di Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping menjadi salah satu
faktor pemersatu bangsa juga memberikan nuansa baru dalam keberislamannya di negara-negara
Islam lain, terutama di Timur Tengah. Islam di Indonesia ternyata mampu berinteraksi dengan
budaya lokal, seperti bentuk masjid dan tata cara yang mengiringi ritual keagamaan. Masjid di
Demak adalah perpaduan dari budaya lokal dengan masjid, begitu pula upacara sekatenan di
Yogyakarta setiap bulan Maulud adalah bagian yang tidak terpisahkan dari budaya lokal yang
terpadu dengan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.Kalau diteliti lebih jauh banyak
sekali keunikan dalam keberislaman di Indonesia. Oleh Azyumardi Azra fenomena tersebut
dikatakan sebagai bentuk akomodasi Islam di Indonesia. Dia membagi Islam dalam konteks
tradisi besar dan tradisi kecil.Tradisi besar adalah yang mengandung ajaran-ajaran pokok Islam,
seperti syahadat, shalat, dan puasa.Disamping tradisi besar itu, terdapat tradisi kecil yang
mengiringinya, seperti membawa obor ketika malam-malam ganjil setelah tanggal 20 Ramadhan
untuk mencari Lailatul Qadar.Dinamika inilah yang terjadi di Indonesia, sehingga warna
keislaman lebih bervariasi dibandingkan ditempat asalnya.
Ketika Islam datang, sebenarnya kepulauan Nusantara sudah mempunyai peradaban yang
bersumber kebudayaan asli pengaruh dari peradaban Hindu-Budaha dari India, yang penyebaran
pengaruhnya tidak merata.Di Jawa telah mendalam, di Sumatera merupakan lapisan tipis, sedang
dipulau-pulau lain belum terjadi.Walaupun demikikan, Islam dapat cepat menyebar. Hal itu
disebabbkan Islam yang dibawa oleh kaum pedagang maupun para dai dan ulama,
bagaimanapun keislaman para dai dan ulama masa awal, mereka semua menyiarkan suatu
rangkaian ajaran dan cara serta gaya hidup yang secara kualitatif lebih maju dari pada peradaban
yang ada. Dalam bidang perenungan teologi monoteisme dibandingkan teologi politeisme,
kehidupan masyarakat tanpa kasta, juga dalam dalam sufisme Islam lebih maju dan lebih
mendasar dari pada mistik pribumi yang dipengaruhi mistik Hindu-Budha.Demikian pula dalam
pengembangan intelektual dan keseniaan.
Dari sini, pembaca akan diajak untuk memahami tentang sejarah peradaban Islam di Indonesia
serta perkembangan-perkembangannya, baik dari perkembangan politik, seni budaya,
pendidikan, dan khususnya perkembangan intelektual Islam di Indonesia, meliputi
perkembangan fiqih beserta tokohnya, perkembangan tasawuf dan tarekat, aspek falsafah Islam,
perkembangan tafsir dan al-Quran, serta pembaharuan Islam di Indonesia.
B. Pokok-Pokok Permasalahan
Untuk membicarakan Sejarah Islam di Indonesia mengingat materi yang sangat luas dan
mengingat waktunya yang terbatas maka perkenankan kami dalam tulisan ini hanya ajan
menyampaikan polol-pokok permasahannya yang meliputi:
pertama Hijriyah atau abad ke-7 atau ke-8 Masehi, tetapi baru dianut oleh para pedagang Timur
Tengah dipelabuhan-pelabuhan. Barulah islam masuk secara besar-besaran dan mempunyai
kekuatan politik pada abad ke-13 dengan berdirinya kerajaan Samudra Pasai.
Dari keterangan diatas dapat dijelaskan bahwa tersebarnya Islam keindonesia adalah melalui
salura-saluran sebagai berikut:
1. Perdagangan, ang mempergunakan saran pelayaran.
2. Dakwah, yang dilakukan oleh mubalig yang berdatangan bersama parapedagang.
3. Perkawinan, yaitu perkawinan antara pedagang Muslim, Mubalig dengan anak bangsawan
Indonesia.
