Oleh: Munawir
Ketua LBM Lampung
1
PENDAHULUAN
Pengertian Zakat
2
Secara litelatur zakat berarti bertambah, berkah, terpuji,, bersih. Dan menurut
istilah sara’ zakat adalah memberikan harta yang tertentu kepada orang orang yang
berhak menerima dengan sarat sarat tertentu
Hikmah/tujuan Zakat
Penyariatan ibadah zakat memiliki tujuan yang berdimensi ganda, pertama,
membangun kemaslahatan hidup orang yang menerima zakat. Orang yang
membayar zakat akan semakin bertambah akumulasi pahalanya, dan semakin
mempunyia rasa aman dilingkungan sekitarnya, sedangkan orang yang menerima
zakat akan sangat terbantu dalam menyelesaikan berbagai kesulitan dan problema
kehidupan. Sedangkan hikmah zakat adalah:
1. Meminimalisasi kesenjangan social yang ada dalam masyarakat.
2. Membantu fakir miskin dan orang orang yang membutuhkan, sehingga
kecemburuan social dapat dihilangkan serta ketentraman dan kestabilan
masyarakat dapat terjamin.
3. Menghindari diri dari sifat kikir dan pelit, sehingga orang kaya meyakini secara
sadar bahwa zakat bukan hanya sekedar kewajiban tetapi juga sebagai
simbolisasi atas solidaritas social yang telah digariskan agama.
4. membersihkan harta yang dalam proses perolehanya dimungkinkan terjadi
kehilafan yang tidak disengaja. Allah swt berfirman dalam surat al-Taubah ayat
103:
َح َْذ هم َْن ا ْموالهه َْم صدقةَ تط ههرَ ه َْم وت زكهْي هه َْم هبا وص هَل علْي هه ْم
Ambilah sebagian dari harta shodaqoh (zakat dari mereka ), (dengan zakat itulah)
guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka.
5. Wujud dari rasa syukur atas segala ni’mat harta kekayaan yang telah diberikan
allah swt, seperti dalam firman Allah swt dalam surat Ibrahim ayat 7:
ََوَاه َْذتَذَنَ َربَكَ َْم لََئه َْن شَكََْر َْت آلَهزيَْدَنَكَ َْم َولََئه َْن كَفَ َْر َْت َاهنَ عَذَبهَ لَشَ هَدَيْد
3
"Dan ingatlah ketika tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersukur,
niscaya aku akan menambah ni’mat-Ku, maka ingatlah azabku yang sangat pedih
akan menimpa kepadamu".
اس هِبلْب ه
اط هَل ويصدونَ ع َن سبه ه
َيل َين آمنوَاْ إهنَ كثهرياَ هم َن األ ْحبا هَر والرْهب ه
َان ليأْكلونَ أ ْموالَ الن ه َ يَ أي ها ال هذ
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah s.a.w bersabda : “Tiada seorangpun yang
menyimpan harta dan tak berkeinginan untuk mengeluarkan zakatnya kecuali akan
dipanaskan harta itu di neraka jahanam dan akan dijadikan keping-kepingan lalu
disetrikakan ke kedua pinggang dan keningnya sama api Allah mengadili hamba-
hambaNya di suatu hari yang lamanya sama dengan lima puluh perhitungan
sekarang kemudian akan dilihatkan nasibnya, apakah akan masuk syurga atau
ataukah neraka.
4
َ فذكرَ ا ْل هديثَ وفه ه-صلىَ هللا عليه وسلم- الل
َيه قال َ أت ْيتَ رسولَ ه: َضىَ اللَ عْنهَ قال ع َن أبهَ ذرَ ر ه
ْ
َ« ما هم َْن رجلَ َيوتَ ف ي ْتكَ غنما أ َْو إهبهالَ أ َْو ب قرا َلْ ي ؤ هَد زكاَتا إهلَ جاءتْهَ أ ْعظمَ ما تكَونَ وأ ْْس َن تطؤه:
اس ثَ ي عودَ أولها علىَ أ ْخراها َي الن ه َ ْ وَنا حىتَ ي ْقضى ب هِبظْالفهها وت ْنطحهَ بهقر ه
Dan tidak seorangpun pemilik unta yang tidak membayarkan zakatnya kecuali unta
dan akambing tersebut akan dikembalikan dengan bentuk yang lebih besar dan
lebih gemuk, lalu unta itu dihalaukan menginjak-injak tubuhnya dan menanduknya.
