Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi kloning, bayi tabung dan inseminasi buatan merupakan hasil terapan sains
modern yang pada prinsipnya bersifat netral sebagai bentuk kemajuan ilmu kedokteran dan
biologi. Sehingga meskipun memiliki daya guna tinggi, namun juga sangat rentan terhadap
penyalahgunaan dan kesalahan etika bila dilakukan oleh orang yang tidak beragama, beriman
dan beretika sehingga sangat potensial berdampak negative. Dalam perkembangan ilmu
Pengetahuan dan tekhnologi dalam dunia kedokteran berkembang proses Kloning, Kloning
(klonasi) yaitu teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya
pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia. Kloning telah
berhasil dilakukan pada tanaman sebagaimana pada hewan belakangan ini, kendatipun belum
berhasil dilakukan pada manusia. Tujuan kloning pada tanaman dan hewan pada dasarnya adalah
untuk memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, meningkatkan produktivitasnya, dan mencari
obat alami bagi banyak penyakit manusia terutama penyakit-penyakit kronis guna menggantikan
obat-obatan kimiawi yang dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia.

Bayi tabung adalah suatu istilah teknis. Istilah ini tidak berarti bayi yang terbentuk di dalam tabung,
melainkan dimaksudkan sebagai metode untuk membantu pasangan subur yang mengalami kesulitan di bidang
pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma pria. Secara teknis, dokter mengambil sel telur dari indung telur
wanita dengan alat yang disebut"laparoscop" ( temuan dr. Patrick C. Steptoe dari Inggris ). Sel telur itu kemudian
diletakkan dalam suatu mangkuk kecil dari kaca dan dipertemukan dengan sperma dari suami wanita tadi. Setelah
terjadi pembuahan di dalam mangkuk kaca itu tersebut, kemudian hasil pembuahan itu dimasukkan lagi ke dalam
rahim sang ibu untuk kemudian mengalami masa kehamilan dan melahirkan anak seperti biasa. Inggris
merupakan negara yang menjadi tonggak awal sejarah bayi tabung di dunia . Di sanalah
sejumlah dokter untuk pertama kalinya menggagas pelaksanaan program bayi tabung. Bayi
tabung pertama yang berhasil dilahirkan dari program tersebut adalah Louise Brown yang lahir
pada tahun 1978.
Inseminasi yaitu temuan kedokteran dengan metode kerja pembuahan diluar rahim.
Inseminasi buatan yang dilakukan untuk menolong pasangan yang mandul, untuk mengembang
biakan manusia secara cepat, untuk menciptakan manusia jenius, ideal sesuai dengan keinginan,
sebagai alternative bagi manusia yang ingin punya anak tetapi tidak mau menikah dan untuk
percobaan ilmiah.

B. Rumusan Masalah

Ajaran syariat Islam mengajarkan kita untuk tidak boleh berputus asa dan menganjurkan
untuk senantiasa berikhtiar (usaha) dalam menggapai karunia Allah SWT. Tujuan filosofis
syariah Islam yaitu memelihara fungsi dan kesucian reproduksi bagi kelangsungan dan
kesinambungan generasi umat manusia. Allah telah menjanjikan setiap kesulitan ada solusi
(QS.Al-Insyirah:5-6) termasuk kesulitan reproduksi manusia dengan adanya kemajuan teknologi
kedokteran dan ilmu biologi modern yang Allah karuniakan kepada umat manusia agar mereka
bersyukur dengan menggunakannya sesuai kaedah ajaran-Nya. Masalah yang penulis akan kaji
khususnya yang berkaitan dengan hukum islam, ialah Bagaimana pendapat ulama Fiqh
berkenaan dengan praktek kloning, bayi tabung dan inseminasi buatan? .
BAB II

PEMBAHASAN

I. KLONING

a. Pengertian

Kata kloning berasal dari Bahasa Inggris yaitu clone, pertama kali diusulkan oleh
Herbert Webber pada tahun 1903 untuk mengistilahkan sekelompok makhluk hidup yang
dilahirkan tanpa proses seksual dari satu induk..Kloning adalah teknik membuat keturunan
derngan kode genetik yang sama dengan induknya, pada manusia kloning dilakukan dengan
mempersiapkan sel telur yang sudah di ambil intinya lalu disatukan dengan sel somatic dari suatu
organ tubuh, kemudian hasilnya ditanamkan dalam rahim seperti halnya pada bayi tabung.

Prosedur Kloning : Kloning dilakukan dengan cara mengambil sel tubuh (sel somatik)
yang telah diambil ini selnya (nukleus) dari tubuh manusia yang selanjutnya ditanamkan pada sel
telur (ovum) wanita. Perbandingan antara Pembuahan Alami dengan Kloning: Pembuahan alami
berasal dari proses penyatuan sperma yang mengandung 23 kromosom dan ovum yang
mempunyai 23 kromosom. Ketika menyatu jumlah kromosomnya menjadi 46. Jadi anak yang
dihasilkan akan mempunyai ciri ciri yang berasal dari kedua induknya. Dalam proses kloning, sel
yang diambil dari tubuh manusia telah mengandung 46 kromosom, sehingga anak yang
dihasilkan dari kloning hanya mewarisi sifat-sifat dari orang yang menjadi sumber pengambilan
inti sel tubuh.

b. Hukum kloning menurut hukum Islam

Sesungguhnya tujuan kloning pada tanaman dan hewan adalah untuk memperbaiki
kualitas tanaman dan hewan, mening-katkan produktivitasnya, dan mencari obat alami bagi
banyak penyakit manusia terutama penyakit-penyakit kronis guna menggantikan obat-obatan
kimiawi yang dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia. Upaya
memperbaiki kualitas tanaman dan hewan dan men-ingkatkan produktivitasnya tersebut menurut
syara tidak apa-apa untuk dilakukan dan termasuk aktivitas yang mubah hukumnya. Demikian
pula memanfaatkan tanaman dan hewan dalam proses kloning guna mencari obat yang dapat
menyembuhkan berbagai penyakit manusia terutama yang kronis adalah kegiatan yang
dibolehkan Islam, bahkan hukumnya sunnah (mandub), sebab berobat hukumnya sunnah. Oleh
karena itu, dibolehkan memanfaatkan proses kloning untuk memperbaiki kualitas tanaman dan
mempertinggi produktivitasnya atau untuk memperbaiki kualitas hewan seperti sapi, domba,
onta, kuda, dan sebagainya. Juga dibolehkan memanfaatkan proses kloning untuk mempertinggi
produktivitas hewan-hewan tersebut dan mengembangbiakannya, ataupun untuk mencari obat
bagi berbagai penyakit manusia, terutama penyakit-penyakit yang kronis. Demikianlah hukum
syara untuk kloning tanaman dan hewan.

Adapun hukum kloning manusia andaikata saja sudah berhasil dilakukan, padahal kenyataannya
belum dan kloning embrio adalah sebagai berikut :

1. Kloning Embrio: Kloning embrio terjadi pada sel embrio yang berasal dari rahim istri,
yang terbentuk dari pertemuan antara sel sperma suaminya dengan sel telurnya. Lalu sel
embrio itu dibagi dengan suatu teknik perbanyakan menjadi beberapa sel embrio yang
berpotensi untuk membelah dan berkembang. Kemudian sel-sel embrio itu dipisahkan
agar masing-masing menjadi embrio tersendiri yang persis sama dengan sel embrio
pertama yang menjadi sumber pengambilan sel. Selanjutnya sel-sel embrio itu dapat
ditanamkan dalam rahim perempuan asing (bukan istri), atau dalam rahim istri kedua dari
suami bagi istri pertama pemilik sel telur yang telah dibuahi tadi. Kedua bentuk kloning
ini hukumnya haram. Sebab dalam hal ini telah terjadi pencampuradukan dan
penghilangan nasab (garis keturunan). Padahal Islam telah mengharamkan hal ini. Akan
tetapi jika sel-sel embrio tersebut atau satu sel darinya ditanamkan ke dalam rahim
perempuan pemilik sel telur itu sendiri, maka kloning seperti ini hukumnya mubah
menurut syara, sebab kloning seperti ini adalah upaya memperbanyak embrio yang
sudah ada dalam rahim perempuan itu sendiri, dengan suatu teknik tertentu untuk
menghasilkan anak kembar. Inilah hukum syara untuk kloning embrio.

2. Kloning Manusia : Adapun hukum kloning manusia, meskipun hal ini belum terjadi,
tetapi para pakar mengatakan bahwa keberhasilan kloning hewan sesungguhnya
merupakan pendahuluan bagi keberhasilan kloning manusia. Kloning manusia dapat
berlangsung dengan adanya laki-laki dan perempuan dalam prosesnya. Proses ini
dilaksanakan dengan mengambil sel dari tubuh laki-laki, lalu inti selnya diambil dan
kemudian digabungkan dengan sel telur perempuan yang telah dibuang inti selnya. Sel
telur ini setelah bergabung dengan inti sel tubuh laki-laki lalu ditransfer ke dalam rahim
seorang perempuan agar dapat memeperbanyak diri, berkembang, berubah menjadi janin,
dan akhirnya dilahirkan sebagai bayi. Bayi ini merupakan keturunan dengan kode genetik
yang sama dengan laki-laki yang menjadi sumber pengambilan sel tubuh. Kloning
manusia dapat pula berlangsung di antara perempuan saja, tanpa memerlukan kehadiran
laki-laki. Proses ini dilaksanakan dengan mengambil sel dari tubuh seorang perempuan,
kemudian inti selnya diambil dan digabungkan dengan sel telur perempuan yang telah
dibuang inti selnya. Sel telur ini setelah bergabung dengan inti sel tubuh perempuan lalu
ditransfer ke dalam rahim perempuan agar memperbanyak diri, berkembang, berubah
menjadi janin, dan akhirnya dilahirkan sebagai bayi. Bayi yang dilahirkan merupakan
keturunan dengan kode genetik yang sama dengan perempuan yang menjadi sumber
pengambilan sel tubuh. Hal tersebut mirip dengan apa yang telah berhasil dilakukan pada
hewan domba (Dolly). Mula-mula inti sel diambil dari tubuh domba, yaitu dari payudara
atau ambingnya, lalu sifat-sifat khusus yang berhubungan dengan fungsi ambing ini
dihilangkan. Kemudian inti sel tersebut dimasukkan ke dalam lapisan sel telur domba,
setelah inti selnya dibuang. Sel telur ini kemudian ditanamkan ke dalam rahim domba
agar memperbanyak diri, berkembang, berubah menjadi janin, dan akhirnya dihasilkan
bayi domba. Inilah domba bernama Dolly itu, yang mempunyai kode genetik yang sama
dengan domba pertama yang menjadi sumber pengambilan sel ambing. Kloning yang
dilakukan pada laki-laki atau perempuan baik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas
keturunan dengan menghasilkan keturunan yang lebih cerdas, lebih kuat, lebih sehat, dan
lebih rupawan, maupun yang bertujuan untuk memperbanyak keturunan guna
meningkatkan jumlah penduduk suatu bangsa agar bangsa atau negara itu lebih kuat
seandainya benar-benar terwujud, maka sungguh akan menjadi bencana dan biang
kerusakan bagi dunia.
Kloning ini haram menurut hukum Islam dan tidak boleh dilakukan. Dalil-dalil keharamannya
adalah sebagai berikut :

1. Anak-anak produk proses kloning tersebut dihasilkan melalui cara yang tidak alami.
Padahal justru cara alami itulah yang telah ditetapkan oleh Allah untuk manusia dan
dijadikan-Nya sebagai sunnatullah untuk menghasilkan anak-anak dan keturunan. Allah
SWT berfirman : dan Bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-
laki dan perempuan, dari air mani apabila dipancarkan. (QS. An Najm : 45-46). Allah
SWT berfirman : Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam
rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan
menyempurnakannya. (QS. Al Qiyaamah : 37-38)

2. Anak-anak produk kloning dari perempuan saja (tanpa adanya laki-laki), tidak akan
mempunyai ayah. Dan anak produk kloning tersebut jika dihasilkan dari proses peminda-
han sel telur yang telah digabungkan dengan inti sel tubuh ke dalam rahim perempuan
yang bukan pemilik sel telur, tidak pula akan mempunyai ibu. Sebab rahim perempuan
yang menjadi tempat pemindahan sel telur tersebut hanya menjadi penampung, tidak
lebih. Ini merupakan tindakan menyia-nyiakan manusia, sebab dalam kondisi ini tidak
terdapat ibu dan ayah. Hal ini bertentangan dengan firman Allah SWT : Hai manusia,
sesunguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan.
(QS. Al Hujuraat : 13) Hal ini juga bertentangan dengan firman-Nya : Panggillah
mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka. (QS. Al
Ahzaab : 5)

II. Bayi Tabung

a. Pengertian

Bayi tabung adalah Yang dimaksud dengan bayi tabung (Test tubebaby) adalah bayi
yang di dapatkan melalui proses pembuahan yang dilakukan di luar rahim sehingga terjadi
embrio dengan bantuan ilmu kedokteran. Dikatakan sebagai kehamilan, bayi tabung karena
benih laki-laki yang disedut dari zakar laki-laki disimpan dalam suatu tabung. ). Untuk
menjalani proses pembuahan yang dilakukan di luar rahim, perlu disediakan ovom (sel telur
dan sperma). Jika saat ovulasi (bebasnya sel telur dari kandung telur) terdapat sel-sel yang
masak maka sel telur itu di hisab dengan sejenis jarum suntik melalui sayatan pada perut,
kemudian di taruh dalam suatu taqbung kimia, lalu di simpan di laboratorium yang di beri
suhu seperti panas badan seorang wanita. Kedua sel kelamin tersebut bercampur (zygote)
dalam tabung sehingga terjadinya fertilasi. Zygote berkembang menjadi morulla lalu
dinidasikan ke dalam rahim seorang wanita. Akhirnya wanita itu akan hamil. Inseminasi
permainan (pembuahan) buatan telah dilakukan oleh para sahabat nabi terhadap pohon
korma. Bank sperma atau di sebut juga bank ayah mulai tumbuh pada awal tahun 1970. Bayi
tabung pertama lahir ke dunia ialah Louise Brown. Ia lahir diManchester, Inggris, 25 Juli 1978 atas
pertolongan Dr. Robert G. Edwardsdan Patrick C. Steptoe. Sejak itu, klinik untuk bayi tabung
berkembangpesat. Teknik bayi tabung ini telah menjadi metode yang membantu pasangan subur yang tidak
mempunyai anak akibat kelainan pada organ reproduksi anak pada wanita.

b. Hukum bayi tabung menurut Islam

Berbagai masalah yang muncul:

1. Pembuahan Dipisahkan dari Hubungan Suami-Isteri

Teknik bayi tabung memisahkan persetubuhan suami istri dari pembuahan


bakal anak. Dengan teknik tersebut, pembuahan dapat dilakukan tanpa persetubuhan.
Dengan demikian teknik kedokteran telah mengatur dan menguasai hukum alam yang
terdapat dalam tubuh manusia pria dan wanita. Dengan pemisahan antara
persetubuhan dan pembuahan ini, maka bisa muncul banyak kemungkinan lain yang
menjadi akibat dari kemajuan ilmu kedokteran dibidang pro-kreasi manusia.

2. Wanita Sewaan untuk Mengandung Anak


.Ada kemungkinan bahwa benih dari suami istri tidak bisa dipindahkanke dalam rahim sang istri, oleh
karena ada gangguan kesehatan atau alasan-alasan lain. Dalam kasus ini, maka diperlukan seorang wanita lain
yang disewa untuk mengandung anak bagi pasangan tadi. Dalam perjanjian sewa rahim ini ditentukan banyak
persyaratan untuk melindungi kepentingan semua pihak yang terkait. Wanita yang rahimnya disewa biasanya
meminta imbalan uang yang sangat besar. Suami istri bisa memilih wanita sewaan yang masih muda, sehat dan
punya kebiasaan hidup yang sehat dan baik.
3. Sel Telur atau Sperma dari Seorang Donor.
Masalah ini dihadapi kalau salah satu dari suami atau istri mandul; dalamarti bahwa sel telur istri atau
sperma suami tidak mengandung benihuntuk pembuahan. Itu berarti bahwa benih yang mandul itu harus
dicarikan penggantinya melalui seorang donor.Masalah ini akan menjadi lebih sulit karena sudah masuk unsur
baru,yaitu benih dari orang lain. Pertama, apakah pembuahan yang dilakukan antara sel telur istri dan sel sperma
dari orang lain sebagai pendonor ituperlu diketahui atau disembunyikan identitasnya. Kalau wanita tahu orangnya,
mungkin ada bahaya untuk mencari hubungan pribadi dengan orang itu. Ketiga, apakah pria pendonor itu perlu
tahu kepada siapa benihnya telah didonorkan. Masih banyak masalah lain lagi yang bisa muncul.
4. Munculnya Bank Sperma
Praktik bayi tabung membuka peluang pula bagi didirikannya bank bank sperma. Pasangan yang mandul bisa
mencari benih yang subur dari bank -bank tersebut. Bahkan orang bisa menjual belikan benih - benih itu dengan
harga yang sangat mahal misalnya karena benih dari seorang pemenang Nobel di bidang kedokteran, matematika,
dan lain-lain.Praktek bank sperma adalah akibat lebih jauh dari teknik bayi tabung. Kini bank sperma malah
menyimpannya dan memperdagangkannya seolah-olah benih manusia itu suatu benda ekonomis.

Masalah bayi tabung ini menurut pandangan Islam termasuk masalah kontemporer
ijtihadiah, karena tidak terdapat hukumnya seara spesifik di dalam Al-Quran dan As-Sunnah
bahkan dalam kajian fiqih klasik sekalipun. Karena itu, kalau masalah ini hendak dikaji menurut
Hukum Islam, maka harus dikaji dengan memakai metode ijtihad yang lazimnya dipakai oleh
para ahli ijtihad (mujtahidin), agar dapat ditemukan hukumnya yang sesuai dengan prinsip dan
jiwa Al-Quran dan As-Sunnah yang merupakan sumber pokok hukum Islam. Namun, kajian
masalah bayi tabung ini seyogyanya menggunakan pendekatan multi disipliner oleh para ulama
dan cendikiawan muslim dari berbagai disiplin ilmu yang relevan, agar dapat diperoleh
kesimpulan hukum yang benar-benar proporsional dan mendasar. Misalnya ahli kedokteran,
peternakan, biologi, hukum, agama dan etika.\
Masalah bayi tabung ini sejak tahun 1980-an telah banyak dibicarakan di kalangan Islam,
baik di tingkat nasional maupun internasional. Misalnya Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam
Muktamarnya tahun 1980, mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor sebagaimana
diangkat oleh Panji Masyarakat edisi nomor 514 tanggal 1 September 1986. Lembaga Fiqih
Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam sidangnya di Amman tahun 1986
mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor atau ovum, dan membolehkan pembuahan
buatan dengan sel sperma suami dan ovum dari istri sendiri.
Dengan demikian, mengenai hukum bayi tabung pada manusia harus diklasifikasikan
persoalannya secara jelas. Bila dilakukan dengan sperma atau ovum suami istri sendiri, baik
dengan cara mengambil sperma suami kemudian disuntikkan ke dalam vagina, tuba palupi atau
uterus isteri, maupun dengan cara pembuahannya di luar rahim, kemudian buahnya (vertilized
ovum) ditanam di dalam rahim istri; maka hal ini dibolehkan, asal keadaan suami istri tersebut
benar-benar memerlukan proses inseminasi buatan untuk membantu pasangan suami istri
tersebut memperoleh keturunan. Hal ini sesuai dengan kaidah al hajatu tanzilu manzilah al
dharurat (hajat atau kebutuhan yang sangat mendesak diperlakukan seperti keadaan darurat).
Sebaliknya, kalau proses inseminasi buatan itu dilakukan dengan bantuan donor sperma dan
ovum, maka diharamkan dan hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya. Menurut
dalil-dalil syari hukumnya sama dengan zina. Sebagai akibat hukumnya, anak hasil inseminasi
itu tidak sah dan nasabnya yang dapat dijadikan landasan menetapkan hukum haram inseminasi
buatan dengan donor ialah
Pertama; firman Allah SWT dalam surat al-Isra:70 dan At-Tin:4. Kedua ayat tersebut
menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang mempunyai
kelebihan/keistimewaan sehingga melebihi makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Dan Tuhan sendiri
berkenan memuliakan manusia, maka sudah seharusnya manusia bisa menghormati martabatnya
sendiri serta menghormati martabat sesama manusia. Dalam hal ini inseminasi buatan dengan
donor itu pada hakikatnya dapat merendahkan harkat manusia sejajar dengan tumbuh-tumbuhan
dan hewan yang diinseminasi.
Kedua; hadits Nabi Saw yang mengatakan, tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada
Allah dan Hari Akhir menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (istri orang lain).
(HR. Abu Daud, Tirmidzi dan dipandang Shahih oleh Ibnu Hibban).
Sebagaimana kita ketahui bahwa inseminasi buatan pada manusia dengan donor sperma
dan/atau ovum lebih banyak mendatangkan mudharat daripada maslahah. Maslahah yang dibawa
inseminasi buatan ialah membantu suami-isteri yang mandul, baik keduanya maupun salah
satunya, untuk mendapatkan keturunan atau yang mengalami gangguan pembuahan normal.
Namun mudharat dan mafsadahnya jauh lebih besar, antara lain berupa:

1. percampuran nasab, padahal Islam sangat menjada kesucian/kehormatan kelamin dan


kemurnian nasab, karena nasab itu ada kaitannya dengan kemahraman dan kewarisan.

2. Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.


3. Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi, karena terjadi percampuran sperma
pria dengan ovum wanita tanpa perkawinan yang sah.

4. Kehadiran anak hasil inseminasi bisa menjadi sumber konflik dalam rumah tangga.

5. Anak hasil inseminasi lebih banyak unsur negatifnya daripada anak adopsi.

6. Bayi tabung lahir tanpa melalui proses kasih sayang yang alami, terutama bagi bayi
tabung lewat ibu titipan yang menyerahkan bayinya kepada pasangan suami-isteri yang
punya benihnya sesuai dengan kontrak, tidak terjalin hubungan keibuan secara alami.
(QS. Luqman:14 dan Al-Ahqaf:14).

Adapun mengenai status anak hasil proses bayi tabung dengan donor sperma atau ovum
menurut hukum Islam adalah tidak sah dan statusnya sama dengan anak hasil prostitusi atau
hubungan perzinaan.

III. Inseminasi Buatan

a. Pengertian

Inseminasi buatan merupakan terjemahan dari artificial insemination. Artificial


artinya buatan ataua tiruan, sedangkan insemination berasal dari kata latin. Inseminatus
artinya pemasukan atau penyampaian. artificial insemination adalah penghamilan atau
pembuahan buatan. Dalam kamus , seperti dalam kitab al-fatawa karangan
mahmud syaltut.

Jadi, inseminasi buatan adalah penghamilan buatan yang dilakukan terhadap wanita
dengan cara memasukan sperma laki-laki ke dalam rahim wanita tersebut dengan
pertolongan dokter, istilah lain yang semakna adalah kawin suntik, penghamilan buatan dan
permainan buatan (PB ).

B. motivasi di lakukan inseminasi buatan

Inseminasi buatan yang dilakukan untuk menolong pasangan yang mandul, untuk
mengembang biakan manusia secara cepat, untuk menciptakan manusia jenius, ideal sesuai
dengan keinginan, sebagai alternative bagi manusia yang ingin punya anak tetapi tidak mau
menikah dan untuk percobaan ilmiah

C. hukum inseminasi buatan

Inseminasi buatan dilihat dari asal sperma yang dipakai dapat dibagi dua:

1. inseminasi buatan dengan sperma sendiri atau AIH (artificial insemination husband)

2. inseminasi buatan yang bukan sperma suami atau di sebut donor atau AID (artificial
insemination donor)

untuk inseminasi buatan dengan sperma suami sendiri di bolehkan bila keadaannya
benar-benar memaksa pasangan itu untuk melakukannya dan bila tidak akan mengancam
keutuhan rumah tangganya (terjadinya perceraian) sesuai dengan kaidah usul fiqh..

hajat itu keperluan yang sangat penting dilakukan seperti keadaan darurat.

Adapun tentang inseminasi buatan dengan bukan sperma suami atau sperma donor
para ulama mengharamkannya seperti pendapat Yusuf Al-Qardlawi yang menyatakan bahwa
islam juga mengharamkan pencakukan sperma (bayi tabung). Apabila pencakukan itu bukan
dari sperma suami.

Mahmud Syaltut mengatakan bahwa penghamilan buatan adalah pelanggaran yang


tercela dan dosa besar, setara dengan zina, karena memasukan mani orang lain ke dalam
rahim perempuan tanpa ada hubungan nikah secara syara, yang dilindungi hukum syara.

Pada inseminasi buatan dengan sperma suami sendiri tidak menimbulkan masalah
pada semua aspeknya, sedangkan inseminasi buatan dengan sperma donor banyak
menimbulkan masalah di antaranya masalah nasab.
http://udhiexz.wordpress.com/2008/05/30/hasil-anak-inseminasi-dan-bayi-tabung/

Anda mungkin juga menyukai