4. Pendidikan, setelah kedudukan para pedagang menetap, mereka menguasai kekuatan ekonomi
dibandar-bandar seperti Gresik. Selain menjadi pusat-pusat pendidikan, yang disebut pesantren,
di Jawa juga merupakan markas penggemblengan kader-kader politik. Misalnya, Raden Fatah,
Raja Islam pertama Demak, adalah santri pesantren Ampel Denta; Sunan Gunung Jati, Sultan
Cirebon pertama adalah didikan pesantren Gunung Jati dengan syaikh Dzatu Kahfi; Maulana
Hasanuddin yang diasuh ayahnya Sunan Gunung Jati yang kelak menjadi Sultan Banten pertama.
5. Tasawuf dan Tarekat, sudah diterangkan pula bahwa bersamaan dengan pedagang, datang pula
para ulama, daI, dan sufi pengembara. Kemudian mereka diangkat menjadi penasihat dan atau
pejabat agama di kerajaan. Seperti di Aceh ada Syaikh Hamzah Fansuri, Syamsuddin Sumatrani,
Nurudin ar-Raniri, Abd. Rauf Singkel. Demikian pula kerajaan-kerajaan di Jawa mempunyai
penasuhat yang mempunyai gelar wali, yang terkenal adalah Wali Songo.Para sufi menyebarkan
Islam dengan dua cara:
a) Dengan membentuk kader Mubalig, agar mampu mengajarkan serta menyebarkan agama
Islam didaerah asalnya.
b) Melalui karya-karya tulis tersebar dan dan dibaca berbagai tempat. Di abad ke-17, Aceh
adalah pusat perkembangan karya-karya keagamaan yang ditulis para ulama dan para sufi.
6. Kesenian, saluran yang banyak sekali dipakai untuk penyebaran Islam terutama di Jawa adalah
seni. Wali Songo, terutama Sunan Kali Jaga, juga mempergunakan banyak cabang seni untuk
Islamisasi, seni arsitektur, gamelan, wayang, nyanyian, dan seni busana.
Penyebaran Islam secara kasar dapat dibgi dalam tiga tahap:
Pertama, dimulai dengan kedatangan Islam, yang diikuti oleh kemorosotan kemudian keruntuhan
Majapahit pada abad ke-14 sampai ke-15.
Kedua, sejak datang dan mapannya kekuaaan colonial Belanda di Indonesia sampai abad ke-19.
Ketiga, bermula pada awal abad ke-20 dengan terjadinya liberalisasi kebijaksanaan pemerintah
colonial Belanda di Indonesia.
B. Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia Tenggara) meruopakansalah satu dari tujuh cabang peradaban Islam
(sesudah hancurnya persatuan peadaban islam yang berpusat di Bagdad Tahun 1258 M).
Ketujuh cabang tersebut secra lengkap adlahperadaban islam arab, islam persi, islam turki, islam
afrika hitam, islam anak n=benua india, islam arab melayu, dan islam cina.
Konversi massal masyarakat nusantara kepada islam pada mas aperdagangan terjadi karena
beberapa sebab sebgai berikut:
a. Portabilitas (siap pakai) system keimanan islam
b. Asosiasi islam dengan kekayaan
c. Kejayaan militer
d. Memperkenalkan tulisan
e. Mengajarkan penghafalan
f. Kepandaian dalam penyembhan
g. Pengajaran tentang moral
Melalui sebab-sebab itu islam cepat mendpatkan m=pengikut yang bnyak. Sebagaimana telah
disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal arab,persi india dipekirakan telah sampai ke
kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7 (ke-1 H), ketika islam di Timur tengah
mulai berkembang ke luar dari Jazirah arab.
C. Perkembangan Politik Islam di Indonesia
1. Sebelum Kemerdekaan
Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau abad ke tujuh sampai abad ke
delapanmasehi. Ini mungkin didasarkan kepada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah
yang bernama Fatimah binti Maimun dileran dekat Surabaya bertahun 475 H atau 1082 M.
