Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam yang digunakan untuk membantu
masyarakat lain, menstabilkan ekonomi masyarakat dari kalangan bawah hingga kalangan
atas, sehingga dengan adanya zakat umat Islam tidak ada yang tertindas karena zakat dapat
menghilangkan jarak antara si kaya dan si miskin. Oleh karena itu, zakat sebagai salah satu
instrumen negara dan juga sebuah tawaran solusi untuk menbangkitkan bangsa dari
keterpurukan. Zakat juga sebuah ibadah mahdhah yang diwajibkan bagi orang-orang Islam,
namun diperuntukan bagi kepentingan seluruh masyarakat.

Zakat merupakan suatu ibadah yang dipergunakan untuk kemaslahatan umat sehingga
dengan adanya zakat (baik zakat fitrah maupun zakat maal) kita dapat mempererat tali
silaturahmi dengan sesama umat Islam maupun dengan umat lain.

Oleh karena itu kesadaran untuk menunaikan zakat bagi umat Islam harus
ditingkatkan baik dalam menunaikan zakat fitrah yang hanya setahun sekali pada bulan
ramadhan, maupun zakat maal yang seharusnya dilakukan sesuai dengan ketentuan zakat
dalam yang telah ditetapkan baik harta, hewan ternak, emas, perak dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud denggan zakat fitri ?
2. Bagaimana sejarah di syari’atkannya zakat fitri ?
3. Bagaimana ketentuan dalam islam tentang zakat fitri ??

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana pengertian zakat fitrah.
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana sejarahdi syariatkannya zakat fitrah.
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana ketentuan zakat fitrah menurut
islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fitra

ْ ِ‫ ف‬yang berarti belahan,


Jika ditinjau dari segi etimologi kata fitrah terambil dari kata 1 )‫طر‬
dan makna ini lahir makna-makna lain yakni “penciptaan atau kejadian” selanjutnya
dipahami juga bahwa fatr adalah bagian dan khalq (penciptaan) Allah. Fitrah manusia adalah
kejadiannya sejakl semula atau bawaan sejak lahirnya.
Kata fatara merupakan salah satu kata yang digunakan untuk menunjuk penciptaan
alam, Tersusun dari huruf fa’-ta’-ra’ yang berarti fathu syai’n wa ibrazu (membuka sesuatu
dan menampakkannya). Ungkapan orang Arab, seperti fataran-nabat dimaksudkan untuk
menunjuk pada tanaman yang tumbuh membelah (membuka) tanah dimana ia tumbuh.
Membuka juga berarti memulai sesuatu yang atau al-ibtida’ wal-ikhtira (yang menunjuk pada
arti memulai sesuatu yang baru) yang biasa juga disebut “menciptakan atau menjadikan”.
Dalam Alquran kata fitrah dalam berbagai bentuknya disebut sebanyak 28 kali, 14  di
antaranya berhubungan dengan bumi dan langit. Sisanya berhubungan dengan penciptaan
manusia, baik dari sisi pengakuan bahwa penciptanya adalah Allah, maupun dari segi uraian
tentang fitrah manusia. Sehubungan dengan itu Allah berfirman pada surat Ar rum ayat : 30 :

ِ )‫يل لِ َخ ْل‬
ۚ ِ ‫)ق هَّللا‬ َ ‫اس َعلَ ْيهَ))ا ۚ اَل تَبْ) ِد‬ َ َّ‫ت هَّللا ِ الَّتِي فَطَ َر الن‬ ْ ِ‫ِّين َحنِيفًا ۚ ف‬
َ ‫ط َر‬ َ َ‫فَأَقِ ْم َوجْ ه‬
ِ ‫ك لِلد‬
ٰ َ ِ‫ٰ َذل‬
َ ‫اس اَل يَ ْعلَ ُم‬
‫ون‬ ِ َّ‫ِّين ْالقَيِّ ُم َولَ ِك َّن أَ ْكثَ َر الن‬
ُ ‫ك الد‬
"Maka hadapkanlah dirimu dengan lurus kepada agama itu, yakni fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia atas fitrah itu.Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama
yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya."

