Raja Manuel I, Alfonso tidak
terlalu terlibat dalam kepemimpinan tentara tapi dia tetap terlibat melayani di Moroko.
Meskipun Alfonso mulai terkenal di bawah pemerintahan Raja John II dan
mendapatkan pengalaman di Africa, tetapi reputasinya lebih terkenal karena
penjelajahannya di Timur. Ketika Vasco Da Gama pulang ke Portugis pada tahun 1499
setelah menjadi orang pertama yang melewati Tanjung Harapan, Raja Manuel segera
memerintahkan Pedro Alvares Cabral untuk membuka hubungan dan perdagangan
dengan raja-raja India. Namun, para pedagang Arab yang saat itu memonopoli
perdagangan rempah-rempah membuat Kerajaan Hindu di Kalkuta menentang bangsa
Portugis. Meskipun demikian ada juga Raja India (Cochin) di daerah pantai Barat daya
India yang mau menyambut orang-orang Portugis. Pada tahun 1503, Alfonso tiba
dengan sepupunya Fransisco untuk melindungi Raja di Cochin, di sana dia membangun
benteng Portugis pertama di Asia dan dijaga sekelompok tentara Portugis.. Setelah
mendirikan pos dagang di Quilon, dia kembali ke Lisbon pada bulan Juli 1504 dan ikut
ambil bagian untuk menyusun kebijakan perdagangan. Pada tahun 1505, Raja Manuel
menunjukk Dom Fransisco de Almeida sebagai Gubernur pertama di India. Tujuan
Almeida adalah mengembangkan perdagangan dan membantu sekutu - sekutu Portugis.
Alfonso menggunakan kapal Tristao da Cunha untuk menjelajahi pantai timur Africa
pada bulan April 1506 dan membangun sebuah benteng di pulau Socotra untuk
memblokir ujung dari Laut Merah dan memotong jalur perdagangan bangsa Arab
dengan India. Lalu pada bulan Agustus 1507, Alfonso menaklukkan Hormuz, sebuah

9
pulau di kanal antara Teluk Persia dan Teluk Oman, untuk membuka perdagangan
Persia dengan Eropa. Dia tidak berhasil membangun benteng di Hormuz karena terjadi
perselisihan dengan beberapa kapten kapalnya yang berangkat ke India. Namun,
Alfonso tetap berangkat untuk menjelajahi pantai-pantai di Persia dan Arab hanya
dengan dua kapal.
Raja Manuel menunjuk Alfonso untuk menggantikan Almeida sebagai
Gubernur India. Ketika Alfonso tiba di India pada bulan Desember 1508, Almeida telah
berhasil mengalahkan Kalkuta tetapi angkatan laut Mesir telah mengalahkannya dan
membunuh anaknya. Karena dia ingin membalas dendam atas kematian anaknya maka
dia menuntut untuk terus memimpin dan agar tidak ikut campur maka Alfonso pun
dipenjarakannya. Pada bulan Februari 1509, Almeida mengalahkan raja - raja Muslim
di Diuin dan pada bulan November, dengan kedatangan sebuah armada dari Portugis,
maka dia akhirnya melepaskan Alfonso dan menyerahkan jabatannya sebagai Gubernur
kepada Alfonso.
Rencana Alfonso adalah untuk menguasai rute utama perdagangan laut di Timur
dan mendirikan benteng-benteng untuk menandai daerah kekuasaan Portugis.
Usahanya untuk menguasai Cochin pada bulan Januari 1510 tidak berhasil. Di bulan
Februari, Alfonso menyadari bahwa akan lebih baik bila dia menguasai kerajaan -
kerajaan muslim di India. Oleh sebab itu dia menyerang Goa dengan 23 kapal dengan
dibantu oleh Timoja, seorang bajak laut yang sangat kuat. Dia berhasil menguasainya
pada bulan Maret 1510 tapi berhasil diusir oleh pasukan kerajaan muslim pada bulan
Mei, dan akhirnya benar-benar berhasil menguasai Goa pada bulan November.
Setelah kemenangannya melawan kerajaan-kerajaan muslim, kerajaan-kerajaan
Hindu menerima kehadiran orang-orang Portugis di India. Alfonso berencana
menjadikan Goa sebagai pangkalan untuk melawan kerajaan-kerajaan muslim,
mengalihkan perdagangan rempah-rempah ke Goa, dan menjadi tempat untuk
penyediaan kuda-kuda Persia untuk raja-raja Hindu. Dengan menikahkan tentara -
tentaranya dengan janda-janda korban peperangan di sana, dia membangun populasi
bar di Goa sehingga persediaannya dilindungi oleh komunitas penduduk di bawah
kekuasaan khusus. Setelah membentuk pemerintahan khusus di Goa, Alfonso
melanjutkan perjalanan untuk menaklukkan Malaka, daerah yang sangat penting dalam
jalur perdagangan rempah - rempah di Timur. Dia berhasil menguasai pelabuhan di
Malaka pada bulan Juli 1511, menempatkan tentara-tentara penjaga di sana dan
mengirim kapal-kapal untuk mencari rempah-rempah.
Sementara itu Goa sekali lagi diserang secara besar-besaran. Pada bulan Januari
1512, dia berhasil merebut Goa kembali. Setelah menguasai pergerakan barang-barang
dagangan dengan sistem perijinan, Alfonso menjelajahi Laut Merah dengan membawa
pasukan Portugis dan pasukan India. Karena Socotra tidak cocok untuk dijadikan pusat
pertahanan, dia berusaha menguasai Aden tapi gagal. Kemudian dia menjelajahi pantai
Arab dan Abisinia. Setelah dia kembali ke India, dia berhasil menaklukkan Kalkuta,
daerah yang sangat menentang kedatangan bangsa Portugis.

10
Pada tahun 1515, dia meninggalkan Goa dengan 26 kapal ke Hormuz dan
berhasil menguasai sebagian dari pulau itu. Namun, dia jatuh sakit dan harus kembali
ke Goa pada bulan September. Namun, dalam perjalanan, dia mendapati bahwa Goa
telah dikuasai oleh Lope Soares, musuh pribadinya. Alfonso meninggal di kapal bahkan
sebelum dia sampai ke tempat tujuannya.
Semua rencana Alfonso dipengaruhi oleh semangat perang salib dari Raja John
II dan yang lainnya. Dia tidak pernah membiarkan tujuannya teralihkan oleh
pencapaiannya di dunia perdagangan. Rencana terbesarnya dan juga merupakan
pencapaiannya yang utama sebenarnya adalah ketika dia berhasil membuat bangsa
Persia melawan Turki dan menghancurkan Mesir dengan mengalihkan aliran sungai
Nil.

