Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ZAKAT
(Tugas ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Ushul Fiqh)

Dosen Pengampu: Dr. Farhan Indra, MA.

Disusun Oleh:

Mutya Ramadhanti (0403222108)

Indri Anjani (0403222221)

Nafis Hasibuan ()

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA T.A

2023

MEDAN
A. Pengertian Zakat dan Dalilnya
Zakat berasal dari kata zaka yang berarti baik, berkah, tumbuh, bersih dan
bertambah. Sedangkan menurut istilah fikih, zakat adalah nama bagi sejumlah harta
tertentu yang dikeluarkan, dan diwajibkan oleh Allah SWT untuk diserahkan kepada
orang yang berhak menerimanya (mustahiq) dari orang-orang yang wajib mengeluarkan
(muzakki).1

Secara etimologis, zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh
Allah SWT diserahkan kepada orang-orang yang berhak. Menurut UU No. 38 Tahun
1998 tentang pengelolaan zakat, pengertian zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh
seorang muslim atau lembaga yang dimiliki oleh orang-orang muslim yang sesuai dengan
ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimannya.2

Ada Beberapa pendapat para ahli tentang zakat diantaranya:

a. Menurut Abdurrahman Qadir


Zakat berasal dari kata zaka yang bermakna al-numulu (menumbuhkan), al-ziyadah
(menambah), al-barakah (memberkatkan), dan at-thahir (menyucikan). 

b. Menurut Fiqqih Sunnah, Sayyid Sabiq


Zakat berasal dari bentuk kata "zaka" yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan
berkembang. Dinamakan zakat, karena di dalamnya terkandung harapan untuk beroleh
berkat, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebaikan.

c. Menurut Abdullah bin Abdurrahman Al-Basam


Zakat berarti hak wajib dalam harta yang khusus, yaitu hewan ternak, hasil bumi, uang
tunai, barang dagangan, yang diperuntukkan bagi delapan golongan yang disebutkan di
dalam surat At-Taubah pada waktu tertentu yaitu genap satu tahun, selain buah-buahan
bahwa waktu panennya merupakan waktu yang diwajibkan.

1
Umrotul Khasanah, Manajemen Zakat Modern, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hal: 34
2
Mardani, Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia Cet. I, (Bandung: PT. Refika Aditama 2011), hal: 27

1
Kalimat zakat banyak disebut dalam Al-Quran , lebih dari 30 kali. Menurut
Assayid dalam Fiqhus Sunnah, kata kata zakat yang disebutkan sesudah kata shalat
didalam Al-Quran ada 82 tempat.
Adapun dalil-dalil zakat didalam Al-Quran:
a. Firman Allah dalam surah Al-Bayyinah: 5

)٥ : ‫ك ِدينُ ْالقَيِّ َم ِة (البينة‬


َ ِ‫صاَل ةَ َويُْؤ تُوا ال َّز َكاةَ َو َذل‬ ِ ِ‫َو َما ُأ ِمرُوا ِإاَّل لِيَ ْعبُدُوا هَّللا َ ُم ْخل‬
َّ ‫صينَ لَهُ ال ِّدينَ ُحنَفَاء َويُقِي ُموا ال‬

Artinyaa: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan shalat
dan menunaikan zakat. dan yang demikian itulah agama yang lurus. (al-bayinah: 5)

b. Firman Allah dalam surah Al-Anbiya’: 73

َ‫صاَل ِة َوِإيتَاء ال َّز َكا ِة َو َكانُوا لَنَا عَابِ ِدين‬ ِ ‫َو َج َع ْلنَاهُ ْم َأِئ َّمةً يَ ْه ُدونَ بَِأ ْم ِرنَا َوَأوْ َح ْينَا ِإلَ ْي ِه ْم فِع َْل ْال َخ ْي َرا‬
َّ ‫ت َوِإقَا َم ال‬

Artinya: Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan
kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah
mereka selalu menyembah, (Al-Anbiyaa’ : 73)

c. Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah: 277

ٌ ْ‫صالَةَ َوآتَ ُو ْا ال َّز َكاةَ لَهُ ْم َأجْ ُرهُ ْم ِعن َد َربِّ ِه ْم َوالَ خَ و‬
َ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َوالَ هُ ْم يَحْ زَ نُون‬ ْ ‫ت َوَأقَا ُم‬
َّ ‫وا ال‬ ْ ُ‫وا َو َع ِمل‬
ِ ‫وا الصَّالِ َحا‬ ْ ُ‫ِإ َّن الَّ ِذينَ آ َمن‬
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan
shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(al-baqarah : 277)
d. Firman Allah dalam surah at-Taubah : 11

َ‫ت لِقَوْ ٍم يَ ْعلَ ُمون‬ ِّ َ‫صالَةَ َوآتَ ُو ْا ال َّز َكاةَ فَِإ ْخ َوانُ ُك ْم فِي الدِّي ِن َونُف‬
ِ ‫ص ُل اآليَا‬ ْ ‫ُوا َوَأقَا ُم‬
َّ ‫وا ال‬ ْ ‫فَِإن تَاب‬

Artinya: Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka
itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum
yang mengetahui. (At-Taubah: 11)

2
e. Hadist bahwa Allah mewajibkan zakat

َ ‫ث ُم َعا ًذا رضي هللا عنه ِإلَى اَ ْليَ َم ِن ) فَ َذ َك َر اَ ْل َح ِد‬


,‫يث‬ َّ ِ‫ ( َأ َّن اَلنَّب‬:‫ض َي هَّللَا ُ َع ْنهُ َما‬
َ ‫ي صلى هللا عليه وسلم بَ َع‬ ٍ ‫ع َِن اِ ْب ِن َعبَّا‬
ِ ‫س َر‬
ُ‫ َواللَّ ْفظ‬,‫ق َعلَ ْي ِه‬ ِ ‫ فَتُ َر ُّد‬,‫ تُْؤ َخ ُذ ِم ْن َأ ْغنِيَاِئ ِه ْم‬,‫ص َدقَةً فِي َأ ْم َوالِ ِه ْم‬
ٌ َ‫ف ي فُقَ َراِئ ِه ْم ) ُمتَّف‬ َ ‫ ( َأ َّن هَّللَا َ قَ ِد اِ ْفتَ َر‬:‫َوفِي ِه‬
َ ‫ض َعلَ ْي ِه ْم‬
ِ َ‫لِ ْلبُخ‬
ّ ‫ار‬
‫ي‬

Artinya: Dari Ibnu Abbas r. bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengutus
Mu’adz ke negeri Yaman ia meneruskan hadits itu dan didalamnya (beliau bersabda):
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan mereka zakat dari harta mereka yang diambil
dari orang-orang kaya di antara mereka dan dibagikan kepada orang-orang fakir di antara
mereka.” (Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari) dikutip dari Bulughul-marom
Bab Zakat.