1 Khutbah ini  dinamakan khutbatul haajah, yaitu khutbah pembuka yang biasa dipergunakan
Rasulullah saw untuk mengawali setiap majelisnya. Beliau saw juga mengajarkan khubah ini
kepada para sahabatnya ra. Khutbah ini diriwayatkan dari enam Sahabat Nabi saw.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (I/392-393), Abu Dawud (no.1097, 2118), An Nasaa-I
(III/104-105), at-Tirmidzi (no.1105), Ibnu Majah (no.1892), al-Hakim (III/182-183), ath-
Thayalisi, Abu Ya’la, ad-Darimi dan al-Baihaqi, dari sahabat Abdullah bin Mas’ud ra. Hadits
ini shahih
Pada ayat lain diterangkan kronologis peristiwanya:

ُ ) ‫ُور ِه ْم ُذرِّ يَّتَهُ ْم َوأَ ْشهَ َدهُ ْم َعلَ ٰى أَ ْنفُ ِس ) ِه ْم أَلَ ْس‬
ۖ ‫ت بِ ) َربِّ ُك ْم‬ ِ ‫إِ ْذ أَ َخ َذ َرب َُّك ِم ْن بَنِي آ َد َم ِم ْن ظُه‬
َ ِ‫قَالُوا بَلَ ٰۛى َش ِه ْدنَا ۛ أَ ْن تَقُولُوا يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة إِنَّا ُكنَّا َع ْن ٰهَ َذا َغافِل‬
‫ين‬
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah
aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi".
(kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan
Tuhan)" (Q.s. Al-A'raf:172)
Peristiwa ini memberikan gambaran bahwa sejak diciptakan manusia itu telah membawa
potensi beragama yang lurus, yaitu bertauhid (mengesakan Allah). Keadaan inilah yang
disebut al-fitrah. Sehubungan dengan itu Nabi saw. bersabda:
Setiap manusia dilahirkan atas fitrahnya, maka kedua orang tuanya yang menjadikan dia
Yahudi, Nashrani, atau Majusi. ( HR. Bukhari Muslim).
2

B. Sejarah Zakat Fitrah

Selama 13 tahun hidup di Mekah sebelum hijrah, Nabi Muhamad telah 13 kali
mengalami Ramadhan, yaitu dimulai dari Ramadhan tahun ke-41 kelahiran Nabi yang
bertepatan bulan Agustus 610 M, hingga Ramadhan tahun ke-53 dari kelahirannya yang
bertepatan dengan bulan April tahun 622 M. Namun selama waktu itu belum disyariatkan
kewajiban mengeluarkan zakat fitrah bagi kaum muslimin, dan Iedul fitrinya juga belum ada
ataubelum disyariatkan.
Setelah Nabi hijrah ke Madinah, dan menetap selama 17 bulan di sana, maka turunlah
ayat183-184 al-Baqarah pada bulan Sya'ban tahun ke-2 H, sebagai dasar disyariatkannya
shaum bulan Ramadhan. Tak lama setelah itu, dalam bulan Ramadhan tahun itu pula mulai
diwajibkan zakat kepada kaum muslimin, sebagaimana diterangkan oleh Ibnu Umar:

2 H. Jamali Sahrodi, Idi Warsah Filosfi Jiwa Al-Ghazali dan Sigmund Frend (Studi
Komparatif Efistemologi Islam dan Barat), hlm.30-31
“Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rasulullah saw. telah mewajibkan zakat fitrah pada bulan
Ramadhan atas orang-orang sebesar 1 sha' kurma, atau 1 sha' gandum, wajib atas orang
merdeka, hamba sahaya, laki-laki dan perempuan, dari kaum muslimin" . ( HR. Muslim ).
Zakat ini kemudian populer dengan nama zakat fitrah.

C. Dasar Hukum Zakat

Zakat hukumnya wajib bagi setiap muslim yang memiliki harta yang telah sampai nishab
untuk dikeluarkan zakatnya.

‫صاَل تَكَ َس َك ٌن لَهُ ْم ۗ َوهَّللا ُ َس ِمي ٌع َعلِيم‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن أَ ْم َوالِ ِه ْم‬


َ ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُ َز ِّكي ِه ْم بِهَا َو‬
َ ‫صلِّ َعلَ ْي ِه ْم ۖ إِ َّن‬
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan “   
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
”.ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui

)Qs. At Taubah : 103(

َّ ‫َوأَقِي ُموا ال‬


َ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّز َكاة‬
 “Dirikanlah sholat dan tunaikan zakat.“ (Q.S. An-nisa : 77)

Didalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Dari ibnu umar:

‫ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن ُع َم َر‬


ٍ ‫ضانَ َعلَى ُكلِّ نَ ْف‬
‫س ِم ْن‬ ْ ِ‫ض زَ َكاةَ ْالف‬
َ ‫ط ِر ِم ْن َر َم‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَ َر‬ َ ِ ‫أَ َّن َرسُو َل هَّللا‬
ٍ ‫صاعًا ِم ْن َش ِع‬
‫ير‬ َ ْ‫صاعًا ِم ْن تَ ْم ٍر أَو‬َ ‫ير‬ ٍ ِ‫ير أَوْ َكب‬ٍ ‫ص ِغ‬َ ‫ْال ُم ْسلِ ِمينَ حُرٍّ أَوْ َع ْب ٍد أَوْ َرج ٍُل أَوْ ا ْم َرأَ ٍة‬