11
BAB II
PENJELAJAHAN SAMUDRA OLEH BANGSA SPANYOL

A. Peta Pelayaran Bangsa Spanyol

12
B. Pelayaran Oleh Christopher Colombus

Columbus merupakan seorang penjelajah dan navigator yang lahir pada 1451 di
Republik Genoa, atau sekarang disebut Italia. Pada usia 20, ia pidah ke Lisabon,
Portugal, dan kemudian pindah ke Spanyol, yang tetap menjadi basis rumahnya selama
hidupnya.

Columbus pertama kali pergi ke laut saat remaja. Ia berpartisipasi dalam


beberapa pelayaran perdagangan di Laut Mediterania dan Laut Aegea. Salah satu
pelayaran itu, ke pulau Khois, di zaman Yunani modern.

Pelayaran pertamanya ke Samudera Atlantik pada 1476 hampir membuat


nyawanya melayang karena armada komersial yang dilayarkannya diserang oleh
perwira swasta Prancis di lepas pantai Portugal. Kapalnya terbakar dan Columbus harus
berenang ke pantai Portugis. Dia berjalan ke Lisabon, Portugal, di mana dia akhirnya
menetap dan menikahi Felipa Perestrello. Pasangan ini memiliki satu anak laki-laki
sekira 1480.

Istrinya meninggal tak lama setelah itu, dan Columbus pindah ke Spanyol. Di
sisi lain, Columbus memiliki putra kedua, Fernando, yang lahir pada 1488 dengan
Beatriz Enriquez de Arana.

Setelah berpartisipasi dalam beberapa ekspedisi lain ke Afrika, Columbus


memperoleh pengetahuan tentang arus Atlantik yang mengalir ke timur dan barat dari
Kepulauan Canary. Pulau-pulau Asia di dekat China dan India terkenal dengan rempah-
rempah dan emas mereka, sehingga menjadikannya tujuan yang menarik bagi orang
Eropa.

Sejak dominasi Muslim atas rute perdagangan melalui Timur Tengah membuat
perjalanan ke arah timur menjadi sulit, Columbus merancang sebuah rute untuk
berlayar ke barat melintasi Atlantik untuk mecapai Asia, karena percaya akan lebih
cepat dan lebih aman.

Dia memperkirakan Bumi menjadi sebuah bola dan jarak antara Kepulauan
Canary dan Jepang menjadi sekira 2.300 mil. Banyak ahli bahari kontemporer tidak
sejutu dengan klaim jarak itu.
13
Mereka berpegangan pada perkiraan BCQ abad ke-2 yang diketahui sekara pada
jarak 25.000 mil, yang membuat jarak sebenarnya antara Kepulauan Canary dan Jepang
sekira 12.200 mil.

Terlepas dari ketidaksetujuan mereka dengan Columbus mengenai masalah


jarak, mereka sependapat bahwa perjalanan ke barat dari Eropa akan menjadi jalur air
yang tak terganggu. Columbus mengusulkan pelayaran tiga kapal penemuan melintasi
Atlantik pertama ke raja Portugis, lalu ke Genoa dan akhirnya ke Venesia. Sayangnya,
ia ditolak.

Pada 1486, dia pergi ke kerajaan Spanyol dan gagasannya menggelitik para raja.
Columbus terus melobi istana kerajaan, dan segera setelah tentara Spanyol merebut
markas besar Muslim terakhir di Granada pada Januari 1492, raja-raja tersebut berniat
membiayai ekspedisinya.

Pada Agustus 1492, Columbus meninggalkan Spanyol dengan tiga kapal. Dia
berlayar di Santa Maria, bersama Pinta dan Nina di sampingnya.

Setelah 36 hari berlayar ke arah barat melintasi Atlantik, Columbus dan


beberapa awak kapal menginjakkan kaki di sebuah pulau di Bahamas saat ini,
mengklaimnya untuk Spanyol. Di sana, ia bertemu dengan penduduk asli yang pemalu,
namun ramah, terbuka untuk berdagang dengan para pelaut, bertukar manik-manik
kaca, burung beo, dan tombak.

Columbus dan orangnya melanjutkan perjalanan mereka, mengunjungi pulau-


pulau di Kuba dan Hispaniola dan bertemu dengan para pemimpin penduduk asli.

Selama masa ini, Santa Maria hancur di terumbu karang di lepas pantai
Hisponiola. Dengan bantuan beberapa penduduk pulau, orang-orang Columbus
menyelamatkan apa yang mereka bisa dan membangun pemukiman Villa de la Navidad
dengan kayu dari kapal.

Sebanyak 39 orang tinggal untuk menempati pemukiman itu. Yakin


penjelajahannya telah sampai di Asia, dia berlayar pulang dengan dua kapal yang
tersisa. Kembali ke Spanyol pada 1493, Columbus memberikan laporan yang agak
berlebihan dan diterima dengan hangat oleh pengadilan kerajaan.

14
C. Pelayaran Oleh Ferdinand Magelkhaens

Ferdinand Magellan adalah seorang petualang Portugis. Dia lahir di Sabrosa, di


Portugal utara, dan melayani Raja Charles I dari Spanyol dalam rute pencarian ke arah
barat menuju "Kepulauan Rempah-rempah" (Kepulauan Maluku).
Magelhaens adalah orang pertama yang berlayar dari Eropa ke barat menuju
Asia, orang Eropa pertama yang melayari Samudra Pasifik, dan orang pertama yang
memimpin ekspedisi yang bertujuan mengelilingi bola dunia. Meskipun Magelhaens
sendiri tewas terbunuh oleh Datuk Lapu-Lapu di Filipina dalam persinggahannya di
Hindia Timur sebelum menuju Eropa, delapan belas anggota kru dan armadanya
berhasil kembali ke Spanyol pada tahun 1522, setelah mengelilingi bumi. Ia gagal
mencapai tujuannya mengelilingi bumi tanpa henti, dan diteruskan oleh Juan Sebastián
Elcano.

