PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1
1. Apakah pengertian dari jual-beli murabahah?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2 Isnawati Rais dan Hasanudin. Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada LKS.
(Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011). Hal
87.
3
pemesan. Setelah itu kedua pihak juga harus menyepakati
berapa keuntungan atau tambahan yang harus dibayar
pemesan. Jual-beli antar kedua pihak dilakukan setelah barang
tersebut berada di tangan pemesan.3
Misalnya, pedagang eceran membeli komputer dari
grosir dengan harga Rp. 1.000.000, kemudian ia
menambahkan keuntungan Rp.750.000 dan ia jual kepada si
pembeli dengan harga Rp. 1.750.000. Pada umumnya, si
penjual eceran tidak akan memesan dari grosir sebelum ada
pesanan dari calon pembeli, dan mereka sudah menyepakati
tentang lama pembiayaan, besar keuntungan yang akan ia
ambil, serta besarnya angsuran kalau akan dibayar secara
angsuran.4
Murabahah adalah salah satu jenis yang dibenarkan
oleh syariah dan merupakan implementasi muamalat tijariyah
(interaksi bisnis).5
1) Al-Quran
5 Azharudin Lathif. Fiqh Muamalat. (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005). Hal
118.
4
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.
Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka
berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan
(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu.
5
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan
kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu
ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah
menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.
2) Al-Hadits
)
:
(
Dari Abu Said al-Khudri bahwa Rasulullah Saw.
bersabda: Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan
suka sama suka. (HR. al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan
dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).
:
:
,
,
( )
Nabi Saw. bersabda: Ada tiga hal yang mengandung
berkah: (1) jual beli tidak secara tunai; (2) muqaradhah
(mudharabah); (3) mencampur gandum dengan
jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk
dijual. (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).
3) Ijma
4) Kaidah fiqih :
6 Ibnu Rusyd. Bidayah al-Mujtahid. Juz 2. Hal. 161; lihat pula al-Kasani.
Badai as-Sanai. Juz 5. Hal. 220-222
6
Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh
dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
5) Fatwa Hukum:
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
No.04/DSN-MUI/IV/2000, tentang Murabahah.7
7
telah berpisah dari majelis akad, maka akad murabahah
menjadi batal, karena fasad telah berulang kali. Hal ini
agar tidak merugikan salah satu pihak yang
) segala
bertransaksi. Dalam kaidah fiqih, (
mudharat (bahaya) wajib dihindarkan sedapat mungkin.
3) Mengetahui jumlah keuntungan. Seyogyanya
keuntungan harus diketahui, harga keuntungan itu
merupakan bagian dari harga. Pengetahuan terhadap
harga adalah salah satu syarat untuk sahnya jual-beli.
8
Bank-bank Islam yang ada pada zaman sekarang ini
mempraktekkan transaksi tertentu yang disebut jual beli
murabahah dengan orang yang memerintahkan untuk
membeli barang ( ) sebagai alternatif
bagi transaksi-transaksi riba yang dijalankan oleh bank-bank
konvensional. Bentuk transaksinya adalah seseorang
mengajukan proposal ke bank untuk membeli mobil dengan
ciri-ciri yang ditentukan, atau membeli perlengkapan
laboratorium, alat-alat kedokteran, atau peralatan
laboratorium tertentu. Pihak bank kemudian melakukan
pembiayaan murabahah dengan membeli barang-barang
tersebut dan menjualnya kepada orang yang bersangkutan.
Proses pembayarannya ditentukan dalam jangka waktu
tertentu (dengan cara kredit), dan tentu saja dengan harga
yang lebih besar dari harga kontan.10
9
nasabah. Maka kedua pihak harus menyepakati harga jual dan
jangka waktu pembayaran. Harga jual adalah harga beli bank
dari pemasok ditambah keuntungan. Harga jual dicantumkan
dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat
berubah selama berlakunya akad. Dalam perbankan,
murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran
cicilan (bi tsaman ajil atau muajjal). Dalam transaksi ini
barang diserahkan segera setelah akad, sedangkan
pembayaran dilakukan secara tangguh, 11 meskipun tidak
dilarang untuk membayar secara tunai (naqdam). Sistem ini
biasanya dilakukan untuk pembiayaan barang-barang
investasi seperti melalui letter of credit (L/C) dan pembiayaan
persediaan sebagai modal kerja.12
2. Akad jual-
BANK beli NASABAH
6. Bayar
10
2. Sistem murabahah yang juga sangat sederhana, sehingga
memudahkan penanganan administrasinya di bank syariah.
3. Membiayai kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan barang
konsumsi seperti rumah, kendaraan atau barang produktif
seperti mesin produksi, pabrik, dll.
4. Nasabah dapat mengansur pembayarannya dengan jumlah
angsuran yang tidak akan berubah selama masa pernjanjian.
5. Dapat diterapkan pada produk pembiayaan untuk pembelian
barang-barang investasi baik domestic maupun luar negeri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
sangat sederhana, sehingga memudahkan dalam administrasi
bank.
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13