Setiap yang akhir selesai menginjaknya, kembali dihalau kepadanya.
5
2. Seseorang yang tidak mengingkari wajibnya menunaikan zakat tetapi ia enggan
untuk mengeluarkannya maka ia memikul dosa disebabkan keengganan itu
tanpa mengeluarkannya dari Agama Islam. Dan hakim atau lembaga resmi
hendaknya mengambil zakat itu secara paksa dan menjatuhkan ta’zir.
3. Seseorang yang tidak menunaikan zakat karena ketidaktahuannya tentang
hukum itu maka ia dimaafkan dan ia diwajibkan untuk menuntut ilmu untuk
mengetahui kewajiban-kewajibannya itu.
6
Panduan cara menghitung zakat
Zakat binatang ternak
Binatang ternak wajib dikeluarkan zakatnya bedasarkan hadist Nabi saw yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori Muslim dan lainya. Binatang ternak yang wajib
dizakati adalah: kambing, sapi/kerbau dan unta. Dan binatang ternak yang wajib
dikeluarkan zakatnya adalah binatang ternak yang digembala, tidak binatang yang
dicarikan makan.
Nisab Kambing
Nisab Zakatnya
40-120 ekor 1 ekor kambing berumur 1 tahun/lebih
121-200 ekor 2 ekor kambing berumur 1 tahun/lebih
201-399 ekor 3 ekor kambing berumur 1 tahun/lebih
400 → 4 ekor kambing berumur 1 tahun/lebih
Setiap bertambah 100 ekor 1 ekor kambing berumur 1 tahun/lebih
7
memakai biaya wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 1/20 (5 %)nya dari dasil panen.
Sedangkan Nisab hasi pertanian adalah 5 wasaq, yaitu:
1. Beras/Jagung : 815,758 kg
2. Gabah : 1323,12 kg
8
• Apabila ada seseorang memiliki emas seberat 100 gr, maka zakat yang wajib
dikeluarkan adalah: 2,5 % X 100 gr = 2,5 gr. Jika dirupiahkan adalah: (semisal
harga emas Rp 350.000,- per gram) 2,5 gr X Rp 350.000,- = Rp 875.000,-
• Apabila ada seseorang memiliki perak seberat 600 gr, maka zakat yang wajib
dikeluarkan adalah: 2,5 % X 600 gr = 15 gr. Jika dirupiahkan adalah: (semisal
harga perak Rp 200.000,- per gram) 15 gr X Rp 200.000,- = Rp 3.000.000,-
Zakat Fitrah
Zakat fitrah hukumnya wajib atas tiap tiap orang Islam baik laki laki, perempuan,
besar kecil, merdeka atau budak. Zakat fitrah wajib dikeluarkan dengan memakai
makanan yang mengenyangkan (makan pokok suatau daerah)
Sabda Rasulullah saw:
َيه َوسََلمَ َزكَاةَ اَلْ هَف َطْ هَر هَم َْن َرمَضَانَ عََلى
َهللاَ صَلي هللاَ عََل ه فَ َرضَ َرسَ َولَ ه:َ قَال,َضىَ هللاَ َعْنَه
ْ ََع َْن َاهَبْ هَن عَ َمرَ َر ه
ي (رواه البخارى َ ْ سَله هَمَْ ري عََلى حََراَ َْو َعْبَدََذكََراَ َْواَنَْثَى همَ َن اَلْ َم
َْ اعاَ هَم َْن شَ َعه
َ َاعا هَم َْن تََْراَ َْو ص
َ َاس ص َالنَ ه
)ومسلم
“Dari Ibnu umar, berkata: Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah pada bulan
ramadhan satu sho’ kurma atau gandum atas tiap tiap orang muslim merdeka atau
budak, laki laki atau perempuan”.(HR.Bukhori muslim)
Membayat zakat fitrah banyaknya 1 sho’ dan kalau dihitung dengan ukuran
timbangan adalah 2719,19 gr. Tapi perlu diketahui bahwa dalam menghitung
banyaknya zakat fitrah adalah dengan memakai ukuran takaran bukan ukuran
9
timbangan, hal ini disebabkan (semisal) berat beras satu gantang dari beberapa
jenis beras tidak sama. Kalau dalam kitab fathal qodir ukuran satu sho’ adalah 14,65
cm dalam bentuk kubus.