Keluarga Magelhaens adalah keluarga bangsawan, maka, menurut kebiasaan


setempat, Fernando telah direkrut sejak mudanya sebagai ajudan di istana kerajaan. Di
sini, selain mendapat pendidikan, ia belajar secara langsung prestasi pria-pria seperti
Christopher Columbus, yang baru kembali dari Amerika setelah mencari rute pelayaran
laut di sebelah barat ke Kepulauan Rempah (Indonesia) yang menjadi buah bibir.

Sayangnya Raja Portugis John, terbunuh pada tahun 1495 dan Pangeran
Manuel, yang lebih berminat akan harta sebaliknya daripada penjelajahan, naik takhta.
Karena alasan tertentu, Manuel tidak menyukai Fernando yang kala itu berusia 15 tahun
dan selama bertahun-tahun mengabaikan permintaannya untuk melaut. Tetapi sewaktu
Vasco da Gama kembali dari India membawa muatan rempah-rempah, Manuel
mengendus aroma kekayaan yang berlimpah. Akhirnya, pada tahun 1505, ia
mengizinkan Magelhaens berangkat dari Afrika Timur dan India dalam sebuah armada
Portugal untuk membantu mengambil alih perdagangan rempah dari para saudagar
Arab. Setelah itu, ia berlayar lebih jauh ke timur ke Malaka bersama ekspedisi militer
lainnya.

Dalam pertikaian di Maroko pada tahun 1513, Magelhaens mengalami cedera


yang serius di lutut. Akibatnya, ia menjadi timpang seumur hidupnya. Ia meminta

15
Manuel untuk menaikkan pensiunnya. Tetapi kebencian Manuel tidak berkurang, tidak
soal seberapa besarnya penjelajahan, pengorbanan, dan keberanian Magelhaens.

Pada masa paling sulit dalam kehidupan Magelhaens, ia dikunjungi oleh


seorang teman lama, navigator terkenal, Joāo de Lisboa. Mereka berdua membahas cara
mencapai Kepulauan Rempah dengan pergi ke barat daya, melalui el paso—sebuah
selat yang menurut kabar angin adalah jalan pintas melewati Amerika Selatan—dan
kemudian menyeberangi samudera yang belum lama itu ditemukan oleh Balboa
sewaktu ia mengarungi tanah genting Panama. Mereka yakin bahwa di sisi lain dari
samudera ini terletak Kepulauan Rempah.
Magelhaens kini sangat berhasrat untuk melakukan apa yang gagal dilakukan
Columbus menemukan rute barat menuju Timur, yang ia yakin lebih pendek daripada
rute sebelah timur. Tetapi ia membutuhkan dukungan finansial. Maka, karena masih
merasa jengkel atas kegusaran Manuel, ia meniru langkah Columbus, meminta
dukungan raja Spanyol.

Dengan peta terbuka lebar, Magelhaens menyajikan pendapatnya kepada


penguasa muda Spanyol, Charles I, yang sangat berminat akan rute sebelah barat ke
Kepulauan Rempah yang diajukan Magelhaens karena ini akan menutup jalur
perdagangan Portugal. Selain itu, Magelhaens memberitahunya bahwa karena berjalan
dari barat, Kepulauan Rempah bisa diklaim sebagai wilayah Spanyol, bukan Portugal.
Portugis hanya bisa mengklaim wilayah timur dari batas pulau Cape Verde. Ini diatur
dalam Perjanjian Tordesillas.

Raja Charles berhasil diyakinkan. Ia memberi Magelhaens lima kapal tua untuk
diperbaiki dan dipersiapkan guna ekspedisi tersebut, mengangkat dia menjadi kapten-
jenderal armada itu, dan menjanjikannya pembagian laba dari rempah-rempah yang
dibawa pulang. Magelhaens segera mulai bekerja. Tetapi karena sabotase Raja Manuel,
dibutuhkan lebih dari satu tahun hingga armada tersebut akhirnya siap untuk
pelayarannya yang bersejarah.

Pada tanggal 20 September 1519, San Antonio, Concepción, Victoria, dan


Santiago yang terbesar hingga yang terkecil mengikuti kapal induk Magelhaens,
Trinidad, kapal terbesar kedua, seraya mereka berlayar menuju Amerika Selatan. Pada
tanggal 13 Desember, mereka mencapai Brasil, dan sambil menatap Pāo de Açúcar,
atau Pegunungan Sugarloaf, yang mengesankan, mereka memasuki teluk Rio de Janeiro
yang indah untuk perbaikan dan mengisi perbekalan. Kemudian mereka melanjutkan
ke selatan ke tempat yang sekarang adalah Argentina, mencari el paso, jalur yang sulit
ditemukan yang menuju ke samudera lain. Sementara itu, udara semakin dingin dan
gunung es mulai tampak. Akhirnya, pada tanggal 31 Maret 1520, Magelhaens
memutuskan untuk melewatkan musim salju di pelabuhan San Julián.

Pelayaran tersebut kini telah memakan waktu enam kali lebih lama daripada
pelayaran Columbus mengarungi Samudra Atlantik yang pertama kali tanpa membawa
hasil. Beberapa kali terjadi pemberontakan. Namun, berkat tindakan yang cepat dan

16
tegas di pihak Magellan, hal itu digagalkan dan dua pemimpin pemberontak tersebut
tewas.

Kehadiran kapal asing di pelabuhan menarik perhatian penduduk lokal yang


kuat dan berbadan besar. Merasa seperti orang kerdil dibandingkan dengan raksasa-
raksasa ini, para pengunjung tersebut menyebut daratan itu Patagonia—dari kata
Spanyol yang berarti kaki besar. Mereka juga mengamati "serigala laut sebesar anak
lembu, serta angsa berwarna hitam dan putih yang berenang di bawah air, makan ikan,
dan memiliki paruh seperti gagak", yang mengarah kepada bentuk penguin.

Di daerah lintang kutub sering mengalami badai yang ganas secara tiba-tiba,
dan sebelum musim dingin berakhir, armada itu mengalami korban pertamnya, kapal
Santiago yang kecil. Namun, untunglah para awaknya dapat diselamatkan dari kapal
yang karam itu. Setelah itu, keempat kapal yang masih bertahan, terus berlayar di
bawah guyuran air hujan yang membeku, semua mata terpaku pada sebuah celah di
sebelah barat. Akhirnya, mereka berbalik dan memasuki selat yang belakangan dikenal
sebagai Selat Magelhaens! Namun, San Antonio berkhianat, dengan sengaja
menghilang di tengah jaringan rumit selat itu dan kembali ke Spanyol.

