PULAU BALI
KARYA TULIS
2015/2016
NIS : 6184
2015/2016
PERSETUJUAN/PENGESAHAN
2015/2016
MOTTO
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT segala rasa dan kebahagiaan
yang tidak terkira penulis persembahkan karya tulis ini kepada:
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN/PENGESAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
PRAKATA
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Alsan Pemilihan Judul
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB II KEADAAN UMUM PULAU BALI
A. Letak Geografis Pulau Bali
B. Wilayah Pulau Bali
C. Pemerintah Pulau Bali
D. Penduduk Pulau Bali
BAB III KEBUDAYAAN MASYARAKAT PULAU BALI
A. Sistem Kepercayaan
B. Sistem Kasta
C. Sistem Kesenian
D. Sistem Kekerabatan
E. Kehidupan Sosial Masyarakat Pulau Bali
BAB IV OBJEK WISATA PULAU BALI
A. Tanah Lot
B. Danau Bedugul
C. Museum Bali
D. Monumen Bajra Sandhi
E. Tanjung Benoa
F. Pantai Kuta
G. Pantai Pandawa
BAB V PUSAT PERBELANJAAN DI PULAU BALI
A. Joger
B. Krisna
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan
Didalam penulisan karya tulis ini penulis mempunyai beberapa tujuan,
yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mememnuhi syarat menempuh Ujian Sekolah/Ujian Nasiomal
di SMA Negeri 3 Pemalang
2. Untuk menambah wawasan tentang kebudayaan Pulau Bali
3. Untuk mengetahui obyek wisata yang ada di Pulau Bali
D. Metode Penulisan
Dalam pengumpulan data dan bahan, penulisan menggunakan beberapa
metode, antara lain :
1. Metode observasi, yaitu penulis mengadakan pengamatan secara
langsung di Pulau Bali.
2. Metode wawancara, yaitu penulis mengajukan beberapa pertanyaan
kepada pemandu wisata maupun petugas yang lain.
3. Metode kepustakaan, yaitu penulis membaca bukti-bukti yang
berhubungan dengan kebudayaan dan objek wisata di Pulau Bali.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami dan mengetahui isi
karya tulis ini secara utuh, maka penulis menyusun karya tulis ini dengan
sistematika sebagai berikut :
a. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang
masalah, alasan pemilihan judul, tujuan penulisan, metode
penulisan dan sistematika penulisan
b. BAB II KEADAAN UMUM PULAU BALI
Dalam bab ini penulis menguraikan letak geografis Pulau Bali,
Wilayah Pulau Bali, Pemerintah Pulau Bali dan Penduduk
Pulau Bali
c. BAB III KEBUDAYAAN MASYARAKAT PULAU BALI
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang kebudayaan yang
ada di Pulau Bali, meliputi: sistem kepercayaan, sistem kasta,
sistem kesenian, sistem kekerabatan dan kehidupan sosial
masyarakat Pualau Bali
d. BAB IV OBJEK WISATA PULAU BALI
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang objek wisata yang
ada di Pulau Bali, meliputi: Tanah Lot, Danau Bedugul,
Museum Bali, Monumen Bajra Sandi, Tanjung Benoa, Pantai
Kuta dan Pantai Pandawa
e. BAB V PUSAT PERBELANJAAN DI PULAU BALI
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang simpulan pusat
perbelanjaan di Pulau Bali seperti Joger dan Krisna
f. BAB VI PENUTUP
Dalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan dan saran
g. Bagian belakang memuat daftar pustaka dan lampiran.
BAB II
KEADAAN UMUM PULAU BALI
D. Penduduk
Jumlah penduduk bali tahun 1997 berjumlah 2.903.582 jiwa terdiri
dari 1.446.822 jiwa laki-laki dan 1.459.760 jiwa perempuan.
Sedangkanjumlah penduduk warga negara Indonesia keturunan berjumlah
2.906.582 jiwa. Jumlah transmigasi yang dari bali tahun 1997 yaitu 5.458
jiwa.