10
makan, minum, pakian, tempat tinggal dan kebutuhan primer lainya. Seperti
orang yang memiliki harta / penghasilan rata Rp 10.000,- tetapi kebutuhan yang
wajib dipenuhi adalah Rp 20.000,-
2. Miskin, adalah orang yang memiliki harta / penghasilan tetapi belum mencukupi
kebutuhan makan, minum, pakian, tempat tinggal dan kebutuhan primer lainya.
Seperti orang yang memiliki harta / penghasilan rata Rp 15.000,- tetapi
kebutuhan yang wajib dipenuhi adalah Rp 20.000,-
3. Amil, adalah orang yang ditunjuk oleh Imam (pemerintah) untuk mengambil,
mengumpulkan, membagi harta zakat, baik dari muzaki atau ke mustahiq. Kalau
dilihat dari fungsi dan tugas amil maka seorang amil disaratkan harus
memahami tentang zakat dan juga dapat dipercaya.
4. Mu’alaf, adalah orang yang baru masuk islam dan memiliki niat / keyakinan
belum kuat.
5. Riqob, adalah budak yang dijanjikan oleh tuanya bahwa dia boleh menebus
dirinya.
6. Ghorim, adalah orang yang mempunyai hutang untuk kemaslahatan dirinya
sendiri dalam melaksanakan ketaatan dan kebaikan atau untuk kemaslahatan
umat
7. Sabilillah, adalah Segala usaha dan kegiatan perorangan atau golongan yang
bertujuan untuk menegakan kepentingan agama atau kemaslahatan umat,
tetapi pendapat yang kuat adalah tentara yang berjuang menegakan agama dan
tidak mendapat bayaran, sehingga untuk saat ini tidak ada namanya sabilillah
8. ibnu sabil, adalah orang yang bepergian bukan untuk maksiat.
(Keteranagan kami ambil dari kitab; I’anatut thalibin juz II, hal;108-241, kifayatul
ahyar, juz I hal; 140-165, Hikmatu tasri’ wal falsafah,juz I hal: 110-129, Mazahibul
arba’ah juz I hal 501-533, Al-bajuri jiz I hal 396-444, Al-mahali juz II hal 3-61, Iqna’
juz I hal 211-233)
11
1 mud beras = 679,79 gr
1 qiroth menurut imam tsalasah= 0,215 gr
1dirham menurut imam tsalasah=2,715 gr
1 msqol menurut imam tsalasah= 3,879 gr
1 daniq = 0,430 gr
1 dziro’ menurut an-Nawawi = 44,720 cm
Ritl Baghdadi menurut an-Nawawi = 349,16 gr
Jarak yang diperbolehkan qosor sholat:
Al-ma’mun = 89,999,992 km
Aktsarul fuqoha’ = 119,999,88 km
Air dua qullah menurut an-Nawawi = 174,580 lt
Manajemen Amil
Amil dalam konteks syar’i adalah orang yang ditunjuk Imam (penguasa tertinggi
negara) sebagai penarik, pengumpul dan pendistribusi zakat kepada delapan
golongan yang berhak menerima zakat. Amil merupakan kepanjangan tangan dari
Imam.
Ket: al-Muharrar al-Wajiz, Fath al-Qarib:
b. Tugas Amil
Melihat tugas tugas amil, maka dapat dipahami bahwa macam-macam amil terdiri
dari:
1. Penarik zakat dari orang-orang yang wajib zakat (as-Sa’i).
2. Pengumpul orang-orang yang wajib zakat dan pengumpul orang-orang yang
berhak menerima zakat (al-Hasyir).
3. Pemberi informasi tentang orang-orang yang berhak menerima zakat dan orang
orang yang wajib zakat kepada penarik zakat (al-‘Arif).
4. Pencatat harta zakat yang masuk dan yang didistribusikan kepada yang berhak
(Al-Katib).
12
5. Pendistribusi zakat kepada orang orang yang berhak menerimanya (Al-Qasim).
6. Pengkalkulasi (nishob & kadar) zakat (Al-Hasib).
7. Penjaga harta zakat (Al-Khazin).
8. Penghitung zakat yang terkait hewan ternak (Al-‘Addad).
9. Penakar zakat (Al-Kayyal).
10. Juru timbang (Al-Wazzan).
11. Dan orang-orang yang dibutuhkan dalam pengurusan zakat.
Ket: Asna Matholib, Juz 1 hal 395, Al Hawi al Qubro, juz 1 hal: 495, al Mausy’ah al
Fiqhiyah, juz 9 dan 10 hal: 226-227.