Ketiga kapal yang masih bertahan, diperlambat oleh teluk yang sempit di antara
tebing-tebing berselimut salju, terus berlayar. Merek mengamati begitu banyaknya api
di sebelah selatan, kemungkinan dari perkemahan orang Indian, jadi mereka menyebut
daratan itu Tierra del Fuego, “Tanah Api”.
Setelah melewati lima minggu, mereka berlayar menuju sebuah samudra yang
sedemikian tenangnya sehingga Magelhaens menamakannya Pasifik. Para pelaut
bergembira karena merasa tidak ada lagi bencana, namun ternyata lebih sulit karena
sulit sekali angin yang membuat mereka terombang-ambing kelaparan di tengah laut.

Antonio Pigafetta, seorang Italia menulis, "Hari Rabu, tanggal dua puluh
delapan November 1520, kami . . . memasuki Laut Pasifik, dan selama tiga bulan dua
puluh hari kami belum mengisi perbekalan... Kami hanya makan biskuit busuk yang
telah menjadi remah, dan penuh dengan belatung, dan berbau busuk akibat kotoran
tikus di atasnya... dan kami minum air yang berwarna kuning dan berbau busuk. Kami
juga makan kulit sapi... , serbuk gergaju, dan tikus-tikus yang masing-masing berharga
setengah keping emas, tetapi tidak banyak yang dapat kami tangkap". Jadi, seraya angin
segar terus menerpa layar mereka dan air jernih menyelusup di bawah ujung geladak
mereka, pria-pria ini tergeletak sekarat akibat kudis. Sembilan belas orang meninggal
pada saat mereka mencapai Kepulauan Mariana, pada tanggal 6 Maret 1521.

Magellan kemudian terlibat bentrok dengan penduduk pulau, sehingga mereka


hanya berhasil mendapat sedikit makanan segar sebelum berangkat. Kemudian, pada
tanggal 16 Maret, mereka melihat Filipina. Akhirnya, akhirnya semua pria ini mendapat
makanan yang baik, beristirahat, dan memulihkan kesehatan dan kekuatan mereka.
Sebagai pria yang sangat religius, Magelhaens mengajak banyak penduduk
lokal dan penguasa mereka pada agama Katolik. Tetapi semangatnya juga menjadi

17
kebinasaannya. Ia menjadi terlibat dalam pertikaian antarsuku dan, dengan hanya 60
pria, menyerang sekitar 1.500 penduduk pribumi, dengan keyakinan bahwa senapan
busur, senapan kuno, dan Tuhan akan menjamin kemenangannya. Sebaliknya, ia dan
sejumlah bawahannya tewas. Magelhaens berusia sekitar 41 tahun. Pigafetta yang setia
meratap, 'Mereka membunuh cerminan, penerang, penghibur, dan penuntun sejati kita'.
Beberapa hari kemudian, sekitar 27 perwira yang hanya menyaksikan dari kapal
mereka, dibunuh oleh para kepala suku yang sebelumnya bersahabat.

Sewaktu Magelhaens tewas, ia berada di lingkungan yang tidak asing. Sedikit


ke arah selatan terletak Kepulauan Rempah dan ke arah barat, Malaka, tempat ia pernah
berjuang pada tahun 1511. Seandainya, sebagaimana diperkirakan oleh beberapa
sejarawan, ia berlayar ke Filipina setelah pertempuran di Malaka, maka sesungguhnya
ia telah mengelilingi bola bumi meskipun, tentu saja, tidak dalam sekali jalan. Ia telah
mencapai Filipina dari timur dan barat.
Karena sekarang jumlah awak pelayaran itu tinggal sedikit dan salah satunya
sudah bocor, maka tidak mungkin untuk berlayar dengan tiga kapal, jadi mereka
menenggelamkan Concepción dan berlayar dengan dua kapal yang masih tinggal ke
tujuan terakhir mereka, Kepulauan Rempah. Kemudian, setelah mengisi muatan dengan
rempah-rempah, kedua kapal itu berpisah. Akan tetapi, awak kapal Trinidad ditangkap
oleh Portugal dan dipenjarakan.

Namun, Victoria, di bawah komando Juan Sebastián de Elcano luput dari


pengejaran. Sambil menghindari hampir semua pelabuhan, mereka mengambil risiko
melewati rute Portugal mengelilingi Tanjung Harapan. Namun, tanpa berhenti untuk
mengisi perbekalan merupakan strategi yang mahal. Sewaktu mereka akhirnya
mencapai Spanyol pada tanggal 6 September 1522 tiga tahun sejak keberangkatan
mereka hanya 18 pria yang sakit dan tidak berdaya yang bertahan hidup. Meskipun
demikian, tidak dapat dibantah bahwa merekalah orang pertama yang berlayar
mengelilingi bumi. Muatan rempah Victoria seberat 26 ton menutup ongkos seluruh
ekspedisi.

Selama bertahun-tahun, Magelhaens tidak mendapat tempat semestinya dalam


sejarah. Disimpangkan oleh laporan para kapten yang memberontak, orang-orang
Spanyol menodai reputasinya, mengatakan bahwa ia seorang bengis dan tidak becus.
Orang Portugis mencapnya sebagai pengkhianat. Berkat catatan Pigafetta yang gigih
salah seorang dari 18 navigator yang selamat itu dan sekitar 5 anggota lainnya dalam
ekspedisi tersebut, nama Magelhaens mendapat tempat dalam catatan sejarah dunia.
Sesungguhnya, "tidak ada pelayaran manusia yang sedemikian penting hingga
mendaratnya Apollo 11 di Bulan, 447 tahun kemudian", demikian tulis Richard
Humble, dalam The Voyage of Magellan. Mengapa pelayaran Magelhaens sedemikian
penting? Pertama, ia membuktikan bahwa Amerika bukan bagian serta tidak berdekatan
dengan Asia, sebagaimana yang dipikirkan oleh Columbus. Kedua, pada akhir
pelayaran itu, perbedaan satu hari dalam tanggal memperlihatkan perlunya menetapkan
suatu garis penanggalan internasional. Dan terakhir, sebagaimana dikatakan penulis

18
sains Isaac Asimov, ia memperlihatkan bahwa bumi berbentuk bulat selaras dengan
Alkitab yang ia percayai. Alkitab sendiri telah menyatakannya lebih dari 2.250 tahun.

