Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Firman allah dalam surat Al-Maidah ayat 3 mengajarkan tolong menolonglah

kamu sekalian dalam kebaikan dan ketaqwaan dan jangan kamu tolong menolong dalam

dosa dan pemusuhan. Tolong-menolong dalam konteks ekonomi atau bisnis maupun

perdagangan diwujudkan dalam hukum muamalat disebut dengan syirkah. Syirkah

merupakan akad muamalat yang berbasis bagihasil, yaitu kerjasama antar dua pihak mitra

bisnis atau lebih, yang masing-masing mitra bisnis mengkontribuksikan modal untuk

usaha dan hasil dari bisnis tersebut dibagi bersama sesuai dengan perjanjian aplikasi akad

syirkah dalam dunia bisnis modern seperti antara lain perseroan terbatas, koperasi, bisnis

waralaba, bursa efek, bisnis perbankan syariah, modal ventura dan sebagainya1
Ji’alah dalam kehidupan sehari-hari diartikan oleh para fuqaha dengan member

upahkepada orang lain yang dapat menemukan barangnya yang hilang atau mengobati

orang yang sakit atau menggali sumur sampai memancarkan air atau seseorang dalam

kompetisi. Ji’alah bukan hanya terbatas pada barang yang hilang namun dapat dilakukan

pada setiap pekerjaan yang dapat menguntungkan seseorang.2


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai

berikut:
1.Apa yang dimaksud Syirkah dan Ji’alah?
2.Bagaimana Dasar Hukum Syirkah dan Ji’alah?
3.Apasaja Rukun dan Syarat Syirkah dan Ji’alah?
4.Apasaja Ciri-Ciri Khusus Dari Setiap Jenis Syirkah?
5.Bagaimana Penerapan Jenis Syirkah di Lembaga Keuangan Syariah?
6. Bagaimana Memahami Hikmah Syirkah dan Ji’alah?
7. Bagaimana Pelaksanaan Dan Pembatalan Ji’alah?
C. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan:

Kelompok 2 : “Syirkah dan Ji’alah” 1


1. Menjelaskan tentang Pengertian Syirkah dan Ji’alah
2. Menjelaskan tentang Dasar Hukum Syirkah dan Ji’alah
3. Menjelaskan tentang Rukun dan Syarat Syirkah dan Ji’alah
4. Menjelaskan tentang Ciri-Ciri Khusus Dari Setiap Jenis Syirkah
5. Menjelaskan tentang Penerapan Jenis Syirkah di Lembaga Keuangan Syariah

Menjelaskan tentang Memahami Hikmah Syirkah dan Ji’alah


6. Menjelaskan tentang Pelaksanaan Dan Pembatalan Ji’alah

D. Manfaat
Makalah ini disusun dengan harapan:
1. Mahasiswa dapat memahami Pengertian Syirkah dan Ji’alah
2. Mahasiswa dapat memahami Dasar Hukum Syirkah dan Ji’alah
3. Mahasiswa dapat memahami Rukun dan Syarat Syirkah dan Ji’alah
4. Mahasiswa dapat memahami Ciri-Ciri Khusus Dari Setiap Jenis Syirkah
5. Mahasiswa dapat memahami Penerapan Jenis Syirkah di Lembaga Keuangan

Syariah
6. Mahasiswa dapat memahami Memahami Hikmah Syirkah dan Ji’alah
7. Mahasiswa dapat memahami Pelaksanaan Dan Pembatalan Ji’alah

BAB II
PEMBAHASAN
A. SYIRKAH
1. Pengertian Syirkah
Syirkah secara etimologi , asy-syirkah berarti campuran , yaitu