Sedang menurut laporan seorang musafir Maroko Ibnu Batutah yang mengunjungi Samudera
Pasai dalam perjalanannya ke negeri Cina pada tahun 1345 M. Agama islam yang bermahzab
SyafiI telah mantap disana selama se abad, oleh karena itu berdasarkan bukti ini abad ke XIII di
anggap sebagai awal masuknya agama islam ke Indonesia.Daerah yang pertama-pertama
dikunjungi ialah :
a. Pesisir Utara pulau Sumatera, yaitu di peureulak Aceh Timur, kemudian meluas sampai bisa
mendirikan kerajaan islam pertama di Samudera Pasai, Aceh Utara.
b. Pesisir Utara pulau Jawa kemudian meluas ke Maluku yang selama beberapa abad menjadi
pusat kerajaan Hindu yaitu kerajaan Maja Pahit.
Pada permulaan abad ke XVII dengan masuk islamnya penguasa kerajaan Mataram, yaitu:
Sultan Agung maka kemenangan agama islam hampir meliputi sebagai besar wilayah
Indonesia.Sejak pertengahan abad ke XIX, agama islam di Indonesia secara bertahap mulai
meninggalkan sifat-sifatnya yang Singkretik (mistik). Setelah banyak orang Indonesia yang
mengadakan hubungan dengan Mekkah dengan cara menunaikan ibadah haji, dan sebagiannya
ada yang bermukim bertahun-tahun lamanya.Adapun tahapan-tahapan masa yang dilalui atau
pergerakan sebelum kemerdekaan, yakni :
Apalagi setelah kedatangan Snouck Hurgronye yang ditugasi menjadi penasehat urusan Pribumi
dan Arab, pemerintahan Belanda lebih berani membuat kebijaksanaan mengenai masalah islam
di Indonesia, karena Snouck mempunyai pengalaman dalam penelitian lapangan di negeri Arab,
Jawa, dan Aceh. Lalu ia mengemukakan gagasannya yang dikenal dengan politik islamnya.
Dengan politik itu, ia membagi masalah islam dalam tiga kategori :
a) Bidang agama murni atau ibadah
Pemerintahan kolonial memberikan kemerdekaan kepada umat islam untuk melaksanakan
agamanya sepanjang tidak mengganggu kekuasaan pemerintah Belanda.
b) Bidang sosial kemasyarakatan
Hukum islam baru bisa diberlakukan apabila tidak bertentangan dengan adapt kebiasaan.
c) Bidang politik
Orang islam dilarang membahas hukum islam, baik Al-Quran maupun Sunnah yang
menerangkan tentang politik kenegaraan dan ketata negaraan.
c. Masa Penjajahan Belanda
Pada tahun 1755 VOC berhasil menjadi pemegang hegemoni politik pulau jawa dengan
perjamjian Giyanti, krena itu raja jawa kehilangan kekuasaan politikntya.Bahkan, kewibawaan
raja sangat tergantung pada VOC. Campur tangan colonial trehadap khidupan keratin makin
meluas, sehungga ulama-ulama keratin sebagai penasihat raja-raja tersingkir.Rakyat kehilangan
kepimpinannya, sementra pengusaan colonial sangat menghimpit kehidupan mereka.Eksploitasi
hasil bumi rakat untuk kepentingan pemerintah colonial belanda merajalela, penggusuran dan
perampasantanah milik rakyat untuk kepentingan pemerintaj sangat galakkan. Raja-raja
tradisional jarang membantu rakyat, bahkan setelah mendapatkan gaji mereka memihak kepada
tuannya (belanda).Rakyat ketakutan dan kesulitan menghadapi penindasan.Ini terjadi sampai
abad ke-14. Dalam kondisi ni rakyat mencrai pemimpin nonformal (para ulama, kyai, atau
bangsawan) yang masih memerhatikan mereka. Pusat kekuatan politik berpindah dari istana ke
luar, salah satunya kepesantren-pesantren yang kemudian menjadi basis perlawanan.