Ketika satu kapal yang selamat, Victoria, kembali ke pelabuhan setelah


menyelesaikan perjalanan mengelilingi dunia yang pertama kali, hanya 18 orang laki-
laki dari 237 laki-laki yang berada di kapal pada awal keberangkatan. Di antara yang
selamat, terdapat dua orang Italia, Antonio Pigafetta dan Martino de Judicibus. Martino
de Judicibus (bahasa Spanyol: Martín de Judicibus) adalan orang dari Genoa[1] yang
bertindak sebagai Kepala Pelayan. Ia bekerja dengan Ferdinand Magellan pada
perjalanan historisnya untuk menemukan rute barat ke Kepulauan Rempah-rempah
Indonesia.[2] Sejarah perjalanannya diabadikan dalam pendaftaran nominatif pada
Archivo General de Indias di Seville, Spanyol. Nama keluarga ini disebut dengan
patronimik Latin yang tepat, yakni: "de Judicibus". Pada awalnya ia ditugaskan pada
Caravel Concepción, satu dari lima armada Spanyol milik Magellan. Martino de
Judicibus memulai ekspedisi ini dengan gelar kapten.

19
BAB III
PENJELAJAHAN SAMUDRA OLEH BANGSA INGGRIS

A. Peta Pelayaran Bangsa Inggris

20
B. Pelayaran oleh Sir Francis Drake

Pelayaran bangsa Inggris dalam mencari rempah rempah dimulai oleh


rombongan Sir Francis Drake pada tahun 1577. Drake bersama rombongannya bertolak
dari Inggris menuju ke arah barat, berlayar menyusuri samudra atlantik. Ia mendapati
badai besar yang mengharuskan Drake dan rombongannya untuk menepi di daratan.
Drake menepi di Teluk San Julian, yang sekarang termasuk daerah Argentina.
Rombongan Sir Francis Drake melanjutkan pelayaran setelah badai reda menuju ke
arah selatan, memasuki selat Magellan di ujung Amerika Selatan.
Pada tahun 1578, Drake bersama rombongannya memasuki Samudra Pasifik
dan berlayar menuju ke arah utara. Ia singgah di Chili untuk menyerang kota-kota yang
dikuasai oleh Spanyol. Di Chili, Drake mendapat grafik/peta perjalanan ke Peru dari
pelaut bangsa Spanyol. Selain mendapat peta, Drake juga mendapat beberapa anggur.
Drake dan rombongannya melanjutkan perjalanan dan sampai di Peru. Di Peru, Drake
mendapatkan emas dan perhiasan lainnya dalam jumlah yang banyak.
Tahun 1579, Drake menyebrangi samudra pasifik hingga sampai di perairan
Filipina. Dari Filipina, Drake melanjutkan pelayaran memasuki perairan Indonesia. Ia
berhasil berlabuh di Ternate, Maluku. DI Ternate, Drake mendapatkan rempah-rempah
dalam jumlah yang besar. Setelah dirasa mendapatkan rempah-rempah, Drake dan
rombongannya memutuskan untuk kembali ke Inggris.
Dalam perjalanan pulang, Drake bersama rombongannya melewati lautan
Afrika. Kemudian memasuki daerah Tanjung Harapan. Hingga akhirnya ia sampai di
Inggris pada tahun 1580. Sesampainya di Inggris, Drake mendapat penghargaan oleh
Ratu Elizabeth I sebagai orang Inggris pertama yang berhasil mengelilingi Bumi
dengan selamat.

21
C. Pelayaran Oleh Sir James Lancaster Dan George Raymond

Pada tahun 1591 satu ekspedisi yang terdiri dari tiga buah kapal bertolak dari
Plymouth, Inggris dipimpin oleh George Raymond dan James Lancaster, tujuannya
adalah ke India Timur melalui Tanjung Harapan. Penjelajahan ini tidak begitu berhasil
karena hanya satu kapal yang berhasil melanjutkan perjalanan yaitu kapal yang
dipimpin oleh Lancaster. George Raymond tenggelam, sedangkan sebuah kapal
terpaksa kembali.
Di India, Lancaster mendirikan EIC (East Indian Company). Ia dibantu oleh
Jhon Davis dalam mengurusi hal perdagangan di India. Lancaster mendapat perintah
untuk melanjutkan pelayaran mencari sumber rempah-rempah yang lebih melimpah.
Pada tahun 1602, Rombongan Lancaster dan maskapai dagang EIC tiba di Aceh,
melalui selat malaka. Ia terus melanjutkan perjalanan hingga ke Banten. Lancaster
merasa bingung mendapati bahwa Belanda menyikapi kedatangan bangsa Inggris
sebagai lawan. Padahal di kawasan Eropa, Belanda dan Inggris merupakan sekutu. Di
Banten, Lancaster juga mendirikan kantor dagang EIC. Ia sebagai pengurus di kantor
dagang tersebut.
Sir James Lancaster kembali ke negerinya, Inggris pada tahun 1603 dengan
membawa kapal yang dipenuhi oleh lada. Ia bersama rombongannya bertolak dari
Banten berlayar menuju arah barat mengarungi samudra hindia, melewati perairan
afrika selatan dan juga Tanjung Harapan. Hingga akhirnya sampai di Inggris dengan
selamat.