BAB III
KEBUDAYAAN MASYARAKAT PULAU BALI
A. Sistem Kepercayaan
Upacara tradisional khas Bali yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan
adalah upacara Ngaben. Ngaben adalah upacara pembalkaran mayat di Bali. Dengan
demikian, setiap orang yang sudah meninggal tidak cikubur melainka dibakar.
Upacara ini memerlukan biaya yang cukup besar, dan biasanya dilakukan oleh
orang-orang yang mampu saja. Sebalum dibakar terlebih dahulu orang yang
meninggal diletakan di sebuah tandu panjang (seperti keranda), kemudian dibawa
ketempat pembakaran. Tandu ini biasanya diangkat oleh empat sampai delapan orang
yang merupakan kerabat atau saudara dekat dari orang yang meninggal. Dalam
perjalanan pengiring mengucapkan puji-pujian dan nyanyian sebagai pemujaan yang
dipimpin oleh pemangku setelah sampai di tempat pembakaran, sebelum masuk
pintu, tandu tersebut diputar-putar sebanyak tiga kali, sebagai tanda penghormatan
dan izin untuk memasuki tempat pembakaran. Setelah dibakar, kemudian abu tersebut
di buang kelaut, ada juga yang disimpan di tempat khusus.
Selain upacara Ngaben, ada juga upacara lain seperti upacara hariraya Nyepi,
Ngebak Geni, Hari Raya Kuningan, Hari raya Galungan, dll.
1. Kasta Brahmana
Kasta ini ditempati olah para dewa kerajaan, seperti pendeta. Kasta ini merupakan
kasta tertinggi di bali, sehingga seseorang dapat menduduki kasta ini sangat dihormati
oleh masyarakat umum atau kasta dibawahnya.
2. Kasta Ksatria
Kasta ini ditempati oleh para bangsawan kerajaan seperti raja, pangeran dan berbagai
pengawal kerajaan seperti patih dan panglima perang, pejabat-[ejabat kerajaan yang
diberi wewenang untuk memimpin daerah tertentu dibawah daerah kekuasaan raja.
Kasta Ksatria dianggap kasta yang mempunyai gengsi dan martabat atau derajat yang
tinggi bagi orang yang ada di dalamnya.
3. Kasta Waisya
Kasta ini di tempati oleh para petani dan pedagang. Petani di bali juga digolongkan
menjadi beberapa kelompok berdasarkan kekayaan material atas kepemilikana tanah,
sawah dan tempat tinggal.
Petani karya atas adalah mereka yang mempunyai penghasilan atas sawah atau ladang
lebih dari cukup dan bisa di gunakan untuk mencukupi dan menghidupi seluruh
keluarga dan saudaranya. petani karya atas ini memiliki sawah lebih dari 5 hektar dan
juga memiliki tanah pekarangan beserta halman untuk rumah tempat tinggalnya. Bagi
petani karya atas, penggarapan sawah tidak dilakukan sendiri, tetapi dengan cara
mempekerjakan buruh tani atau dari kasta sudra.
Petani golongan ini mempunyai sawah dengan luas 1-5 hektar atau mempunyai sawah
cukup luas, hingga hanya dapat mencukupi kebutuhan keluarganya sendiri, tetepi
untuk mencukupi kebutuhan saudaranya ditangguhkan.
Yaitu petani yang hanya mempunyai sawah kurang dari 1 hektar. Petani ini mengolah
sendiri sawah mereka, hasilnya sebagai konsumsi pribadi beserta keluarganya.
4. Kasta Sudra
Kasta Sudra pada masyarakat bali yaitu mereka yang keberadaanya kurang dihormati.
Golongan kasta Sudra ini tidak memiliki hak kepemilikan atas tanah pekarangan atau
rumah tempat tinggal. Kasta ini merupakan kasta terendah dalam pembagian kasta di
bali.