Dalam kondosi seperti itu rakyat bergabung kepada pemimoin nonformal para kyai, ulama, dan
bangsawan yang menggalang rakyat untuk melawan dan berjuang atas nam agama.Terjadilah
Perang Padri (1821-1837), dipelopori Imam Binjol dibantu delapan ulama yang bergelar
Harimau Nan Salapan, Perang Acewh (1873-1904) dipimpinpanglima Polim yanmg diduklung
poara ulama, haji dan Muslim Aceh. Meskipun perang ini kalah, tetapi islam makin berkmbang
ke pedalaman dibawah bimbingan sisa-sisa pemimpin yang menyingkir dari kerajaan Belanda,
seperti sisa-sisa tentara Perang Padri di pedalaman tanah Batak menjadikan sebagian suku Batak
memeluk Islam.
d. Masa Penjajahan Jepang
Sebagai penjajah, jepang jauh lebih kejam dari pada Belanda.Jepang merampas semua harta
milik rakyat untuk kepentungan perang, sehingga rakyat matyi kelaparan.Untuk menymbung
hidup, rakyat makan pisang muda atau hatinya batang pisang, sedangkan untuk baju rakyat
memakai goni. Rakyat dicekam ketakutan kepada jepang yang kempeitei (polisi rahasia)nya
terkenal sangat ganas.
Jika pada masa belanda ada istilah kerja rodi, maka dizaman menjadi romusha. Jika kerja
rodi masih bekerja (paksa) dikampung sendiri, maka romushadikirim jauh sampai kepedalaman
Burma dan Thailand (Muang Thai) untuk membangun jalur kereta api yang menghubungkan
Birma-Bangkok melalui Konbury.
Islam akan dihapus dan akan diganti dengan agama Shinto. Oleh karena itu, bahasa dan aksara
Arab dilarang. Walaupun nanti larangan itu dicabut ketika jepang sudah kepepet hamper kalah.
Perintah ber-seikeirei (membungkuk seperti ruku dalam shalat kea rah matahari terbit di Timur
kea rah Tenno Heika karena ia dianggap keturunan Dewa Matahari Amaterasu Omikami
Tuhan jagad raya yang mengaruniai kepada ras Yamato) dianggap sebagai suatu paksaan untuk
berbuat syirik. Dilihat darui itu jepang sebenarnya lebih kafir dari pada Belanda, karena belanda
masih tergolonhg kafir kitabi. Jepang mempunyai tujuan untuk me-Nippo-kan Indonesia. Kalau
belanda menjadikan indobnesia Inlander (penduduk kelas dua), jepang ingin menghilangkan
kebangsaan Indonesia menjadi Nippon. Untuk mempercepat usaha itu segala cara ditempuh,
yaitu dengan cara-cara sebagai berikut:
a) Membersihkan kebudayaan Barat, kebudayaan Islam diganti drngan kebudayaan jepang.
b) Mengubah system pendidikan
c) Membentuk barisan pemuda
d) Memobilisasi pemimpin Islam
e) Membentuk organisasi baru. diantaranya aldalah Shumubu (Departemen Agama Buatan
Jepang) dibentuk maret 1942 M dan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) dibentuk
tanggal 24 Oktober 1943 M.
2. Politik Islam Masa Kemerdekaan
a. Masa Revolusi
Keadan perang asia timur berkemnbang sangat cepat. Rusia menyusul mengum umkan perang
kepad jkepang, sehingga jepang mengalami kekalahan demi kekalahan. Pada tanggal 6 agustus
1945 hirosima dibopm. Tanggal m7 agustus 1945 pemerintah jepang membentuk PPKI (panitia
oersiapan kemerdekaan Indonesia). Soekarno, Hatta, dan Dr. Radjiman diundang menemui
Marsekal Terauchi di Dalai (Vietnam). Tanggal 8 agustus 1945 Mansuria diduduki Rusia.Tanggal
9 agustus 1945 Nagasaki dibom. Dalam pertemuan dengan Terauchi itu soekarno, hatta, dan Dr.
radjiman mendapat jaminan bahwa kemerdekaan Indonesia tak menjadi maslah lagi, waktumnya
terserah mereka. Jepang akan membantu kapan saja Indonesia siap. Ketika soekarno dan kawankawan sampai di Saigon, mereka mendenagr tentang perkembangan perang, maka hatta
menyadari bahwa kekalahan jepang hanya tinggal mmenunggu waktu.Sekembalinya kje
Indonesia, syahrirmenemui hatta dan mendesdak soekarno untuk mengumumkan kemerdekaan
Indonesia tanpa PPKI yang dibentuk Jepang.Namun usulan syahrir tidak dapat diterima
soekarno.Soekarno-hatta mencari kepastian apakah betul jepang telah menyerah, laksamana
maeda tidak dapat menjawab karena belum ada intruksi daro Tokyo. Karena itu hatta meminta
soebardjo untuki mempersiapkan rapat PPKI yang akan diadakan tanggal 16 agustus 1945.