22
D. Pelayaran Oleh Sir Henry Middleton

Ekspedisi Sir Henry Middleton ditujukan untuk melanjutkan misi Lancaster


dalam mengurusi perdagangan Inggris (EIC) di Indonesia.
Rute perjalanan Sir Henry Middleton saat menuju ke kepulauan Indonesia
hampir sama dengan rute Lancaster. Perjalanan Middleton bersama rombongannya
dimulai pada tahun 1604. Ia dari Inggris berlayar menuju ke selatan. Menyusuri
perairan Cabo da Roca Portugal dan Pulau Canary. Ia singgah di Teluk Verde, Afrika
Barat karena persediaan makanan telah menipis. Ia mencari persediaan makanan di
daratan Afrika Barat. Setelah dirasa mendapatkan makanan yang cukup, Middleton
melanjutkan pelayaran menyusuri perairan Afrika Selatan dan memasuki Samudra
Hindia. Middleton menyebrangi Samudra Hindia hingga mencapai pulau Sumatra.
Dari Sumatra, Middleton menuju ke Banten pada akhir tahun 1604. Dari Banten
ia berlayar lagi menuju ke Ambon (1605) untuk berunding dengan Portugis untuk
memperoleh hak dagang disana. Namun, hal ini ditentang oleh Belanda. Belanda
menjadikan Inggris sebagai lawannya. Setelah Ambon, Sir Henry Middleton juga
mengunjungi berbagai pulau di Maluku, seperti Ternate dan Tidore. Dari Pulau
Maluku, Kapal Middleton dipenuhi oleh rempah-rempah, seperti lada dan cengkeh.
Setelah dirasa sudah mendapatkan rempah-rempah yang cukup, Sir Henry
Middleton memerintahkan kepada rombongan lainnya untuk pulang ke Inggris melalui
jalur yang sama seperti perjalanan berangkat sebelumnya dengan membawa rempah-
rempah. Sedangkan Sir Henry Middleton tetap di Nusantara untuk mengurusi EIC. Ia
mencoba mendirikan pusat-pusat perdagangan baru. Namun hal ini sia-sia, karena ia
mendapatkan perlawanan dari pihak Belanda. Sir Henry Middleton meninggal di
Banten pada tanggal 24 Mei 1613.

23
E. Pelayaran Oleh William Dampier

William Dampier dilahirkan di East Coker, Somerset, Inggris pada Agustus


1651 dan meninggal dunia di London, Inggris pada Maret 1715, pada usia 63 tahun
adalah seorang bajak laut, kapten laut, penulis, dan penyelidik ilmiah berkebangsaan
Inggris. Dia adalah orang Inggris pertama yang menjelajahi atau memetakan bagian-
bagian New Holland (Australia) dan Pulau Papua. Dia adalah orang pertama yang
mengitari dunia sebanyak tiga kali.
Diana dan Michael Preston, dalam karya mereka A Pirate of Exquisite Mind
(Bajak Laut yang Berotak Cemerlang), menjelaskannya sebagai petualang-penjelajah
samudera terhebat, orang Britania ataupun bukan, di antara para pengikut Elizabeth
(yang terkenal adalah Sir Francis Drake dan Sir Walter Raleigh) dan James Cook. Dia
pernah dijuluki ilmuwan alam, Alex George, sebagai "sejarawan alam Australia
pertama".
Dampier pertama berlayar sebagai remaja belasan tahun, melintasi Samudera
Atlantik hingga ke Newfoundland menggunakan bahtera saudagar, dan pelayarannya
yang kedua membawanya ke Pulau Jawa. Dia menggabungi Angkatan Laut Britania
Raya pada tahun 1673 dan ikut serta dalam dua peperangan Schooneveld pada bulan
Juni tahun itu. Tugasnya dipersingkat karena penyakit yang membawa malapetaka, dan
dia kembali ke Inggris untuk beberapa bulan penyembuhan. Beberapa bulan berikutnya
dia mengupayakan kehidupannya pada berbagai karier, termasuk di antaranya
pengelola perkebunan (di Jamaika) dan pembalakan kayu (di Meksiko), sebelum dia
menggabungi ekspedisi pelayaran lainnya.
Peta dari A New Voyage Round the World, yang diterbitkan pada tahun 1697
oleh William Dampier, kapten laut Inggris, sejarawan alam, dan kadang-kadang
menjadi bajak laut. Pantai Nyamuk diberi tanda bintang. Dampier dan kawanannya,
ahli bedah dan bajak laut Lionel Wafer menggambarkan orang Miskito pada periode
1690-1700. Kelompok kesukuan ini, seringkali bercampur baur dengan budak-budak
pelarian, membentuk budaya yang berbeda di kawasan pesisir, kadang-kadang
membentuk persekutuan dengan bajak laut untuk melawan otoritas Spanyol pada abad
16 sampai 18.
Pada tahun 1679 Dampier menggabungi bajak laut Kapten Bartholomew Sharp
di Spanyol Besar di Amerika Tengah, dua kali mengunjungi Pantai Campeche. Hal ini
24
membawanya ke pengitaran pertama: pada tahun 1679 dia menggabungi sebuah
penyerbuan melintasi Tanah Genting Darién di Panama dan menangkap bahtera
Spanyol di pesisir Pasifik di bagian tanah genting itu; bajak laut kemudian menyerang
pendudukan Spanyol di Peru sebelum kembali ke Karibia.
Dampier berlayar ke Virginia, yang pada tahun 1683 dia ikut serta dengan
privatir John Cooke atau Cook. Cooke memasuki Pasifik melalui Tanjung Horn dan
menghabiskan waktu satu tahun untuk merampas kepemilikan Spanyol di Peru,
Kepulauan Galápagos, dan Meksiko. Ekspedisi ini mengumpulkan para bajak laut dan
bahtera sebab ia berangkat bersama-sama, pada waktu serempak berlayarlah satu
rombongan yang terdiri dari 10 bahtera. Cooke meninggal dunia di Meksiko, dan
seorang pemimpin baru, Edward Davis, adalah kapten yang dipilih oleh para awak.
Dampier dipindahkan ke bahtera milik Kapten Charles Swan, privatir Cygnet, dan pada
31 Maret 1686 mereka melintasi Pasifik untuk menyerbu Hindia Timur, di Guam dan
Mindanao. Meninggalkan Swan dan 36 yang lainnya, privatir-privatir lainnya berlayar
ke Manila, Pulau Condor, Cina, Kepulauan Maluku, dan New Holland (Australia).
Permulaan tahun 1688 Cygnet menepi di pantai barat laut Australia, di dekat
King Sound. Sementara bahtera menepi, Dampier membuat catatan tentang binatang
dan tumbuhan dan penduduk asli yang dia jumpai. Di penghujung tahun yang sama,
menurut perjanjian, dia dan dua rekan sebahteranya terdampar di salah satu pulau di
Kepulauan Nikobar. Mereka mendapati sebuah kano kecil yang mereka modifikasi
setelah pada awalnya terbalik dan kemudian berjaya mengadapi badai besar di perairan
"Acheen" (Aceh), Sumatera. Setelah petualangan berikutnya Dampier kembali ke
Inggris pada tahun 1691 melalui Tanjung Harapan, tanpa uang tetapi berbekal jurnal-
jurnalnya.