C. Sistem Kesenian
Sistem keseniandi bali antara lain tari-tarian Bali, rumah adat dan
pakaian adat bali. Tari-tarian Bali seperti tari Legong dan tari Kecak sanat
disukai oleh wisatawan. Tari Legomg merupakan tari yang menceritakan kisah
cinta raja Lasem, sementara tari Kecak mengiahkan tentang Bola Tantra Kera
Hanoman dan Sugriwa.
Beberapa rumah adat di bali antara lain gapura candi Bentar yang
merupakan pintu masuk istana raja. Balai Bengong yaitu tempat peristirahatan
raja beserta kori Babetelan yaitu pintu masukuntuk upacara keluarga.
Pakaian adat bali pria adalah ilat kepala (destar) kain songket Saput
dan sbilah Keris yang diselipkan kepinggang bagian belakang. Sedangkan
untuk wanita umumnya menggunakan dua helai kain songket, stangen
Songket dan selendang, serta memakai hiasan bunga emas da bunga kamboja.
D. Sistem Kekerabatan
Perkawinan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan
manusia, demikian juga dengan masyarakat bali yang memperoleh hak-hak
dan kewajiban-kewajibannya sebagai warga masyarakat, untuk melakukan
perkawinan.
Menurut ajaran adat lama yang banyak dipemgaruhi oleh sistem klan-
klan (dadra) dan sistem kasta (wangsa), perkawinan dilakukan antara warga
se-klan atau antara warga yang sianggap sederajat dalam kasta. Sementara
perkawinan yang dianggap pantangan adalah perkawinan Bentukar
(makadengan ngad) yaitu perkawinan antara perempuan suami dengan
saudara laki-laki istri, perkawinan ini dianggap pantangan karena menurut
kepercayaan dapat mendatangkan bencana. Selain itu, perkawinan pantangan
lain yang merupakan dosa besar adalah perkawinan antara seseorang dengan
anaknya, seseorang dengan saudara kandungnya atau saudara tirinya dan
antara seseorang dengan anak dari saudara perempuan maupun laki-lakinya.
Pada umumnya pemuda di bali dapat memperoleh seorang istri dengan
dua cara yaitu cara memina kepada keluarga si gadis atau dengan melarikan
si gadis.kedua cara tersebut merupakan adat-adat perkawinan di bali. Kedua
cara tersebut dilakukan dengan melakukan kunjungan resmi dari keluarga si
pemuda kepada si gadis, guna meminang si gadis atau dengan
memberitahukan kepada keluarga si gadis bahwa si gadis telah di bawa lari
untuk di kawinkan. Kemudian diadakan upacara perkawinan dan kunjunga
resmi dari keluarga si pemuda kerumah orang tua si gadis untuk meminta diri
kepada roh nenek moyang si gadis.
Setelaha menikah, biasanya pasangan suami istri baru menetap di
kompleks perumahan dari orang tua si suami. Tetepi tidak sedikit suami istri
baru menetap di rumah baru. Sebalikanya ada pula suatu adat perkawinan
dimana pasangan suami istri baru menetap di kompleks perumahan keluarga
si istri.
A. Tanah Lot
Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada
dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu
dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah
Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot
merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Tanah Lot
terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam.
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang
mengembara dari Jawa, yaitu Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan
kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad
Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu, penguasa Tanah Lot yang
bernama Bendesa Beraben merasa iri kepadanya karena para pengikutnya
mulai pergi untuk mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben
kemudian menyuruh Danghyang Nirartha meninggalkan Tanah Lot.
Danghyang Nirartha menyanggupi, tetapi sebelumnya ia dengan kekuatannya
memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan
membangun pura di sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular
penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini
termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan,
warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari
ular cobra. Akhirnya disebutkan bahwa Bendesa Beraben menjadi pengikut
Danghyang Nirartha.