B. Harta Yang Wajib dizakati

1. Zakat Emas Dan Perak

Nishab Dan Ukuran Yang Wajib Dikeluarkan Nisab Emas Sebanyak 20 Dinar,
Sedangkan Perak 200 Dirham, Zakat Keduanya Sebanyak Seperempatpuluh,
Sebagaimana Yang Diriwayatkan Dari ‘Ali Bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu, Dari
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Beliau Bersabda:

ِ َ‫يَ ْعنَى فِي ال َّذه‬- ‫ك َشٌئ‬


َ‫ َحتَّى يَ ُكوْ نَ لَكَ ِع ْشرُوْ ن‬-‫ب‬ َ ‫ال َعلَ ْيهَا ْال َحوْ ُل فَفِ ْيهَا خَ ْم َسةُ َد َرا ِه َم َولَي‬
َ ‫ْس َعلَ ْي‬ ْ ‫ِإ َذا َكان‬
َ َ‫َت ل‬
َ ‫ك ِماَئتَا ِدرْ ه ٍَم َو َح‬

ٍ ‫ َعلَ ْيهَا ْال َحوْ ُل فَفِ ْيهَا نِصْ فُ ِد ْين‬ ‫َار َو َحا َل‬
‫َار‬ ٍ ‫ك ِع ْشرُوْ نَ ِد ْين‬ ْ ‫ فَِإ َذا َكان‬,‫ ِد ْينَارًا‬.
َ َ‫َت ل‬

“Apabila Engkau Memiliki 200 Dirham Dan Telah Lewat Satu Tahun, Maka Zakatnya Sebanyak
5 Dirham. Tidak Wajib Atasmu Zakat (Emas) Kecuali Engkau Memiliki 20 Dinar, Jika Engkau
Memiliki 20 Dinar Dan Telah Lewat Satu Tahun, Maka Zakatnya Setengah Dinar.”3

3
Shahih: [Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 1391)], Sunan Abi Dawud
(IV/447, no. 1558)

3
2. Zakat Perhiasan

Zakat Perhiasan Wajib Hukumnya, Berdasarkan Keumuman Ayat Dan Hadits


Yang Menunjukkan Kewajiban Zakat, Dan Tidak Ada Dalil Bagi Mereka Yang
Mengecualikannya Dari Keumuman Ayat Dan Hadits-Hadits Tersebut. Di Samping Itu
Juga Ada Beberapa Dalil-Dalil Khusus Yang Menunjukkan Akan Kewajiban Zakat
Perhiasan, Di Antaranya:

Diriwayatkan Dari Ummu Salamah Radhiyallahu Anhuma, Dia Berkata, “Aku Mengenakan
Perhiasan Dari Perak, Lalu Aku Bertanya Kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,
‘Wahai Rasulullah, Apakah Ini Termasuk Harta Simpanan?” Beliau Menjawab:

‫ْس بِ َك ْن ٍز‬ َ ‫ َما بَلَ َغ َأ ْن تَُؤ د‬.


َ ‫ِّي زَ َكاتَهُ فَ ُز ِّك َي فَلَي‬

“Harta Yang Sudah Sampai Batas Untuk Dikeluarkan Zakatnya, Lalu Dikeluarkan Zakatnya,
Maka Bukan Lagi Termasuk Harta Simpanan.” 4

juga Dari ‘Aisyah Radhiyallahu Anhuma, Ia Berkata, “Pada Suatu Hari Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam Mendatangiku Dan Beliau Melihat Di Tanganku Ada Cincin Tak Bermata
Yang Terbuat Dari Perak, Kemudian Beliau Berkata, ‘Apa Ini, Wahai ‘Aisyah ?’ Aku
Menjawab, ‘Aku Sengaja Membuatnya Agar Aku Bisa Berhias Untukmu Wahai Rasulullah.’
Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bertanya, ‘Apakah Engkau Tunaikan Zakatnya?’ Aku
Menjawab, ‘Tidak Atau Maasya Allah.’ Lalu Beliau Berkata, ‘Hal Ini Cukup Untuk
Memasukkanmu Ke Dalam Neraka.’” 5

4
Hasan: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir, (no. 5582)], [Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (no.
559)], Sunan Abi Dawud (IV/426, no. 1549), Ad-Daraquthni (II/105).
5
Shahih: [Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 1384)], Sunan Abi Dawud (IV/427, no. 1550), ad-
Daraquthni (II/105).

4
3. Zakat Tanaman Dan Buah-Buahan

Allah Ta’ala Berfirman:

َ §‫ت َوالنَّ ْخ َل َوال َّزرْ َع ُم ْختَلِفًا ُأ ُكلُهُ َوال َّز ْيتُونَ َوالرُّ َّمانَ ُمت ََش §ابِهًا َو َغ ْي‬
‫§ر ُمت ََش §ابِ ٍه ۚ ُكلُ§§وا‬ ٍ ‫ت َو َغ ْي َر َم ْعرُو َشا‬ ٍ ‫َوهُ َو الَّ ِذي َأن َشَأ َجنَّا‬
ٍ ‫ت َّم ْعرُو َشا‬
ِ ‫ْرفُوا ۚ ِإنَّهُ اَل ي ُِحبُّ ْال ُمس‬
َ‫ْرفِين‬ ِ ‫صا ِد ِه ۖ َواَل تُس‬ َ ‫ِمن ثَ َم ِر ِه ِإ َذا َأ ْث َم َر َوآتُوا َحقَّهُ يَوْ َم َح‬