25
F. Pelayaran Oleh James Cook

Pada tahun 1768 Cook mendapat perintah dari Markas Besar Angkatan Laut
Inggris untuk mencari daerah jajahan baru di daerah sekitar Samudra Pasifik. Ia juga
mendapat perintah dari Royal Society (Lembaga Ilmu Pengerahuan Kerajaan Inggris)
supaya mengantar para ilmuwan ke Tahiti. Tugas para ilmuwan itu membuat peta
perlintasan Planet Venus antara Bumi dan Matahari.
Ia memulai perjalanan dari Inggris pada tanggal 25 Agustus 1768. Dari Inggris
terus berlayar menuju arah selatan hingga sampai di perairan Amerika Selatan.
Kemudia ia belok ke barat dan sampai di Tahiti pada tanggal 13 April 1769.
Selepas dari Tahiti, James Cook melanjutkan pelayaran untuk mencari daerah
kutub selatan (daerah antartika). Tanggal 6 Oktober 1769, Cook bersama
rombongannya tiba di perairan Selandia Baru. Namun, oleh penduduk setempat
dilarang untuk menepi di daratan. Cook berlayar ke utara dengan tujuan untuk mencari
daratan sebagai tempat berlabuh. Pada tanggal 19 Oktober 1769 Cook tiba di Teluk
Uawa. Penduduk di daerah itu ramah. Cook bersama anak buahnya disambut dengan
hangat. Mereka lalu melakukan barter barang dengan rempah-rempah.
Pada tahun 1770 Cook berhasil mendarat di pantai Timur Australia dan
menjelajahi pantai Australia secara menyeluruh pada tahun 1771. Oleh karena itu,
James Cook sering dikatakan sebagai penemu Benua Australia.
Selepas dari Australia, James Cook berlayar menuju ke daerah Nusantara. Di
Jakarta, James Cook mendapatkan rempah-rempah yang cukup banyak. Sebelum
akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke Inggris.
Dalam perjalanan pulang, James Cook melewati Samudra Hindia. Masuk ke
perairan Afrika Selatan dan melewati Tanjung Harapan. James Cook sampai di Inggris
pada akhir tahun 1771.

26
BAB III
PENJELAJAHAN SAMUDRA OLEH BANGSA BELANDA

A. Peta Pelayaran Bangsa Belanda

27
B. Pelayaran Oleh Willem Barentsz

Willem Barentsz ialah navigator dan penjelajah Belanda ke utara jauh. Pada
1594 ia meninggalkan Amsterdam dengan 2 kapal untuk mencari celah timur laut di
utara Siberia menuju Asia Timur. Ia mencapai pesisir barat Novaya Zemlya, dan
mengikutinya ke utara, akhirnya terpaksa kembali saat mendekati ujung utara.

Pada tahun berikutnya, ia memimpin ekspedisi lain 7 kapal, yang menuju selat
antara pesisir Siberia dan Kepulauan Vaygach, namun ia terlambat menemukan
perairan terbuka. Perjalanan ketiganya juga gagal dan mengakibatkan kematiannya.
Saat itu ia memimpin 2 kapal, yang dikapteni oleh Jan Rijp dan Jacob van Heemskerk.

Pada perjalanan keluar mereka melihat Kepulauan Beruang dan Svalbard (juga
dikenal sebagai Spitsbergen), setiap kedua kapal itu terpisah. Kapal Barentsz, dikapteni
oleh Heemskerk, terperangkap es setelah mengelilingi utara Novaya Zemlya, dan para
kru terpaksa menghabiskan musim dingin di Novaya Zemlya, menghancurkan
bangunan bagian atas kapal dan menggunakan kayunya untuk membangun pondok.

Karena kapal itu tak bisa dibebaskan dari es awal 1597, rombongan Barentsz
meninggalkannya dengan 2 perahu terbuka pada 13 Juni, dan sebagian besar kru pergi,
diambil oleh kapal Jan Rijp di Semenanjung Kola dekat Murmansk. Namun, Barentsz
sendiri meninggal pada 20 Juni.

Kisah musim dingin yang mengerikan yang dihabiskan di Novaya Zemlya


diterbitkan sebagai buku harian Gerrit de Veer, tukang kayu kapal, yang merupakan
orang pertama yang mengamati anomali atmosfer yang dikenal sebagai efek Novaya
Zemlya.

Pada 1871, rumah di mana Barentsz dan krunya menghabiskan musim dingin
ditemukan tak terganggu, dengan banyak relik, yang dipelihara di Den Haag; dan pada
1875, bagian perjalanan aslinya ditemukan. Laut Barents dan Kawasan Barents dinamai
menurut namanya.

28
C. Pelayaran Oleh Cornelis De Houtmen

Cornelis de Houtman merupakan saudara dari Frederik de Houtman, adalah


seorang penjelajah Belanda yang menemukan jalur pelayaran dari Eropa ke Indonesia
dan berhasil memulai perdagangan rempah-rempah bagi Belanda. Saat itu Kerajaan
Portugis mempunyai monopoli terhadap perdagangan tersebut, dan perjalanan de
Houtman adalah kemenangan simbolis bagi pihak Belanda, meski perjalanan tersebut
sebenarnya berlangsung buruk.
Pada tahun 1592 Cornelis de Houtman dikirim oleh para pedagang Amsterdam
ke Lisboa untuk menemukan sebanyak mungkin informasi mengenai Kepulauan
Rempah-Rempah. Pada saat de Houtman kembali ke Amsterdam, Jan Huygen van
Linschoten juga kembali dari India. Para pedagang tersebut memastikan bahwa Banten
merupakan tempat yang paling tepat untuk membeli rempah-rempah. Pada 1594,
mereka mendirikan compagnie van Verre (yang berarti "Perusahaan jarak jauh"), dan
pada 2 April 1595 empat buah kapal meninggalkan Amsterdam: Amsterdam,
Hollandia, Mauritius dan Duyfken.
Perjalanannya dipenuhi masalah sejak awal. Penyakit seriawan merebak hanya
beberapa minggu setelah pelayaran dimulai akibat kurangnya makanan. Pertengkaran
di antara para kapten kapal dan para pedagang menyebabkan beberapa orang terbunuh
atau dipenjara di atas kapal. Di Madagaskar, di mana sebuah perhentian sesaat
direncanakan, masalah lebih lanjut menyebabkan kematian lagi, dan kapal-kapalnya
bertahan di sana selama enam bulan. (Teluk di Madagaskar tempat mereka berhenti kini
dikenal sebagai "Kuburan Belanda").
Pada 27 Juni 1596, ekspedisi de Houtman tiba di Banten. Hanya 249 orang yang
tersisa dari pelayaran awal. Penerimaan penduduk awalnya bersahabat, tetapi setelah
beberapa tabiat kasar yang ditunjukkan awak kapal Belanda, Sultan Banten, bersama
dengan petugas Portugis di Banten, mengusir kapal Belanda tersebut.
Ekspedisi de Houtman berlanjut ke utara pantai Jawa. Kapalnya takluk ke
pembajak. Beberapa tabiat buruk berujung ke salah pengertian dan kekerasan di
Madura: seorang pangeran di Madura terbunuh, beberapa awak kapal Belanda
ditangkap dan ditahan sehingga de Houtman membayar denda untuk melepaskannya.
Kapal-kapal tersebut lalu berlayar ke Bali, dan bertemu dengan raja Bali.
Mereka akhirnya berhasil memperoleh beberapa pot merica pada 26 Februari 1597.
Kapal-kapal Portugis melarang mereka mengisi persediaan air dan bahan-bahan di St.