percampuran antara sesuatu dengan yang lainnya, sehingga sulit dibedakan. Asy-

syirkah termasuk salahsatu bentuk kerjasama dagang dengan rukun dan syarat

Kelompok 2 : “Syirkah dan Ji’alah” 2


tertentu, yang dalam hukum positif disebut dengan perserikatan dagang (haroen,

2000).
Menurut istilah hukum islam, ada beberapa definisi syirkah yang

dikemukakan oleh kalangan ahli hukum islam (fukoha), diantaranya adalah ulama

hanafiyah yang mendefinisikan sirkah sebagai suatu persetujuan antara dua orang

atau lebih untuk bekerjasama dalam hal modal dan keuntungan. Ulama malikiyah

mengatakan syirkah adalah suatu perizinan antara dua orang yang bekerjasama

untuk bertindak secara hukum terhadap harta mereka. Ulama syafi’iyyah dan

hanabilah memberikan pengertian bahwa syirkah adalah keikutsertaan dua orang

atau lebih didalam suatu transaksi. Ahli hukum Ali Al-Khafit memberikan definisi

lebih luas yaitu kontrak dua orang atau lebih untu kerjasama dalam modal dan

laba, atau untuk keikutsertaan didalam laba dan tanpa keikutsertaan didalam

modal. (Haroen, 2000). 3


2. Dasar hukum syirkah
Para ulama sepakat bahwa syirkah ‘inan boleh dilakukan. Sedangkan

ketiga jenis syirkah lainnya, mereka berbeda pendapat mengenai hukumnya.


Ulama Syafi’iyyah Zhahiriyah, dan Imamiyah menganggap semua jenis

syirkah adalah haram. Kecuali syirkah ‘inan dan syirkah mudharabah. Sementara

ulama Hanabilah, membolehkan semua jenis syirkah kecuali syirkah

mufawadhah. Ulama Malikiyah membolehkan semua syirkah kecuali syirkah

wujuh dan syirkah mufawadhah.


Pada prinsipnya bahwa hukum syirkah adalah mubah/boleh dan sah-sah

saja. Namun, apabila terjadi penyimpangan oleh anggota syirikat, hal ini tidak

benar karena telah keluar dari prinsip ridha. 4


3. Rukun dan syarat syirkah
Rukun dan syarat syirkah dapat dikemukakan sebagai berikut.

Kelompok 2 : “Syirkah dan Ji’alah” 3


a. Anggota yang berserikat dengan syarat dengan syarat baligh, berakal sehat,

atas kehendak sendiri, dan mengetahui pokok-pokok perjanjian.


b. Pokok-pokok perjanjian syaratnya:
 Modal pokok yang dioperasikan harus jelas;
 Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga harus jelas;
 Yang disyarikat kerjakan (objeknya) tidak bertentanga dengan prinsip-

prinsip syariat islam.


c. Sighat, dengan syarat : akad kerjasama harus jelas sesuai dengan perjanjian.

Salah satu pihak berkata: “Aku bersyirkah denganmu untuk urusan ini dan

itu.” Lalu pihak lain, “Telah aku terima.” 5


4. Ciri ciri khusus dari setiap jenis syirkah
a. Syirkah amwal ( harta )
Syirkah yang didirikan berdasarkan asas kepemilikan bersama antara para

anggota dalam hal modal . Jenis syirkah ini terbagi dua, yaitu :
1. Syirkah inan
Ciri khusus dua orang atau lebih yang masing masing anggota

mempunyai saham dengan memberikan sejumlah persentase modal

untuk berdagang dan mereka mendapatkan bagian dari keuntungannya.


2. Syirkah muwafadhah
Ciri khusunya dua orang atau lebih melaukan serikat bisnis dengan

syarat adanya kesamaan dalam permodalan, pembagian keuntungan

dan kerugian, kesamaan kerja, tanggung jawab dan beban utang.


b. Syirkah amal / abdan
Ciri khususnya kontrak bisnis antara dua orang atau lebih menerima pekerjaan

secara bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan tersebut dengan

memanfaatkan fisik mereka.


c. Syirkah wujuh ( nama baik )
Ciri khususnya kontrak bisnis antara dua orang atau lebihyang memiliki

reputasi dan prestise baik.


d. Syirkah mudarabah / qiradh

Kelompok 2 : “Syirkah dan Ji’alah” 4


Ciri khusunya transaksi atau perserikatan antara dua orang atau lebih yang

salah satu pihak memberikan modal dan pihak lainnya melakukan pekerjaan

dan keuntungan dibagi berdua sesuai kesepakatan.


e. Syirkah da’imah dan syirkah mu’aqqatah ciri khususnya yaitu setiap syarik

tidak mengalami perubahan sejak akad syirkah dimlai sampai dengan

berakhirnya akad syirkah.