Tanggal 15 agustus 1945 soebardjo dating kerumah hatta yang sedang membuat teks
proklamasi.Soebardjo dan hatta kemudian pergi kerumah soekarno, disana ada beberapa pemuda
yang memaksa soekarno mengumumkan kemerdekaan malam itu juga melalui radio. Karena
soekarno menolak, Wikana (juru bicara pemuda) mengancam bahwa darah akan mengalir jika
1. Muhammadiyah
Pada 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah yang bertepatan dengan 18 November 1912di Yogyakarta
berdirilah salah satu organisasi sosial Islam yang terpenting di Indonesia hingga saat ini, yakni
Muhammadiyah.Didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan atas saran yang diajukan murid-muridnya
dan beberapa anggota Boedi Oetomo. Organisasi ini mempunyai maksud menyebarkan
pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad saw kepada penduduk bumiputera dan memajukan hal
agama Islam kepada anggota-anggotanya. Muhammadiyah sangat gencar melakukan amar
maruf nahi munkar terutama memberantas praktek-praktek keagamaan masyarakat saat itu yang
menurut Muhammadiyah penuh penyimpangan.Slogan mereka yang terkenal yaitu memberantas
TBC (tachayul, bidah, churafat).
Muhammadiyah juga lahir sebagai reaksi terhadap missi dan zending yang semakin gencar
setelah politik etis. Muhammadiyah lahir sebagai saingan missi dan zending dengan
menggunakan sarana-sarana yang sama seperti sekolah dan balai-balai kesehatan yang kemudian
menjadi rumah sakit Muhammadiyah.
2. Nahdatul Ulama
Padatanggal 31 Januari 1926,Kyai Hasyim Asyari mendirikan Nahdlatul Ulamabersama dengan
tokoh-tokoh Islam tradisional, didirikanlah organisasi keislaman yang berbasis massa pesantren
dengan pemikiran yang tradisionalis, yang berarti kebangkitan ulama. Organisasi ini pun
berkembang dan banyak anggotanya. Pengaruh Kyai Hasyim Asyari pun semakin besar dengan
mendirikan organisasi NU, bersama teman-temannya. Itu dibuktikan dengan dukungan dari
ulama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pada masa itu perkembangan paham keagamaan di dalam negeri sering timbul pertentangan
pendapat antara kaum tradisionalis dengan kaum modernis Islam. Pada saat kongres Al Islam (IV
dan V), yang diselenggarakan di Yogyakarta dan Bandung untuk mencari input dalam
menghadapi kongres Islam di Makkah, aspirasi kalangan pesantren sama sekali tidak
tertampung. Karena materi usulan yang disampaikan KH.A. Wahab Hasbullah itu tidak masuk
dalam agenda kongres Al-Islam di Indonesia, akhirnya atas prakarsa beliau pula para ulama
pesantren mendirikan Komite Hijaz.Komite ini dibentuk bertujuan untuk menyampaikan
aspirasi ulama pesantren kepada penguasa Arab Saudi agar tradisi bermadzhab tetap diberi
kebebasan.Misi komite ini berhasil dan diterima oleh penguasa Arab Saudi, Ibnu Saud.Setelah
berhasil misinya, komite ini hendak membubarkan diri, namun KH Hasyim Asyari
mencegahnya, justru menyarankan momentum ini dijadikan sebagai awal kebangkitan
ulama.Maka, atas saran beliaulah pada tanggal 31 Januari 1926, di Surabaya didirikanlah
organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jikalau kita amati perjalanan Sejarah Islam di Indonesia dari masa ke masa sejak kedatangan,
proses penyebaran sampai zaman tumbuh dan berkembangnya Kesultanan Kesultanan bahkan
