Disusun Oleh:
Sharifah Aqilah Lubis (2032021020)
Maharani Julita Dwi (
Tadzul Badri (
PRODI: Hukum Tata Negara
Dosen Pembimbing:
Adelina Nasution,M.A.
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas
rahmad dan k arunia-Nya penulis dapat menyelesaikan sebuah karya
ilmiah. Sholawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan kita nabi
besar Muhammad SAW. Semoga kita mendapat syafaat-Nya di yaumil
akhir kelak. Aamiin.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Adelina
Nasution,M.A.selaku pembimbing mata kuliah Fiqh Bi’ah. Karya ilmiah ini
berjudul, “Eksistensi Laut dan Potensinya”.Tujuan penulisan untuk
melengkapi tugas mata kuliah Fiqh Bi’ah.
Penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan pada karya
ilmiah ini. Oleh karna itu penulis berharap pembaca dapat memberikan
kritik dan saran. Kritik dan saran tersebut akan menjadi bahan evaluasi
penulis kedepannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Kekuatan Dari Sumber Daya Kelautan.................................................
B. Potensi Pesisir dan Lautan....................................................................
C. Eksplorasi Potensi Laut Indonesia
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Eksistensialisme merupakan aliran yang melihat manusia pada
eksistensinya, yakni sejauh mana keberadaannya diakui oleh masyarakat
sekitarnya. Semakin diakui, maka semakin eksis ia. Aliran ini tidak
memperhitungkan materi beserta atribut yang dimiliki seseorang sebagai nilai
kemanusiaan. Abraham Maslow mengatakan bahwa, pengakuan tentang eksistensi
sebagai kebutuhan tertinggi manusia, jauh melampaui kebutuhan rasa aman,
kebutuhan sandang, pangan, dan papan.1
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki
beraneka ragam kebudayaan serta kaya akan Sumber Daya Laut Nasional
(SDLN). Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki hak
pengelolaan dan pemanfaatan laut di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu yang
berada 12-200 mil diukur dari garis pantai titik-titik terluar kepulauan.
Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia yang memiliki potensi
laut sangat melimpah dengan prosentase 80% luas wilayah laut dan 20% luas
wilayah daratan sehingga potensi-potensi sumber daya laut nasional dan industri
maritim masih tersimpan dan sangat potensial untuk dikembangkan guna
meningkatkan pendapatan asli daerah dan meningkatkan pertumbuhan aset
daerah. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi sumber daya laut
yang dijadikan sebagai industri maritim.
Dalam konteks keindonesian, permasalahan kelautan hampir terlupakan
dalam kebijakan pembangunan nasional. Padahal sejarah nasional Indonesia
menunjukkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah para pelaut handal
yang terkenal keberaniannya dalam mengarungi lautan lepas hanya menggunakan
perahu-perahu kecil. Betapa hebatnya pelaut-pelaut Bugis (Makassar) menembus
1
Muhamad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2015),hlm. 101.
ombak dan badai. Atau kerajaan Sriwijawa yang dengan kejayaannya mengusai
perdagangan laut. Lebih dari itu, fakta historis berupa cacatatan tentang Sriwijaya,
Majapahit, dan kesultanan Islam tumbuh dan mencapai kejayaannnya melalui
perkembangan ekonomi dan politik di pesisir dan lautan seperti Tuban, Jepara,
Pekalongan, Gresik, Surabaya, Makassar dan lain-lain. Semboyan “Jalesveva
Jayamahe” (berarti; di laut kita jaya) sedikit banyak sebagai cerminan akan
kejayaan akan luasnya perairan Indonesia, dengan rakyatnya akan senantiasa
menggantungkan mata pencahariannya dalam hasil laut.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
2
Prager, EJ and SA Earle, The Ocean,( McGraw-Hill:Monteral, 2000), hlm. 224
3
Nybakken, J.W., Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologi, (Penerjemah: M Eidmen,
Koebiono, Dietrich, Hutomo, dan Sukardjo).,PT Gramedia , Jakarta, 1986, hm. 335
perairan yang terjadi karena kecelakaan kapal-kapal, termasuk pembuangan
limbah ke perairan.