f. Musyarakah mutanaqishah
Ciri khususnya salah satu syarik berkurang disebabkan pembelian secara

bertahap oleh syarik lainnya. 6


5. Penerapan Jenis Syirkah Di Lembaga Keuangan Syariah
Penerapan Jenis Syirkah Di Lembaga Keuangan Syariah yaitu dalam

bentuk pembiayaan musyarakah. Transaksi tersebut dilandasi adanya keinginan

para p ihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki

secara bersama-sama. Termasuk dalam golongan ini adalah sema bentuk usaha

yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama

memadukan seluruh bentuk sumberdaya baik yang berwujud maupun tidak

berwujud. Bentuk kontribusi dari pihak yang bekerjasama bisa berupa dana,

barang perdagangan, kewiraswastaan, kepandaian, kepemilikan, peralatan,

kepercayaan danbarang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang.


Dalam musyarakah, bank dan nasabah bertindak selaku syarik (partner)

yang masing-masing memberikan dana untuk usaha. Pembagian keuntungan/

sahil atau kerugian sesuai dengan kaidah ushul: “Ar-Ribhu bimat tafaqa, wal

khasaratu biqadri malihi.” (keuntungan dibagi menurut kesepakatan,sedangkan

apabila terjadi kerugian dibagi menurut porsi modal masing-masing). Selaku

syarik, bank berhak ikut serta dalam pengaturan manajemen, sesuai kaidah

musyawarah.7

Kelompok 2 : “Syirkah dan Ji’alah” 5


6. Memahami hikmah Syirkah
Adapun hikmah syirkah adalah sebagai berikut
a. Dapat meningkatkan daya saing produksi karena ada tambahan modal yang

benar.
b. Dapat meningkatkan hubungan kerja sama antar kelompok social dan

hubungan bilateral antar Negara.


c. Dapat memberi kesempatan kepada pihak yang lemah ekonominya untuk

bekerja sama dengan pihak ekonomi yang lebih kuat. 8

B. JI’ALAH

1. Ji’alah

Kata ji’alah secara bahasa artinya sesuatu yang di siapkan untuk diberikan

kepada seseorang yang berhasil melakukan perbuatan tertentu atau juga diartikan

sebagai sesuatu yang diberikan kepada seseorang karena telah melakukan

pekerjaan tertentu.

Ji’alah adalah akad atau komitmen dengan kehendak satu pihak.

Seadangkan menurut syara’, akad adalah komitmen memberikan imbalan yang

jelas atau suatu pekerjaan tertentuatau tidak tertentu yang sulit diketahui.9

2. Dasar Hukum Ji’alah

Ji’alah hukumnya mubah ( boleh )didasarkan pada Firman Allah Swt :

Penyeru – penyeru itu berkata : “ Kami kehilangan piala raja, dan barang

siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan ( seberat )

beban unta, dan akan menjanjikan tehadapnya. ”( QS Yusuf [12]: 72 ) 10

3. Rukun dan Syarat Ji’alah

Kelompok 2 : “Syirkah dan Ji’alah” 6


Rukun Ji’alah terdiri dari empat , yaitu akad, pekerjaan, orang yangmembuat

sayembara, dan pelakunya, dan adanya upah atau pembayaran.

a. Lafadz (akad) Ji’alah, dengan syarat sebagai berikut.

 Lafadz dapat dimengerti isi dan maksudnya.

 Mengandung izin untuk melakukan apa yangdiharapkan oleh pembuat

lafadz.

 Ada batas tertentu dalam melakukan sayembara.

b. Orang yang menjanjikan upah, syaratnya sebagai berikut.

 Orang yang punya hak memberikan sayembara.

 Orang yang dibenarkan secara hukum menyelenggarakan sayembara.

c. Pekerjaan (sesuatu yang harus dilakukan), syaratnya sebagai berikut.

 Pekerjaan itu memungkinkan untuk dilakukan oleh manusia.

 Pekerjaan itu adalah pekerjaan yang tidak mengandung unsure

maksiat.

d. Upah, syaratnya diketahui terlebih dahulusebelum pekerjaan itu

dilaksanakan.11

4. Pelaksanaan dan pembatalan Ji’alah

Kelompok 2 : “Syirkah dan Ji’alah” 7


Ji’alah dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dapat ditentukan

orangnya misalnya si A. Kedua, secara umum artinyaorang yang member

pekerjaan mencari barang bukan satu orang tetapi bersifat umum yaitu siapa saja.