1. Islam.
2. Berakal.
3. Baligh.
4. Adil (tidak fasiq/adil dalam hal kesaksian).
5. Bisa mendengar.
6. Bisa melihat.
7. Laki-laki. (Menurut satu pendapat yang lemah, tidak disyaratkan harus laki-
laki/ boleh wanita).
8. Mengerti tentang bab zakat.
9. Merdeka (bukan budak).
10. Bukan keturunan Bani Hasyim (syarat ke sembilan dan ke sepuluh
diperselisihkan ulama).
13
6. Bisa melihat.
7. Bukan keturunan Bani Hasyim.
Ket: Mugni al Muhtaj, Juz 4 hal: 192, Nihatul Muhtaj, Juz 6 hal: 169, al Majmu’ juz
6 hal: 141-132, al hawi al qubro, Juz 10 ahl: 551, al Ahkamu al Sultoniyah
halaman:145-146.
Ket: Al Ahkamu al Sultoniyah, Juz 1 hal: 117-118, al-Tajrid li Naf’ al-’Abid, Juz 1 hal
381
III. Pihak yang Berwenang Mengangkat Amil Zakat di Indonesia, dari Tingkat
Nasional sampai Desa
14
Sebagian isi pasal dalam PP No 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU No 23
Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat adalah:
IV. Status Kepanitiaan Zakat yang dibentuk atas Prakarsa Masayarakat Seperti di
Pedesaan, Perkantoran, Sekolahan dan Semisalnya
Ket: Al Majmu’ Syarah Al Muhadzab, Juz 2 hal: 365 dan Juz 6 hal: 137, al Um, juz 2
hal: 74, Bugyatul Mustarsydin hal: 147, Ghoyatu Talhisil Murot hal: 143, Al Hawi
lilfatawa Juz 1 hal: 244, Tuhafatul Muhtaj, Juz 3 hal: 350-251.
15
Amil Zakat tidak diperkenankan mendayagunakan zakat untuk usaha produktif
sebelum sampai kepada yang berhak.
Ket:Al Majmu’ Syarah Al Muhadzab, Juz 6 hal: 178, Al Fiqhul Islam wa Adilatuhu, Juz
3 hal: 174, Al Mausyu’ah al Fighiyah, Juz 9 hal: 232
Amil harus menyerahkan harta zakat kepada mustahiqin sesuai aturan syar’i,
sebagaimana berikut:
1. Fakir dan miskin yang mempunyai keahlian (pekerjaan) tertentu diberi bagian
zakat untuk membeli peralatan sesuai keahliannya–atau dibelikan peralatannya
secara langsung–; yang pandai berdagang diberi modal secukupnya; sedangkan
yang tidak mempunyai keahlian tertentu dan tidak pandai berdagang diberi zakat
yang dapat mencukupi kebutuhannya sampai umur ghalib (60 th), yaitu diberi
zakat yang kemudian dibelanjakannya untuk membeli lahan pertanian, hewan
ternak dan semisalnya, sehingga dengannya mereka tidak bergantung pada zakat–
dalam konteks ini imam (pemerintah) boleh memaksa mereka membeli lahan
pertanian, hewan ternak dan semisalnya, dan melarang mengeluarkannya dari hak
milik mereka.
2. Mukatab (budak yang telah berakad untuk mencicil tebusan bagi
kemerdekannya) dan gharim (orang yang punya hutang), diberi bagian zakat
yang dapat melunasi hutang yang belum mampu dilunasinya.
3. Ibnu Sabil (musafir), diberi bagian zakat yang bisa mengantarkannya ke tempat
tujuan atau tempat hartanya.
4. Ghazi (orang yang berperang fi sabilillah), diberi bagian zakat yang mencukupi
kebutuhannya selama pergi, bermukim dan pulang berperang.
5. Mu’allaf diberi bagian zakat sesuai kebijakan imam atau muzaki.
6. Amil, diberi bagian zakat sesuai umumnya upah
16
Jawab : Dasar hukum pembagian zakat mal dan zakat fitrah sama yaitu surat At-
taubah ayat 60. dalam hal ini Syeh Ibrahim Albaijuri dalam kitab Al-Baijuri juz 1 hal.
418 menjelaskan bahwa yang dimaksud memberikan zakat kepada 8 golongan
dalam ayat tersebut adalah : Harta zakat baik zakat mal dan zakat fitrah diserahkan
kepada 8 golongan, bukan hanya khusus zakat mal yang harus diserahkan kepada 8
golongan, tapai zakat fitrah juga harus di serahkan kepada 8 golongan.