“Dan Dia-Lah Yang Menjadikan Kebun-Kebun Yang Berjunjung Dan Yang Tidak Berjunjung,
Pohon Korma, Tanam-Tanaman Yang Bermacam-Macam Buahnya, Zaitun Dan Delima Yang
Serupa (Bentuk Dan Warnanya), Dan Tidak Sama (Rasanya). Makanlah Dari Buahnya (Yang
Bermacam-Macam Itu) Bila Dia Berbuah Dan Tunaikanlah Haknya Di Hari Memetik Hasilnya
(Dengan Dikeluarkan Zakatnya) Dan Janganlah Kamu Berlebih-Lebihan. Sesungguhnya Allah
Tidak Menyukai Orang-Orang Yang Berlebih-Lebihan.” [Al-An’aam/6: 141]

Jenis-Jenis Tanaman Dan Buah-Buahan Yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya:

Tidak Wajib Mengeluarkan Zakat Kecuali Dari Empat Jenis Tanaman Yang
Disebutkan Dalam Hadits Berikut Ini. Dari Abi Burdah, Dari Abu Musa Dan Mu’adz
Radhiyallahu Anhuma, “Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
Mengutus Mereka Berdua Ke Yaman Untuk Mengajarkan Penduduk Yaman Ilmu Agama,
Dan Beliau Memerintahkan Mereka Berdua Agar Jangan Mengambil Zakat Kecuali Dari
Empat Jenis Tanaman, Yaitu Hinthah (Gandum), Sya’ir (Gandum), Kurma Dan Anggur
Kering.”6

Nishabnya:

Syarat Wajibnya Zakat Tanaman Dan Buah-Buahan Adalah Jika Telah Sampai Nishabnya,
Sebagaimana Yang Diterangkan Dalam Hadits Berikut.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu Anhu, Ia Berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam Bersabda:
6
Shahih: [ Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah 879], Mustadrak al-Hakim (I/401), al-Baihaqi (IV/125).

5
ٌ‫ص َدقَة‬ ٍ ‫ْس فِ ْي َما ُدونَ َخ ْم َس ِة َأوْ ُس‬
َ ‫ق‬ َ ‫ َولَي‬,ٌ‫ص َدقَة‬ ٍ ‫س َأ َوا‬
َ ‫ق‬ َ ‫س َذوْ ٍد ِمنَ ْاِإل بِ ِل‬
َ ‫ َولَي‬,ٌ‫ص َدقَة‬
ِ ‫ْس فِ ْي َما ُدوْ نَ خَ ْم‬ َ ‫لَي‬.
ِ ‫ْس فيِ َما ُدونَ َخ ْم‬

“Tidak Ada Zakat Pada Unta Yang Jumlahnya Kurang Dari 5 Ekor, Juga Pada Perak Yang
Kurang Dari 5 Awaq [5] , Dan Tidak Pula Pada Kurma Yang Kurang Dari 5 Ausuq .” 7

Ukuran Yang Wajib Dikeluarkan:

Diriwayatkan Dari Jabir, Dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Beliau Bersabda:

ِ ‫ َوفِ ْي َما ُسقِ َي بِالسَّانِيَّ ِة نِصْ فُ ْال ُع ُش‬,‫ت اَْأل ْنهَا ُر َو ْال َغ ْي ُم ْال ُع ُشوْ ُر‬
‫ور‬ ِ َ‫فِ ْي َما َسق‬.

“Pada (Perkebunan) Yang Disirami Dari Sungai Dan Hujan Ada Kewajiban Zakat
Sepersepuluh, Dan Yang Disirami Dengan Alat Seperduapuluh.”8

Juga Diriwayatkan Dari Ibnu ‘Umar, Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi


Wa Sallam Telah Bersabda:

‫ح نِصْ فُ ْال ُع ُش ِر‬


ِ ْ‫ َوفِ ْي َما ُسقِ َي بِالنُض‬,‫ت ال َّس َما ُء َو ْال ُعيُوْ نُ َأوْ َكانَ َعثَ ِريًا ْال ُع ْش ُر‬
ِ َ‫فيِ َما َسق‬.

“Tanaman Yang Disiram Dengan Air Hujan Atau Dengan Sumber Air Atau Dengan Pengisapan
Air Dari Tanah, Zakatnya Sepersepuluh, Dan Tanaman Yang Disiram Dengan Tenaga Manusia,
Zakatnya Seperduapuluh.”9

Diriwayatkan Dari Abu Humaid As-Sa’di, Dia Bercerita, “Kami Pergi Berperang
Bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Pada Perang Tabuk, Ketika Kami
Tiba Di Lembah Qura, Ada Seorang Wanita Yang Sedang Di Kebunnya, Lalu Rasulullah
7
Muttafaq ‘alaihi: [Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (III/310, no. 1447) ini adalah lafazhnya,
Shahiih Muslim (II/673, no. 979), Sunan at-Tirmidzi (II/69, no. 622), Sunan an-Nasa-i (V/17),
Sunan Ibni Majah (I/571, no. 1793).
8
Shahih: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 4271)], Shahiih Muslim (II/675, no. 981) ini adalah
lafazhnya, Sunan Abi Dawud (IV/486, no. 1582), Sunan an-Nasa-i (V/42).
9
Shahih: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 427)], Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (III/347,
no. 1483) dan ini adalah lafazhnya, Sunan Abi Dawud (IV/485, no. 1581), Sunan at-Tirmidzi
(II/76, no. 635), Sunan an-Nasa-i (V/41), Sunan Ibni Majah (I/581, no. 1817).