Pembatalah Ji’alah dapat dilakukan oleh kedua belah pihak sebelum

bekerja. Pembatalan yang datang dari orang yang mencari barang, maka ia tidak

mendapatkan upah sekalipun ia bekerja. Pembatalan dari pihak yang menjanjikan

upah maka yang bekerja berhak menuntut upah sebanyak pekerjaan itu telah

dilakukan.12

5. Hikmah Ji’alah

Ji’alah (sayembara) dalam prinsip muamalah akad memiliki hikmah besar

diantaranya sebagai berikut:


Memacu potensi dalam suatu bidang yang disayembarakan (dilombakan).


Menumbuhkan sikap saling tolong menolong antar sesame manusia.


Adanya penghargaan terhadap suatu potensi dari pekerjaan yang

dilakukan.13

BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syirkah secara etimologi , asy-syirkah berarti campuran , yaitu percampuran

antara sesuatu dengan yang lainnya, sehingga sulit dibedakan. Asy-syirkah termasuk

Kelompok 2 : “Syirkah dan Ji’alah” 8


salahsatu bentuk kerjasama dagang dengan rukun dan syarat tertentu, yang dalam hukum

positif disebut dengan perserikatan dagang (haroen, 2000).


Pada prinsipnya bahwa hukum syirkah adalah mubah/boleh dan sah-sah saja.

Namun, apabila terjadi penyimpangan oleh anggota syirikat, hal ini tidak benar karena

telah keluar dari prinsip ridha.


Rukun dan syarat syirkah sebagai berikut:
1. Anggota yang berserikat
2. Pokok-pokok perjanjian
3. Sighat
Ciri ciri khusus dari setiap jenis syirkah
1. Syirkah amwal ( harta )
Jenis syirkah ini terbagi dua, yaitu :
 Syirkah inan
 Syirkah muwafadhah
2. Syirkah amal / abdan
3. Syirkah wujuh ( nama baik )
4. Syirkah mudarabah / qiradh
5. Syirkah da’imah dan syirkah mu’aqqatah
6. Musyarakah mutanaqishah
Dalam musyarakah, bank dan nasabah bertindak selaku syarik (partner) yang

masing-masing memberikan dana untuk usaha.


Adapun hikmah syirkah adalah sebagai berikut
1. Dapat meningkatkan daya saing produksi
2. Dapat meningkatkan hubungan kerja sama
3. Dapat memberi kesempatan kepada pihak yang lemah ekonominya untuk bekerja

sama dengan pihak ekonomi yang lebih kuat

Kata ji’alah secara bahasa artinya sesuatu yang di siapkan untuk diberikan kepada

seseorang yang berhasil melakukan perbuatan tertentu atau juga diartikan sebagai sesuatu

yang diberikan kepada seseorang karena telah melakukan pekerjaan tertentu.

Ji’alah hukumnya mubah ( boleh )didasarkan pada Firman Allah Swt : ”( QS Yusuf

[12]: 72 )

Kelompok 2 : “Syirkah dan Ji’alah” 9


Rukun Ji’alah terdiri dari empat , yaitu akad, pekerjaan, orang yangmembuat

sayembara, dan pelakunya, dan adanya upah atau pembayaran.

Ji’alah dapat dilakukan dengan dua cara. Pembatalah Ji’alah dapat dilakukan oleh

kedua belah pihak sebelum bekerja.

Ji’alah (sayembara) dalam prinsip muamalah akad memiliki hikmah besar

diantaranya sebagai berikut:

 Memacu potensi

 Menumbuhkan sikap saling tolong menolong

 Adanya penghargaan terhadap suatu potensi

B. Saran
Setelah mengetahui teori tentang Syirkah dan Ji’alah, kita sebagai seorang

mahasiswa ekonomi syariah yang akan menjadi harapan bangsa dan agama sepatutnya

mengamalkan dan mempraktekan pelajaran yang telah dipelajari dikehidupan sehari-hari

yang akan memberikan manfaat kepada kita semua.

Kelompok 2 : “Syirkah dan Ji’alah” 10

Anda mungkin juga menyukai