2. Berapa persentasi (%) kah pembagian zakat (baik zakat mal dan zakat fitrah)
pada masing – masin asnaf ?
Jawab : Cara pembagian zakat ketika setelah terkumpul adalah dengan membagi
sama rata atas golongan yang ada tidak diwajibkan membagi sama rata pada
individu dari golongan tersebut. Semisal zakat yang terkumpul ada 350 kg dan
golongan yang ada hanya empat yaitu amil, fakir, miskin dan sabilillah, maka cara
membaginya adalah sebagai berikut :
a. Amil mengambil bagiannya terlebih dahulu yaitu upah yang sepadan, jika upah
sepadan bagi seorang amil 5 kg dan jumlah amil ada 10 orang maka bagian yang
untuk amil adalah 50 kg.
b. Sisa dari zakat (300 kg) dibagi sama rata antar golongan fakir, miskin, dan
sabilillah. Sehingga bagian dari masing – masing golongan tersebut adalah 100
kg
c. Dari ketiga bagian tersebut kemudian dibagikan kemasing – masing individu
yang ada, dalam hal ini tidak diwajibkan untuk membagi sama rata diantara
individu yang ada.
(Sulaiman Jamal Juz 4 hal 106 – 108)
17
zakat hasil perdagangan. (2,5 % dari penghasilan). Mereka beralasan kepada hal
yang lebih manfaat.
(Kifayatul Akhyar juz 1 Hal. 140-141)
18
7. Apa syarat seorang menjadi amil?
Jawab :Syarat bagi seorang amil adalah:
1. Ahli shahadah (Isalam, berakal, baligh, laki laki, adil)
2. Memahami hukum tentang zakat
(Sulaiman Jamal Juz 4 hal 106 – 108)
8. Berapa bagian amil dalam hal zakat, dan bagaiman hukumnya amil mengambil
bagian yang melebihi dari bagianya?
Jawab :Bagian seorang amil adalah upah sepadan suatu daerah, semisal upah
seorang pekerja suatu daerah mulai pagi sampai malam Rp 30.000,- maka bagian
amil adalah Rp 30.000,-, dan jika amil tersebut mengambil bagian lebih maka wajib
dikembalikan.
(Sulaiman Jamal Juz 4 hal 106 – 108)
9. Apakah tugas dan fungsi panitia / amil zakat yang sebenarnya menurut syariat
islam?
Jawab : Tugas dan fungsi amil yang pokok adalah :
a. Mendata orang orang yang berhak menerima dan orang yang wajib zakat
b. Mengumpulkan harta zakat baik dengan menjemput (mengambil dari dari
muzaki) atau menerima langsung dari muzaki.
c. Membagikan kepada mustahik
(Kifayatul Akhyar juz 1 hal 141 – 148)
19
11. Bagaimana hukumnya orang yang membayar zakat fitrah dengan memakai
uang dari meminjam, bahkan sampai satu tahun belum bisa mengembalikan ?
Jawab : Orang yang ketika waktu wajib zakat tidak memiliki harta yang lebih maka
orang tersebut tidak diwajibkan untuk membayar zakat. Tetapi jika orang tersebut
mempunyai keyakinan (pengharapan) setelah waktu wajib akan memiliki harta lebih
maka orang tersebut diperbolehkan untuk berhutang dalam hal ini ada ulama yang
menghukumi sunah.(I’anatuttolibin juz 2 hal 194)
12. Ada beberapa sekolah mulai SD sampai SLTA menganjurkan kepada anak
didiknya agar membayar zakat fitrah disekolah, apakah tindakah ini menurut
syari’at islam dibenarkan ?
Jawab : Membayar zakat seperti tersebut diatas diperbolehkan, sebab dalam
membayar zakat boleh untuk didahulukan sebelum waktu wajib, yaitu mulai awal
bulan ramadhan. Tetapi apabila beras zakat tersebut cara pentasarupanya keliru
kepada orang yang tidak berhak menerima maka hukumnya tidak sah.
(I’anatuttolibin juz 2 hal 198)
13. Apakah yang dimaksud dengan amil, dan berapakah bagian untuk amil
tersebut?