" Rosullullah saw. mewajibkan zakat fitrah (berbuka) bulan ramadhan sebanyak satu
sa' (3,1 liter) kurma atau gandum atas tiap orang-orang muslim merdeka atau hamba, laki-laki
atau perempuan." (Riwayat bukhari dan muslim). Dalam hadist bukhari disebutkan,"mereka
membayar fitrah itu sehari atau dua hari sebelum hari raya."
Hadits diatas menjelaskan bahwa Rasulullah mewajibkan zakat fitrah. Adapun nishabnya 1
sha’ (2,5kg)

Dengan kata-kata shagir (anak kecil) itu sudah tercakup didalamnya bayi yang masih berada
didalam kandungan ibunya apabila usia kandungan itu telah mencapai umur 120 hari atau
empat bulan.Sehubungan dengan itu Usman bin Afan membayar zakat fitrah bagi anak
kecil,orang dewasa dan bayi dalam kandungan sebagaimana diriwayatkan Ibnu Abu Syaibah:
Jadi Hukum Zakat ialah:

Mengeluarkan zakat hukumnya Fardhu ‘Ain bagi setiap orang Islam yang mampu dan
kaya. Mengeluarkan zakat dilakukan tiap-tiap tahun sesuai dengan peraturan zakat oleh
orang-orang yang mampu dan diberikan kepada orang-orang yang tidak mampu atau miskin
dan orang-orang yang berhak menerimanya.

Pada zaman Abu Bakar Ash Shiddiq menjadi khalifah, orang-orang Islam yang
membangkang terhadap kewajiban membayar zakat diperangi sampai mereka sadar dan patuh
kembali membayar zakat.

3 http://juraganmakalah.blogspot.com/2013/03/zakat-fitrah.html
D.      Menurut Pendapat Ulama

Jama'ah ahli hadits telah meriwayatkan hadits rosulullah saw. Dari ibnu umar:

    "Sesungguhnya Rosulullah saw. telah mewajibkan zakat fitrah pada bulan ramadhan satu
sa' kurma atau satu sa' gandum kepada setiap orang yang merdeka, hamba sahaya, laki-laki,
maupun perempun dari kaum muslimin.

Jumhur ulama' Salaf dan Kholaf menyatakan bahwa makna farodho pada hadits itu
adalah alzama dan awjaba, sehingga zakat fitrah adalah suatu kewajiban yang bersifat pasti.
Juga karena masuk pada keumuman firman Allah: "Dan tunaikanlah oleh kamu sekalian
zakat" (Qur'an,2:110;4:77;24:56)

Zakat fitrah oleh Rosululloh saw. Disebut dengan zakat, karenanya termasuk kedalam
perintah Allah. Dan karena sabda Rosululloh saw. Farodho, biasanya dalam istilah syara'
dipergunakan makna tersebut. Telah menjelaskan pula Abu Aliah, Imam 'Atho, dan Ibnu
Sirin, bahwa zakat fitrah itu adalah wajib. Sebagaimana pula dikemukakan dalam Bukhori.
Ini adalah madzhab Maliki,Syafi'i dan Ahmad.

Hanafi menyatakan bahwa zakat itu wajib bukan fardhu, fardhu menurut mereka
segala sesuatu yang di tetapkan oleh dalil qath'i, sedangkan wajib adalah segala sesuatu yang
di tetapkan oleh dalil zanni. Hal ini berbeda dengan imam yang tiga. Menurut mereka fardhu
mencakup dua bagian: fardhu yang di tetapkan berdasarkan dalil qoth'i dan fardhu yang
ditetapkan berdasar dalil zanni. Dari sini kita mengetahui bahwa hanafi tidak berbeda dengan
mazhab yang tiga dari segi hukum, tetapi hanyalah perbedaan dalam istilah saja dan ini tidak
menjadi masalah.

Maliki mengutip dari asyhab bahwa zakat fitrah itu hukumnya adalah sunnat
muakkad. Ini adalah pendapat sebagian ahli zahir, dan ibnu lubban dri syafi'i. mereka
mentakwilkan kalimat fardhu didalam hadits dengan makna qaddara/memastikan. Apa yang
telah di kemukakan diatas, sesungguhnya telah membantah pendapat tersebut. Imam Nawawi
setelah mengemukakan pendapat ibnu luban yang menyunatkannya, menyatakan bahwa
pendapat tersebut adalah pendapat yang aneh dan munkar bahkan jelas salahnya.

4 Muchtar Saefullah Amin, Sejarah dan Syariat Zakat Fitrah.


Ishaq bin rahawih menyatakan bahwa kewajiban zakat fitrah adalah seperti ijma'
bahkan Ibnu Mundzir mengutip ijma' ulama akan kewajibannya. Ibrahim bin Uliah dan Abu
Bakr Asham berpendapat bahwa kewajiban zakat fitrah itu dinaskh dengan kefardhuan zakat.
Keduanya beralasan dengan sebuah hadits riwayat Ahmad dan Nasa'i dari Qoyis bin Sa'ad bin
Ubadah:

"Ia ditanya tentang zakat ftrah, ia menjawab: rosulullah saw. telah memerintahkan zakat
fitrah, sebelum diturunkan kewjiban zakat. Ketika diturunkan kewajiban zakat, rosul tidak
menyuruh dan juga tidak melarang, akn tetapi harus melakukannya."

E.       Kepada siapakah zakat fitrah itu diwajibkan

Rosulullah telah mewajibkan zakat fitrah pada bulan ramadhan-pada orang yang
merdeka, hamba sahaya, laki-laki, perempuan, anak-anak, orang dewasa, orang kaya, fakir
atau miskin.

Empat mazhab sepakat bahwa zakat fitrah itu diwajibkan kepada setiap orang islam
yang kuat, baik tua maupun muda. Maka bagi wali anak kecil dan orang gila wajib
mengeluarkan harta serta memberikan kepada orang fakir, menurut Hanafi orang yang
mampu ialah orang yang mempunyai harta yang cukup nishab atau nilainya lebih dari
kebutuhannya. Menurut Syafii, Maliki, Hanbali orang yang mampu adalah orang yang
mempunyai lebih dalam makanan pokoknya untuk dirinya dan untuk keluarganya pada hari
dan malam hari raya dangan pengecualian kebutuhan tempat tinggal dan alat-alat primer,
Maliki menambahkan bahwa orang yang mampu adalah orang yang bisa berhutang kalau dia
mempunyai harapan untuk membayarnya. Menurut Imamiyah syarat wajib mengeluarkan
zakat fitrah itu adalah baligh berakal dan mampu, maka harta anak kecil dan juga harta orang
gila tidak wajib di zakati

Menurut Imam Syafi'i orang yanng mempuyai tanggungan ( menanggung nafkah


orang lain) dan tidak munngkin meninggalkannya ia wajib menngeluarkan zakat fitrah untuk
orang-orang yang berada dibawah tanggungannya seperti anak-anak yang masih kecil.
Seseorang juga wajib mengeluarkan zakat fitrah untuk budak-budaknnya yang berada
dibawah kekuasannya atau ditempat lain yang masih ada harapan kembali atau ysng tidak ada
harapan unutuk kembali ketangannya, dengan syarat ia mengetahui budak-budak tersebut
masih hidup karena budak-budak tersebut statusnya masih dalam kepemilikannyaApabila
seseorang mempunyai anak atau tanggungan baru dihari terkhir bulan ramadhan sebelum
matahari tenggelam-sebelum kelihatan hilal bulan syawal-maka ia wajib mengeluarkan zakat
fitrah dari anak yang baru lahir tersebut.

Apabila seseorang menghibahkan seorang budak kepada orang lain beberapa saat
sebelum terlihat hilal bulan syawal(masih berada diakhir bulan ramadhan), maka yang wajib
mengeluarkan zakat fitrah dari budak tersebut adalah orang yang mendapat hibah tersebut.
Untuk orang gila dan anak yang masih kecil, maka yang wajib mengeluarkan zakat fitrahnya
adalah walinya. Apabila seseorang memasuki awal bulan syawal(malam hari bulan syawal)
dan mempunyai makanan yang cukup untuk dirinya dan untuk orang-orang yang berada
dibawah tanggungannya, dan makanan tersebut juga cukup untuk dibayarkan sebagai zakat
fitrah untuk dirinya dan untuk orang-orang yang berada dibawah tanggungannya, maka dlam
hal ini ia wajib mengeluarkan zakat fitrah untuk dirinyna dan untuk orang-orang yang
menjadi tanggungannya. Apabila makanan tersebut hanya cukup dimakan oleh dirinya dan
orang-orang yang berada dalam tanggungannya ( tidak cukup membayar zakat walaupun
untuk satu orang ), maka dalam hal ini ia wajib mengeluarkan zakat fitrah bagi dirinya dan
bagi orang-orang yang menjadi tanggungannya.

F.       Makna Zakat Fitrah

Makna zakat fitrah, yaitu zakat yang sebab diwajibkannya adalah futur (berbuka
puasa) pada bulan ramadhan disebut pula dengan sedekah. Lafadh sedekah menurut syara'
dipergunakan untuk zakat yang diwajibkan, sebagaimana terdapat pada berbagai tempat
dalam qur'an dan sunnah. Dipergunakan pula sedekah itu untuk zakat fitrah, seolah-olah
sedekah dari fitrah atau asal kejadian, sehingga wajibnya zakat fitrah untuk mensucikan diri
dan membersihkan perbuatannya.