Pembagian hak sumber daya kelautan bagi Indonesia, berbagai
permasalahan batas laut yang belum selesai dengan negara tetangga, kerjasama
hanya di lingkup keamanan batas laut, dan perjanjian pertukaran tawanan nelayan
antar negara, kesemuanya belum merefleksikan aturan penggunaan bersama
wilayah laut internasional di perbatasan, termasuk pemanfaatan sumber daya
hayati di dalamnya.4 Indonesia selalu dirugikan atas pembagian sumber daya laut
yang ada di wilayahnya sendiri seperti illegal, unreported and unregulated fishing,
yang hasilnya dibawa dan dimanfaatkan penuh oleh negara asing, pencurian biota
laut semacam terumbu karang, bahkan kerjasama riset dengan negara lain.5
Pembagian hak sumber daya kelautan Indonesia dengan negara lain di
wilayah perbatasan baru dapat dilakukan Indonesia jika penentuan batas-batas
teritorial kelautan antar negara telah diselesaikan, iptek pengelolan sumber daya
hayati laut telah teroptimalkan, serta kelembagaan manajemen kelautan telah
terintegrasi dan terkoordinasi kuat. Dalam pengelolaan laut ZEE perlu mendapat
dukungan, agar ekonomi maritim kedepan bisa terkelola optimal. Jika kelautan
sudah di tata kelola dengan baik, maka pemanfaatan sumber daya hayati laut dapat
dibagi sesuai dengan kriteria pengelolaan yang telah dilakukan masing-masing
negara atau bagi hasil sesuai dengan nota kesepakatan sebelumnya atau bahkan
melalui konsensus politik dengan negara lain.6
Pemanfaatan kekayaan alam yang berada di wilayah perairan laut
Indonesia secara eksploitatif memang dapat memberikan peningkatan pendapatan
masyarakat, namun dapat merusak lingkungan.Pencemaran lingkungan pesisir dan
laut dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti limbah buangan kegiatan di
daratan maupun di lautan. Aktivitas ekonomi di daratan yang berpotensi merusak
dan mencemari lingkungan pesisir dan laut, antara lain penebangan hutan,
4
J. A. Draper, 1977, “The Indonesian Archipelagic State Doctrine and Law of the Sea:
'Territorial Grab or justifiable Necessity?”, International lawyer, Vol. 11, No. 1, hlm. 144
5
Sihotang, Japanton, Masalah Perbatasan Wilayah Laut Indonesia di Laut Arafura dan
Laut Timor. LIPI Press., Jakarta, 2009
6
John Crawfurd, A Descriptive Dictionary of the Indian Islands and Adjacent Countries,
(Kuala Lumpur: Oxford University Press 1971), hlm. 13-14.
pembuangan limbah industri, limbah pertanian, limbah cair domestik dan limbah
padat, konversi lahan mangrove dan lamun, serta reklamasi di kawasan pesisir.
Sementara itu, aktivitas di laut yang berpotensi mencemari lingkungan
pesisir dan laut, antara lain perkapalan, pembuangan sampah di laut,
pertambangan, eksplorasi dan eksploitasi minyak, budidaya laut, dan perikanan.
Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara kuat karena merupakan negara
besar, baik dari jumlah penduduk maupun luas wilayahnya.7
7
Darsono, P., “Pemanfaatan Sumber Daya Laut dan Implikasinya Bagi Masyarakat
Nelayan”, Jurnal Oseana. Vol. XXIV No. 4, 1999. Hlm. 1 – 9.
8
Supriharyono, Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut
Tropis, (Jakarta: Pustaka Pelajar ,2009) Hlm. 19
Bila dikelompokkan secara spesifik, maka Indonesia memiliki empat
sumber daya kelautan yang dapat menjadi modal besar dalam mensejahterakan
rakyatnya, antara lain:
1. Sumber daya alam terbarukan (reneable resources); Yang antara lain
meliputi sumber daya perikanan, hutan mangrove, terumbu karang, rumput
laut, padang lamun, dan senyawa-senyawa bioaktif (bioaktif substances
dan natural products) sebagai bahan baku industri farmasi, konsmetik,
makanan dan minuman, dan industri lainnya.
2. sumber daya alam tak terbarukan (non reneable resources); Antara lain
minyak dan gas bumi, timah, bauksit, bijih besi, mangan, fosfor dan bahan
tambang serta mineral lainnya.
3. Energi Kelautan Termasuk kedalam kategori energi kelautan ini adalah
energi gelombang, pasang surut, arus laut, dan OTEC (Ocean Thermal
Energy Conversion).
4. Jasa-jasa lingkungan Kelautan; Berupa fungsi laut sebagai media
transportasi dan komunikasi, keindahan alam untuk rekresi dan pariwisata,
penelitian dan pendidikan, pertahanan dan keamanan, pengatur iklim
(climate relugulator), dan system penunjang kehidupan (life-supporting
systems).
9
Departemen Kelautan dan Perikanan, Sumber Daya Kelautan dan perikanan dalam
Permberdayaan Ekonomi Nasional, (Jakarta: Depatemen Kelautan dan Perikanan, 2002),
hlm.32.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan