Anda di halaman 1dari 59

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI

INDONESIA, GLOBALISASI DAN EKONOMI


KREATIF

Faktor Penyebab Keberagaman Budaya di Indonesia


Keberagaman budaya terbentuk bukan dengan sendirinya. Faktor utama
pembentuk keberagaman adalah manusia yang memiliki kebudayaan tersebut. Selain
itu masih ada faktor lain. Berikut ini Faktor Penyebab Keberagaman Budaya di
Indonesia yaitu sebagai berikut.

1. Faktor Historis atau Sejarah


Dalam pelajaran sejarah, kita telah mengetahui bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia sekarang ini berasal dari Yunan, yaitu suatu wilayah di Cina bagian selatan
yang pindah ke pulau-pulau di Nusantara. Perpindahan ini terjadi secara bertahap
dalam waktu dan jalur yang berbeda. Ada kelompok mengambil jalur barat melalui
selat Malaka menuju pulau Sumatra dan Jawa. Adapun kelompok lainnya mengambil
jalan ke arah timur, yaitu melalui kepulauan Formosa atau Taiwan, di sebelah selatan
Jepang, menuju Filipina dan kemudian meneruskan perjalanan ke Kalimantan. Dari
Kalmantan ada yang pindah ke Jawa dan sebagian lagi ke pulau Sulawesi.
Selain itu Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah terutama dalam hal rempah-rempah sehingga banya negara-negara asing
ingin menjajah, seperti Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Perbedaan jalur
perjalanan, proses adaptasi di beberapa tempat persinggahan yang berbeda, serta
perbedaan pengalaman dan pengetahuan itulah yang menyebabkan timbulnya
pperbedaan suku bangsa dengan budaya yang beranekaragam di Indonesia.

2. Faktor Pengaruh Keterbukaan Terhadap Kebudayaan Asing

1
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Globalisasi merupakan proses penting dalam penyebaran budaya dalam
masyarakat dunia terutama Indonesia dengan sistem demokrasinya menjadikan
negara ini merupakan negara yang terbuka. Dengan keterbukaan tersebut, masyarakat
mudah menerima budaya yang datang dari luar meski sering terjadi benturan budaya
asing dengan budaya lokal. Masuknya budaya asing inilah salah satu faktor
memperkaya budaya dan membuat masyarakat menjadi masyarakat multikultural.
Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka. Hal ini dapat dilihat dari
besarnya pengaruh asing dalam membentuk keanekaragaman masyarakat di seluruh
wilayah Indonesia.
Pengaruh asing pertama yang mewarnai sejarah kebudayaan Indonesia adalah
ketika orang-orang India, Cina, dan Arab mendatangi wilayah Indonesia, disusul oleh
kedatangan bangsa Eropa. Bangsa-bangsa tersebut datang membawa kebudayaan
yang beragam. Daerah-daerah yang relatif terbuka, khususnya daerah pesisir, paling
cepat mengalami perubahan. Dengan semakin baiknya sarana dan prasarana
transportasi, hubungan antarkelompok masyarakat semakin intensif dan semakin
sering pula mereka melakukan pembaruan. Adapun daerah yang terletak jauh dari
pantai umumnya hanya terpengaruh sedikit sehingga berkembang corak budaya yang
khas pula.

3. Faktor Geografis
Indonesia juga memiliki letak geografis yang strategis yaitu diantara dua
benua dan dua samudra sehingga Indonesia dijadikan sebagai jalur perdagangan
internasional. Oleh karena sebagai jalur perdagangan, banyak negara-negara asing
datang ke Indonesia dengan tujuan berdagang, seperti Cina, India, Arab, dan negara-
negara Eropa. Selain itu, Indonesia adalah negara yang terdiri dari pulau-pulau yang
satu sama lain dihubungkan oleh laut dangkal yang sangat potensial. Selain itu,
bentuk pulau-pulau itu memperlihatkan relief yang beraneka ragam. Perbedaan-
perbedaan lainnya menyangkut curah hujan, suhu dan kelembaban udara, jenis tanah,
serta flora dan fauna yang berkembang di atasnya.

2
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Perbedaan-perbedaan kondisi geografis ini telah melahirkan berbagai suku
bangsa, terutama yang berkaitan dengan pola kegiatan ekonomi mereka dan
perwujudan kebudayaan yang dihasilkan untuk mendukung kegiatan ekonomi
tersebut, misalnya nelayan, pertanian, kehutanan, perdagangan, dan lain-lain.

4. Faktor Fisik dan Geologis


Kalau dilihat dari struktur geologis, Indonesia terletak di antara tiga lempeng
yang berbeda yaitu Asia, Australia, dan Pasifik. Kondisi ini menjadikan Indonesia
menjadi negara berpulau-pulau dan memiliki beberapa tipe geologi, seperti tipe
Asiatis, tipe peralihan, dan tipe Australis. Dengan berpulau-pulau, kehidupan
masyarakat setiap pulau berbeda-beda sesuai dengan kondisi pulaunya. Masyarakat
yang berada di pulau kecil akan mengalami kesulitan sumber daya alam dan pulau
besar memiliki sumber daya alam yang banyak. Hal ini membuat budaya setiap pulau
berbeda pula.

5. Faktor Iklim yang Berbeda


Selain memiliki berbagai pulau di Indonesia yang memengaruhi kebudayaan
masyarakat, iklim juga sangat memengaruhi kebudayaan di Indonesia. Orang yang
berada di daerah pegunungan dengan iklim sejuk membentuk kebudayaan msayarakat
yang ramah. Adapun orang yang berada di tepi pantai yang memiliki iklim panas
membentuk kontrol emosi seseorang lebih cepat marah.

Dampak Keragaman Budaya di Indonesia


Keragaman budaya dalam ilmu Antropologi dinamakan sebagai diversitas.
Negara dengan keanekaragaman budaya seperti Indonesia jika ditanggapi dengan
sikap memandang perbedaan, dapat menimbulkan dampak negatif. Sebaliknya, bila
keanekaragaman tersebut dikelola dengan semestinya, akan menjadi kekuatan
tersendiri.
Di dalam keberagaman budaya sebenarnya terkandung potensi disintegrasi,
konflik, dan separatisme sebagai dampak dari negara kesatuan yang bersifat

3
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
multietnik dan struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan plural. Menurut
David Lockwood konsensus dan konflik merupakan dua sisi mata uang karena
konsensus dan konflik adalah dua gejala yang melekat secara bersama-sama di dalam
masyarakat. Menurut Samuel Huntington, Indonesia adalah negara yang mempunyai
potensi disintegrasi paling besar setelah Yugoslavia dan Uni Soviet pada akhir abad
ke-20.
Menurut Clifford Geertz apabila bangsa Indonesia tidak mampu mengelola
keanekaragaman etnik, budaya, dan solidaritas etniknya maka Indonesia akan
berpotensi pecah menjadi negara-negara kecil. Misalnya, potensi disintegrasi akibat
gerakan Organisasi Papua Merdeka yang menginginkan kemerdekaan Provinsi Papua
dari Indonesia.
Pola kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dibedakan menjadi dua.
Pertama, diferensiasi yang disebabkan oleh perbedaan adat istiadat (custom
differentiation) karena adanya perbedaan etnik, budaya, agama, dan bahasa. Kedua,
diferensiasi yang disebabkan oleh perbedaan struktural (structural differentiation)
yang disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan untuk mengakses potensi
ekonomi dan politik antar etnik yang menyebabkan kesenjangan sosial antar etnik.
Namun, kemajemukan masyarakat tidak selalu menunjukkan sisi negatif saja.
Pada satu sisi kemajemukan budaya masyarakat menyimpan kekayaaan budaya dan
khazanah tentang kehidupan bersama yang harmonis apabila integrasi masyarakat
berjalan dengan baik. Selain itu, keberagaman budaya juga bisa menarik banyak turis
ke Indonesia sehingga devisa negara bertambah.
Keberagaman budaya juga akan Membentuk Masyarakat yang Toleran.
Keberagaman budaya dalam setiap daerah tentu memiliki berbagai macam perbedaan.
Karena berada di satu atap yang sama yaitu NKRI, mau tidak mau masyarakatnya
berkewajiban untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan dalam perbedaan. Hal ini
menjadi lumrah bagi warga Indonesia karena sudah terbiasa dengan kehadiran suku
bangsa lain yang tinggal menetap di daerah yang bukan asalnya. Interaksi masyarakat
yang toleran tentu merupakan bentuk hubungan sosial yang dapat dengan mudah
terbentuk dengan sendirinya.

4
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Pada sisi lain, kemajemukan selalu menyimpan dan menyebabkan terjadinya
potensi konflik antaretnik yang bersifat laten (tidak disadari) maupun manifes (nyata)
yang disebabkan oleh adanya sikap etnosentrisme, primordialisme, dan kesenjangan
sosial.
Pola etnopolitic conflict dapat terjadi dalam dua dimensi, yaitu pertama,
konflik di dalam tingkatan ideologi. Konflik ini terwujud dalam bentuk konflik antara
sistem nilai yang dianut oleh pendukung suatu etnik serta menjadi ideologi dari
kesatuan sosial. Kedua, konflik yang terjadi dalam tingkatan politik. Konflik ini
terjadi dalam bentuk pertentangan dalam pembagian akses politik dan ekonomi yang
terbatas dalam masyarakat.
Perbedaan kesejarahan, geografis, pengetahuan, ekonomi, peranan politik, dan
kemampuan untuk mengembangkan potensi kebudayaannya sesuai dengan kaidah
yang dimiliki secara optimal sering menimbulkan dominasi etnik dalam struktur
sosial maupun struktur politik, baik dalam tingkat lokal maupun nasional. Dominasi
etnik tersebut pada akhirnya melahirkan kebudayaan dominan (dominant culture) dan
kebudayaan tidak dominan (inferior culture) yang akan melahirkan konflik antaretnik
yang berkepanjangan.
Dominasi etnik dan kebudayaan dalam suatu masyarakat apabila
dimanfaatkan untuk kepentingan golongan selalu melahirkan konflik yang bersifat
horizontal dan vertikal. Ciri khas masyarakat majemuk seperti keanekaragaman suku
bangsa telah menghasilkan adanya potensi konflik antarsuku bangsa dan antara
pemerintah dengan suatu masyarakat suku bangsa. Potensi-potensi konflik tersebut
merupakan permasalahan yang ada seiring dengan sifat suku bangsa yang majemuk.
Selain itu, pembangunan yang berjalan selama ini menimbulkan dampak berupa
terjadinya ketimpangan regional (antara Pulau Jawa dengan luar Jawa), sektoral
(antara sektor industri dengan sektor pertanian), antar ras (antara pribumi dan
nonpribumi), dan antarlapisan (antara golongan kaya dengan golongan miskin).

 Pengaruh Positif Keragaman Budaya di Indonesia

5
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
1) Kenekaragaman kebudayaan sangat menarik dan dapat dijadikan sebagai
objek pariwisata.
2) Keanekaragaman budaya daerah dapat membantu meningkatkan
pengembangan budaya yang ada pada tingkat nasional.
3) Meningkatnya ilmu etnografi secara signifikan di Indonesia.
4) Tertanamnya sikap ntuk saling menghormati dan menghargai antar suku yang
berbeda.
5) Munculnya kesadaran untuk melakukan kerjasama  antar daerah dan antar
budaya yang menumbuhkan kesadaran nasional.

 Pengaruh Negatif Keragaman Budaya di Indonesia


1) Adanya pandangan stereotif atau gambaran subjektif terhadap ciri-ciri suku
bangsa lain.
2) Timbul kecurigaan antar suku bangsa.
3) Adanya potensi konflik antarsuku dan hambatan pergaulan antarsuku karena
perbedaan SARA, bahasa dan juga kebudayaan.
4) Banyaknya suku bangsa yang ingin menerapkan hukum adatnya.

Manfaat Keragaman Budaya


Budaya Indonesia, negara di Asia Tenggara yang disebut negara kepulauan
paling besar didunia. Masyarakat Indonesia termasuk juga berbentuk heterogen serta
mempunyai budaya yang beragam macam. Keberagaman budaya di Indonesia juga di
pengaruhi oleh keadaan geografis yang ada. Dengan jumlah masyarakat yang
menjangkau sekitaran 200 juta orang lebih, masyarakat Indonesia menyebar di
semasing pulau serta memiliki keunikan budayanya sendiri. Warisan budaya yang
berkembang di Indonesia, datang dari beragam jenis etnis, suku, serta bhs di beberapa
daerah yang menebar di tanah nusantara.
Keberagaman budaya yang dipunyai oleh negara Indonesia, jadi jati diri
bangsa. Bangsa Indonesia di kenal jadi bangsa yang unik, karna dapat hidup rukun

6
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
dalam satu negara yang terbagi dalam beragam budaya. Banyak faedah yang didapat
dari sini, salah satunya :

1. Menumbuhkan sikap nasionalisme


Ketidaksamaan budaya yang ada juga akan membuat rasa cinta tanah air,
karna keanekaragam budaya yaitu satu kekayaan yang dipunyai satu bangsa.
Bukan sekedar hasil tambang, komoditi export yang memengaruhi pendapatan
negara. Aspek budaya juga jadi daya tarik serta kekayaan yang dapat dipunyai
satu bangsa. Budaya mengajarkan kita juga akan nilai-nilai leluhur yang
mempunyai kekhasan serta manfaatnya semasing.
Saat kita melihat kalau keanekaragaman budaya yaitu satu kekayaan, jadi
dengan sendirinya kita juga akan berupaya melindungi kekayaan kita itu. Hingga
rasa nasionalisme, sikap mempunyai serta menghormati kekayaan bangsa juga
akan muncul didalam diri.

2. Jati diri bangsa di mata internasional


Dengan kemajemukan budaya yang ada dapat jadi jati diri diri satu bangsa.
Kita ketahui kalau bangsa australia yaitu bangsa aborogin, hal tersebut yaitu satu
diantara jati diri negara australian di mata dunia. Kita ketahui kalau alat musik
gitar akustik yaitu ciri musik latin dari Amerika selatan. Itu juga dapat jadi
keunikan satu bangsa.
Oleh karenanya, faedah keberagaman budaya Indonesia ini membuat
indonesia mempunyai banyak artefak budaya yang dapat memperkenalkan negara
kita pada dunia internasional. Dengan keanekaragam budaya juga pastinya
melahirkan beragam jenis inspirasi yang bermanfaat untuk pembangunan bangsa
serta negara.