29
Helena. Dari 249 awak, hanya 87 yang berhasil kembali. Cornelis de Houtman tewas
dalam perjalanan keduanya di atas geladak kapal di Aceh saat pertempuran dengan
pasukan Inong Balee yang dipimpin Malahayati tanggal 11 September 1599 dalam
pertempuran satu lawan satu dengan Malahayati.
Meski perjalanan ini bisa dibilang gagal, ini juga dapat dianggap sebagai
semacam kemenangan bagi Belanda. Pihak Belanda sejak saat itu mulai berlayar untuk
berdagang ke Timur. Dalam lima tahun kemudian, 65 kapal Belanda telah berlayar ke
wilayah tersebut dan bisa disebut memulai penjajahan Hindia Belanda.

30
D. Pelayaran Oleh Abeltasman

Abel Tasman adalah Orang Eropa pertama yang diketahui mencapai pulau
Tasmania dan Selandia baru. Ia dan anak buahnya berhasil memetakan cukup banyak
bagian Australia, Selandia Baru da kepulauan Pasifik yang mereka temui.
Abel Tasman adalah pelaut asal Belanda, lahir di Lutjegast, dekat Groningen,
Belanda. Selain pelaut, Tasman juga seorang penjelajah dan pedagang yang terkenal
karena perjalanannya pada tahun 1642 dan 1644. Dia adalah orang Eropa pertama yang
melakukan ekspedisi dengan menemukan kepulauan Van Diemen’s Land (yang
sekarang bernama Tasmania) dan Selandia Baru.
Petualangannya dimulai pada tahun 1638 saat dia mendaftar untuk bekerja VOC
(Verenigde Oost indische Compagnie. VOC adalah perusahaan dagang swasta milik
Belanda yang ada di Indonesia, yang dipimpin oleh Tuan 16 (sebutan untuk para
pemimpin VOC yang berjumlah 16). Pada waktu itu Indonesia disebut Belanda dengan
nama Netherland indie atau Hindia Belanda, dan Tuan Enam Belas kedudukannya
berada di Belanda.
Pada tahun 1638 ia dan isterinya meninggalkan Belanda untuk menuju ke
Batavia (sekarang Jakarta). Dari situlah nantinya Tasman diberi tugas oleh VOC untuk
melakukan penjelajahan di wilayah Laut Pasifik. Perlu diketahui bahwa Tasman
mempunyai dua isteri, isteri pertama dinikahinya adalah Claesgie Meyndrix dan
memiliki seorang puteri. Setelah isterinya meninggal, ia menikah lagi dengan Joanna
Tiercx dan isterinya yang terakhirlah yang ikut ke Indonesia.
Abel Tasman melakukan pelayaran setelah mendapatkan tugas oleh VOC untuk
menemukan Terra Australia yang konon ada dibagian selatan garis katulistiwa sebagai
penyeimbang benua yang ada di bagian utara katulistiwa. Menurut cerita, atau lebih
tepatnya mitos, Benua tersebut sangat kaya akan emas, energi bumi dan rempah-rempah
dan VOC menginginkan kekayaan itu akan menjadi miliknya.
Maka Abel Tasman pun akhirnya berangkat pada tahun 1642 dengan armada
berjumlah dua kapal untuk pelayaran pertamanya. Pada tanggal 24 November 1642,
Tasman melihat pulau Tasmania. Pulau itu dinamainya dengan Van Diemen’s Land
karena pada waktu itu gubernur di Hindia Belanda adalah Anthony van Diemen. Namun
pulau itu kemudian berubah nama menjadi Tasmania untuk menghormati pelayaran
Abel Tasman. Tasman baru mengklaim bahwa tanah itu milik Belanda pada tanggal 3
Desember 1642.

31
Tasman kemudian melanjutkan perjalanannya ke utara namun karena tergiring
oleh angin yang kencang dia berlayar ke timur. Pada tanggal 13 Desember 1642 dia
sampai di bagian selatan pulau Selandia Baru dan menjadi orang pertama yang
melakukan itu. Saat mendarat di pulau itu untuk mencari air, ia diserang oleh suku asli
pulau itu, Suku Maori, yang menyebabkan empat anak buahnya tewas.
Akhirnya Tasman memutuskan kembali ke Batavia dan pada saat perjalanan
untuk pulang itu dia melewati kepulauan Tonga pada tanggal 20 Januari. Kemudian dia
sampai di kepulauan Fiji dan memetakannya sebelum pulang lewat New Guinea (Papua
Nugini) dan tiba di Batavia tanggal 15 Juni 1643.

32
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kliping diatas dapat disimpulkan bahwa banyak bangsa eropa yang
melakukan penjelajahan samudra. Mereka melakukan penjelajahan samudra dengan
tujuan yang bermacam-macam salah satunya adalah untuk mencari rempah-rempah.
Bangsa-bangsa eropa melakukan penjelajahan samudra menuju ke negara yang banyak
menghasilkan rempah-rempah.

B. Kritik dan Saran


Dalam penulisan kliping ini tentu banyak kesalahan, kami mengharap kritik dan
saran dari pembaca demi kesempurnaan kliping ini.

33

Anda mungkin juga menyukai