B. Danau Bedugul
Danau Bedugul atau disebut juga danau Bratan adalah sebuah danau
yang terletak di kawasan Bedugul, Desa Candikuning Kecamatan Baturiti
KabupatenTabanan, Bali.Danau ini berlokasi pada ketinggian daratan sekitar
1.239 meter di atas permukaan air laut.Danau ini terletak paling timur diantara
dua danau lainnya yaitu Danau Tamblingan dan Danau Buyan, merupakan
gugusan danau kembar di dalam sebuah kaldera besar, danau ini terbilang
cukup istimewa. Jaraknya sekitar 1 jam perjalanan dari kota Denpasar.
Di pinggir Dana Bedugul terdapat pura yang bernama Pura Ulum
Danu Bratan atau Pura Bratan.Pura ini di bangun pada tahun 1663, merupakan
tempat pemudaaj kepada Sang Hyang Dewi Danu sebagai pemberi
kesuburan.Letaknya yang di dataran tinggi menyebabkan tempat ini sangat
sejuk dan kadang-kadang diselimuti kabut, membuat pura ini terlihat anggun.
Bangun puranya sangat mencirikan khas Bali, yaitu bangunan yang
memiliki atap bertingkat menara dengan atap 11 tingkat, 7 tingkat dan 3
tingkat. Menara tersebut menyimbolkan kepercayaan umat Hindu di Bali
terhadap tiga dewa, yaitu Dewa Wisnu (11 tingkat), Dewa Brahma (7 tingkat),
dan Dewa Siswa (3 tingkat).Keindahan Pura Ulun Danu ini dengan latar
belakang Danau Beratan-Bedugul juga diabadikan dalam uang kertas nominal
50 ribuan.
C. Museum Bali
Museum Bali adalah museum yang berada di Denpasar Bali. Museum
bali adalah museum penyimpanan peningggalan masa lampau manusia dan
etnografi. Koleksi museum terdiri dari benda-benda etnografi antara lain
peralatan dan prlengkapan hidup, kesenian, keagamaan, bahasa tulisan dan
lain-lainnya yang mencerminkan kehidupan dan perkembangan kebudayaan
bali.
Gagasan mendirikan museum Bali dicetuskan pertama kali oleh W.F.J.
Kroon (1909-1913) Asisten Residen Bali Selatan di Denpasar. Gagasannya
terwujud dengan berdirinya sebuah geung yang disebut Gedung Arca pada
tahun 1910. Paraa arsiteknya adalah I Gusti gede Ketut Kandeldari banjar
abasan dan Igusti Ketut Rai dari banjar Belong bersama seorang arsitek
jerman yaitu Curt Grundler. Sokongan dana dan material berasal dari raja-raja
yaitu Buleleng, Tabanan, Badung dan Karangasem.
Gagasan W.F. sttuterhim Kepala dinas purbakala, melanjutkan usaha-
usaha melengkapi museum dengan peninggalan etnografi pada tahun 1930.
Untuk memperlancar pengelolaan museum maka dibentuklah sebuah yayasan
yang diketuai oleh H.R. Ha'ak, penulis G.J Grader, bendahara G.M.Hendrikss,
para anggota R. Goris, I gusti Ngurah Alit raja Badung, I Gusti Bagus Negara
dan W.Spies. Personalia yayasan disahkan pada tanggal 8 Desember 1932 dan
sekaligus Museum Bali dibuka untuk umum. Gedung Tabanan, Gedung
Karangasem dan Gedung Buleleng dibuka untuk pameran tetap dengan
koleksi dari benda-benda prasejarah, sejarah, etnografi termasuk seni rupa.