Dipergunakan pula untuk yang dikeluarkan disini dengan fitrah, yaitu bayi yang di
lahirkan. Yang menurut bahasa-bukan bahasa arab dan bukan pula mu'arab (dari bahasa lain
yang dianggap bahas arab)-akan tetapi merupakan istilah para fuqoha'.

Zakat fitrah diwajibkan pada kedua tahun hijrah, yaitu tahun diwajibkannya puasa bulan
ramadhan untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan yang tidak
ada gunanya, untuk memberi makanan pada orang-orang miskin dan mencukupkan mereka
dari kebutuhan dan meminta-minta pada hari raya.

Zakat ini merupakan pajak yang berbeda dari zakat-zakat lain, seperti memiliki nisab,
dengan syarat-syaratnya yang jelas, pada tempatnya. Para fuqoha' menyebut zakat ini dengan
zakat kepala, atau zakat perbudakan atau zakat badan. Yang dimaksud dengan badan disini
adalah pribadi, bukan badn yang merupakan dari jiwa dan nyawa.

G.       Takaran zakat fitrah dan ketentuannya

Dari nafi' dan ibnu umar, "bahwasannya rosulullah saw. Mewajibkan zakat fitrah
ramadhan pada manusia( kaum muslimin ), yaitu satu sha' tamar atau satu sha' sya'ir
(gandum). Imam Syafi'i berkata: "sesungguhnya Abu Sa'id al Khudhri berkata,

ْ‫ض ْب ِن َع ْب ِد هَّللا ِ عَن‬ِ ‫س عَنْ ِعيَا‬ ٍ ‫ب َح َّدثَنَا دَا ُو ُد يَ ْعنِي ابْنَ قَ ْي‬ٍ َ‫سلَ َمةَ ْب ِن قَ ْعن‬
ْ ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ َم‬
‫ي قَا َل‬ َ ‫أَبِي‬:
ِّ ‫س ِعي ٍد ا ْل ُخ ْد ِر‬
‫ص ِغي ٍر َو َكبِي ٍر ُح ٍّر‬ َ ‫سلَّ َم َز َكاةَ ا ْلفِ ْط ِر عَنْ ُك ِّل‬َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ُ ‫ُكنَّا نُ ْخ ِر ُج إِ ْذ َكانَ فِينَا َر‬
‫صاعًا‬ َ ‫صاعًا ِمنْ تَ ْم ٍر أَ ْو‬ َ ‫ش ِعي ٍر أَ ْو‬ َ ْ‫صاعًا ِمن‬ َ ‫صاعًا ِمنْ أَقِ ٍط أَ ْو‬ َ ‫ط َع ٍام أَ ْو‬ َ ْ‫صاعًا ِمن‬ َ ‫وك‬ ٍ ُ‫أَ ْو َم ْمل‬
ٍ ‫ِمنْ زَ بِي‬
‫ب‬
‫اس َعلَى‬ َ َّ‫اجا أَ ْو ُم ْعتَ ِم ًرا فَ َكلَّ َم الن‬
ًّ ‫س ْفيَانَ َح‬ ُ ‫فَلَ ْم نَزَ ْل نُ ْخ ِر ُجهُ َحتَّى قَ ِد َم َعلَ ْينَا ُم َعا ِويَةُ بْنُ أَبِي‬
ْ‫صاعًا ِمن‬ َ ‫َّام تَ ْع ِد ُل‬ِ ‫س ْم َرا ِء الش‬ َ ْ‫اس أَنْ قَا َل إِنِّي أَ َرى أَنَّ ُم َّد ْي ِن ِمن‬ َ َّ‫ا ْل ِم ْنبَ ِر فَ َكانَ فِي َما َكلَّ َم بِ ِه الن‬
‫س ِعي ٍد فَأ َ َّما أَنَا فَاَل أَ َزا ُل أُ ْخ ِر ُجهُ َك َما ُك ْنتُ أُ ْخ ِر ُجهُ أَبَدًا َما ِعشْت‬ َ ‫اس بِ َذلِ َك قَا َل أَبُو‬ ُ َّ‫تَ ْم ٍر فَأ َ َخ َذ الن‬

"Dizaman nabi saw. kami mengeluarkan zakat fitrah berupa makanan pokok satu sha', yaitu
satu sha' keju ( susu kering ) atau satu sha' zabit ( anggur kering ), atau satu sha' tamar (kurma
kering ) atau satu sha' gandum. Demikianlah kami mengeluarkan zakat fitrah, sampai pada
suatu hari Muawiyah datang berhaji atau berumroh, lalu ia berkuthbah dihadapan kaum
muslimin. Diantara isi khutbahnya adalah, 'aku berpendapat bahwa dua mud samrah yang
berasal dari negeri syam adalah sebanding dengan satu sha' tamar. Maka kaum muslimin
mengikuti apa yang di ucapkan oleh mu'awiyah."