6
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Berkata Kepada Sahabat-Sahabatnya, ‘Taksirlah Jumlah
Buah Tanamannya.’ Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Menaksirkannya
Sebanyak Sepuluh Ausaq, Kemudian Beliau Berkata Kepada Wanita Tersebut,
‘Hitunglah Berapa Jumlah Hasil Panen Yang Engkau Dapat.’ Ketika Kami Kembali Ke
Lembah Qura (Dari Tabuk), Beliau Bertanya Kepada Wanita Pemilik Kebun Tersebut,
‘Berapa Hasil Panen Yang Engkau Dapat Dari Kebunmu?’ Wanita Itu Menjawab,
‘Sepuluh Ausuq, Sebagaimana Yang Ditaksir Oleh Rasulullah.’”10

Dan Dari ‘Aisyah Radhiyallahu Anhuma, Ia Berkata, “Dahulu Rasulullah


Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Mengutus ‘Abdullah Bin Rawahah Untuk Menaksir Buah
Kurma Ketika Sudah Mulai Matang Sebelum Dikonsumsi, Kemudian Beliau
Memberikan Pilihan Kepada Orang-Orang Yahudi Apakah Jumlah Taksiran Tersebut
Akan Diambil Oleh Amil Zakat Atau Mereka Yang Nantinya Menyerahkannya Langsung
Kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Agar Zakatnya Dihitung Sebelum
Kurma Tersebut Dikonsumsi Dan Dipilah-Pilah.”11

4. Zakat Hewan Ternak

Hewan Ternak Yang Wajib Dizakati Ada Tiga Jenis, Yaitu Unta, Sapi, Dan Kambing.

1. Zakat Unta

Nishabnya:

Dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu Anhu, Diriwayatkan Bahwasanya


Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda:

َ ‫س َذوْ ٍد ِمنَ ْاِإل بِ ِل‬


ٌ‫ص َدقَة‬ َ ‫لَي‬.
ِ ‫ْس فيِ َما ُدوْ نَ خَ ْم‬

“Tidak Ada Zakat Pada Unta Yang Jumlahnya Kurang Dari 5 Ekor.”
10
Shahih: [Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 2643)], Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari (III/343, no.
1481, 3079).
11
Hasan lighairihi (hadits yang dha’if tetapi karena banyak jalur sanadnya, maka ia naik menjadi
hasan): [Irwaa-ul Ghaliil (no. 805)], Sunan Abi Dawud (IX/276, no. 3396).

7
Jumlah Zakat Yang Wajib Dikeluarkan:

Dari Anas Radhiyallahu Anhu, Bahwasanya Abu Bakar Radhiyallahu Anhu


Menulis Surat Untuknya Yaitu Ketika Dia Diutus Ke Al-Bahrain, Di Antara Isinya:
“Bismillaahir Rahmaanir Rahiim (Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah
Lagi Maha Penyayang).

Ini Adalah Kewajiban Zakat Yang Diwajibkan Oleh Rasulullah Shallallahu


‘Alaihi Wa Sallam Atas Kaum Muslimin Dan Ini Pula Yang Diperintahkan Allah Atas
Rasul-Nya, Maka Barangsiapa Dari Kaum Muslimin Yang Diminta Untuk
Mengeluarkannya Dengan Cara Yang Benar, Maka Hendaklah Mereka
Mengeluarkannya. Dan Barangsiapa Yang Diminta Lebih Dari Apa Yang Telah
Diwajibkan, Maka Janganlah Dia Menyerahkannya, Yaitu Setiap 24 Ekor Unta Ke
Bawah Wajib Mengeluarkan Kambing, Yaitu Setiap Kelipatan Lima Ekor Unta Zakatnya
Seekor Kambing. Jika Mencapai 25 Hingga 35 Ekor Unta, Zakatnya Berupa Bintu
Makhad (Seekor Anak Unta Betina Yang Umurnya Telah Menginjak Tahun Kedua). Jika
Mencapai 36 Hingga 45 Ekor Unta, Zakatnya Berupa Bintu Labun (Seekor Anak Unta
Betina Yang Umurnya Telah Menginjak Tahun Ketiga).

Jika Mencapai 46 Hingga 60 Ekor Unta, Zakatnya Berupa Hiqqah Tharuqatul


Jamal (Seekor Anak Unta Betina Yang Umurnya Telah Masuk Tahun Keempat Dan Bisa
Dikawini Unta Jantan). Jika Mencapai 61 Hingga 75 Ekor Unta, Zakatnya Berupa
Jaza’ah (Seekor Unta Betina Yang Umurnya Telah Masuk Tahun Kelima).

Jika Mencapai 76 Hingga 90 Ekor Unta, Maka Zakatnya Dua Ekor Bintu Labun.
Jika Mencapai 91 Hingga 120 Ekor Unta, Zakatnya Dua Ekor Hiqqah Tharuqatul Jamal.

Jika Telah Melebihi 120 Ekor Unta, Maka Setiap 40 Ekor Unta, Zakatnya Seekor Anak
Unta Betina Yang Umurnya Masuk Tahun Ketiga. Dan Setiap 50 Ekor, Zakatnya Seekor Unta
Betina Yang Umurnya Masuk Tahun Keempat. Dan Bagi Mereka Yang Tidak Memiliki Unta
Kecuali Empat Ekor, Maka Tidak Wajib Atasnya Zakat Kecuali Jika Pemiliknya
Menghendakinya, Jika Telah Mencapai 5 Ekor Unta, Maka Wajib Mengeluarkan Zakat Berupa
Seekor Kambing.”12
12
Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (III/317, no. 1454), (III/316, no. 1453)