E. Tanjung Benoa
Tanjung Benoa adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Kuta
Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
Tanjung Benoa merupakan tempat wisata di Bali yang terkenal akan
pantainya. Tempat ini juga merupakan surganya wahana air seperti banana
boat, scuba diving, parasailing, rolling donut, seawalker, flying fish,
snorkeling dll. Selain itu, terdapat pelayaran menuju Pulau Penyu tempat
hidup dan penangkaran seekor kura-kura, ular, jalak bali, dan
sebagainya.Sehingga tidak salah kalau Tanjung Benoa dikenal sebagai pusat
wisata bahari di Bali.
Aktifitas wahana air sangat tergantung dari kondisi pasang surut air
laut yang dikenal istilah pasang purnama dan pasang tilem. Jika kena
pengaruh bulan mati (tilem), atraksi wisata laut baru bisa dilangsungkan di
atas pukul 11.00 hingga sore. Sebaliknya, kalau terkena pengaruh pasang
purnama (bulan penuh), wisatawan bisa memulai aktivitas wisata tirta sejak
pagi hari, sekitar pukul 09.00 hingga sore hari biasanya sampai jam 4 sore.
Bibir pantai Tanjung Benoa memiliki laut yang aman, nyaman dan indah.
Karang lautnya masih lestari, sehingga ombak akan pecah di luar, sebelum
menyentuh bibir pantai. Karena itu, di pantai Tanjung Benoa dikenal istilah
''laut dangkal'' dan ''laut dalam''.
Pesisir pantai Tanjung Benoa mencakup tujuh lingkungan/banjar,
enam di antaranya masuk wilayah Kelurahan Tanjung Benoa (Banjar Kerta
Pascima, Anyar, Tengah, Purwa Santi, Panca Bhineka, dan Banjar
Tengkulung), sedangkan Banjar Terora masuk wilayah Kelurahan Benoa.
Luas keseluruhannya 400,39 hektar, 226,64 hektar di antaranya adalah luar
wilayah Banjar Terora. Dengan demikian luas wilayah Tanjung Benoa hanya
173,75 hektar.
F. Pantai Kuta
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak kecamatan
Kuta, sebelah selatan Kota Denpasar, Bali, Indonesia. Daerah ini merupakan
sebuah tujuan wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata
andalan Pulau Bali sejak awal tahun 1970-an. Pantai Kuta sering pula disebut
sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai
Sanur. Selain itu, Lapangan Udara I Gusti Ngurah Rai terletak tidak jauh dari
Kuta.
A. Joger
Pada tahun 1980 Pak Joseph Theodorus Wulianadi (pemilik joger)
mengawali usahanya di sebuah pertokoan di Jl. Sulawesi 37, Denpasar.
Awalnya Joseph Teodorus Wulianadi belum memiliki nama untuk Toko
kecilnya itu tidak seperti toko toko yang berada di sekitarnya sampai
sampai Dinas perdagangan Denpasar meminta agar Toko yang dimilikinya
segera di berikan nama sehingga mudah di bedakan antara toko tokok yang
berada di sekitarnya. pada tanggal 9 bulan 9 tahun 1951 Joseph Theodorus
Wulianadi merenungkan diri di atas tempat tidurnya beliau merenungkan
nama apa yang cocok untuk Tokonya itu. yang jelas Joseph Theodorus
Wulianadi tidak ingin nama tokonya di berikan dengan nama yang umum atau
yang biasa kita lihat di pasar pasar atau toko biasa, beliau ingin nama
tokonya itu bernama yang Unik artinya nama yang muncul dari dalam hati
nurani. seiring detik jam berjalan Tuan Joseph Theodorus Wulianadi teringat
dengan jasa besar dari Mr. Gerhard dimana dia telah memberikan dana
sebesar $ 20.000 sebagai hadiah pernikahan Joseph Theodorus Wulianadi
dengan Istri tercintanya Ery Kusdarijati, Mr. Gerhard merupakan teman
sekolahnya dulu di Hotelfachshule, Bad Wiesee, Jerman Barat, tahun 1970-
an.