Imam Syafi'i berkata: biji gandum tidak dikeluarkan zakatnya kecuali satu sha' saja.
Menurut sunnah rosul, zakat fitrah adalah berupa makanan pokok yang biasa dimakan oleh
seseorang, makanan yang harus di keluarkan sebagai zakat fitrah adalah makanan yang paling
sering dimakan seseorang. Jika seseorang mendapat pinjaman berupa makanan dari orang
lain, kemudian pinjaman tersebut habis pada malam satu syawal, maka ia tidak wajib
mengeluarkan zakat fitrah.

Jika terdapat pada suatu negeri yang makanan pokoknya bukan gandum maka dapat
dikiaskan dengan gandum, contoh padi ukurannya dapat disamakan dengan gandum dan
menjadi menjadi ukuran 2,5 KG seperti yang sudah umum di masyarakat. Ketentuan zakat
fitrah yang paling mendasar adalah bahan makanan pokok di indonesia sendiri selain itu
terdapat banyak makanan pokok seperti: sagu, ketela atau tepung yang berasal dari ketela.
Satu sho' gandum(Hinthoh) versi Imam Abu Nawawi:1862,18Gr, satu sho' beras putih:
2719,19Gr,Satu sho' dalam volume versi Imam Syfii, hambali dan maliki: 188,712Lt / kubus
berukuran + 14,65Cm.

Satu sho' itu 1/6 ltr mesir, yaitu 11/3 wadah mesir. Sebagaimana dinyatakan dalam
Syarah Dardir dan yang lain. Ia sama dengan 2167 gram(hal ini berdasarkan timbangan
dengan gandum). Apabila keadaan ini timbangan 1 sho' gandum, maka mereka menyatakan,
bahwa makanan selain gandum itu lebih ringn dari padanya, sehingga apabila yang selain
gandum itu dikeluarkan, timbangannya sama dengan gandum, tentu akan lebih dari 1 sho'.
Apabila pada suatu daerah makanan utamanya lebih berat daripada gandum, seperti beras
misalnya maka wajib untuk menambah dari ukuran tersebut, sebagai imbangan dari adanya
perbedaan itu. Atas dasar itu, maka sebagian ulama ada yang berpegang teguh pada takaran,
bukan pada timbangan. Karena biji-bijian itu ada yang ringan dan ada pula yang berat.

Menurut Imam Nawawi :" telah menjadi sulit membuat batasan 1 sho' dengan
timbangan, karena 1 sho' yang dikeluarkan di zaman Rosululloh saw. adalah takaran yang
diketahui, dan berbeda-beda ukuran timbangannya, karena perbedaan benda yang
dikeluarkannya, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, dan yang lainnya.

Dibolehkan lebih dari satu sho' karena sesungguhnyaa zakat itu bukanlah urusan
ibadah semata, seperti dan segala yang berhubungan dengannya, seperti dzikir dan tasbih.

Adanya tambahan pada zakat dari sekedar kewajiban adalah tidak mengakibatkan
dosa, bahkan merupakan perbuatan terpuji, sebagaimana yang dinyatakan Quran:

"barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik
baginya."

I. Apakah zakat fitrah itu dibagikan asnaf yang delapan?


Pendapat yang masyhur dari mazhab Syafi'i bahwa wajib menyerahkan zakat fitrah
kepada golongan orang yang berhak menerima zakat yaitu Asnaf yang delapan. Mereka wajib
diberi bagaian dengan rata. Dan ini dalah mazhab Hazm. Apabila zakat fitrah itu dibagikan
sendiri, maka gugurlah bagian petugas, karena memang tidak ada dan gugur pula bagian
muallaf karena urusan mereka hanyalah diserahkan kepada penguasa.

 ۞ ‫ين َعلَ ْيهَ))ا َو ْال ُم َؤلَّفَ ) ِة قُلُ))وبُهُ ْم َوفِي‬


َ ِ‫ين َو ْال َع))ا ِمل‬
ِ ‫)را ِ)ء َو ْال َم َس )ا ِك‬
َ )َ‫ات لِ ْلفُق‬ َّ ‫إِنَّ َم))ا‬
ُ َ‫الص ) َدق‬
‫يضةً ِم َن هَّللا ِ ۗ َوهَّللا ُ َعلِي ٌم َح ِكي ٌم‬
َ ‫يل هَّللا ِ َواب ِْن ال َّسبِي ِل ۖ فَ ِر‬
ِ ِ‫ين َوفِي َسب‬ ِ ‫ب َو ْال َغ‬
َ ‫ار ِم‬ ِ ‫ال ِّرقَا‬
    "Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang di bujuk hatinya, untuk(memerdekakan) budak,
orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan,
sebagai sesuatu ketetapan yang di wajibkan Allah; Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijakasan."
(QS. At-Taubat:60)