Jawab : Amil adalah orang yang diangkat oelh imam untuk mengambil dan
mendistribusikan zakat kepada yang berhak, untuk itu panitia zakat jikat tidak
dilegalkan oleh pemerintah tidak termasuk amil, dan tidak boleh untuk mengambil
zakat atas nama amil. Sedangkan bagian bagi seorang amil adalah upah yang
sepadan, jika seorang amil mengambil bagian lebih dari upah sepadan maka amil
tersebut wajib untuk mengembalikan.(anwarul masalik, hal: 115, I’anatuttolibin juz
2 hal 215)
14. Bolekah zakat diberikan kepada orang tuanya sendiri atau kepada kerabatnya?
Jawab :Zakat fitarh boleh diberikan kepada orang tuanya sendiri atau kerabatnya
jika orang tua, atau kerabatnya bukan orang yang wajib untuk
dinafakohi.(I’anatuttolibin juz 2,hal 224-226)
15. Bolehkah zakat fitrah diqodo’?
20
Jawab :Boleh, karena dalam pembayaran zakat tidak ada batas ahir, yang ada dalam
pemabayaran zakat adalah waktu jawaz, waktu wajib, waktu fadilah, waktu haram,
dan jika ada seseorang yang belum membayar zakat pada waktu wajib maka orang
tersebut harus segera membayar zakat .(I’anatuttolibin juz 2 hal 197)
16. Bolehkah zakat diberikan untuk pembangunan masjid / mushola /
madrasah/pondok pesentren? Dan Apakah boleh guru guru ngaji/kyi atau
khotib jum’ah, imam sholat menerima zakat? Dan Bagaimana hukumnya
seorang murid memberikan zakat kepada gurunya?
Jawab :Zakat boleh diberikan untuk pembangunan masjid / madrasah / pondok
pesantren, guru ngaji / kyai, imam sholat atau khotib. Dalam hal mengikuti
pendapat ulama yang mengartikan sabilillah dengan arti sabilil khoir(segala hal yang
mengarah kepada kebaikan)(Tafsir munir juz I, hal:349, Jawahirul bukhori, hal:173)
17. Apakah zakat fitrah boleh diganti dengan uang?
Jawab : Kalau menurut mazhab Imam syafi’i zakat fitrah tidak boleh dengan uang,
harus dengan makanan pokok suatu daerah.(I’anatuttolibin juz 2 hal 195-197)
18. Bolehkah zakat fitrah dijual dalam satu kepanitiaan?
Jawab : Dalam hal ini panitia zakat/amil tidak diperbolehkan untuk menjual harta
zakat sebelum diserahkan kepada orang yang berhak menerima, terlebih lagi amil
menjual beras zakat kepada orang yang akan membayar zakat.untuk menyikapi hal
ini hendaknya amil menyediakan beras khusus yang nantinya dijual kepada orang
yang akan membayar zakat.(Al-muhadzah juz I hal:227)
19. Apakah bayi yang lahir sebelum hari raya dan orang yang meninggal pada
bulan ramadhan wajib dizakati?
Jawab :Bayi yang lahir setetelah waktu wajib atau orang yang meninggal sebelum
waktu wajib tidak wajib untuk dizakati.
(I’anatuttolibin juz 2 hal 195-197)
21. Bolehkah zakat mal yang diberikan melalui ‘amil dan oleh amil sebagian zakat
itu diberikan secara langsung kepada mustahiq dan sebagian dipinjamkan
kepada mustahiq pada musim paceklik, dengan alasan supaya tidak meminjam
kepada rentenir?
21
Jawab:Tidak diperbolehkan, hal ini dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam kitab
mejmu’ juz IV, hal:178 sebagai berikut:”Tidak diperbolehkan bagi orang yang
mengumpulkan zakat (‘amil) dan Imam (pemerintah) untuk mentasarufkan
(memanfatkan) harta zakat yang sudah dikumpulkan sehingga menyerahkan
kepada mustahiq (yang berhak menerimanya), karena fuqoro’ masakin termasuk
ahlurrusdi yang tidak membutuhkan perwalian, dan tidak boleh mentasarufkan
harta bendanya kecuali mendapat izin”
20. Bagaimana hukumnya mengeluarkan zakat dengan jenis barang lain? Semisal
zakat dengan memakai uang!
Jawab:Pada dasarnya zakat tidak boleh memakai uang baik zakat mal atau zakat
fitrah tetapi untuk zakat mal dari sebaian ulama syafi’iah ada yang
memperbolehkan zakat mal memakai uang, yaitu pendapat yang mengikuti Imam
Bulkini, dengan alasan zakat memakai uang lebih bermanfaat bagi
mustahiq.(Ghoyatuttalhisilmurod, hal:112)
22