Dengan berjalannya waktu detik jam akhirnya tuan Joseph
menggabungkan nama Joseph dan nama temannya Gerhard sehingga dari
nama tersebut diambilah 2 karakter dari kiri dari nama Joseph = JO dan 3
karakter dari kiri Gerhard = GER sehingga jika digabungkan menjadi JOGER.
Dan pada tanggal 19 Januari 1981 merupakan hari lahir joger dimana
nama joger pertama kalinya digunakan sebagai nama Toko tuan Joseph namun
nama Tokonya saat itu belum murni JOGER tapi ART & BATIK SHOP
JOGER awalnya masyarakat belum tau dan belum tertarik dengan Product
yang di jual oleh toko ini namun karena seiring berjalannya waktu dan tren
yang terus bergerak akhirnya product product Toko Joger di terima dan
menarik banyak masyarakat karena setiap barang seperti Kaos dan souvenir
souvenir lainnya terdapata kata kata yang unik khas Joger. hingga
akhirnnya nama Joger menjadi nama besar dan harum. pada tanggal 7 Juli
1987 diputuskan bahwa joger hanya akan di buka di satu toko di Bali dimana
hanya akan bisa di jumpai di Jl. Raya Kuta Bali. dan sejak tahun 1990-an
hingga saat ini Joger di sebut sebagai PABRIK KATA KATA.
B. Krisna
Krisna Bali berdiri untuk pertama kalinya pada tanggal 16 Mei 2007
dengan pendirinya bernama Gusti Ngurah Anom yang sekaligus owner
dariCok Konveksi, salah satu pusat produksi baju kaos Bali. Krisna Bali
bertempat di jalan Nusa Indah No.79 Denpasar Bali. Kini Krisna Bali telah
hadir di 3 lokasi lain, yaitu di Jalan Nusa Kambangan, Jalan Sunset Road, dan
Jalan Raya Kuta (dekat airport).
Krisna Bali memiliki koleksi yang lengkap mulai dari T-shirt yang
lengkap dengan motif-motif khas Bali, souvenir, makanan, dan
lainnya.Fasilitas lain yang dimiliki Krisna Bali adalah ruang belanja yang
nyaman, food court, refresh area, dan lain-lain.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut :
1. Pulau Bali sangat terkenal di dunia internasional karena keindahan
alam dan seni budaya yang sangat menarik
2. Meskipun Bali banyak di masuki wisatawan asing tetapi masyarakat
Bali dapat terus menjaga kebudayaan asli mereka
3. Obyek-obyek wisata Bali sangat menarik dan ramai pengunjung,
wisatawan tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga dari mancanegara
4. Pulau Bali merupakan aset daerah yang dapat menambah devisa
negara, karena Bali tidak pernah sepi dari pengunjung
5. Masyarakat Bali masih menjaga kebudayaan sejak dulu hingga
sekarang
6. Bali merupakan pulau seribu pura yang sangat indah
B. Saran
Setelah mengetahui hasil observasi, penulis menyarankan :
1. Hendaknya pemerintah Bali dan masyarakat Bali menjaga kebudayaan
Bali yang merupakan bagian dari warisan leluhur bangsa Indonesia
2. Mengembangkan dan meningkatkan usaha pemerintah dalam
melestarikan serta menjaga kebudayaan Indonesia
3. Segala fasilitas, sarana dan prasarana serta pelayanan terhadap
pengunjung agar lebih ditingkatkan
4. Mempromosikan obyek wisata yang ada di Pulau Bali agar wisatawan
mancanegara datang ke Indonesia
5. Pemerintah Bali hendaknya menjaga keamanan Pulau Bali agar
wisatawan dari dalam negeri maupun luar negeri merasa tenang jilka
berkunjung ke Pulau Bali
6. Meningkatkan kebersihan obyek wisata Bali agar wisatawan merasa
nyaman
DAFTAR PUSTAKA
Tanah Lot
Danau Bedugul
Museum Bali
Tanjung Benoa
Pantai Kuta
Pantai Pandawa
Pura Bali