3. Alat pemersatu bangsa


Dengan memiliki beragam bhs daerah, tidak mengakibatkan bangsa Indonesia
terpecah iris tetapi malah menaikkan kekayaan perbendaharaan bhs. Karna

7
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
kekhasan ini yaitu kekayaan yang mana tak ada negara beda yang mempunyai
keanekaragaman budaya seperti Indonesia. Bhineka Tunggal Ika yaitu lambang
kerukunan yang berada di Indonesia serta begitu menarik di mata dunia.

4. Jadi ikon pariwisata


Dengan melestarikan keberagaman budaya yang ada, bisa jadi magnet dalam
bagian pariwisata. Peninggalan waktu dulu mual dari bangunan, tarian, bhs, serta
artefak budaya yang lain dapat di sulap jadi object wisata yang dapat
menghadirkan wisatawan yang bukan sekedar domestik tetapi juga wisatawan
asing. Pemakaian di bagian pariwisata ini otomatis bisa tingkatkan devisa negara.

5. Menaikkan Pendapatan Nasional


Hal semacam ini yaitu dampak dari faedah keberagaman budaya dalam bagian
pariwasata bisa menghadirkan wisatawan asing serta domestik. Bila dikelola oleh
negara, jadi object pariwisata itu keuntungannya juga akan masuk ke kas negara.
Oleh karenanya pendapatan kita didalam APBN juga akan jadi bertambah serta
dapat dipakai untuk pembangunan bangsa.

6. Memupuk sikap toleransi


Banyak sekali lagi faedah yang bisa kita rasakan dari keberagaman budaya di
Indonesia. Dengan terdapatnya multikulturalisme (macam budaya), diinginkan
mempertebal sikap toleransi serta rasa tolong membantu dan nasionalisme kita.

7. Sumber pengetahuan untuk dunia


Budaya yaitu nilai-nilai yang dipunyai satu orang-orang serta dilembagakan
dalam satu bentuk artefak budaya yang dapat di nikmati oleh orang-orang serta
generasi penerusnya. Dengan artefak budaya kita juga akan mengetahui nilai-nilai
orang-orang di waktu kemarin. Hal semacam ini begitu perlu untuk jadikan
sumber pengetahuan. Untuk sejarawan serta budayawan, artefak budaya sangat

8
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
perlu serta mesti dilestarikan. Karna satu artefak budaya dari waktu dulu dapat
jadi sumber info bernilai.

Sejarah Asal Mula Keragaman Budaya di Indonesia


Asal-muasal bangsa Indonesia bermula pada saat  periode zaman es akhir
(20.000 – 14.000 tahun yang lalu), ketika pada jaman es, samudera di sekitar kutub
membeku,  sehingga mengakibatkan volume air di wilayah khatulistiwa berkurang.
Akibatnya, laut wilayah Indonesia jatuh hingga 135 meter dengan laju penurunan 7-9
mm per tahun. Sumatera, Jawa, dan Kalimantan menyatu menjadi satu daratan yang
terhubung langsung dengan benua Asia. Daratan ini disebut sebagai
Dangkalan/Paparan Sunda. Hal yang sama terjadi di wilayah timur tepatnya di Nusa
Tenggara. Laut di wilayah mereka jatuh dan membuat wilayah ini menyatu dengan
Australia membentuk apa yang disebut sebagai Paparan Sahul.
Di sebelah barat dan selatan paparan Sunda dibatasi oleh rangkaian
pegunungan berapi yang membentang dari Sumatera hingga Jawa. Laut Jawa dan
Selat Karimata yang mengering berubah menjadi padang rumput terbuka, dataran
banjir, dan rawa-rawa. Hutan yang ada tidak terlalu lebat karena iklim cenderung
kering akibat penumpukan es yang besar di belahan utara dan selatan Bumi.
Papapan Sunda adalah sebuah daratan yang luas. Sungai-sungai begitu
panjang. Sungai Kapuas dan sungai Musi misalnya, bermuara di Laut China Selatan,
jauh di utara dekat Vietnam sana. Sementara itu, sungai-sungai dari Jawa dan
Kalimantan Tengah dan Selatan bermuara di Laut Flores. Di bagian muara ke Laut
Flores, sungai muncul berliku-liku karena platform yang penuh rawa. Wilayah ini
penuh dengan reptil seperti ular dan buaya sehingga kemungkinan besar tidak dihuni
manusia.
Manusia menghuni wilayah Paparan Sunda yang ada dalam segitiga
Sumatera-Jawa-Kalimantan. Masyarakat ini berasal dari daratan benua Asia, masuk
lewat Thailand atau Semenanjung Malaya. Mereka menghuni wilayah khususnya di
tepian sungai besar. Di sini mereka berburu mamalia, burung, dan ikan dengan alat-
alat sederhana seperti tombak kayu dan sebagainya yang termasuk barang-barang dari

9
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
kayu atau batu yang tidak terlalu keras. Hal ini disebabkan sumber utama batu yang
umumdigunakan dalam peradaban zaman batu seperti batu untuk bahan dasar kapak,
parang, dan mata panah terdapat hanya di satu titik yaitu di daerah Bangka Belitung.
Masyarakat ini disebut masyarakat Austro-Melanesia dan telah hidup di
wilayah ini bahkan sebelum zaman es terjadi. Masyarakat Austro-Melanesia ini telah
tinggal setidaknya sejak 35 ribu tahun lalu. Jadi leluhur orang Indonesia yang pertama
dapat dipandang berasal dari masyarakat Austro-Melanesia ini. Karena udara yang
kering dan banyaknya padang rumput, kebakaran hutan kerap terjadi. Wilayah
Kalimantan merupakan wilayah yang paling sering mendapat kebakaran hutan dan
Masyarakat Austro-Melanesia yang tinggal di Kalimantan Timur terdorong untuk
mengungsi menyeberang ke Sulawesi, tepatnya di  Tonasa dan Kapposang.
Ketika zaman es berakhir (14.000-6.000 tahun yang lalu), kutub kembali
mencair dan air kembali memenuhi lautan yang kering. Air laut memasuki Paparan
Sunda dan memisahkan Kalimantan dengan Sumatera dan Jawa yang masih menyatu
dan akhirnya terpisah oleh Selat Sunda. Masyarakat Austro-Melanesia yang tinggal di
paparan terpaksa menyebar ke dalam tiga arah. Ke Sumatera di barat mereka menjadi
leluhur Batak dan Minang. Ke Jawa di selatan mereka menjadi leluhur orang Sunda
dan Jawa. Ke Kalimantan di timur, mereka menjadi leluhur orang Dayak. Mereka
masuk ke pulau-pulau baru ini lewat sungai-sungai besar. Mereka pada umumnya
tinggal di gua-gua besar di pegunungan seperti di wilayah Bandung, Yogyakarta, dan
Kalimantan Timur. Ketika jumlah populasi telah besar, gua tidak cukup menampung,
dan mereka menyebar ke sekeliling. Indonesia dipenuhi hutan lebat karena masuknya
nutrisi dari kutub dan berubahnya iklim menjadi lebih hangat.
Pada saat zaman es berakhir, sekelompok masyarakat pelaut dari Yunan, Cina
Selatan datang ke Indonesia. Dikatakan masyarakat pelaut karena mereka datang
dengan melindasi perairan selat antara Yunan, Cina Selatan (Taiwan), kepulauan
Philipina, dan Laut Sulawesi. Mereka datang ke Indonesia dalam tiga aliran.
Aliran pertama berpisah di Pulau Palawan Philipina mengambil jalur ke Sabah
di Kalimantan. Mereka berasimilasi dengan masyarakat Austro-Melanesia yang telah
ada lebih dahulu sehingga masyarakat Dayak yang ada sekarang dapat dipandang

10
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
sebagai campuran antara Austro-Melanesia  dan orang pelaut ini. Gelombang kedua
berpisah dengan aliran ketiga di wilayah Sangir Talaud. Dari Mindanau mereka
menyeberang ke Sangir Talaud lalu mengambil dua arah. Arah pertama menuju ke
Sulawesi Utara terus ke selatan memenuhi seluruh Sulawesi seperti Buton dan Bugis.
Masyarakat pelaut yang mencapai wilayah Sulawesi Selatan berasimilasi dengan
penduduk Austro-Melanesia yang telah lebih dahulu hadir dari Kalimantan. Mereka
dapat dipandang sebagai leluhur Bugis. Karena konflik, kompetisi, atau letusan
gunung, mereka meneruskan perjalanan dari Sulawesi menuju Takabonerate,
menyeberangi Laut Flores, dan tiba di Nusa Tenggara, tepatnya di Flores. Flores
merupakan wilayah yang sering diterjang tsunami dan kemungkinan ini pula yang
mendorong mereka untuk menyeberang lebih jauh ke selatan yaitu ke Pulau Sumba
dan ke Timor.
Arah kedua menyeberang ke Halmahera menuju ke Papua. Mereka pertama
mendarat di wilayah Papua Utara. Papua Utara dan Selatan dihalangi oleh
Pegunungan Jayawijaya yang tinggi dan tertutup salju. Seiring semakin
menghangatnya iklim, salju tertarik menuju puncak dan jalan lembah menuju ke
selatan terbuka. Mereka sebagian menyeberang ke selatan dan memenuhi Papua
Selatan. Menariknya catatan prasejarah mengenai penemuan cara membuat api
ditemukan di Danau Hogayaku, Papua dan berasal dari 14 ribu tahun yang lalu.
Pada zaman resen (6.000 tahun yang lalu – sekarang), seluruh pulau besar di
Indonesia relatif telah berpenghuni. Masyarakat pelaut dan Austro-Melanesia telah
berasimilasi sehingga membentuk berbagai kebudayaan unik di seluruh penjuru
Nusantara. Penyebaran ini didukung oleh teknologi pelayaran yang baik. Sebagian
dari masyarakat pelaut menyebar hingga ke Australia dan berasimilasi dengan
penduduk Aborigin yang telah tinggal lama di sana, mungkin juga berasal dari
Austro-Melanesia. Mereka juga menyebar ke Selandia Baru dan mungkin menjadi
leluhur orang Maori. Ke barat, mereka menyeberang hingga ke Afrika Timur. Di
Madagaskar misalnya, ditemukan bahasa yang memiliki kemiripan dengan bahasa
daerah salah satu etnik Dayak di Kalimantan. Diduga masyarakat Dayak telah
menyebar dan mengkoloni Madagaskar sejak abad ketiga sebelum masehi.

11
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Masyarakat Dayak yang tinggal di pesisir Kalimantan (barat dan utara) pada
masa 1500 tahun lalu menjadi leluhur orang Melayu di Sumatera dan Semenanjung
Malaya. Mereka menyeberang karena didorong oleh perdagangan dan teknologi
pelayaran yang cukup maju.

Perkembangan Keragaman Budaya di Indonesia Menurut Unsur


Kebudayaan

1. Keberagaman Bahasa
Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia).
Gorys Keraf membagi rumpun bahasa ini ke dalam sub – rumpun :
 Bahasa – bahasa Austronesia Barat atau Bahasa – Bahasa
Indonesia/Melayu yang meliputi :
a. Bahasa – bahasa Hesperonesia (Indonesia barat)  meliputi: bahasa
Minahasa, Aceh, gayo, Batak, Minangkabau, Melayu, Melayu Tengah,
Lampung, Nias, Mentawai, Jawa, Sunda, Madura, Dayak, Bali Sasak,
Gorontalo, Toraja, Bugis-Makasar, Bima, Manggarai, Sumba, Sabu.
b. Bahasa – bahasa Indonesia Timur yang meliputi : bahasa Timor-Ambon,
Sula Bacan, Halmahera Selatan-Irian Barat.

 Bahasa – bahasa Austronesia Timur atau Polinesia yang meliputi :


a. Bahasa – bahasa Melanesia (Melanesia dan Pantai Timur Irian).
Melanesia (dari bahasa Yunani “pulau hitam”) adalah sebuah wilayah yang
memanjang dari Pasifik barat sampai ke Laut Arafura, utara dan timur
laut Australia.
b. Bahasa – bahasa Heonesia (Bahasa Polinesia dan Mokronesia).

2. Sistem Pengetahuan dan Teknologi atau Peralatan Hidup

12
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Pada masa prasejarah yang berlangsung selama beberapa juta tahun yang lalu
merupakan masa yang terpanjang yang dilalui manusia dalam sejarah kehidupannya.
Keadaan alam yang tidak stabil serta silih berganti dalam bentuk fisik, iklim dan
sebaginya telah dihadapi oleh manusia yang terus mengalami perkembangan akal
budinya.
Tingkat penghidupan yang mula-mula bersifat sangat sederhana itu berangsur-
angsur mengalami kemajuan sesuai dengan pengalaman yang diperoleh manusia dari
masa ke masa, dapat dilihat dari kemajuan cara mereka membuat alat. Kemajuan
dalam masa kehiduapan manusia yang panjang itu sangat lambat dan memperlihatkan
juga ketergantungan kepada alam lingkungannya. Berikut ini merupakan masa-masa
yang terjadi pada masa prasejarah :

o Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana


Corak kehidupan Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat
sederhana (plestosen) tidak dapat diikuti kembali seluruhnya diberbagai tempat,
kecuali beberapa aspek saja. Terutama segi teknologis masa-masa hidup berburu
tingkat sederhana ini dapat dijangka kembali hasil karya manusia yang tersisa.
Khususnya benda-benda peninggalan yang dibuat dengan batu dalam berbagai
bentuk. Teknologi manusia yang pada tingkat permulaan mengutamakan segi praktis,
sesuai dengan pengguanaan saja. Pada tingkat ini di Indonesia hanya dikenal dua
macam bentuk pokok , yaitu teknik perkakas batu yang disebut tradisi kapak
perimbas, alat serpih dan alat tulang.

Kapak perimbas
Tradisi kapak perimbas di Indonesia ternyata mempunyai persebaran yang
luas dan khusus berkembang ditempat yang banyak mengandung bahan batuan yang
sesuai untuk pembuatannya.
Penelitian terhadap tradisi paleolitik di Indonesia dimulai pada tahun 1935,
(ketika von koenigswald menemukan alat-alat batu di daerah punung (kabupaten
pacitan), didasar kali baksoko. Alat-alat tersebut pada umumnya berbentuk besar,

13
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
massif dan kasar buatanya dengan menggunakan teknik pembenturan, kulit batunya
masih melekat pada permukaan khususnya pada bagian untuk berpegang dan tajaman
yang berliku atau bergerigi. Tradisi kapak perimbas yang ditemukan di punung ini
kemudian dipandang sebagai tingkat perkembangan budaya batu yang terawal di
Indonesia.

