MADANI
Abu Ala al maududi dalam bukunya the prophet of islam ,mengatakan he is the
only one example,rasul merupakan contoh yang paling lengkap,dalam dirinya
terdapat kebesaran dan kemuliaan sifat manusia.Kebesaran sifat rasul serta
keberhasilan beliau dalam memimpin negara telah tercatat dengan indah dan rapi
dalam sejarah peradaban manusia,sehingga wajar,kehebatan beliau di abadikan
oleh Michael heart dalam bukunya the one hundred ranking of the most
influenting person in history.
oleh karena itu untuk mengikuti jejak rasul,maka pada kesempatan kali ini
kamiakan membahas syarahan dengan judul KEPEMIMPINAN RASULULLAH
DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MADANIdengan landasan surah al ahzab
ayat 21 yang berbunyi:
lantas bagaimana akhlak bangsa kita terutama para pemimpin kita saat ini ?
jawaban nya adalah alhmdulillah,masih ada pemimpin yang patut di teladani,masih
ada para pejabat yang bisa mengayomi,masih ada aparat yang peduli,semua itu
patut di syukuri walaupun jumlahnya sangat sedikit sekali,karena masih banyak
pejabat yang bejatmasih banyak politisi yang korupsi,masih banyak aparat yang
tidak amanat dan begelimang maksiat.kita sekarang mengalami krisis moneter
yang emembuat kita keteter,di tambah pemuda pemuda yang teller dan pemimpin
yang killer.bagaimana mungkin reformasi teraplikasi sementara para pemimpin
kita mengalami dekadendsi,reformasi yang kita cita citakan ,malah destruksi yang
jadi kenyataan ,kesejahtraaan yang kita dambakan malah kesengsaraan yang kita
rasakan.
Hadirin rohimakumullah,
Apa yang harus dilakukan para pemimpin kita agar bangsa Indonesia bias
Berjaya ?
Sebagai jawaban nya marilah kita renungkan firman allah pada surah ali imron
ayat 159 yang berbunyi:
Hadirin rahimakumullah.
Prof.Dr.Qurais shihab dalam tafsir al misbahnya menjelaskan:ayat tadi
mengandung 3 cara rasul dalam berdakwah,yang berisis pesan moral bagi seorang
pemimpin bangsa kita.yaitu
Pertama: rasul bersikap lemah lembut baik kepada kawan maupun lawan.
Kedua: rasul senantiasa bersikap lapang dada ,mudah memaafkan dan memberikan
ampunan setiap kesalahan
Ketiga: rasul senantiasa mentradisikan kehidupan bermusyawarah dalam
mengambil keputusan
Bangsa bangsa akan jaya ,akan maju jika di topang akhlak mulia,tapi bangsa akan
hancur tersungkur ,rusak binasa,jika tidak di topang akhlak mulia
Ke empat :Tingkatkanlah harmonisasi ulama dan umaro,hubungan keduanya
harus,harus dekat,agar hidup dapat nikmat dalam Negara yang berdaulat dan
penuh berkat.
Jika keempat langkah solutif ini terealisir,maka bangsa kita akan jaya,terhindar
dari malapetaka,dan senantiasa mendapatkan ridho allah swt
Sesuai dengan janji allah dalam surah almaidah ayat 9 yang berbunyi:
Hadirin Rahimakumullah,
Multatuli mengibaratkan bumi Indonesia laksana jamrud yang berada di
dataran khatulistiwa. Qurasish Shihab juga mengibaratkan tanah
Indonesia laksana sekeping tanah sorga yang di hamaparkan di persada
nusantara. Dua ungkapan tersebut menggambarkan bertapa indah dan
hebatnya sumber daya alam yang kita miliki. Kita Negara kaya,
sumberdaya kita potensisal, tanah kita pun subur, Namun kenyataannya
masih banya rakyat yang berada dibawah garis kemiskinan, bayi-bayi
kekurangan gizi, pelajar putus sekolah, bahkan rakyat mati menderita
kelaparan. Mengapa hal ini terjadi? Ini disebabkan Sumber daya alam yang
kita miliki belum dimanfaatkan oleh bangsa kita sendiri, melainkan
dieksploitasi dikikis habis oleh bangsa-bangsa lain sebagai aksi penjajahan
gaya baru.