    Allah telah mejelasakan delapan golongan yang berhak menerima zakat. Yaitu:

a. Fakir: orang yang hanya mampu memenuhi kurang dari separoh kebutuhanya.
b. Miskin: orang yang mampu memenuhi lebih dari separoh kebutuhanya, namun ia
belum mampu memenuhi kebutuhannya secara menyeluruh, maka ia diberi zakat
untuk beberapa bulan kebutuhanya.
c. Amil Zakat: orang yang ditugaskan oleh penguasa (pemerintah) untuk mengumpulkan
zakat dari orang yang membayar zakat.mereka di beri upah yang layak sesuai dengan
pekerjaan mereka.
d. Para muallaf yang dibujuk hatinya: adalah orang orang yang baru memeluk islam,
mereka diberi zakat agar hti mereka lunak menerima islam dan agar keimanan dihati
mereka tetap teguh
e. Zakat juga di berikan untuk memerdekakan budak dan membebaskan tawanan perang
yang tertawan oleh pihak musuh.
f. Orang-orang yang berhutang: mereka adalah orang-orang yang terbebani hutang
mereka di beri zakat untuk melunasi hutang mereka dengan syaratnya harus beragama
islam, tidak mampu melunasi hutang, dan tidak berhutang untuk membiayai
kemaksiatan.
g. Fisabilillah: mereka adalah para mujahid yang berperang dengan suka rela tanpa
mendapat gaji dari pemerintah, mereka di beri zakat untuk diri mereka sendiri atau
untuk membeli senjata.
h. Orang yang sedang dalam pejalanan yaitu para musafir yang kehabisan bekal untuk
melanjutkan perjalananya, maka ia diberi zakat sekedar kebutuhanya, sehingga ia
sampai ke tujuanya.

Ibnu Qayyim membantah pendapat ini dan berkata: "Pengkhususan zakat fitrah bagi
orang-orang miskin, merupakan hadiah dari Nabi saw. Nabi tidak pernah membagikan zakat
fitrah sedikit-sedikit kepada golongan yang delapan, tidak pernah pula menyuruhnya, tidak
dilakukan oleh seorangpun dari para sahabat dan orang-orang sesudahnya.bahkn salah satu
pendapat dari mazhab kami adalah tidak boleh menyerahkan zakat fitrah, kecuali hanya
kepada golongan miskin saja. Pendapat ini lebih kuat dibanding pendapat yang mewajibkan
pembagian zakat fitrah pada asnaf yang delapan.

Menurut mazhab Maliki, sesungguhnya zakat fitrah itu hanyalah diberikan kepada
golongan fakir dan miskin saja. Tidak pada petugas zakat, tidak pada orang yang muallaf,
tidak dalam pembebasan perbudakan, tidak pada orang yang berutang, tidak untuk orang
yang berutang, tidak untuk orang yang berperang dan tidak pula untuk ibnu sabil yang
kehabisan bekal untuk pulang, bahkan tidak diberi kecuali dengan sifat fakir. Apabila di suatu
negara tidak ada orang fakir, maka di pindahkan kenegara tetangga dari ongkos orang
mengeluarkan zakat, bukan diambil dari zakat, supaya tidak berkurang jumlahnya.

5 Abdul Hamid, fiqh Ibadah, 2009, penerbit: LP2 STAIN CURUP Jl. AK. Gani Curup, hal.
145
    Dalam hal ini jelas ada tiga pendapat:

1.      Pendapat yang mewjibkan di bagikan pada asnaf yang delapan, dengan rata ini adalah
pendapat yang masyhur dari golongan Syafi'i.

2.      Pendapat yang memperkenankan membagikannya pada asnaf yang delapan dan
mengkhususkanya kepada golongan fakir. Ini adalah pendapat jumhur, karena zakat fitrah
adalah zakat juga, sehingga masuk dalam keumuman sebagaimana pada surat at-Taubat
ayat:60

3.      Pendapat yang mewajibkan mengkhususkan kepada orang-orang yang fakir saja, ini adalah
pendapat golongan Maliki, salah satu dari pendapat Imam Ahmad, di perkuat oleh Ibnu
Qoyyim dan gurunya, yaitu Ibnu Taimiyah. Pendapat ini di pegang pula oleh Imam Hadi,
Qashim dan Abu Tholib,dimana mereka mengatakan bahwa zakat fitrah itu hanyalah di
berikan kepada fakir miskin saja, tidak kepada yang lainnya dari asnaf yang delapan,
berdasarkan hadist: "Zakat fitrah adalah untuk memberi makan pada orang-orang miskin."
Dan hadis: "Cukupkanlah mereka di hari raya ini."