mencapai keemasannya terasa telah terjadinya dinamika histories yang menggembirakan.. Di
zaman Keemasan Kesultanan-Kesultanan di Indonesia sebagaimana telah dicontohkan terutama
abad ke-17 M. telah memberikan warisan sejarah yang gemilang dalam berbagai aspek: Sosialpolitik Sosial-ekonomi-perdagangan, Sosial keagamaan dan kebudayaan, ternyata telah
memberikan citra yang dapat dibanggakan. Namun demikian setelah mulai dimasuki pengaruh
baik politik, ekonomi-perdagangan maupun system pemerintahan maka umat Islam mengalami
keresahan yang akibatnya muncul perlawanan atau pemberontakan melwan politik penjajahan
baik melalui gerakan politik mapun gerakan keagamaan dan gerakan pendidikan. Namun upaya
perjuangan masyarakat Musilm di bawah pimpinan para ulama itu mengalami kegagalan akibat
berbagai factor antara lain: perselisihan internal yang kemudian dimasuki politik divide et
empera, pemisahan persatuan antara ulama dan umara, antara perjuangan dari satu daerah dengan
daerah lainnya belum ada persatuan, pendidikan masyarakat yang dengan sengaja oleh pokitik
Belanda dibedakan terutama menuju sekulerasmi dengan pengawasan ketat terhadap pendidikan
non-pemerintah yang berlandaskan keagamaan dsb.
Demikian secara garis besar nasib umat Islam di Indonesia selama penjajahan dan bagaimana
seharusnya untuk masa kini dan mendatang untuk menumbuhkan citra kejayaan Islam kita
Indonesia, mungkin perlu diusahakan:
1) Terpeliharana uhuwah Islamiah di kalangan umat Islam Indonesia khususnya
dan umat Islam di dunia pada umumnya;
2) Melakukan serta meningkatkan kehidupan keagamaan bagi kehidupan dan kesejahteraan dunia dan akhirat dengan berpedoman kepada isi dan maknanya
Al-Quran dan Hadis serta ajaran-ajaran dalam Syariah;
3) Memperjuangkan keadilan serta menegakkaanya untuk mencapak ketertiban,
keamanan, kenyamanan serta kebahagiaan umat Islam;
4) Mengupayakan kemajuan dalam pendidikan keagaamaan baik formal maupun
Non-formal demi kecerdasan umatnya serta ketakwaannya kepada Allah SWT.
5) Memajukan bidang seni-budaya Islami melalui berbagai kegiatan di kalangan
anak-anak, remaja serta dewasa umat Muslim.
Demikianmasalah serta pokok-pokok berkenaan dengan thema yang telah kamikemukakan di
atas. Semoga bermanfaat bagi kita semua dan terimakasih atas segala perhatian Bapak-Bapak,
Ibu-Ibu serta Saudara-Saudara.Wa billahi taufik wal hidayah, wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
[1] A. Hasymy, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, (Bandung:Al-Maarif,
1981), hlm.358.
[2] Taufik Abdullah, (Ed.), Sejarah Umat Islam Indonesia, (Majelis Ulama Indonesia, 1991),
hlm. 39.
[3]Taufik Abdullah, (Ed.), Sejarah Umat Islam ., hlm.118.
[4]Ibid.,hlm. 139.
[5] Nourouzzaman Siddiqi, Menguak Sejarah Muslim, Suatu Kritik Metodologis,
(Yogyakarta:PLP2M, 1984), hlm.124.
[6]Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia,(Jakarta: Rajawali pers, 2010),
hlm.39.
[7]Taufik Abdullah, (Ed.), Sejarah Umat Islam ., hlm.306.
[8] Ahmad SyafiI Maarif, Islam Dan Politik Indonesia, Teori Belah Bambu Masa Demokrasi
Terpimpin (1959-1965), (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988), hlm.38-39. - See more
at: http://eduside.blogspot.co.id/2015/04/makalah-pendidikan-islam-contoh-laporan-sejarahmasuk-dan-berkembangnya-islam-di-indonesia.html#sthash.njg16Ulr.dpuf