Bahkan akhir-akhir ini akibat kecongkakan tangan-tangan manusia itu
sendiri yang dibungkus sains dan teknologi telah mengikis habis
keramahan alam sehingga yang nampak adalah krisis lingkungan, polusi,
malapetaka atomik, menipisnya lapisan ozon di atmospir, hingga ancaman
terjadinya hujan api dibeberapa belahan dunia. Fenomena tersebut
menandakan ketidak harmonisan hubungan manusia dengan alam raya,
akibatnya dirasakan oleh manusia sendiri. Sebab if the habitat was cared
will give function but if not it would make destroy. Jika alam lingkungan
dipelihara akan berdaya guna tapi jika dibiarkan akan menimbulkan
bencana. Demikianlah ungkapan Edwar Buckle dalam History Of
Civilization in England.
Melihat betapa pentingnya memelihara lingkungan tersebut, maka pada
kesempatan ini kita akan membicarakan tentang, Kewajiban Manusia
Memelihara dan Memakmurkan Alam, dengan rujukan firman Allah, surat
al-Hijr ayat 19-20 :
}1
{20}1 { 19
Artinya : Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya
gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut
ukuran.(19) Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-
keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang
kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya.(20)
Hadirin Rahimakumullah,
Prof. Dr. Muhammad Qurish Shihab dalam Tafsir al-Misbah menyebutkan,
bahwa kalimat dan kami tumbuhkan padanya segala
sesuatu menurut ukuran, dipahami oleh sementara ulama dalam arti
bahwa Allah swt menumbuh-kembangkan di bumi ini aneka ragam
tanaman untuk kelangsungan hidup dan menetapkan bagi setiap tanaman
itu masa pertumbuhan dan penuaian tertentu, sesuai dengan kuantitas
dan kebutuhan makhluk hidup. Demikian juga Allah swt menentukan
bentuknya sesuai dengan penciptaan dan habitat alamnya.
Dalam tafsir al-Muntakhab, ayat ini dinilai sebagai menegaskan suatu
temuan ilmiah yang diperoleh melalui pengamatan di laboratorium, yaitu
setiap kelompok tanaman masing-masing memiliki kesamaan dilihat dari
sisi luarnya, demikian juga sisi dalamnya. Bagian-bagian tanaman dan sel-
sel yang digunakannya untuk pertumbuhan memiliki kesamaan-kesamaan
yang praktis tak berbeda. Meskipun antara satu jenis dengan yang lainnya
dapat dibedakan, tetapi semuanya dapat di klasifikasikan dalam satu
kelompok yang sama.
Hadirin, alangkah bahagia dan indahnya alam ini jika setiap individu
memiliki semangat dalam memelihara dan melestarikan alam raya yang
kita huni ini, sehingga dapat menghasilkan manfaat bagi semua manusia
yang ada. Para ilmuan menyebut abad ke-21 sebagai the age of anxietyor
restlenses, abad yang penuh dengan kegelisahan, kecemasan, perang
antar suku dan bangsa menjadi-jadi, resesi ekonomi melanda seluruh
lapisan warga, ledakan penduduk semakin tak terkendali bahkan
pencemaran lingkungan menjadi ancaman kehidupan.
Kondisi tersebut hadirin, jelas telah menimbulkan beban psikologis bagi
kehidupan masyarakat, akibatnya masyarakat menjadi serba salah, hati
menjadi resah dan gelisah, jiwa terasa hampa dan merana, semangat
hidup tiada dan enggan berkaryabahkan yang paling parah munculnya
berbagai penyakit psikomotis, penyakit kejiwaan yang dapat mematikan
seluruh umat manusia secara perlahan dan mengerikan, kalaupun
bertahan namun hidup tidak lagi merasakan ketenangan.
Hadirin, lalu apakah tugas manusia di muka bumi ini? tidak lain adalah
untuk memakmurkan bumi, mensejahterakan umat manusia sendiri lebih-
lebih lingkungan-nya sebagai tempat tinggal dan menetap. Sebagaimana
terurai di dalam al-Quran surat Huud ayat 61 :
{16}1
Artinya : Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh
berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan
selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan
kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian
bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-
Nya) lagi memperkenankan (do`a hamba-Nya).
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah [434],
adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu agar kamu mendapat keberuntungan.