Hadist-hadist di atas menunjukkan bahwa maksud utama zakat fitrah adalah mencukupkan
orang-orang fakir pada hari raya, jika orang orang fakir itu ada, tetapi ini tidak berarti
mencegah diberikanya kepada kelompok lainnya, sesuai dengan kebutuhan dan
kemaslahatan, sebagaimana penjelasan Nabi tentang zakat harta, bahwa zakat itu diambil dari
orang kaya dan diberikan kepada orang fakir. Roslullah saw. tidak melarang, zakat itu
diberikan kepada asnaf lainya, sebagaimana yang terdapat dalam surat at-Taubat ayat 60.

J. Masalah-masalah yang mencul sehubungan zakat fitrah.

Banyak sekali masalah yang muncul ketika membayar zakat antara lain:
Mengeluarkan harga zakat fitrah menurut imam yang tiga adalah tidak diperkenankan, baik
pada zakat fitrah maupun pada zakat-zakat lainnya, Ibnu Umar berpendapat bahwa
menyerahkan harganya itu bertentangan dengan sunnah Rosul demikian juga Ibnu Hazm
berpendapat bahwa menyerahkan harganya itu sama sekali tidak boleh karena hal itu berbeda
dengan apa yng diwajibkan Rasulullah saw.

Imam at-Tsuri, Abu Hanifah dan ashabnya berpendapat bahwa mengeluarkan


harganya itu diperbolehkan. Hal ini diriwayatkan pula dari Umar bin Abdul Azis serta Hasan
Basri, diantara alasan yang memperkuat pendapat ini adalah sabda Rosul saw. "cukuplah
orang-orang miskin pada hari raya tidak meminta-minta." Mencukupi ini juga bisa dengan
harganya, bisa pula dengan makanannya, kebolehan mengeluarkan harga itu sejak di
tunjukkan sejak dari dahulu, yaitu para sahabat memperbolehkan mengeluarkan setengah sha'
gandum, karena di anggap sama nilainya dengan satu sha' kurma. Beberapa masalah yang
berhubungan dengan penyerahan harga:

 Yang di maksud dengan menyerahkan harga adalah harga gandum, syai'ir, atau
kurma.
 Tidak boleh mengelurkan harga dari makanan yang ada nasnya, dicampur antara satu
jenis dengan jenis lainya.

Orang yang tidak mampu mengeluarkan zakat fitrah sampai melewati hilal bulan
syawal, kemudian sehari sesudahnya, maka dalam hal ini ia tidak wajib mengeluarkan zakat
(imam syafii).

KESIMPULAN
           Dalam Alquran kata fitrah dalam berbagai bentuknya disebut sebanyak 28 kali, 14  di
antaranya berhubungan dengan bumi dan langit. Sisanya berhubungan dengan penciptaan
manusia, baik dari sisi pengakuan bahwa penciptanya adalah Allah, maupun dari segi uraian
tentang fitrah manusia

            Mengeluarkan zakat fitra hukumnya Fardhu ‘Ain bagi setiap orang Islam yang
mampu dan kaya. Mengeluarkan zakat dilakukan tiap-tiap tahun sesuai dengan peraturan
zakat oleh orang-orang yang mampu dan diberikan kepada orang-orang yang tidak mampu
atau miskin dan orang-orang yang berhak menerimanya.

            Jumhur ulama' Salaf dan Kholaf menyatakan bahwa makna farodho pada hadits itu
adalah alzama dan awjaba, sehingga zakat fitrah adalah suatu kewajiban yang bersifat pasti.

Daftar Pustaka
H. Jamali Sahrodi, Idi Warsah Filosfi Jiwa Al-Ghazali dan Sigmund Frend (Studi Komparatif
Efistemologi Islam dan Barat), 2010, penerbit: LP2 STAIN CURUP Jl. AK. Gani Curup kel,
Dusun Curup. Rejang Lebong - Bengkulu

Abdul Hamid, fiqh Ibadah, 2009, penerbit: LP2 STAIN CURUP Jl. AK. Gani Curup kel,
Dusun Curup. Rejang lebong

http://juraganmakalah.blogspot.com/2013/03/zakat-fitrah.html
Muchtar Saefullah Amin, Sejarah dan Syariat Zakat Fitrah.
http://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/makalah-zakat-fitrah.html
https://mufidatulmahmudah.wordpress.com/2014/06/17/makalah-fiqih-zakat-maal-dan-zakat-
fitrah/
http://www.belajarfiqih.com/makalah-zakat-fitrah/

Anda mungkin juga menyukai