Alat serpih
Di dalam konteks perkembangan alat-lat batu tingkat plastosen di Indonesia
sering kali alat serpih ditemukan bersama-sama dengan kapak perimbas. Tradisi alat
serpih menghasilkan perkakas yang berbentuk sederhana dengan memperlihatkan
kerucut pukul yang jelas. Bahan batuan yang umum digunakan adalah beberapa jenis
batuan tufa dan gamping kersikan serta batuan endap. Alat tersebut digunakan
sebagai penggaruk atau serut penusuk dan pisau

Alat tulang
Pembuatan alat tulang pada tingkat plestosen sementara ini hanya diketahui di
ngandong, alat-alat berupa sudip dan mata tombak yang bergerigi pada kedua belah
sisinya. Lat-alat dari tanduk menjangan memperlihatkan bagian yang diruncingkan.
Duri ikan pari di temukan pula dan benda ini mungkin diguanakan sebagai tombak.

o Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut


Pada Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut (pasca
plestosen) berkembang tiga tradisi pokok pembuatan alat di Indonesia, yaitu tradisi
serpih bilah, tradisi alat tulangdan tradisi kapak genggam Sumatra.

Serpih bilah
Di Indonesia tradisi ini meninjol pada kala pasca plestosen. Teknik pembuatan
alat-alatnya melanjutkan pada masa sebelumnya, tetapi bentuk alat-alatnya tampak
lebih maju dalam berbagai corakuntuk bermacam kegunaan. Kadang-kadang
bentuknya kecil melalui teknik pengerjaan yang rumit. Pemangkasa sekunder, yaitu

14
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
pengerjaan serpih setelah dilepaskan dari batu intinya, seringkali diutamakan menuju
ke bentuk alat-alat yang diperlukan. Bahan batu yang dipakai untuk membuat
diantaranya ialah kalsedon, batu andesit, gamping dan sebagainya.

Kapak genggam Sumatra


Di Indonesia kapak genggam sumatera ditemukan tersebar dipantai timur
Sumatera Utara, beberapa buah kapak genggam Sumatera berbentuk lonjong yang
dikerjakan hanya pada satu sisi beserta kapak pendek.

o Masa bercocok tanam


Masa bercocok tanam amat penting dalam sejarah perkembangan masyakat
dan peradaban di Indonesia, karena pada masa ini beberapa penemuan baru berupa
penguasaan sumber-sumber alam bertambah cepat. Berbagai macam tumbuhan dan
hewan mulai dipelihara. Cara untuk memanfaatkan hutan belukar denagn menebang
dan embakar pohon-pohon dan belukar mulai diekmbangkan sehinggah karenanya
terciptalah lading-ladangyang meberikan hasil pertanian, meskipun sifatnya masih
sederhana, untuk memenuhi kebutuahn hewani kegiatan berburu dan menagkap ikan
terus dilakukan disamping mata pencahriaan bercocok tanam.

Beliung persegi
Diantara alat-alat batu yang paling menonjol dari masa bercocok tanam di
Indonesia ialah beliung persegi. Pada umumnya beliung ini berbentuk memanjang
dengan penampang lintang persegi, seluruh bagiannya diupam halus-halus, kecuali
pada bagian pangkalnya sebagai tempat ikatan tangkai dan biasanya digunakan untuk
pengerjaan kayu.

Kapak lonjong

15
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Kapak ini bentuk umumnya lonjong dan dengan pangkal agak runcing dan
melebar pada bagian tajaman. Bagian diasah dari dua arah dan menghasilkan bentuk
tajaman yang simetris. Disinalh bedanya dengan beliung persegi yang tidak memiliko
tajaman simetris. Teknik pembuatanya melalui penyerpihan segumpal batuatau
langsung dari kerakal yang sudah sesuai bentuk,diupam halus setelah permukaan batu
diratakan dengan teknik pemukulan beruntun.

Mata panah
Bentuk mata panah pada umumnya segitiga dengan bagian basis bersayap dan
cekung. Ada pula yang cembung atau kadang-kadang rat tak bersayap. Ukuran
panjang antara 3-6 cm, lebar basis 2-3 cm, dengan ketebalan rata-rata 1 cm. bahanya
dari batu gmaping, seluruh permukaannya dikerjakan dengan amat teliti. Dibagian
ujung dan tajamannya ditatah dari dua arah sehinggah menghasilkan tajaman yang
bergerigi atau berlku dan tajam.

Gerabah
Teknik pembuatan gerabah padamasa ini masih sangat sederhana, segala
sesuatu nya dikerjkan dengan tangan dan teknik tatp batu.

o Masa perundagian
Pada masa ini teknologi pembuatan benda benda jauh lebih tinggih tingkatnya
dibandingkan dengan masa sebelumnya. Hal tersebut mulai dengan penemuan baru
berupa teknik peleburan, pencampuran, penempaan dan pencetakan jenis-jenis
logam.. sebelumtingkat-tingkat teknik itu dikenal, rupanya telah dikenal tembaga dan
emas. Kedua macam logam ini sangat mudah di lebur karena titik leburna tidak
begitu tinggi. Tembaga yang mula-mula ditemukan dapat dibuat jadi benda dalam
berbagai bentuk yang membutuhkan sedikit pengetahuan penuangan. Sesuai dengan
kemajuan pengetahuan, ditemukan antara timah dan tembaga yang ternay
menghasilkan benda-benda yang lebih kuat, bahan campran inilah yang membentuk
perunggu.

16
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Benda-benda perunggu
Jenis benda perunggu yang dikenal di Indonesia ialah nekara, berbagai jens
kapak, bejana, boneka, perhiasan dan senjata.Teknik pembuatan benda perunggu ada
2 macam yakni teknik setungkup dan cetakan lilin.
Teknik cetakan setungkup menggunakn dua cetakan yang dapat ditangkupkan,
cetakan diberi lubang pada bagian atas dan dari lubang ini dituangkan logam yang
sudah mencair kedalam cetakan. bial perunggu sudah dingin cetakan dibuka dan
selesailah pengerjaannya.
Teknik cetakan lilin memperguanakan bentuk bendanya yang terlebih dahulu
dibuat dari lilin yang berisi tanah liat sebagai intinya, berbentuk lilin dihias menurut
keprluan, pola hiasnya dicapkan pada permukaan lilin dengan cetakan. Bentuk lilin
ini lau dibungkus dengan tanah liat lunak, pada bagian atas dan bawah diberi lubang.
Dari lubang atas dituangkan perunggu cair dan dari lubang bawah mengalirlah lilin
yang meleleh. Bial perunggu sudah dingin, cetakan dipecah Untuk mengambil
bendanya yang sudah jadi. Cetakan seperti ini hanya bisa dipakai sekali saja.

Benda-benda besi
Berbeda dengan benda perunggu, penemuan benda besi terbatas jumlahnya,
seringkali bendabesi ditemukan sebgai bekal kubur. Jenis benda besi bisa
digolongkan sebagai keperluan shari-hari dan senjata.

Gerabah
Dalam masa perundagian, pembuatan gerabah telah mencapai tingkat yang
lebih maju dari pada masa sebelumnya.

o Teknologi pada Masa Purba


Kontak antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Hindu-Buddha yang
berasal dari India telah menghasilkan kekayaan seni Indonesia yang beragam.
Pengaruh itu berlangsung cukup lama yaitu dari abad pertama tarikh masehi sampai

17
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
abad ke-15. pengaruh kebudayaan tersebut sangat terasa di daerah Jawa, Sumatra,
Bali, bahkan sampai sebagian Kalimantan. Setelah agama Islam masuk sejak abad ke-
13, hanya bali yang sampai saat ini masih kental mengembangkan seni dan
kebudayaan India. Wilayah lain yang masih terlihat budaya hindunya adalah jawa,
terutama Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Di daerah-daerah tersebut
tersebar peninggalan-peninggalan sejarah dari masa pengaruh Hindu-Buddha yang
bisa kita jadikan petunjuk dalam mempelajari perkembangan iptek pada masa itu.
Berikut ini merupakan perkembangan iptek pada masa purba yang terjadi di
Indonesia :

Arsitektur
Dalam perkembangan arsitektur di Indonesia banyak ditemukan candi-candi
sebagai bangunan keagamaan.Pada umumnya candi terdiri atas tiga bagian, yaitu kaki
candi, tubuh candi, dan atap candi. Candi melambangkan macrocosmos atau alam
semesta yang terbagi menjadi alam bawah sadar (bhurloka, kamadatu) tempat
manusia masih dipengaruhi nafsu, alam antara (bhuwarloka, rupadatu) tempat
manusia telah meninggalkan keduniawian, dan alam atas (swarloka, arupadatu)
tempat dewa-dewa.
Peletakan candi bibagi menjadi beberapa tipe, diantara lain tunggal, berkelompok,
berkelompok memusat, dan berjenjang ke belakang dalam kelompok besar maupun
kecil. Peletakan pengelompokan candi diduga terkait dengan keadaan sosial politik
masyarakat pada zaman itu. Misalnya gugusan candi Prambanan terdiri atas candi
induk di pusat yang dikelilingi oleh candi perwara yang teratur. Yang menunjukan
adanya sistem pemerintahan yang memusat. Sementara candi-candi tua di Dieng dam
Gedong Songo mempunyai pola bebas yang menggambarkan pola pemerintahan yang
federal.
Bangunan biara pada masa kuno juga dikelompokkan sebagai pembangunan
candi. Bangunan yang dulu diperkirakan sebagai biara dan masih tersisa sampai saat
ini adalah candi sari dan candi plaosan. Bangunan tersebut memiliki karakteristik
yang mirip dengan candi-candi pda umumnya. Bedanya adalah biar memiliki denah

18
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
persegi panjang, memiliki jendela dan berlantai dua. Sebagai bangunan sakral maka
fungsinya adalah sebagai hunian untuk fungsi sakral misalnya tempat meditasi.

Teknologi Astronomi
Selain menunjukan kemampuan rancangan bangunan nenek moyang
indonesia yang mengagumkan, penepatan stupa terawang dan relif candi Borobudur
juga menunjukan renguasaan terhadap ilmu perbintangan atau astronomi. Hasil
penelitian tim arkeoastronomi dari ITB terhadap Candi Borobudur menunjukan
bahwa stupa utama Candi Borobudur berfungsi sebagai alat penanda waktu yang
memanfaatkan matahari.. stupa utama yang merupakan stupa terbesar terletak di
pusat candi di tanggat ke-10 atau tingkat tertinggi.
Stupa utama dikelilingi 72 stupa terawang yang membentung lintasan
lingkaran di tingkat 7, 8, dan 9. Bentuk dasar ketiga tingkat itu ditambah tingkat 10
adalah lingkaran, bukan persegi empat sama sisi seperti bentuk dasar pada tingkat 1
hingga tingkat 6. Jumlah stupa terawang pada tigkat 7, 8, dan 9 secara berurutan
adalah 32 stupa, 24 stupa, dan 16 stupa. Jatuhnya bayangan stupa utama pada pucuk
stupa terawang tertentu pada tingkatan tertentu menunjukan awal musim atau mangsa
tertentu sesuai pranatamangsa (sistem peritungan musim jawa).
Sejumlah relif di Candi Borobudur menunjukan kemampuan nenek moyang
bangsa Indonesia dalam penguasaan ilmu perbintangan. Salah satunya ditunjukan
dengan gambar perahu pelaut dalam berbagai ukuran di dinding candi. Gambar
perahu menunjukan mereka sebagai pelaut. Untuk mampu mengarungi lautan
dibutuhkan kemampuan navigasi (menentukan arah) yang panduan utamanya
bintang-bintang di langit. Salah satu bintang yang menjadi penunjuk arah adalah
bintang Polaris, yaitu bintang yang terletak tepat di atas kutub utara bumi sehingga
disebut bintang utara. Polaris menjadi acuan bangsa-bangsa di belahan bumi utara.
Nama bintang ini banyak disebut dalam manuskip umat Buddha.
Sebelum tahun 800, Polaris dapat dilihat di Nusantara di sekitar Borobudur.
Bintang terang ini mudah diamati karena hanya bergerak di sekitar horizontal (ufuk
langit). Tetapi sejak tahun 800 sampai sekarang posisi Polaris semakin di bawah

19
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
horizon akibat gerak presesi atau gerak bumi pada sumbunya sambil beredar
mengelilingi matahari, sehingga bintang utara tidak mungkin lagi di lihat di
Nusantara. Akibatnya para pelaut mebcari bintang penanda utara lain, yaitu rasi ursa
mayor (beruang besar). Apabila dua bintang paling terang dalam rasi ini yaitu dubhe
dan merak ditarik garis lurus akan mengarah ke polaris. Ursa mayor adalah penanda
arah utara selain polaris.
Pentingnya rasi ursa mayor ini ditunjukan oleh relif bulat-bulat kecil pada
tingkat ke-4 candi Borobudur di sisi utara dan mrnghadap ke utara. Tujuh bulatan
kecil itu diapit oleh lingkaran besar yang diduga sebagai matahari dan bulan sabit
yang dipastikan merupakan symbol bulan. Dari bumi, ursa mayor terlihat sebagai
tujuh bintang terang.
Pengetahuan mengenai perbintangan pada zaman Hindu-Buddha diterapkan
pula dalam sistem pertanggalan. Pada prasasti-prasasti dari masa jawa kuno telah
disebutkan adanya nama-nama bintang dan gugusan bintang-bintang atau rasi
(zodiak). Nama gugusan bintang atau rasi ini juga diuraikan dalam kitab sastra jawa
kuno. Kedua belas rasi tersebut adalah :mina, mesa, wrsabha, mithuna, karka, simha,
kanya, tula, wrscika, dganu, makara, dan kumbha. Lambing-lambang zodiak di atas
dapat di temukan padabenda-benda perunggu yang berasal dari zaman Majapahit,
seperti yang ditemukan di beberapa tempat di Jawa Timur. Kebanyakan dari
mangkuk petunggu tersebut berangka tahun antara 1321-1430.
Penampakan bintang-bintang di langit dalam pengetahuan perbintangan
tradisional selain dimanfaatkan sebagai pedoman penentu arah kususnya dalam
pelayaran, juga digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui berbagai gejala alam
seperti cuaca, datangnya pergantian musim kemarau dan musim hujan.
Pranatamangsa atau sistem perhitungan musim jawa dijadikan sebagai acuan
bercocok tanam.