8
Dari Anas Radhiyallahu Anhu Bahwasanya Abu Bakar Radhiyallahu Anhu Telah Menulis Surat
Untuknya Yang Berisi Kewajiban Zakat Yang Telah Diwajibkan Allah Dan Rasul-Nya, Di
Antara Isi Surat Tersebut, “Barangsiapa Yang Jumlah Untanya Telah Wajib Mengeluarkan
Seekor Unta Betina Yang Umurnya Telah Memasuki Tahun Kelima (Jaza’ah), Padahal Dia
Tidak Memilikinya Dan Ia Memiliki Unta Betina Yang Umurnya Memasuki Tahun Keempat
(Hiqqah), Maka Ia Boleh Mengeluarkannya Ditambah Dua Ekor Kambing Jika Memungkinkan
Atau 20 Dirham. Barangsiapa Yang Wajib Mengeluarkan Seekor Anak Unta Betina Yang
Umurnya Masuk Tahun Keempat, Padahal Ia Tidak Memilikinya Dan Ia Memiliki Unta Betina
Yang Umurnya Masuk Tahun Kelima, Maka Ia Boleh Mengeluarkannya Ditambah 20 Dirham
Atau Dua Ekor Kambing. Barangsiapa Yang Wajib Mengeluarkan Seekor Anak Unta Betina
Yang Umurnya Masuk Tahun Keempat, Padahal Ia Tidak Memilikinya Dan Ia Memiliki Unta
Betina Yang Umurnya Masuk Tahun Ketiga (Bintu Labun), Maka Ia Boleh Mengeluarkannya
Ditambah Dua Ekor Kambing Atau 20 Dirham. Barangsiapa Yang Wajib Mengeluarkan Seekor
Anak Unta Betina Yang Umurnya Masuk Tahun Ketiga, Padahal Ia Tidak Memilikinya Dan Ia
Memiliki Unta Betina Yang Umurnya Masuk Tahun Keempat, Maka Ia Boleh Mengeluarkannya
Ditambah 20 Dirham Atau Dua Ekor Kambing. Barangsiapa Yang Wajib Mengeluarkan Seekor
Anak Unta Betina Yang Umurnya Masuk Tahun Ketiga, Padahal Ia Tidak Memilikinya Dan Ia
Memiliki Unta Betina Yang Umurnya Masuk Tahun Kedua (Bintu Makhad), Maka Ia Boleh
Mengeluarkannya Ditambah 20 Dirham Atau Dua Ekor Kambing.”13

2. Zakat Sapi

Nishab Dan Ukuran (Jumlah) Yang Wajib Dikeluarkan

Diriwayatkan Dari Mu’adz Bin Jabal Radhiyallahu Anhu, Ia Berkata, “Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam Telah Mengutusku Ke Yaman Dan Beliau Memerintahkanku Agar
Mengambil Zakat Dari Setiap 40 Ekor Sapi, Seekor Sapi Betina Berumur Dua Tahun Lebih

13
Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari (III/317, no. 1454, III/316, no. 1453).

9
(Musinnah), Dan Dari Setiap 30 Ekor Sapi, Seekor Anak Sapi Berumur Setahun Lebih (Tabi’)
Yang Jantan Atau Yang Betina.” 14

3. Zakat Kambing

Nishab Dan Jumlah Yang Wajib Dikeluarkan

Dari Anas Bahwasanya Abu Bakar Telah Menulis Surat Untuknya Yang Berisi
Kewajiban Zakat Yang Telah Diwajibkan Allah Dan Rasul-Nya, Di Antara Isinya,
“Zakat Kambing Yang Dilepas Mencari Makan Sendiri, Jika Telah Mencapai Jumlah 40
Hingga 120 Ekor, Zakatnya Seekor Kambing. Jika Lebih Dari 120 Hingga 200 Ekor,
Zakatnya Dua Ekor Kambing. Jika Lebih Dari 200 Hingga 300 Ekor, Zakatnya Tiga Ekor
Kambing. Jika Lebih Dari 300 Ekor Kambing, Maka Setiap 100 Ekor Zakatnya Satu
Ekor Kambing. Apabila Jumlah Kambing Yang Dilepas Mencari Makan Sendiri Tersebut
Kurang Dari 40 Ekor, Maka Tidak Wajib Atasnya Zakat Kecuali Jika Pemiliknya
Menginginkan Hal Tersebut.”

Syarat-Syarat Wajibnya Zakat Hewan Ternak

1. Telah Sampai Nishabnya. Dan Hal Ini Telah Diterangkan Secara Jelas Dalam Hadits-
Hadits Yang Telah Berlalu.

2. Telah Berlalu Haul (Satu Tahun), Berdasarkan Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam:

‫الَ زَ َكاةَ فِي َما ٍل َحتَّى يَحُوْ َل َعلَ ْي ِه ْال َحوْ ُل‬.

“Tidak Wajib Zakat Pada Harta Yang Belum Sampai Haulnya (Satu Tahun).”15

14
Shahih: [Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 1394)], Sunan at-Tirmidzi (II/68, no. 619), Sunan Abi
Dawud (IV/457, no. 1561), Sunan an-Nasa-i (V/26), Sunan Ibni Majah (I/576, no. 1803)
15
Shahih: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 7497)], Sunan Ibni Majah (I/571, no. 1792), ad-
Daraquthni (II/90, no. 3), al-Baihaqi (IV/103).

10
3. Hendaklah Hewan Ternak Tersebut Selama Setahun Lebih Sering Digembalakan
Dengan Cara Mencari Rumput Sendiri, Berdasarkan Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wa Sallam, “Zakat Kambing Yang Dilepas Mencari Makan Sendiri, Jika Telah Mencapai
Jumlah 40 Hingga 120 Ekor, Zakatnya Seekor Kambing…”

Dan Juga Sabdanya:

‫فِي ُك ِّل ِإبِ ٍل َساِئ َم ٍة فِي ُك ِّل َأرْ بَ ِع ْينَ ا ْبنَةُ لَبُوْ ٍن‬.

“Pada Setiap 40 Ekor Unta Yang Dilepas Mencari Makan Sendiri, Zakatnya Seekor Anak Unta
Betina Yang Umurnya Memasuki Tahun Ketiga.”

Jenis Harta Yang Tidak Boleh Diambil Sebagai Zakat

Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu Anhuma, Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
Ketika Mengutus Mu’adz Ke Yaman Beliau Bersabda:

‫وَِإيَّاكَ َو َك َراِئ َم َأ ْم َوالِ ِه ْم‬.

“Dan Janganlah Engkau Mengambil Harta-Harta Mereka Yang Mulia (Sebagai Zakat)…”16

Dari Anas Radhiyallahu Anhu Bahwasanya Abu Bakar Radhiyallahu Anhu Telah Menulis Surat
Untuknya Yang Berisi Kewajiban Zakat Yang Telah Diwajibkan Allah Dan Rasul-Nya, Yang
Berbunyi, “Tidak Boleh Dikeluarkan Untuk Zakat Hewan, Hewan Yang Tua Dan Yang Cacat,
Dan Tidak BoLeh Dikeluarkan Yang Jantan Kecuali Jika Pemiliknya Menghendaki.”

Hukum Harta Yang Terkumpul Padanya Dua Hak

16
Muttafaq ‘alaihi: Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (III/357, no. 1496), Sha-hiih Muslim (I/50,
no. 19), Sunan at-Tirmidzi (II/69, no. 621), Sunan Abi Dawud (IV/467, no. 1569), Sunan an-
Nasa-i (V/55).

11
Jika Tercampur Harta Dua Orang Atau Lebih Dari Orang-Orang Yang Wajib Zakat Dan Tidak
Bisa Dibedakan Antara Harta Salah Seorang Di Antara Mereka Dengan Yang Lainnya, Maka
Mereka Berdua Mengeluarkan Satu Zakat Saja Jika Telah Wajib Atas Mereka Berdua
Mengeluarkan Zakat.

Dari Anas Radhiyallahu Anhu Bahwasanya Abu Bakar Radhiyallahu Anhu Telah Menulis Surat
Untuknya Yang Berisi Kewajiban Zakat Yang Telah Diwajibkan Allah Dan Rasul-Nya, Yang Di
Antaranya Berbunyi, “Tidak Boleh Dikumpulkan Antara Hewan-Hewan Ternak Yang Terpisah
Dan Tidak Boleh Dipisahkan Antara Hewan-Hewan Ternak Yang Terkumpul Karena Takut
Mengeluarkan Zakat. Hewan Ternak Kumpulan Dari Dua Orang, Pada Waktu Zakat Harus
Kembali Dibagi Rata Antar Keduanya.”

5. Zakat Harta Karun (Rikaz)

Ar-Rikaz Adalah Harta Yang Terpendam Sejak Zaman Jahiliyyah Yang Kemudian Dikeluarkan
Tanpa Membutuhkan Biaya Dan Tenaga Yang Banyak.

Diwajibkan Untuk Segera Mengeluarkan Zakatnya Tanpa Ada Syarat Harus Sampai Nishab Dan
Haul. Hal Ini Berdasarkan Keumuman Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam:

ُ‫از ْال ُخ ُمس‬


ِ ‫ َو فِي ال ِّر َك‬.

“Zakat Rikaz Adalah Seperlima.”17

17
Muttafaq ‘alaihi: Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari (III/364, no. 1499)), Sha-hiih Muslim
(III/1334, no. 1710), Sunan at-Tirmidzi (II/77, no. 637), Sunan an-Nasa-i (V/45), Sunan Ibni
Majah (II/839, no. 2509), Sunan Abi Dawud (VIII/341, no. 3069).

12
C. Yang Wajib Menerima Zakat

Orang-orang yang berhak menerima zakat telah ditentu- kan oleh Allah swt.
sebagaimana tersebut dalam Al-Qur'an sebagai berikut:

َ‫ْض§ةً ِّمن‬ َ ‫يل فَ ِري‬


ِ ِ‫الس§ب‬ ِ ‫ب َو ْالغ‬
َّ ‫َار ِمينَ َوفِي َس§بِي ِل هَّللا ِ َواب ِْن‬ ِ ‫ت لِ ْلفُقَ َرا ِء َو ْال َم ْس ِك ْي ِن َو ْال َعا ِملِ ْينَ َعلَ ْيهَا َو ْال ُمَؤ لَّفَ ِة قُلُوْ بُهُ ْم َوفِي ال َّرقَا‬
ُ ‫ص َد ْق‬
َّ ‫ِإنَّ َما ال‬
ُ ‫هَّللا ِ َوهَّللا‬

)٦٠ :‫ (التوبة‬.‫َعلِي ٌم َح ِكي ٌم‬

"Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang
dilunakkan hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan)
orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai
kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana." (QS. At-Taubah/9: 60)

Berdasarkan ayat Al-Qur'an di atas, maka dapat dijelas- kan bahwa orang yang
berhak menerima zakat ada delapan golongan yaitu:

a. Fakir; yaitu orang yang tidak mempunyai harta atau usaha yang dapat menjamin 50 %
kebutuhan hidupnya.
b. Miskin; yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat menghasilkan lebih dari
50 % kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari.
c. Amil; yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan untuk mengumpulkan, dan membagi-
bagikannya kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan hukum Islam.
d. Muallaf; yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya dan jiwanya perlu
dibina agar bertambah kuat imannya supaya dapat meneruskan Islam.18

18
Moh. Rifa’I, Fiqih Islam Lengkap (PT. Karya Toha Putra Semarang: Semarang, 2014). h. 332

13
e. Hamba sahaya; yang mempunyai perjanjian akan dimer- dekakan oleh tuannya dengan
jalan menebus dirinya.
f. Garim; yaitu orang yang berutang untuk sesuatu kepen- tingan yang bukan maksiat dan ia
tidak sanggup untuk melunasinya.
g. Sabilillah; yaitu orang yang berjuang dengan sukarela untuk menegakkan agama Allah.
h. Musafir; yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam perjalanan dengan maksud baik,
seperti menuntut ilmu, menyiarkan agama dan sebagainya.

‫ لِ َعا ِم ٍل َعلَ ْيهَا َأوْ َرج ٍُل ِإ ْش§§تَ َراهَا‬: ‫ص َدقَةُ لِ َغنِي ِإاَّل لِخَ ْم َس ِة‬ ِ ‫ قَا َل َرسُوْ ُل هللاِ ال ال ال ع َْن َأبِي َس ِعي ٍد ْال ُخ ْد ِري َر‬: ‫هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬
َّ ‫ض َي تَ ِحلُّ ال‬
‫ق َعلَ ْي ِه ِم ْنهَا فََأ ْهدَى ِم ْنهَا‬ َ ُ‫َاز فِي َسبِ ْي ِل هَّللا ِ َأوْ ِم ْس ِك ْي ِن ت‬
َ ‫ص ِّد‬ ِ ‫َار ِم َأوْ غ‬
ِ ‫بِ َمالِ ِه َأوْ غ‬

.( ‫ واعل باالرسال‬،‫ لغني )رواه احمد وابو داود وابن ماجه وصححه الحكم‬.

"Dari Abu Sa'id Al-Khudri ra., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Zakat itu tidak halal bagi
yang kaya, kecuali lima (golongan): Pengurus zakat, orang yang membeli barang zakat dengan
hartanya, yang berutang (pailit), yang berperang di jalan Allah, orang miskin yang menerima
zakat lalu dihadiah- kan kepada orang kaya"." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan
disahkan oleh Hakim, tapi dianggap ma'lul sebab mursal).

‫ظ َر‬ َّ ‫ َأ َّن َر ُجلَ ْي ِن َح َّدثَاهُ َأنَّهُ َما َأتَيَا َرسُوْ َل هللاِ ﷺ يَ ْسَأاَل نِ ِه ِمنَ ال‬: ُ‫ض َي هللاُ َع ْنه‬
َ َّ‫ص َدقَ ِة فَقَل‬
َ َّ‫ب فِ ْي ِه َما الن‬ ِ َ‫ع َْن ُعبَ ْي ِ§د هللاِ ْب ِن َع ِدي ب ِْن ال ِخي‬
ِ ‫ار َر‬
‫ َواَل َحظَّ فِ ْيهَا لِ َغنِي َواَل‬،‫ ِإ ْن ِشْئتُ َما َأ ْعطَ ْيتُ ُك َما‬: ‫ال‬
َ َ‫ فَق‬.‫فَ َراهُ َما َج ْل َد ْي ِن‬

ّ ‫لِقَ ِو‬19
)‫ (رواه احمد وقواه ابو داود والنسائي‬.‫ي ُمكتسب‬

"Dari Ubaidillah bin 'Adi bin Khiyar ra., bahwasanya dua orang laki-laki memberi kabar
kepadanya bahwa mereka berdua telah datang kepada Rasulullah saw. untuk meminta bagian
dari zakat, maka berulang-ulang beliau melihat ke- pada mereka, dan ternyata bahwa mereka
itu adalah orang. orang gagah, maka beliau bersabda, Kalau kalian mau, aku akan memberinya,
tapi orang yang mampu dan yang kuat yang dapat berusaha tidak ada hak menerima zakat."
(HR. Ahmad dan dikuatkan oleh Abu Dawud dan Nasa'i)

19
Moh. Rifa’I, Fiqih Islam Lengkap (PT. Karya Toha Putra Semarang: Semarang, 2014). h. 333

14
‫ت‬ْ َّ‫ َر ُج§ ٍل تَ َح َّم َل َح َمالَ §ةٌ فَخَ ل‬: ‫ال َرسُوْ ُل هَّللا ِ ِإ َّن ْال َم ْسَألَةَ اَل تَ ِحلُّ ِإاَّل َأِل َح ِد ثَاَل ثَ ٍة‬ ِ ‫ق ْال ِهاَل تِي َر‬
َ َ‫ ق‬: ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل‬ ِ ‫َار‬ِ ‫صةَ ْب ِن ُمخ‬َ ‫ع َْن قَبِ ْي‬
‫ُ§ل‬
ٍ ‫ َو َرج‬،‫ش‬ ٍ ‫ْب قِ َوا ًم§§ا ِم ْن َع ْي‬َ ‫ُص§ي‬ِ ‫ت لَ§هُ ْال َم ْس§َألَةُ َحتَّى ي‬ ْ َّ‫ت َمالَ§هُ فَ َخل‬ َ ‫ َو َر ُج ٍل َأ‬،ُ‫ص ْيبَهَا ثُ َّم يُ ْم ِسك‬
ْ ‫صابَ ْتهُ َجاِئ َحةٌ ِإجْ تَ§§ا َح‬ ِ ُ‫لَهُ ْال َم ْسَألَهُ َحتَّى ي‬
‫ فَ َما‬،‫ْش‬
ِ ‫ْب قِ َوا ًما ِم ْن َعي‬ ِ ُ‫ت لَهُ ْال َم ْسَألَةُ َحتَّى ي‬
َ ‫صي‬ ْ َّ‫ فَ َحل‬،ٌ‫ت فُاَل نَا فَاقَة‬ َ ‫ لَقَ ْد َأ‬:‫صابَ ْتهُ فَاقَةٌ َحتَّى يَقُوْ َم ثَاَل ثَةٌ ِم ْن َذ ِوى ْال ِح َجى ِم ْن قَوْ ِم ِه‬
ْ َ‫صاب‬ َ ‫َأ‬
)‫ (رواه مسلم وابو داود وابن خزيمة وابن حبان‬.‫صا ِحبُهُ سُختا‬ َ ُ‫ت يَْأ ُكلُه‬
ُ ْ‫صةٌ سُح‬ َ ‫ِس َواه َُّن ِمنَ ْال َم ْسَألَ ِة يَا قَ ْي‬

"Dari Qabishah bin Mukhariq Al-Hilali ra., ia berkata, Ra- sulullah saw. bersabda,
'Sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal kecuali bagi salah satu dari tiga orang ini: Orang
yang menanggung utang orang lain, maka halal baginya meminta-minta, sehingga ia dapat
membayarkan utang itu, kemudian ia harus berhenti dari minta-minta. Orang yang kena
bencana hingga habis semua hartanya, maka halal baginya meminta-minta sehingga ia
mendapat penghidupan yang tetap; dan orang yang tertimpa kesengsaraan sehingga tiga orang
yang berakal dari kaumnya berkata, 'Sungguh si Fulan telah ditimpa kesengsaraan. Maka halal
baginya20 meminta-minta sehingga ia mendapatkan sandaran hidup yang tetap. Adapun selain
daripada itu hai Qabishah, adalah haram, dan orang yang makan harta itu berarti makan yang
haram'." (HR. Muslim, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban).21

D. Orang yang tidak berhak menerima zakat

Sebagaimana telah dijelaskan, orang-orang yang berhak menerima za- kat ada
delapan golongan. Dan orang-orang yang tidak berhak mene- rima zakat ada lima
golongan, sebagaimana penjelasan berikut ini.

1. Orang kaya dengan harta atau kaya dengan usaha dan pengha-silan. Sabda Rasulullah
Saw.:

‫ رواه الخمسة اال النسائي وابن ماجه‬. ‫ص َدقَةُ لِ َغنِي َواَل لِ ِذي ِمرَّة يسوي‬
َّ ‫اَل تَ ِح ُل ال‬

"Tidak halal bagi orang kaya dan orang yang mempunyai kekuat an tenaga mengambil sedekah
(zakat)." (Riwayat lima orang ahli hadis, selain Nasai dan Ibnu Majah)

20
Moh. Rifa’I, Fiqih Islam Lengkap (PT. Karya Toha Putra Semarang: Semarang, 2014). h. 334
21
Moh. Rifa’I, Fiqih Islam Lengkap (PT. Karya Toha Putra Semarang: Semarang, 2014). h. 335

15
Ada beberapa pendapat ulama dalam menafsirkan makna orang memiliki harta
sampai satu nisab. Mereka mengambil alasan de- ngan hadis Mu'aż ketika beliau diutus
oleh Rasulullah Saw. ke Yaman.

Sabda Rasulullah Saw.:

َ ُ‫ص َدقَةٌ تُْؤ خَ§ ُذ ِم ْن َأ ْغنِيَ§اِئ ِه ْم فَت‬


‫§ر ُّد َعلَى‬ َ ‫ال فَا ْعلِ ْمهُ ْم َأ َّن هللاَ ا ْفتَ َر‬
َ ‫ض َعلَ ْي ِه ْم‬ َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُم َعادًا ِإلَى ْاليَ َم ِن ق‬ َ ‫لما‬
َ ِ‫بعث َرسُو ُل هللا‬
‫ تَدَاء الجماعة‬. ‫فُقَ َراِئ ِه ْم‬

Tatkala Rasulullah Saw. mengutus Mu'aż ke Yaman, beliau ber- kata, "Beri tahukanlah kepada
rakyat Yaman, sesungguhnya Allah Swt. telah mewajibkan atas mereka membayar zakat yang
dipungut dari orang-orang kaya mereka dan diberikan kepada fa- kir miskin mereka." (Riwayat
Jama'ah ahli hadis)

Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan gani (kaya) itu ialah
orang yang mempunyai harta (usaha) mencukupi22 untuk penghidupannya sendiri serta
orang yang dalam tanggungannya sehari-hari, baik ia mempunyai satu nisab, kurang
ataupun lebih. Mereka beralasan dengan hadis berikut: Sabda Rasulullah Saw.

ِ َّ‫َم ْن َسَأ َل َو ِع ْن َدهُ َما يُ ْغنِ ْي ِه فَِإنَّ َما يَ ْستَ ْكثِ ُر ِمنَ الن‬
‫ رواه أبو داود وابن حبان‬.‫ار قَالُوا يَا َرسُو َل هَّللا ِ َو َما يُ ْغنِي ِ§ه قَا َل َما يُقَ ِّد ْي ِه َويُ َع ِشي ِه‬

"Barang siapa meminta-minta, sedangkan ia mempunyai kekaya- an, maka seolah-olah ia


memperbesar siksaan neraka (atas diri- nya)." Yang mendengar bertanya, "Apakah yang
diartikan kaya itu, ya Rasulullah?" Jawab beliau, "Orang kaya ialah orang yang cukup untuk
makan tengah hari dan untuk makan malam." (Ri- wayat Abu Dawud dan Ibnu Hibban)

Sekarang kita tinjau arti "kaya". Kaya menurut bahasa artinya cukup. Cukup tidak
dapat dibatasi dengan kadar sedikit atau banyaknya harta. Si A umpamanya mempunyai
harta satu nisab, te- tapi harta satu nisab itu tidak mencukupi baginya karena tang-
gungannya banyak. Sebaliknya si B mempunyai harta kurang dari satu nisab, harta yang
sedikit itu mencukupi baginya karena keperluan atau tanggungannya sedikit.
22
Sulaiman Rasjid. Fiqih Islam (Penerbit PT Sinar Baru Algensindo: Babdar Lampung, 1994). h. 215

16
2. Hamba sahaya, karena mereka mendapat nafkah dari tuan mereka.
3. Keturunan Rasulullah Saw Sabda Rasulullah Saw.:

‫ َك § ْع كَحْ از‬: ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس§§لَّ َم‬ َّ ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ يَقُو ُل اَ َخ َذ ْال َح َسنُ بْنُ َعلَى تَ ْم َرةً ِم ْن تَ ْم ِر ال‬
َ ِ ‫ص َدقَ ِة فَ َج َعلَهَا فِي فِي ِه فَقَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
‫ رواه مسلم‬. ‫ص َدقَة‬ َّ ‫ مربهَا َأ َما َعلِ ْمتَ اَنَّا اَل نَْأ ُك ُل ال‬.

Dari Abu Hurairah. Ia berkata, "Pada suatu hari Hasan bin Ali (cucu Rasulullah Saw.) telah
mengambil sebuah kurma dari kur ma zakat, lantas dimasukkan ke mulutnya. Rasulullah Saw.
bersabda (kepada cucu beliau), jijik, jijik, buanglah kurma itu! Tidak tahukah kamu bahwa kita
(Keturunan Muhammad) tidak boleh mengambil sedekah (zakat).” (Riwayat Muslim)23.

4. Orang dalam tanggungan yang berzakat, artinya orang yang ber-zakat tidak boleh
memberikan zakatnya kepada orang yang da-lam tanggungannya dengan nama fakir atau
miskin, sedangkan mereka mendapat nafkah yang mencukupi. Tetapi dengan nama lain,
seperti nama pengurus zakat atau berutang, tidak ada ha- langan. Begitu juga kalau
mereka tidak mencukupi dari nafkah yang wajib.

5. Orang yang tidak beragama Islam, karena pesan Rasulullah Saw. kepada Mu'aż sewaktu
dia diutus ke negeri Yaman. Beliau berka- ta kepada Mu'aż, "Beri tahukanlah kepada
mereka (umat Islam), 'Diwajibkan atas mereka zakat. Zakat itu diambil dari orang ka- ya,
dan diberikan kepada orang fakir di antara mereka (umat Is- lam)"."24

DAFTAR PUSTAKA
23
Sulaiman Rasjid. Fiqih Islam (Penerbit PT Sinar Baru Algensindo: Babdar Lampung, 1994). h. 216
24
Sulaiman Rasjid. Fiqih Islam (Penerbit PT Sinar Baru Algensindo: Babdar Lampung, 1994). h. 217

17
18

Anda mungkin juga menyukai