Sistem Pertanggalan Tradisional


Sistem pertanggalan diperkenalkan oleh pendatang dari India menjelang abad
ke-5 M. bukti kertulis mengenai sistem pertanggalan pertama kali terdapat salam

20
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
prasati tugu yang dikeluarkan oleh raja Purnawarna. Dalam prasasti tersebut telah
menyebutkan unsure-unsur pertanggalan, yaitu tanggal 8 paruh gelap, bulan Phalguna
dan tanggal 13 paruh-terang bulan caitra. Namun angka tahunnya tidak disebutkan.
Dalam prasasti Canggal yang dikeluarkan raja Sanjaya tertulis unsur pertanggalan
“13 paro-terang bulan kartika tahun saka 645”.
Unsur-unsur pertanggalan pada masa Hindu-Buddha mengalami
perkembangan dari masa ke masa. Menurut Carparis semakin muda masanya,unsure-
unsur itu semakin berkembang dan semakin kompleks sehingga dapat dibagi menjadi
4 fase perkembangan. Fase I (sebelum 900 S) memiliki 5 unsur pertanggalan. Fase II
(900-1000 S) memiliki 10 unsur pertanggalan, fase III (1000-1250 S) memiliki 14
unsur pertanggalan, fase IV (sesudah 125 S) memiliki 15 unsur pertanggalan.
Unsur-unsur terpenting dalam sistem pertanggalan masa Hindu-Buddha selain
angka tahun saka adalah sebagai berikut :
Hari (wara) terdiri dari sistem atau siklus hari dalam satu minggu, meliputi :
 Pancawara : pahing, pon, wagai, kalowon umanis
 Sadwara : tunglai (daun, tumbuhan), haryang (manusia mati), kurukung
(binatang mati), paniruan (ikan mati), was (burung), dan mawulu (biji-bijian).
 Saptawara : aditya (mimggu), soma (senin), anggara (selasa), Buddha (rabu),
wrhaspari (kamis), suirka (jumat), sanaiscara (sabtu).

Tanggal (titi)
Dalam sistem pertanggalan Hindu-Buddha hanya dikenal tanggal 1-15 dalam
setiap bulan. Dalam satu bulan ada dua bagian atau paro pertanggalan yaitu 1-15
suklapaksa (paruh terang) yaitu ketika bulan terang terang sejak bulan berbentuk sabit
awal hingga bulan purnama dan tanggal 1-15 krsnapaksa yaitu ketika bulan memudar
sejak setelah bulan purnama sampai kembali ke bulan sabit hingga menghilang.

Bulan (masa)
Nama-nama bulan dalam satu tahun adalah Caitra, Waishaka, Jyestha,
Asadha, Srawana, Badrawada, Asuji, Kartika, Margasira, Posya, Magha, Palguna.

21
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Wuku
Ada 30 wuku dalam satu tahun, yaitu sinta, landep, wukir, kurantil, tolu,
gumbreg, wariga, warigadyan, julungwangi, sungsang, dungulan (galungan),
kuningan, langkir, mandasiya, pujut, Pahang, kuruwelut, marakeh, tembir,
madangkungan, matal, puye, manahil, prng-bakat, bala, hungu, wayang, kawula,
dukut, watugunung,
Sebagai pengaruh Hindu dan perkembangannya budayanya hingga kini masih
dapat ditemui sistem petungan empat-lima dalam masyarakat jawa dalam menentukan
bibit, bobot, bebet yaitu tiap hari pasaran memiliki nilai baik (neptu) dan sifat yang
menyertainya. Petungan pasaran (angka hari pasaran atau neptu) bagi sebagian
masyarakat jawa digunakan dalam perwayangan. Contoh: legi (putihan, neptu 5)
diasosiasikan putih atau baik tokoh gunawan wibisono, pahing (arbitan, neptu 9)
bermakna marah, tokoh dasamuka, pon (kuningan, neptu 7) bermakna nafsu birahi,
tokoh sarpokenoko, wage (cemengan, neptu 4), siasosiasikan hitam, marah, alumah,
tokoh kumbokarno, dan kliwon (mancawarna, neptu 8) merupakan campuran dari
empat warna atau sifat sebagai ego keseluruhan sifat manusia yang ada dalam badan
wadag. Perhitungan tersebut menunjukan keuntungan dan kerugian bila seseorang
melaksanakan sesuatu yang bernilai ghaib, misalnya pernikahan, mendirikan rumah,
atau berdagang.

o Teknologi pada Masa Madya


llmu pengetahuan sudah berkembang sejak zaman Yunani. Pada zaman
kejayaan Islam, ilmu pengetahuan berkembang pesat, baik yang berupa penemuan
baru maupun penyempurnaan dari penemuan-penemuan zaman Yunani. Pada zaman
Renaisans, dengan berpijak pada ilmu pengetahuan yang telah berkembang pesat di
dunia muslim, bangsa Eropa mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sejak
saat itu Eropa menjadi pusat pengembangan iptek. Selanjutnya, bangsa Eropa yang
bermigrasi ke benua Amerika membawa kemajuan iptek lebih pesat di benua
tersebut.Ilmu pengetahuan serta teknologi selalu mengalami perkembangan mulai

22
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
dari zaman pra-sejarah hingga sampai sekarang ini.Zaman madya adalah tahapan
perkembangan manusia pada masa pra sejarah antara zaman batu tua dengan zaman
batu muda. Kehidupan manusia purba pada masa ini tidak begitu berbeda dengan
masa-masa sebelumnya berburu atau mengumpulkan makanan merupakan cirinya.
Tetapi manusia pada masa ini sudah mulai memiliki tempat tinggal semi tetap serta
sudah melakukan bercocok tanam tetapi masih sederhana. Tempat tinggal manusia
pada masa ini kebanyakan mempunyai lokasi di tepi pantai dan di goa-goa, karena
banyak ditemukannya bekas-bekas kebudayaan zaman ini di lokasi-lokasi tersebut.
Pada jaman Madya.
Kebudayaan Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh agama Islam melainkan
juga agama Kristen (Katolik dan Protestan), lain hanya di Bali yang memang
bertahan dengan agama yang lama. Namun pada kenyataannya, yang memberi corak
khusus dan perkembangannya mengubah Kebudayaan Indonesia hanyalah pengaruh-
pengaruh dari agama Islam. Agama Kristen pengaruhnya hanya lapangan agama dan
hidup keagamaan dan tidak menghasilkan ciptaan-ciptaan yang memberi ciri tertentu
kepada Kebudayaan Indonesia jaman Madya. Lain juga dengan agama Hindu/Budha
pada jaman Purba menentukan corak dan sifat kebudayaan Indonesia dan berlangsung
di Bali menghadapi desakan agama Islam, dalam jaman madya perannya yaitu
pembentukan kebudayaan baru yang tumbuh dan berkembang karena pengaruh Islam.
Berbeda dari agama Kristen dan agama lama di Bali, Islam lebih besar dan meluas
pengaruhnya atas hidup dan alam pikiran bangsa Indonesia seumumnya.
Kebanyakan penduduk di Indonesia beragama Islam. Para ahli berpendapat
bahwa agama Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M. Agama dan
kebudayaan Islam masuk Indonesia melalui para pedagang yang berasal dari Arab,
Persia, dan Gujarat (India), dan Cina. Agama Islam berkembang dengan pesat di
tanah air. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam dan
peninggalan-peninggalan sejarah Islam di Indonesia. Agama dan kebudayaan Islam
mewariskan banyak sekali peninggalan sejarah. Peninggalan-peninggalan sejarah
bercorak Islam antara lain masjid, kaligrafi, karya sastra, dan tradisi keagamaan. Pada
awal abad ke 15, kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan, bahkan pada tahun

23
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
1478 mengalami keruntuhan. Banyak daerah yang berusaha melepaskan diri dari
kerajaan Majapahit. Pada tahun 1500, Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama
di Jawa. Berkembangnya kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam ini kemudian
disusul berdirinya Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon. Di luar Jawa juga
banyak berkembang kerajaan yang bercorak Islam seperti Kesultanan Ternate,
Kesultanan Gowa, dan kesultanan Banjar. Melalui kerajaan-kerajaan bercorak Islam
itulah, agama Islam makin berkembang pesat dan tersebar di berbagai wilayah
Indonesia. Agama Islam tidak hanya dianut oleh penduduk di daerah pantai saja,
tetapi sudah menyebar ke daerah-daerah pedalaman.
Perkembangnya kebudayaan Islam di Kepulauan Indonesia telah menambah
khasanah budaya nasional Indonesia, serta ikut memberikan dan menentukan corak
kebudayaan bangsa Indonesia. Akan tetapi karena kebudayaan yang berkembang di
Indonesia sudah begitu kuat di lingkungan masyarakat maka berkembangnya
kebudayaan Islam tidak menggantikan atau memusnahkan kebudayaan yang sudah
ada. Dengan demikian terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan
yang sudah ada. Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul apabila suatu
kelompok manusia kebudayaan tertentu diharapkan dengan unsur-unsur dari
kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing
itu lambat laun diterima dan tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan
itu sendiri.Islam merupakan salah satu agama yang masuk dan berkembang di
Indonesia. Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak
kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha. Dengan masuknya
Islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi kebudayaan karena
percampuran bangsa-bangsa dan saling mempengaruhi yang melahirkan kebudayaan
baru yaitu kebudayaan Islam Indonesia. Hasil proses akulturasi antara kebudayaan
praIslam dengan ketika Islam masuk tidak hanya berbentuk fisik kebendaan seperti
seni bangunan, seni ukir atau pahat, dan karya sastra tetapi juga menyangkut pola
hidup dan kebudayaan non fisik lainnya. Beberapa contoh bentuk akulturasi akan
ditunjukkan pada paparan berikut.

24
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Masjid
Arti kata sebenarnya dari masjid adalah tempat sujud, yaitu tempat orang
bersembahyang menurut hukum Islam. Dari masjid-masjid di Indonesia (zaman
madya) ada berbagai hal yang menarik perhatian dan corak khusus :
Pertama adalah atapnya yaitu atap yang melingkupi ruang bujur sangkar.
Kubah atau atap masjid, yang boleh dikata menjadi ciri dari seni bangunan Islam
tidak terdapat disini. Adapun atapnya itu berupa atap tumpeng, yaitu atap yang
bersusun, semakin ke atas semakin kecil sedangkan tingkatan yang paling atas
berbentuk limas. Jumlah tumpeng itu selalu ganjil, biasanya 3 dan ada kalanya juga
sampai 5 seperti pada masjid Banten. Ada pula yang tumpangnya 2, tapi yang
demikian itu dinamakan tumpeng satu, jadi angka gasal pula. Atap tumpeng sampai
kini masih lazim didapatkan di Bali.
Hal kedua yang menarik perhatian dari masjid Indonesia adalah (pada
mulanya) tidak adanya Menara, tempat muadzin menyerukan adzannya pada tiap kali
menyeru waktu sholat. Di Indonesia pemberitahuan waktu sholat disamping seruan
adzan juga dengan pemukulan bedug atau tabuh. Meskipun menara itu bukan bagian
yang harus ada, namun dalam seni bangunan Islam selalu merupakan tambahan yang
memberi keindahan.
Hal yang ketiga yang menarik perhatian adalah mengenai letaknya dari
masjid-masjid itu. Di ibukota kerajaan atau tempat kedudukan seorang adipati masjid
itu biasa didirikan sedekat mungkin dengan istana. Selain di dekat istana letak masjid
biasanya ditentukan oleh sesuatu tempat yang keramat yaitu di tempat seorang raja
atau wali dimakamkan. Sayang bahwa masjid makam itu umumnya sudah berkali-kali
mengalami perubahan, baik karena tambahan bangunan atau perbaikan. Disamping
unsur jaman purba yang dilanjutkan, banyak pula unsur daerah yang ikut serta
memberi bentuknya kepada masjid.

Makam
Menurut peraturan Islam, jika seseorang meninggal (kecuali mati syahid),
mayatnya dimandikan agar bersih kemudian dibungkus dengan kafan yaitu kain putih

25
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
yang tidak dijahit. Di dalam kubur mayat itu diletakkan membujur Utara-Selatan dan
miring ke kanan, agar mukanya menghadap ke Barat (kiblat). Pada hari-hari ke-3 ke-
7 ke-40 ke-100 dan ke-1000 sesudah meninggalnya seseorang diadakan selamatan
dimaksudnya sebagai pengantar rokhnya ke hadirat Ilahi. Selamatan-selamatan
seperti ini unsur dari jaman purba yang hidup terus sesuai dengan Craddha sampai
hari ke-1000 adalah upacara terakhir. Pada umumnya pemakaman letaknya di atas
lereng sebuah bukit, tetapi banyak pula yang di tanah di datar saja. Contoh makam
yang tertua berasal dari jaman Majapahit (Troloyo, Pase dan Makam Maulana Malik
Ibrahim) tidak menunjukan cara pembagian halaman dan juga tidak diberi cungkub.
Mungkin unsur jaman purba itu hanya hidup berkenaan dengan candi sedangkan
dalam jaman madya makam itu menggantikan kedudukan candi. Mengenai makam-
makam tua yang semuanya berasal dari jaman purba. Makam jaman purba yang
diberi cungkub ialah makam Fatimah binti Maimun di Leran (tahun 1082) sebagai
makam putri suwari atau Puteri Cempa. Cungkup-cungkup dalam jaman madya ada
yang runcing dan ada pula yang memakai bubungan, yang beratap runcing itu
dianggap paling tinggi atau suci, sedangkan yang memakai bubungan biasanya
mengatapi sebuah bangsal yang terdapat banyak makam-makam berderet. Kunjungan
ke makam itu dikenal dalam agama Islam sebagai “Ziarah” di Indonesia ziarah
artinya kunjungan sesuatu makam atau sudah ada yang sejalan terlebih dulu dengan
kebiasaan mengunjungi candi atau tempat suci dengan maksud melakukan pemujaan
roh atau nenek moyang.

Seni Ukir
Dalam agama Islam larangan untuk melukiskan sesuatu makhluk hidup,
apalagi manusia. Seni pahat patung yang semikian majunya di dalam jaman purba
tidak mendapatkan sama sekali dalam jama madya (kecuali di Bali). Dalam jama
madya kepandaian-kepandaian pahat-memahat menjadi terbatas kepada seni ukir hias
saja. Seni hias mengambil pola-polanya dari jaman purba yang terdiri dari daun-
daunan, bunga-bungaan (teratai), bukit-bukit, pemandangan, dan garis-garis geometri.
Contohnya di Troloyo, Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lain batu-batu nisan

26
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
menjadi hasil kesenian tersendiri karena bentuknua maupun karena ukirannya. Corak
dan pola-pola hiasan pada gapura Sendangduwur memiliki banyak persamaanya
dengan gapura-gapura di ujung Selatan pulau Bali yaitu pada pura Ulu Watu dan Pura
Sakena (di pulau Serangan) yang berasal dari jaman madya. mun, seni pahat atau seni
ukir terus berkembang dalam bentuk seni hias dan seni ukir dengan motif daun-
daunan dan bunga-bungaan seperti yang telah dikembangkan sebelumnya. Kemudian
juga ditambah seni hias dengan huruf Arab (kaligrafi). Bahkan muncul kreasi baru,
yaitu kalau terpaksa ingin melukiskan makluk hidup, akan disamar dengan berbagai
hiasan, sehingga tidak lagi jelas-jelas berwujud binatang atau manusia. Banyak sekali
bangunan-bangunan Islam yang dihiasi dengan berbagai motif ukir-ukiran. Misalnya,
ukir-ukiran pada pintu atau tiang pada bangunan keraton ataupun masjid, pada gapura
atau pintu gerbang. Dikembangkan juga seni hias atau seni ukir dengan bentuk tulisan
Arab yang dicampur dengan ragam hias yang lain. Bahkan ada seni kaligrafi yang
membentuk orang, binatang, atau wayang.
Kesusastraan
Kesusasteraan jaman madya berkembang di daerah sekitar Selat Malaka dan
di Jawa, melayu sebagai pertumbuhan baru dan di Jawa sebagai perkembangan lebih
lanjut dari kesusasteraan jaman purba. Kesusasteraan jaman madya kebanyakan hasil-
hasil karya yang sampainya kepada masyarakat yang sekarang bentuknya yang baru
yaitu dudah dirubah bahasa serta susunannya dan menjadi gubahan baru. Dengan
demikian kesusasteraan madya tidak dapat kita turutkan kepada perjalanan sejarah.
Mengenai corak dan isi, pertama pembagian berdasarkan sumbernya yang memberi
bahan sesuai dengan jamannya, maka yang menandai hasil-hasil kesusasteraan jaman
madya itu adalah pengaruh Islam. Terutama cerita-cerita dari Persia besar sekali
pengaruhnya, bahkan menjadi sumber utama. Tidak ada bedanya dengan hasil
kebudayaan lainnya, bahan-bahan dari jaman purba, sebagai lanjutan dari seni sastra
jaman purba yang berkembang di Jawa. Gubahan-gubahan baru dari Mahabharata,
Ramayana dan Pancatantra menjadikan antara lain: Hikayat Pandawa lima, hikayat
Perang Pandawa Jawa, Hikayat Seni Rama, Hikayat Maharaja Rawana, Hikayyat
Panjatanderan, dsb. Khusus di Jawa terdapat : Bratayuda, Serat Rama, Arjuna

27
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Sasrabahu, dsb. Satu sumber jaman purba lagi cerita “Panji” yang berasal dari Jawa
dan tersebar ke seluruh Asia Tenggara. Dalam kesusasteraan jaman madya di daerah
Melayu, dikenal: Sya’ir Ken Tambuhan, Lelakon Mesa Kumetir, Sya’ir Panji,
Hikayat, Carita Wayang Kinudang, Hikayat Panji Kuda Semirang, Hikayat Cekel
Waneng Pati, Hikayat Wila Kusuma dan Banyak lagi lainnya. Hikayat-hikayat
semuanya tertulis dalam bentuk gancaran sedangkan dari hikayat yang sama tapi
diubah dalam bentuk tembang tidak dinamakan “hikayat” melainkan “syair.

o Teknologi pada Masa Baru (Modern)


Pada abad ke-20, perkembangan iptek semakin menakjubkan. Dari zaman
atom dan nuklir, berkembang pula teknologi informasi, komunikasi, telekomunikasi,
dan kini kita kenal zaman komputer dan internet.
Kita mengetahui di beberapa daerah baru pada pada penghabisan abad ke-19
pada permulaan abad ke-20, senjata si penjajah dapat menaklukan perlawanan kita.
PKI telah dihancurkan setelah pemberontakan bersenjata yang berlangsung dengan
buruk pada 1926 dan 1927, para pemimpinnya meninggalkan negeri. Kelompok
seperti Sarekat Islam mulai menghilang dari panggung politik dan pimpinan seperti
Soekarno dan Hatta menghabiskan banyak di era 1930-an. Sementara beberapa orang
Indonesia telah mencapai posisi yang menonjol sebagai pegawai sipil kolonial atau
militer telah berhasil mendapatkan pendidikan modern, orang kebanyakan tetap
terjebak dalam kemiskinan yang menjadi lebih buruk karena Depresi Ekonomi dan
krisis di Eropa. Situasi ini berubah dengan drastis pada 7 Desember 1941.
Kemerdekaan Indonesia membawa masyarakat mengenal dunia lebih jauh
lagi. Mereka kini sudah lebih mengenal teknologi dan ilmu pengetahuan yang jauh
lebih baik. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman kontemporer berkembang
dengan sangat cepat. Masing-masing ilmu mengembangkan disiplin keilmuannya dan
berbagai macam penemuan-penemuannya. Penemuan dan penciptaan terjadi silih
berganti dan makin sering. Informasi ilmiah diproduksi dengan cepat, meliputi dua
setiap tahun, bahkan disiplin-disiplin tertentu seperti genetika setiap dua tahun.

28
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Perkembangan IPTEK di Indonesia
Perkembangan IPTEK di Indonesia sudah menjadi bagian di dalam kehidupan
manusia pada zaman sekarang. Dengan ada nya IPTEK manusia bisa menciptkan hal-
hal baru dan menciptakan berbagai karya yang bisa di gunakan, seperti contohnya
adalah Handphone.
Perkembangan IPTEK di Indonesia masih tertinggal sangat jauh dengan
negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
yang menghambat perkembangan IPTEK di Indonesia masih tertinggal sangat jauh
dengan negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yang menghambat perkembangan IPTEK di Indonesia. Diantara
faktor itu adalah :
1) Keterbatasan orang Indonesia mendapatkan pendidikan tinggi.
2) Kurangnya keinginan pemerintah maupun perusahaan swasta yang ada di
Indonesia untuk melakukan ahli teknologi.
3) Tidak adanya minat orang Indonesia untuk mencoba hal baru.
4) Tidak ditemukan sebuah inovasi berarti di bidang teknologi di dalam
masyarakat Indonesia.

Peran IPTEK dalam Budaya


Memasuki era globalisasi, tekonologi bukanlah hal yang tabu untuk di
bicarakan, bahkan teknologi pun sudah seperti kebutuhan hidup untuk manusia pada
zaman ini. Dengan ada nya tekonologi, aktifitas manusia menjadi serba mudah untuk
di kerjakan. Dalam perkembangan IPTEK tersebut, terkadang budaya asli kita yang
bersifat gotong royong seolah tertinggal karna berkembangnya tekonologi. Semua
kegiatan yang bisa di kerjakan secara gotong royong bisa dikerjakan sendiri karna
mudahnya aktifitas itu sendiri karna adanya teknologi yang makin maju.
Budaya adalah kerangka acuan bagi perilaku masyarakat pendukungnya yang
berupa nilai-nilai (kebenaran, keindahan, keadilan, kemanusiaan, dll) yang
berpengaruh sebagai kerangka untuk membentuk pandangan hidup manusia yang

29
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
relatif menetap dan dapat dilihat dari warga budaya itu untuk menentukan sikapnya
terhadap berbagai gejala dan peristiwa kehidupan.
Jadi, bagaimana IPTEK mempengaruhi masyarakat dalam kebudayaan, itu
semua tergantung pada diri masyarakatnya sendiri. Masyarakat harus selektif dan
dapat bersifat kritis terhadap perkembangan IPTEK yang semakin pesat. Hendaknya
kita menggunakan teknologi tersebut seperlu dan sepentingnya kita saja, jangan
karena teknologi, semua menjadi terlupakan, baik itu waktu, kewajiban beribadah,
sosialisasi di masyarakat sekitar.
Teknologi merupakan salah satu unsur kebudayaan yang sangat peka
mengalami perubahan. Peralatan dan teknologi lama yang kurang efisien di
kembangkan menjadi peralatan dan teknologi canggih yanh lebih praktis.
Perkembangan IPTEK di bidang informasi dapat di rasakan. Dunia ini terasa sempit
dan kecil sehingga dapat dirasakan di semua negara seolah tidak ada batas, baik
secara geografis maupun secara administrasi.
Budaya Indonesia adalah kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun
kebudayaan asal asing yang ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka.
Kebudayaan berdasarkan pancasila adalah hasil cipta, karya dan karsa bangsa
Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya masyarakat Indonesia untuk
mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa serta diarahkan untuk
memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang
kehidupan bangsa.
Isi utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan
gagasan manusia yang bermunculan didalam masyarakat yang memberi jiwa kepada
masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk maupun berupa sistem pengetahuan, nilai,
pandangan hidup, kepercayaan, persepsi dan etos kebudayaan.
Dipandang dari adat ketimurannya, maka Indonesia sangat berbeda dengan
daerah yang ada dibarat. Rata-rata orang timur sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
budayanya sendiri sebagai aset untuk melestarikan daerah dan budayanya secara
turun-temurun. Nilai-nilai budaya yang secara turun-temurun yang dimaksud adalah
sopan, santun, taat, menghormati, menghargai, menjunjung tinggi adat, tata krama

30
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
pergaulan dan yang lainnya. Kebiasaan mengalah, menghargai jasa orang lain,
menghormati hak milik orang merupakan gambaran betapa orang Indonesia
merupakan bangsa yang sangat menjunjung tinggi budayanya. Pada prinsipnya setiap
perkembangan dan kemajuan dalam segi apapun baik adanya, setiap manusia
menginginkan perubahan pun dalam konteks kehidupan bermasyarakat. Dari sekian
banyak bidang ada dan berpacu untuk kemajuan salah satunya adalah bidang
teknologi, yang menghadirkan perubahan dan kemajuan untuk selanjutnya digunakan
oleh manusia. Beragam teknologi yang diciptakan memungkinkan manusia untuk
bebas memilih apa yang diinginkan.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat,
berbagai macam kekuatan harus dihadapi manusia dan masyarakat seperti kekuatan
alam dan kekuatan lain. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan
baik secara spiritual maupun materiel. Kebudayaan masyarakat tersebut sebagian
besar dipenuhi ole kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil
karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai
kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan didalamnya.
Pada zaman sekarang ini terutama memasuli abad ke 21 perkembangan
teknologi terasa luar biasa terutama yang berhubungan dengan telekomunikasi dan
informasi. Walaupun tujuan utama iptek adalah perubahan kehidupan masa depan
manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman. Perkembangan iptek
terutama teknologi informasi seperti internet sangat menunjang setiap orang
mencapai tujuan hidupnya pada waktu singkat. Pengembangan iptek dianggap
sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek
sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kefanaan dunia.
Adanya teknologi baru dapat menciptakan kebudayaan yang baru pada
masyarakat serta teknologi sebagai pertanda kemajuan kebudayaan. Semakin
berkembangnya teknologi dimana informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan
masyarakat kita, berarti ikut serta mempengaruhi tergesernya nilai-nilai budaya
Indonesia ini. Banyak masyarakat Indonesia, terutama generasi muda kebanyakan

31
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
lebih suka terhadap budaya asing ketimbangkebudayaan Indonesia sendiri. Hal ini
menuntut kita untuk lebih waspada dalam menerima budaya luar atau asing.
Perkembangan teknologi tentu membawa perubahan yang begitu baik dan
pesat dalam kehidupan manusia. Perkembangan itu baik adanya jika sesuai dengan
apa yang diharapkan. Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat besar pengaruhnya
dalam kehidupan berbudaya. Teknologi sendiri dapat muncul dari ilmu pengetahuan
yang selalu berkembang dari zaman ke zaman. Namun, pengaruh ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam pembentukan budaya mempunyai dampak positif maupun
negatif.

Perkembangan Astronomi di Indonesia


Tanggal 7 Juni 1928 – tujuh puluh delapan tahun lalu terjadi peristiwa penting
dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan alam di Indonesia. Peristiwa di
Lembang itu, sebuah desa di pegunungan sebelah utara Bandung, adalah tempat
peresmian pemakaian teropong bintang besar, refraktor ganda Zeiss yang berdiameter
60 cm, di Observatorium Bosscha..
Kegiatan di Observatorium Bosscha telah banyak dimulai bahkan sebelum
teropong besar Zeiss berfungsi tahun 1928, berupa program pengamatan dengan
teropong lebih kecil yang sudah berjalan aktif. Program utama yang dijalankan adalah
pengamatan sejumlah besar bintang ganda, survey bintang dalam Galaksi Bima Sakti
di langit selatan, pengamatan bintang variable, dan kerja sama dengan Dinas
Topografi dalam studi geografi. Menjelang tahun 1950, di bawah koordinasi Dr GB
van Albada, berbagai aktifitas kembali berlangsung di Observatorium Bosscha
termasuk keikutsertaannya dalam pendidikan ilmu pengetahuan alam di ITB (dulu
FIPIA-UI). Program utama masih tetap studi bintang ganda. Perhatian dari para
astronom internasioanal pun berdatangan (termasuk dari Hertzprug dan Russel, dua
nama besar dalam astrofisika), dan hal ini sangat membantu perkembangan dunia
astronomi di Indonesia selanjutnya.
Dengan berlangsungnya proses peralihan ke Pemerintah Republik Indonesia,
putra-putri Indonesia meneruskan kegiatan penelitian dan pendidikan astronomi di

32
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Observatorium Bosscha, yang sejak tahun 1951 bersama-sama Departemen
Astronomi berada di bawah naungan ITB. Topik penelitian berkembang dari
Astrofisika Bintang, Studi Galaksi Bima Sakti, Studi Tata Surya, sampai Kosmologi.
Observatorium Bosscha memang memilki sejarah dan peran unik. Sebagai
satu-satunya observatorium besar di Indonesia, dan bahkan untuk beberapa lama di
Asia Tenggara, membuat observatorium ini menjadi salah satu penegak ilmu
astronomi di Indonesia. Di dalam perkembangan selanjutnya, dengan meluasnya
kegiatan astronomi di Indonesia, Observatorium Bosscha diupayakan tetap menjadi
pusat astronomi, sebagai situs ilmiah yang keutuhan dan nilainya selalu terlindungi,
serta merupakan sumber informasi astronomi bagi masyarakat.
Ketakjuban manusia akan keindahan langit dan kerendahan hati untuk selalu
bertanya akan tempatnya di semesta yang maha luas, membuat kehadiran astronomi
diperlukan. Karenanya selalu besar harapan akan berlanjutnya dukungan terhadap
kehadiran observatorium ini untuk kemajuan astronomi di Tanah Air.

Perkembangan Sistem Informasi dan Komunikasi serta Perhubungan

1. Perkembangan Informasi dan Komunikasi


Sesuai dengan perkembangan teknologi , maka sistem informasi dan
komunikasi di Indonesia mengalami perkembangan pesat, apalagi yang menyangkut
komunikasi massa. Buku, surat kabar, majalah, siaran radio, dan televisi merupakan
media massa yang sangat populer. Sekalipun demikian, alat tradisional berupa
kentongan, kadang-kadang masih digunakan.
Beberapa sarana informasi dan komunikasi modern di Indonesia dapat
diterangkan sebagai berikut :

A. Radio
Alat komunikasi massa yang berupa radio sangat popular dan memasyarakat
di Indonesia. Dilihat dari perkembangannya, siaran radio di Indonesia sudah dimulai
sejak zaman penjajahan Belanda. Ketika pecah Perang Dunia I, pemerintah Hindia

33
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Belanda dan Kerajaan Belanda merasakan perlunya ada hubungan yang cepat antara
kedua wilayah itu (Indonesia dan negeri Belanda). Hal ini terutama untuk
menyampaikan peratuaran pemerintah dan berita, baik yang bersifat biasa maupun
yang rahasia. Untuk sangat diperlukan adanya radio. Sejak itulah timbul semangat
keradioan di kalangan orang-orang Belanda di negeri jajahan. Dengan bantuan
Jawatan pos, telepon dan telegraf, Belanda mendirikan pemancar-pemancar, misalnya
di Bandung.

B. Televisi
Di Indonesia, televisi merupakan alat komunikasi yang sangat efektif.

TVRI
Indonesia tidak ingin ketinggalan dalam bidang informasi dan komunisi
dengan media televisi. Mulailah dirintis penyiaran melalui televisi, yang kemudian
disebut dengan TVRI (Televisi Republik Indonesia). Munculnya siaran televisi di
Indonesia, mula pertama didorong oleh keinginan pemerintah untuk meliput acara
Asian Games IV di Jakarta pada tahun 1961. Didorong oleh keinginan itu, maka
pemerintah membentuk Panitia Persiapan Televisi yang dipimpin oleh R.M. Sunaryo
(Direktur Urusan Teknik Jawatan radio) sebagai wakil.
Di bawah naungan Panitia Pelaksana Asian Games IV, TVRI pada tanggal 17
Agustus 1962, melakukan siaran perdananya. Waktu itu TVRI meliput upacara
peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI.

Televisi Swasta
Media televisi terus berkembang dam sangat populer di kalangan rakyat
Indonesia. Bahkan dalam perkembangannya di samping TVRI, juga muncul televisi-
televisi swasta. Untuk menopang dana, televisi swasta diizinkan menyiarkan iklan.
Televisi swasta hanya berbentuk siaran saluran terbatas, maksudnya siaran tidak
begitu saja dapat diterima di setiap TV, tetapi kalau ingin melihat siaran televisi
swasta para pemirsa harus memiliki dekader di pesawat penerima.

34
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Pada tanggal 24 Agustus 1989, Presiden Soeharto meresmikan TV swasta
pertama, yang dikelola oleh PT RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) di Jakarta.
Kemudian, tanggal 24 Agustus 1990 mengudara pula televisi swasta yang kedua yang
diselenggarakan oleh PT Surabaya Citra Televisi yang kemudian berubah nama
SCTV (Surya Citra Televisi) di Surabaya.
Pada tahun 1990, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan baru di bidang
penyiaran televisi. Perusahaan swasta PT CTPI (Cipta Televisi Pendidikan Indonesia)
diberi izin untuk menyiarkan mata acara khusus pendidikan dengan nama TPI
(Televisi Pendidikan Indonesia). Siaran pendidikan diresmikan oleh Presiden
Soeharto pada tanggal 23 Januari 1991. Siarannya dilangsungkan pada pagi hari. Juga
diizinkan melakukan siaran iklan selama tidak bertentangan dengan tujuan
pendidikan.
Peralatan mula-mula menggunakan perlengkapan milik TVRI, sebelum
menyelesaikan pembangunan gedung studio dan pemancarnya sendiri. Kemudian
muncul pula televisi swasta Indosiar, Lativi, Trans TV, Trans 7, Global TV, dan TV
swasta lainnya. Dengan perkembangan televisi baik pemerintah (TVRI) maupun
televisi swasta telah semakin memasyarakatkan media televisi. Bahkan siaran-
siarannya semakin menarik masyarakat. Televisi telah tampil sebagai sarana
informasi dan komunikasi yang sangat efektif.
Menjamurnya TV swasta dengan berbagai program yang dutayangkan,
ternyata telah banyak mengubah perilaku dan budaya masyarakat, termasuk
masyarakat di tingkat pedesaan. Di satu sisi, masyarakat semakin luas wawasan
pengetahuannya namun di sisi lain budaya masyarakat Indonesia yang dikenal
sebagai budaya Timur, secara perlahan-lahan telah berubah cenderung mengikuti
budaya Barat yang bisa jadi bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat dan norma-norma agama. Siaran-siaran radio, tayangan televisi dan
gambargamabr di media cetak, ternyata ada yang telah mendorong untuk melakukan
kegiatan pelecehan dengan berbagai bentuk. Begitu pula pada tatanan moral televisi
kurang memberikan sesuatu yang baik.

35
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
C. Sistem Transportasi dan Sarana Perhubungan
Sesuai dengan keadaan Negara Indonesia, terdiri dari banyak pulau, maka
dikembangkan sistem transportasi, baik darat, udara, maupun laut. Di samping
kelengkapan sarana prasarananya, juga dituntut sistem transportasi yang nyaman,
cepat, dan aman. Oleh karena itu dari Pelita ke Pelita sarana dan prasarana
perhubungan terus diusahakan untuk ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya.

a) Perhubungan Darat
(1) Angkutan Jalan Raya
Perhubungan dan angkutan darat merupakan sektor yang sangat dominan bagi
masyarakat umum. Sebab angkutan darat relatif lebih murah. Untuk itu upaya
peningkatan sarana dan prasarana terus dilakukan. Untuk prasarana jalan, sasaran
utama kebijaksanaan pembangunan adalah peningkatan kemampuan struktur serta
kapasitas jalan secara bertahap dan menyebar yang disesuaikan dengan
pertumbuhan lalu lintas yang ada di masing-masing daerah.
Pembangunan ini juga disesuaikan dengan kemampuan dana dan daya yang
tersedia. Untuk mendukung kebijaksanaan tersebut dilaksanakanlah program-
progam rehabilitasi dan pemeliharaan jalan, peningkatan jalan dan jembatan serta
pembangunan jalan dan jembatan baru.
Sarana angkutan semakin meningkat jumlahnya. Jadi, dengan adanya jalan-
jalan yang baik telah mendorong perusahaan angkutan untuk meningkatkan
sarana angkutan. Sebagai contoh peningkatan kendaraan bus DAMRI. Armada
bus DAMRI sudah berhasil diremajakan tahap demi tahap guna melayani
angkutan sampai daerah terpencil.

(2) Angkutan Kereta Api


Pelaksanaan pembangunan di sektor angkutan kereta api terutama dilakukan
dengan rehabilitasi serta peningkatan prasarana dan sarana. Jalan-jalan kereta api
direhabilitasi dan memfungsikan stasiun-stasiun kereta api yang ada secara

36
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
efektif. Juga memperbaiki, meremajakan dan menambah jumlah gerbong serta
meningkatkan mutu peralatan.
Perbaikan dan peningkatan mutu peralatan kereta api ternyata memberikan
hasil yang cukup menggembirakan. Pelayanan angkutan kereta api dapat
diperluas dan mutunya dapat ditingkatkan. Khusus yang menyangkut transportasi
manusia telah diselenggarakan perjalanan kereta api baru di seluruh Indonesia.
Misalnya ada kereta Bima I dan Bima II, Mutiara Utara, Mutiara Selatan, dan
Senja Utama. Kemudian juga telah diresmikan kereta api Parahiyangan untuk
jurusan Jakarta-Bandung. Kemudian, ada kereta api listrik Jabotabek, Patas,
Sriwijaya untuk Tanjungkarang-Kertapati, Lancang Kuning untuk Tanjung Balai-
Medan, dan lain-lain.
Di samping itu juga dioperasikan berbagai macam kereta ekonomi, dan dalam
perkembangan sekarang telah dioperasikan kereta api eksklusif. Dalam
perkembangan terakhir ini, telah dioperasikan kereta api cepat, Jakarta-Surabaya
yang hanya ditempuh sekitar 9 jam.
Kereta api juga dikembangkan sebagai alat angkut barang hasil produksi
pertanian, perkebunan, industri, dan pertambangan. Seiring dengan meningkatnya
hasil-hasil pembangunan, maka kereta api barang juga terus ditingkatkan kualitas
maupun kuantitasnya.

b) Penyeberangan dan Transportasi Laut


Sesuai dengan keadaan Indonesia yang berpulau-pulau, maka kegiatan
penyebrangan dan transportasi angkutan laut menjadi semakin penting. Oleh karena
itu, pembangunan si bidang perhubungan laut diharapkan dapat memperlancar arus
barang dan penumpang antarpulau. Pelayaran dalam maupun luar negeri untuk
memajukan kegiatan perdagangan ekspor maupun impor dan pemerataan
pemabangunan terus ditingkatkan. Untuk kepentingan itu maka terus ditingkatkan
jumlah dan kualitas sarana-prasarana perhubungan laut. Selain itu juga diusahakan
peningkatan efisiensi pengelolaan agar dapat meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan misalnya rehabilitasi., penggantian dan

37
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
penambahan sarana prasarana seperti armada pelayaran, fasilitas pelabuhan,
pengerukan alur pelayaran dan penyeberangan, keselamatan pelayaran,
kesyahbandaran, telekomunikasi, navigasi, serta fasilitas pengamanan laut dan pantai.

c) Transportasi Udara 
Seiring dengan kemajuan zaman, transportasi udara ternyata semakin
berkembang. Sampai tahun keempat Repelita IV, usaha untuk melakukan rehabilitasi
dan peningkatan sarana prasarana perhubungan udara, terus dilakukan. Beberapa
usaha peningkatan itu, misalnya peningkatan kemampuan landasan udara,
peningkatan peralatan keselamatan penerbangan dan penambahan sarana angkutan.
Dengan upaya rehabilitasi dan peningkatan tersebut akan meningkatkan
frekuensi penerbangan. Perkembangan jasa angkutan udara dalam negeri dapat dilihat
antara lain dari peningkatan baik jumlah penumpang maupun barang. Jumlah
penumpang yang diangkut cenderung meningkat.
Untuk meningkatkan hubungan udara dengan daerah-daerah terpencil,
dikembangkan pelayanan angkutan udara perintis. Angkutan udara perintis telah
menggunakan pesawat DHC-6/Twin Otter dan pesawat C-212/Cassa. Angkutan untuk
perintis cenderung meningkat.
Dengan adanya kemajuan dalam bidang transportasi ini, jelas membawa
kelancaran dalam perekonomian masyarakat. Kemajuan dalam bidang ekonomi
merupakan perubahan dalam bidang sosial dan kebudayaan.

3. Sistem Religi
Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Budha
di negara Indonesia jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang
bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5
Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada
penghujung abad ke-15 Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia
karena interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan

38
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Nusantara( Sriwijaya) . Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-
perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di
Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan
kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian
menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal
kebudayaan Jawa dan Betawi.         
Kebudayaan Arab masuk bersama dengan penyebaran agama Islam oleh
pedagang-pedagang Arab yang singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka
menuju Tiongkok. Kedatangan penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16 ke Nusantara,
dan penjajahan yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai bentuk
Kebudayaan Barat dan membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang
dapat dijumpai sekarang. Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial,
berbagai elemen budaya seperti perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi
kebudayaan Barat yang lambat-laun terintegrasi dalam masyarakat.

4. Sistem Ekonomi atau Mata Pencaharian Hidup


Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus
kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian
mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem
perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada
masyarakat tradisional, antara lain :
 berburu dan meramu;
 beternak;
 bercocok tanam di ladang;
 menangkap ikan;
 bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.
Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu
masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber
daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor

39
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh
oleh arus modernisasi.
Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan
utama dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola
hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi
hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan
pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.

5. Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi
mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang
dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak
yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal
tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan
proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut
juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu
masyarakat.
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir,
seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental,
sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan
seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun
penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong.
Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.

6. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial


Dalam struktur masyarakat adat kita menganut adanya tiga (3) macam sistem
kekerabatan, yaitu :

1) Sistem kekerabatan parental

40
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Anak menghubungkan diri dengan kedua orang tuanya. Anak juga
menghubungkan diri dengan kerabat ayah-ibunya secara bilateral. Dalam sistem
kekerabatan parental kedua orang tua mau pun kerabat dari ayah-ibu itu berlaku
peraturan-peraturan yang sama baik tentang perkawinan, kewajiban memberi nafkah,
penghormatan, pewarisan. Dalam susunan parental ini seorang anak hanya
memperoleh semenda dengan jalan perkawinan, maupun langsung oleh
perkawinannya sendiri, maupun secara tak langsung oleh perkawinan sanak
kandungnya, memang kecuali perkawinan antara ibu dan ayahnya sendiri. Susunan
sistem kekerabatan parental berlaku padamasyarakat Jawa, Madura, Kalimantan dan
Sulawesi.

2) Sistem kekerabatan patrilineal


Anak menghubungkan diri dengan ayahnya (berdasarkan garis keturunan laki-
laki). Sistem kekerabatan ini anak juga menghubungkan diri dengan kerabat ayah
berdasarkan garis keturunan laki-laki secara unilateral. Didalam susunan masyarakat
Patrilineal yang berdasarkan garis keturunan bapak (laki-laki), keturunan dari pihak
bapak (laki-laki) dinilai mempunyai kedudukan lebih tinggi serta hak-haknya juga
akan mendapatkan lebih banyak. Susunan sistem kekerabatan Patrilineal berlaku pada
masyarakat Batak dan Bali.
 
3) Sistem kekerabatan matrilineal
Anak menghubungkan diri dengan ibunya (berdasarkan garisketurunan
perempuan). Sistem kekerabatan ini anak juga menghubungkan diri dengan kerabat
ibu berdasarkan garis keturunan perempuan secara unilateral. Dalam masyarakat yang
susunannya matrilineal, keturunan menurut garis ibu dipandang sangat penting,
sehingga menimbulkan hubungan pergaulan kekeluargaan yang jauh lebih rapat dan
meresap di antara para warganya yang seketurunan menurut garis ibu, hal mana yang
menyebabkan tumbuhnya konsekuensi (misalkan, dalam masalah warisan) yang jauh
lebih banyak dan lebih penting dari pada keturunan menurut garis bapak. Susunan
system kekerabatan Matrilinel berlaku pada masyarakat Minangkabau.

41
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Kebudayaan Nasional dalam Konteks Globalisasi
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang
bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia
global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat
akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting
kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang
harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan
kehidupan.
Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh
tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau
sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau
dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu
mengubah dunia secara mendasar.
Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar
ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu 
pengetian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa
antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan.
Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya
barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan
lain-lain.         
Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada
penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu
semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di
sini penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan
intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara
budaya.
Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang.
Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau

42
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian
lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia
dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya.  
Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004)
adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan
politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan
merasuk ke dalam kesadaran kita. Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi
produk global. 

Globalisasi dan Budaya   


Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah
membuat masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima
kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa.  Salah
satu aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan.  Bagi bangsa Indonesia aspek
kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai
yang beragam, termasuk keseniannya.  Kesenian rakyat, salah satu bagian dari
kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi. 
Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini
tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh
akses komunikasi dan berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan
menjadi suatu masalah yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu
kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengertahuan dikuasai oleh negara-negara
maju, bukan negara-negara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan
mampu menggerakkan komunikasi internasional justru negara-negara maju.
Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu khawatir akan
tertinggal dalam  arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi,
sosial, budaya, termasuk kesenian kita.
Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia
secara mendasar Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara

43
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
mendasar. Komunikasi dan transportasi internasional telah menghilangkan batas-
batas budaya setiap bangsa.
Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan
menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Simon
Kemoni, sosiolog asal Kenya mengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yang
alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Dalam proses alami
ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan
baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran.
Tetapi, menurut Simon Kimoni, dalam proses ini, negara-negara Dunia Ketiga harus
memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar
tidak dieliminasi oleh budaya asing. Dalam rangka ini, berbagai bangsa Dunia Ketiga
haruslah mendapatkan informasi ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman
mereka.
Terkait dengan seni dan budaya, Seorang penulis asal Kenya bernama Ngugi
Wa Thiong’o menyebutkan bahwa “... perilaku dunia Barat, khususnya Amerika
seolah-olah sedang melemparkan bom budaya terhadap rakyat dunia. Mereka
berusaha untuk menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi sehingga bangsa-bangsa
tersebut kebingungan dalam upaya mencari indentitas budaya nasionalnya”. Penulis
Kenya ini meyakini bahwa budaya asing yang berkuasa di berbagai bangsa, yang
dahulu dipaksakan lewat imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk yang lebih luas
dengan nama globalisasi.

Globalisasi dalam Kebudayaan Tradisional di Indonesia


Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar
masyarakat.  Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia
ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum
Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan
mempengaruhi. Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam
kebudayaan manusia. Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan
keadaan yang senantiasa berubah. Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung begitu

44
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
cepat. Hanya dalam jangka waktu satu generasi banyak negara-negara berkembang
telah berusaha melaksanakan perubahan kebudayaan, padahal di negara-negara maju
perubahan demikian berlangsung selama beberapa generasi. Pada hakekatnya bangsa
Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh
luar.
Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang
terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal
ekonomi namun juga terkait dengan  masalah atau isu makna budaya dimana nilai dan
makna yang terlekat di dalamnya masih tetap berarti. Terkait dengan kebudayaan,
kebudayaan  dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat
ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat  terhadap berbagai hal. Atau
kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, yang mencakup gagasan atau
ide, kelakuan dan hasil kelakuan (Koentjaraningrat), dimana hal-hal tersebut terwujud
dalam kesenian tradisional kita. Oleh karena itu nilai-nilai maupun persepsi berkaitan
dengan aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam
pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa
tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran
orang yang bersangkutan.  Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan
seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai
hal, seperti anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. 
Keanekaragaman masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam berbagai
ekspresi keseniannya.  Dengan perkataan lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai
kelompok masyarakat di Indonesia dapat mengembangkan keseniannya yang sangat
khas.  Kesenian yang dikembangkannya itu menjadi model-model pengetahuan dalam
masyarakat.  

Globalisasi : Persebaran Budaya Dunia


Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu
keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat

45
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
semenjak lama.  Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari
perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. 
Pye, 1966 ).
Globalisasi secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya
teknologi komunikasi.  Kontak budaya tidak perlu melalui kontak fisik karena kontak
melalui media telah memungkinkan.  Karena kontak ini tidak bersifat fisik dan
individual, maka ia bersifat massal yang melibatkan sejumlah besar orang (Josep
Klapper, 1990). Dalam prosesnya banyak warga masyarakat yang terlibat dalam
proses komunikasi global tersebut, dan dalam waktu yang bersamaan hal ini berarti
banyak  pula masyarakat (yang terlibat dalan proses komunikasi global) menjadi
exposed terhadap informasi, dan terkena dampak komunikasi tersebut.  Karena itu,
tidak mengherankan bila globalisasi berjalan dengan cepat dan massal, sejalan dengan
berkembangnya teknologi komunikasi modern, mulai bermunculan portable radio,
televisi, televisi satelit, dan kemudian internet. Keunggulan media massa, baik cetak
maupun elektronik, adalah bahwa media tersebut mampu menyuguhkan gambar-
gambar secara jelas dan terinci kepada para pemakainya. 
Akibatnya, para pemakai media massa tersebut mengetahui apa yang terjadi di
tempat lain dengan budaya yang berbeda dalam waktu yang singkat.  Mereka dapat
melihat dan mengetahui keunggulan-keunggulan budaya yang dimiliki masyarakat
lain melalui media massa tersebut.  Sikap yang dapat muncul dari sini adalah sikap
yang memandang secara kritis apa yang mereka miliki dan bagaimana
mengimbanginya dengan nilai-nilai budaya yang sudah mereka miliki itu, termasuk
sikap kritis dari bangsa Indonesia sendiri terhadap apa yang sudah mereka miliki.
Terkait dengan globalisasi, mitos yang hidup selama ini tentang globalisasi
adalah bahwa proses globalisasi akan membuat dunia seragam.  Proses globalisasi
akan  menghapus identitas dan jati diri.  Kebudayaan lokal atau etnis akan ditelan
oleh kekuatan budaya besar atau kekuatan budaya global.Anggapan atau jalan pikiran
di atas tersebut tidak sepenuhnya benar.  Kemajuan teknologi komunikasi memang
telah membuat batas-batas dan jarak menjadi hilang dan tak berguna. 

46
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
John Naisbitt (1988)[2], dalam bukunya yang berjudul Global Paradox
memperlihatkan hal yang bersifat paradoks dari fenomena globalisasi.  Naisbitt
(1988) mengemukakan pokok-pokok pikiran  , yaitu semakin kita menjadi universal,
maka tindakan kita semakin menjadi kesukuan atau lebih berorientasi ‘kesukuan’ dan
berpikir secara lokal, namun bertindak global.  Yang dimaksudkan Naisbitt disini
adalah bahwa kita harus berkonsentrasi kepada hal-hal yang bersifat etnis, yang
hanya dimiliki oleh kelompok atau masyarakat itu sendiri sebagai modal
pengembangan ke dunia Internasional.  Dengan demikian, berpikir lokal, bertindak
global, seperti yang dikemukakan Naisbitt di atas, dapat diletakkan dan diposisikan
pada masalah-masalah kesenian di Indonesia sebagai kekuatan yang penting dalam
era globalisasi ini.   

Perubahan Budaya dalam Globalisasi : Kesenian yang Bertahan dan yang


Tersisihkan
Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni
perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari
nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social
merupakan salh satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi
telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi
internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.
Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan
menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya
saja  khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna
globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak
tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat,
Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv
internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak dimiliki
masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji
melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara pun makin marak
kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang

47
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
betapa negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali
dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga.
Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap
keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari
khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Di saat yang lain
dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh
banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin
lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola
masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia
yang berasal dari berbagai belahan bumi.
Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian
tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan
pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi
kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat
dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial
yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan
globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian yang
berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan
kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional
kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan
eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas proses
modernisasi.
Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi
sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih
beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati
berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan
mereka. Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di
Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada
pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu
bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral,

48
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut
saya.  Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an
masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang
orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional
akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami oleh kesenian
Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi kesenian tradisional di
berbagai tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semua kesenian
tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi.
Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah
mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan
mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan
kehidupan masyarakat, misalnya saja kesenian tradisional “Ketoprak” yang
dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat.  Kenyataan di atas menunjukkan
kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak
yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan ketoprak panggung. Dari segi
bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak termasuk kesenian tradisional yang telah
terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
Selain ketoprak masih ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu
beradaptasi dengan teknologi mutakhir  yaitu wayang kulit. Beberapa dalang wayang
kulit terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap diminati
masyarakat, baik itu kaset rekaman pementasannya, maupun pertunjukan secara
langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar yang sejak beberapa tahun lalu
menayangkan wayang kulit setiap malam minggu cukup sebagai bukti akan besarnya
minat masyarakat terhadap salah satu khasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan
Museum Nasional pun tetap mempertahankan eksistensi dari kesenian tradisonal
seperti wayang kulit dengan mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa bulan
sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang
diadakan di aula Kertarajasa, Museum Nasional.  

Kesenian Rakyat dalam Orientasi Globalisasi

49
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Pada era globalisasi saat ini, eksistensi atau keberadaan kesenian rakyat
berada pada titik yang rendah dan mengalami berbagai tantangan dan tekanan-
tekanan baik dari pengaruh luar maupun dari dalam.  Tekanan dari pengaruh luar
terhadap kesenian rakyat ini dapat dilihat dari pengaruh berbagai karya-karya
kesenian populer dan juga karya-karya kesenian yang lebih modern lagi yang dikenal
dengan budaya pop. Kesenian-kesenian populer tersebut lebih mempunyai keleluasan
dan kemudahan-kemudahan dalam berbagai komunikasi baik secara alamiah maupun
teknologi., sehingga hal ini memberikan pengaruh terhadap masyarakat.  Selain itu,
aparat pemerintah nampaknya lebih mengutamakan atau memprioritaskan segi
keuntungan ekonomi (bisnis) ketimbang segi budayanya, sehingga kesenian rakyat
semakin tertekan lagi.  
Segi komersialisasi yang dilakukan oleh aparat pemerintah ini tentu saja
didasarkan atas pemikiran yang pragmatis  dan cenderung mengikuti perkembangan-
perkembangan dan perubahan-perubahan yang ada.  Dengan demikian, pengaruh ini
jelas-jelas mempunyai dampak yang besar terhadap perkembangan dan kreativitas
kesenian rakyat itu sendiri.Di pihak lain, adanya masyarakat yang masih setia kepada
tradisinya perlahan-lahan mengikuti perkembangan pembangunan. 
Kebanyakan hal tersebut (kesenian tradisional) ini tidak dapat bangun lagi
karena kerasnya daya saing dengan kesenian-kesenian yang sangat modern. 
Sementara itu pemerintah hampir tidak peduli lagi dengan keadaan kesenian
tradisional di daerah.  Hal ini, bisa saja  disebabkan  oleh adanya asumsi-asumsi yang
dikaitkan dengan  konsep-konsep dasar pembangunan di bidang kesenian yang
penekanannya dan intinya melestarikan dan mengembangkan kesenian yang bertaraf
dengan kecenderungan universal.  Sehingga, kesenian-kesenian yang ada sekarang ini
dapat dianggap tidak sesuai dengan objek-objek dan  tujuan dari pembangunan yang
sedang dijalankannya ini.  Dengan kata lain, bahwa keaslian dari suatu kesenian
dipandang belum dapat dibanggakan sebagai bukti keberhasilan suatu pembangunan
di daerahnya.
Sesungguhnya, bagi kesenian rakyat Indonesia, kesempatan untuk mengadaptasi
pemikiran Naisbitt sangat cukup terbuka, karena kekayaan  kesenian yang dimiliki

50
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
bangsa Indonesia sangat memadai untuk dikembangkan ke dunia Internasional. 
Sebagai salah satu contoh, misalnya tari Piring dari Sumatra Barat.  Tari Piring ini
sesungguhnya sangat potensial untuk dikembangkan menjadi lebih modern lagi
melalui kolaborasi.  Untuk menuju kepada tindakan ini harus ada upaya atau
perbaikan–perbaikan yang perlu diperhatikan agar kemasan kesenian tradisional
bangsa Indonesia dapat diterima dan berkembang secara global, walaupun tetap
mengacu pada kekuatan nilai-nilai asli atau lokal.  

Peran Pemerintah dalam Kesenian Rakyat


Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada pertimbangan-
pertimbangan ekonomi daripada cultural atau budaya, menurut pendapat saya dapat
dikatakan merugikan suatu perkembangan kebudayaan.  Jennifer Lindsay (1995),
dalam bukunya yang berjudul ‘Cultural Policy And The Performing Arts In South-
East Asia’, mengungkapkan kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara
efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisional, baik melalui campur
tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tidak ada
perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakan kultural atau konteks kultural.
Dalam pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat tingkah laku aparat
pemerintah dalam menangani perkembangan kesenian rakyat, di mana banyaknya
campur tangan dalam menentukan objek dan berusaha merubah agar sesuai dengan
tuntutan pembangunan.  Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian rakyat itu sendiri
menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi.  Melihat kecenderungan tersebut,
maka saya pribadi melihat aparat pemerintah telah menjadikan para seniman
dipandang sebagai objek pembangunan dan diminta untuk menyesuaikan diri dengan
tuntutan simbol-simbol pembangunan.  Hal ini tentu saja mengabaikan masalah
pemeliharaan dan pengembangan kesenian secara murni, dalam arti benar-benar
didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan sekedar hanya dijadikan model
saja dalam pembangunan. 
Dengan demikian, kesenian rakyat semakin lama tidak dapat mempunyai
ruang yang cukup memadai untuk perkembangan secara alami atau natural, karena

51
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
itu, secara tidak langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat tergantung oleh
model-model pembangunan yang cenderung lebih modern dan rasional. 
Sebagai contoh dari permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya kesenian asli
daerah Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur dan
disesuaikan oleh aparat pemerintah untuk memenuhi tuntutan dan tujuan kebijakan-
kebijakan politik pemerintah.  Aparat pemerintah di sini turut mengatur secara
normatif, sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya dan
cenderung dapat membosankan.  Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak
dikehendaki terhadap keaslian dan perkembangan yang murni bagi kesenian rakyat
tersebut, maka pemerintah perlu mengembalikan fungsi pemerintah sebagai
pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut campur
dalam proses estetikanya. 
Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini membutuhkan dana dan
bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari keterlibatan pemerintah dan
bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang sulit pula membuat keputusan
sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang diinginkan para seniman
rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus ‘melakoni’ dengan benar-benar
peranannya sebagai pengayom yang melindungi keaslian dan perkembangan secara
estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan
kebijakan-kebijakan politik.
Globalisasi informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium baru
seperti saat ini adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan. Kita harus beradaptasi
dengannya karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa teknologi
komunikasi sebagai salah produk dari modernisasi bermanfaat besar bagi terciptanya
dialog dan demokratisasi budaya secara masal dan merata.
Globalisasi mempunyai dampak yang besar terhadap budaya.  Kontak budaya
melalui media massa menyadarkan dan memberikan informasi tentang keberadaan
nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selama ini. 
Kontak budaya ini memberikan masukan yang penting bagi perubahan-perubahan dan
pengembangan-pengembangan nilai-nilai dan persepsi dikalangan masyarakat yang

52
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
terlibat dalam proses ini.  Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan etnis
dari berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak budaya ini. 
Sehingga untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan
diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat global namun tetap
bercirikan kekuatan lokal atau etnis. 
Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan memperkuat
identitas kebudayaan nasional. Berbagai kesenian tradisional yang sesungguhnya
menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau
slogan para pemegang kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam rangka keperluan
turisme, politik dsb. Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional
yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka,
tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan. Akibatnya, kesenian
tradisional tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun justru semakin dijauhi
masyarakat. 
Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat.
Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan modern ini
masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam
menentukan kualitas maupun selera.  Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan
eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat,
jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan imbas dari budaya pop.
Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas ada beberapa alternatif untuk
mengatasinya, yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi para seniman
rakyat.  Selain itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan
pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan
pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk
pembangunan dalam bidang ekonomi saja.     

Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif merupakan gelombang ekonomi baru yang lahir ada awal
abad ke-21. Gelombang ekonomi baru ini mengutamakan intelektual sebagai

53
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
kekayaan yang dapat menciptakan uang, kesempatan kerja, pendapatan, dan
kesejahteraan. Inti dari ekonomi kreatif teretak pada indusri kreatif, yaitu Industi yang
digerakkan oleh para kreator dan inovator . (Moelyono, 2010: 3) Rahasia eonomi
kreatif terletak pada kreativitas dan keinovasian.
Menurut Departemen Perdagangan RI (2009;5), Industri Kreatif adalah
Indutri yang berasal dari pemanfaatan krativitas, keterampilan serta bakat individu
untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan
memberdayakan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Produk dari Industri Kreatif disebut produk komersialisasi (commercial
product) yaitu berupa barang dan jasa kreatif (creative goods and services). Menurut
Hermawan K, yang dikutip oleh kelompok kerja Indonesia design power Departemen
Perdagangan RI (2008;73), “Komersialisasi adalah segala aktivitas yang berfungsi
memberi pengetahuan kepada pembeli tentang produk barang dan jasa yang
disediakan dan juga memengaruhi konsumen untuk membelinya.”
Kegiatan Komersialisasi, meliputi hal-hal sebagai berikut :
 Pemasaran
Dalam pemasaran, kegiatan komersialisasi yang dilakukan mencakup
pencitraan/ konsep merek (branding), penentuan pasar sasaran (targeting), dan
menentukan posisi pasar (market positioning).

 Penjualan
Dalam penjualan, kegiatan komersialisasi yang dilakukan mencakup
penjualan langsung oleh desainer, kreator, agen, distributor, pemegang lisensi,
pemegang pewaralaba (franchisee), pabrikan dan lain sebagainya.

 Promosi
Kegitan komersialisasi yang dapat dilakukan melalui promosi, seperti expo,
pameran, pertunjukan, penggunaan saluran media baru. Sementara itu, layanan
adalah segala aktivitas yang diperlukan untuk menjaga suatu produk-barang atau

54
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
jasa-tetap berfungsi dengan baik sesuai dengan harapan konsumen setelah produk
tersebut dibeli oleh konsumen.

Model Pengembangan Industri Kreatif


Model  pengembangan  industri  kreatif  adalah  layaknya  sebuah  bangunan  yang
akan menguatkan ekonomi Indonesia,dengan  landasan,  pilar  dan  atap  sebagai  elemen –
elemen bangunan tersebut. Yang perlu digaris bawahi sejak awal
adalah  adanya  kenyataan  bahwa  banyak  sub sektor
industri  kreatif  di  Indonesia  yang  memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan
sektor industri nasional lainnya,  dan  itu  dicapai  dengan  interfensi
pemerintah  yang  minimal (Moelyono, 2010: 59).
Saat  ini  upaya  pemerintah  dalam  rangka  membangun industri kreatif
diharapkanlebihmeningkatkan  kemampuan  inovasi  dan  daya  adaptasi  yang  selama  ini   
telah  terbangun secara alami, bukan justru sebaliknya. Dengan model pengembangan
industri kreatif ini, maka akan membawa industri kreatif dari
titik  awal  (origin  point)  menuju  tercapainya  visi  dan  misi  industri  kreatif  Indonesia  20
30. 

Aktor Utama Dan Faktor Penggerak Pengembangan Indrustri Kreatif


Bangunan industry kreatif ini dipayungi oleh hubungan antara Cendekiawan (Intellectuals),
Bisnis  (Business)  dan  pemerintah  (Government) yang disebut sebagai system
‘triple  helix’17 yang  merupakan  aktor  utama  penggerak lahirnya
kreativitas,  ide,  ilmu  pengetahuan  dan
teknologi  yang  vital  bagi  tumbuhnya  industri  kreatif.  Hubungan  yang  erat,  saling
menunjang dan bersimbiosis mutualisme antara ke‐3 aktor tersebut dalam kaitannya
dengan landasan  dan  pilar‐
pilar  model  industri  kreatif  akan  menghasilkan  industri  kreatif  yang berdiri kokoh dan
berkesinambungan (Soeharsono, 2009: 71).

1. Intellectuals (Cendekiawan).

55
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Cendekiawan adalah orang‐orang yang dalam perhatian utamanya mencari kepuasan dalam
mengolah seni,  ilmu  pengetahuan  atas  renungan  metafisika,  dan  bukan  hendak  mencar
i tujuan‐tujuan  praktis,  serta  para  moralis  yang  dalam  sikap  pandang  dan  kegiatannya
merupakan  perlawanan  terhadap  realisme  massa. Mereka  adalah  para  ilmuwan,  filsuf,
seniman,  ahli  metafisika  yang  menemukan  kepuasan  dalam  penerapan ilmu  (bukan  dal
am penerapan hasil‐hasilnya).
Akan  tetapi,  dari  definisi  di  atas,  kecendekiawanan  itu  juga  ditentukan  dari  keinginan
menerapkan  ilmu,  dan  menularkannya.  Dalam  konteks  industri  kreatif,  cendekiawan
mencakup  budayawan, seniman,  punakawan,  begawan,  para  pendidik  di  lembaga‐
lembagapendidikan,  para  pelopor  di  paguyuban,  padepokan,  sanggar  budaya  dan  seni,  
individu atau  kelompok  studi  dan  peneliti,  penulis,  dan  tokoh‐
tokoh  lainnya  di  bidang  seni,  budaya (nilai, filsafat) dan ilmu pengetahuan yang terkait
dengan pengembangan industri kreatif.

2. Business (Bisnis).
Bila  ditilik  secara  ekonomi,  bisnis  (disebut  juga  perusahaan)  adalah  suatu  entitas  orga
nisasi yang  dikenali  secara  legal,  dan  sengaja  diciptakan  untuk  menyediakan  barang‐
barang  baik berupa produk dan jasa kepada konsumen. Bisnis pada umumnya dimiliki oleh
swastadandibentuk  untuk  menghasilkan  profit  dan meningkatkan  kemakmuran  para  pe
miliknya.
Peran bisnis dalam pengembangan industri kreatif ini adalah:
 Pencipta
Sebagai center of excellence dari kreator produk dan jasa kreatif, pasar baru
yang  dapat  menyerap produk  dan  jasa  yang  dihasilkan,  serta  pencipta  lapangan
pekerjaan bagi individu‐individu kreatif ataupun individu pendukung lainnya.

 Pembentuk komunitas dan entrepreneur kreatif


Sebagai motor yang membentuk ruang public tempat terjadinya sharing pemikiran,
mentoring  yang dapat mengasah kreativitas dalam melakukan  bisnis di
industri  kreatif,  business coaching atau pelatihan manajemen pengelolaan usaha di industri
kreatif.

56
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Dalam menjalankan perannya, bisnis dituntut untuk menggunakan kemampuan
konseptual yang tinggi, mampu menciptakan variasi  baru berupa produk dan jasa, mahir
berorganisasi,bekerjasama,  berdiplomasi  (semangat  kolaborasi  dan  orkestrasi),  tabah  m
enghadapi kegagalan  yang  dialami,
menguasai  konteks  teknikal  dan  kemampuan  perencanaan finansial.

3. Government (Pemerintah).
Pemerintah didefinisikan sebagai sebuah organisasi yang memiliki otoritas untuk mengelola
suatu negara, sebagai sebuah kesatuan politik, atau aparat/alat negara yang memiliki badan
yang mampu memfungsikan dan menggunakan  otoritas/kekuasaan. 19  Dengan  ini,
pemerintah  memiliki  kekuasaan  untuk  membuat  dan  menerapkan  hukum  serta  undang
‐undang di wilayah tertentu.
Peran utama Pemerintah dalam pengembangan industri kreatif adalah:
 Katalisator, fasilitator    dan    advokasi
Dalam hal ini pemerintah memberi  rangsangan,  tantangan,  dorongan, agar  ide‐
ide bisnis bergerak ke tingkat  kompetensi  yang  lebih  tinggi.  Tidak selamanya dukungan
itu haruslah berupa bantuan finansial, insentif ataupun proteksi, tetapi dapat
juga  berupa  komitmen  pemerintah  untuk  menggunakan  kekuatan politiknya dengan
proporsional dan dengan memberikan pelayanan administrasi publik dengan baik.

 Regulator
Dalam hal ini pemerintah menghasilkan kebijakan‐kebijakan yang berkaitan
dengan  people, industri, insititusi, intermediasi, sumber daya, dan teknologi. Pemerintah
dapat mempercepat perkembangan industry kreatif jika pemerintah mampu  membuat
kebijakan‐kebijakan  yang  menciptakan iklim  usaha  yang  kondusif  bagi  industri  kreatif.
Pemerintah juga harus  mengatur  bahwa  kebijakan yang  telah  dikeluarkan dijalankan
dengan baik.

 Konsumen,  investor dan entrepreneur

57
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Pemerintah  sebagai  investor  harus  dapat memberdayakan asset Negara untuk
menjadi produktif dalam lingkup industry kreatif dan bertanggung jawab terhadap
investasi  infrastruktur  industri. Sebagai konsumen, pemerintah perlu
merevitalisasi  kebijakan  procurement  yang dimiliki, dengan prioritas penggunaan produk‐
produk kreatif. Sebagai entrepreneur, pemerintah  secara  tidak langsung memiliki otoritas
terhadap badan usaha milik pemerintah (BUMN).

 Urban planner
Kreativitas akan tumbuh dengan subur di kota kota yang memiliki iklim kreatif. Agar
pengembangan ekonomi kreatif  ini  berjalan  dengan  baik,  maka  perlu diciptakan kota‐
kota kreatif di Indonesia. Pemerintah memiliki peran sentral dalam penciptaan kota kreatif
(creative  city), yang mampu  mengakumulasi dan mengkonsentrasikan energi dari individu‐
individu kreatif menjadi magnet yang menarik minat  individu/perusahaan
untuk  membuka  usaha  di  Indonesia.

Karakteristik Ekonomi Kreatif


1) Diperlukan kolaborasi antara berbagai aktor yang berperan dalam industri kreatif
yakni cendekiawan “kaum intelektual” dunai usaha, dan pemerintah yang
merupakan prasyarat mendasar.
2) Berbasis pada ide atau gagasan.
3) Pengembangan tidak terbatas dalam berbagai bidang usaha.
4) Konsep yang dibangun bersifat relatif.
Perkembangan Ekonomi Kreatif Di Indonesia
Dimulai pada tahun 2006 dimana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menginstruksikan untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia. Proses
pengembangan ini diwujudkan pertama kali dengan pembentukan Indonesia Design Power
oleh Departemen Perdagangan untuk membantu pengembangan ekonomi kreatif di
Indonesia.
Pada tahun 2007 dilakukan peluncuran Studi Pemetaan Kontribusi Industri Kreatif
Indonesia 2007 pada Trade Expo Indonesia. Pada tahun 2008 dilakukan peluncuran Cetak

58
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi
Biru Pengembangan Ekonimi Kreatif Indonesia 2025 dan Cetak Biru Pengembangan 14
Subsektor Industri Kreatif Indonesia.
Selain itu dilakukan pencanangan tahun Indonesia Kreatif 2009. Untuk mewujudkan
Indonesia Kreatif tahun 2009 diadakan Pekan Produk Kreatif dan Pameran Ekonomi Kreatif
yang berlangsung setiap tahunnya.

Jenis-Jenis Ekonomi Kreatif


 Periklanan “advertising”  Musik
 Arsitektur  Seni pertunjukan “showbiz”
 Pasar Barang Seni  Penerbitan dan Percetakan
 Kerajinan “craft”  Layanan komputer dan Piranti
 Desain Lunak “Software”
 Fesyen “fashion”  Televisi & Radio “broadcasting”
 Video, Film dan Fotografi  Riset dan Pengembangan “R & D”
 Permainan Interaktif “game”  Kuliner

59
Bahan Ajar Geografi (Portofolio) : Nabila Aulia K. SMAN 12 Bekasi

Anda mungkin juga menyukai