Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Andi Burhanudin (210241605654)
2. Dini Nurlaili Putri (210241605665)
3. Miftachul Ni’mah (210241605659)
4. Naufal Aiwa Syahputra (210241605651)
5. Sakinah Ailsa Malika (210241605675)
6. Yovika Indrisani (210241605655)
Offering B14
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat yang Tuhan Yang Maha Esa anugerahkan kepada ktia sehingga
kesehatan badan, iman dan pikiran tercurahkan kepada kita melalui rahmat-Nya. Kesehatan
merupakan sesuatu yang paling berharga, Dimana menjaga kesehatan pribadi harus dimulai
dari menjaga kesehatan lingkungan di sekitar kita.
Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah ikut serta dalam pembuatan
makalah mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang berjudul “ Perkembangan Sosial
Serta Problematikanya” sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari dosen kami Ibu Nugraheni Warih
Utami, M.Pd. dan menyebarluaskan ilmu yang telah kami rangkum ini kepada teman-teman
sekalian. Dengan adanya makala ini kami berharap teman-teman semua mampu memahami
lebih dalam tentang perkembangan sosial peserta didik .
Kelompok 4
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan Masalah............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
A. Kesimpulan..................................................................................................................20
B. Saran.............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22
2
BAB I
PENDAHULUAN
Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran
ilmu. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami
perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam
membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan
kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase
perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum
memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak
diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang
dilingkungannya.
Perkembangan sosial sebagai suatu proses yang dijalani individu yang sejak
lahir sudah memiliki bermacam-macam potensi, diarahkan untuk mengembangkan
tingkah laku sosial yang dalam pengertian lebih sempit diartikan sebagai tingkah laku
yang sesuai dengan kebiasaan yang dapat diterima sesuai dengan standar yang berlaku
dalam suatu kelompok tertentu. Pola tingkah laku sosial terbentuk selama tahun-tahun
awal yang akan berpengaruh terhadap pola tingkah laku sosial individu di masa-masa
berikutnya. Anak kurang sosialisasi dapat disebabkan oleh perubahan fisik yang juga
berpengaruh terhadap tingkah laku anak. Di samping itu juga dapat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan berupa perubahan perlakuan orang dewasa terhadap anak.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam
bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota
keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain,
3
seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Perkembangan
sosial akan terus berlanjut sepanjang kehidupan manusia.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah diatas dapat diperoleh tujuan masalah sebagai berikut:
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
lingkungan yang kecil dari keluarga hingga ke lingkungan masyarakat yang
lebih luas seperti lingkungan budaya dan bangsa.
Masa anak usia dini merupakan salah satu periode yang sangat penting,
karena priode ini merupakan tahap perkembangan kritis. Pada masa inilah
kepribadian seorang anak akan terbentuk. Pengalaman yang terjadi pada masa
ini cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap anak sepanjang hidupnya.
6
a. Fase Bayi (0-18 bulan)
Tahap pertama teori perkembangan psikososial adalah yang paling penting
bagi kehidupan manusia. Pada fase ini, konflik akan berpusat pada percaya vs
curiga atau “trust vs mistrust”. Artinya, peran orang di sekitarnya sebagai
pengasuh sangatlah krusial. Aktivitas utama yang dilakukan pada fase ini
adalah ketergantungan pada ibu dan mengekspresikan rasa frustasinya. Selain
itu pada fase ini, bayi tersebut seringkali merasa takut pada lingkungan sekitar
terutama yang tidak dikenalnya dengan baik.
b. Fase Kanak Kanak (18 bulan-3 tahun)
Krisis utama pada fase ini adalah Otonom vs Malu-malu atau “autonomy vs
shame and doubt” , dimana fase ini banyak menentukan rasa percaya diri dari
sang anak saat beranjak dewasa nanti. Pada fase ini, sosok yang paling
berperan penting adalah kedua orangtua atau sosok yang dianggap orang tua.
Aktivitas pada masa ini seperti bicara, berjalan, dan mulai belajar menunda
kesenangan.
c. Fase Awal Anak Kecil (3-5 tahun) / Pra Sekolah
Krisis emosi yang paling dirasakan pada fase ini adalah Inisiatif vs Rasa
bersalah atau “initiative vs guilt” , disinilah sang anak belajar banyak
mengenai apa yang boleh dan tidak boleh serta mencoba untuk mengerjakan
segala sesuatu sendiri. Pada fase ini peran keluarga sangat berperan besar
dalam pertumbuhan anak. Aktivitas atau perilaku utama yang menonjol pada
fase ini adalah bertambahnya kosakata yang dikuasai dan mulai melakukan
interaksi dengan kelompok sebaya.
d. Fase Anak Kecil (5-13 tahun) / sekolah
Pada fase ini, krisis utama yang dialami adalah rasa Percaya diri vs Rendah
Diri atau “industry vs inferiority” terutama ketika berada dalam kelompok
sebaya. Hal ini juga didasari oleh fakta bahwa pihak yang sangat berperan
adalah sekolah dan tetangga, dimana komunitas anak tersebut sudah meluas
dan tidak terbatas pada anggota keluarga lagi. Pada fase ini anak lebih aktif
pada aktivitas fisik yang lebih kompetitif seperti aktivitas olahraga dan
bermain game.
e. Fase Remaja (13-21 tahun)
7
Fase ini adalah fase paling banyak menghabiskan tenaga bagi orang tua karena
pada saat ini krisis utama yang dihadapi adalah Identitas vs Kekacauan Peran,
atau “ Identity vs Role confusion”dimana mereka sedang berusaha mencari jati
diri dan memiliki emosi yang tidak stabil. Sosok yang berperan pada fase ini
adalah kelompok dan model kepemimpinan, sehingga di fase ini sang anak
akan mudah terbawa emosi kelompok. Jati diri ini berkaitan dengan
kepercayaan, konsep ideal, dan nilai yang membentuk karakter seseorang.
f. Fase Dewasa awal (21-40 tahun)
Setelah melewati fase remaja seseorang menuju ke fase dewasa dimana
memiliki emosi yang lebih stabil. Pada fase ini ada krisis yang dialami
yaitu Keintiman vs Isolasi atau “ Intimacy vs Isolation” dimana pada fase ini
orang tersebut sedang berusaha mencari pasangan atau justru menjauhkan
dirinya dari berbagai macam hubungan, semuanya tergantung dari berbagai
pengalaman yang dialaminya. Hasil akhir dari fase ini adalah Love.
g. Fase Dewasa Madya (40-60 tahun)
Di fase ini seseorang memiliki krisis utama Peduli dan Pemandu Keturunan vs
Stagnansi atau “generativity vs stagnation”.dimana orang tersebut cenderung
suka berbagi pengalaman dan ilmu, serta ingin meninggalkan suatu warisan.
Namun demikian adanya kemungkinan seseorang justru merasa tidak berguna
karena pernah mengalami kegagalan besar di hidupnya. Fase ini keluarga
kembali menjadi peran penting,selain itu institusi atau rekan juga memiliki
pengaruh besar. Akhir dari fase ini adalah kepedulian.
h. Fase Dewasa Akhir (60- meninggal) / Lansia
Akhirnya tibalah kita pada fase akhir kehidupan manusia yaitu fase lansia
dimana krisis utama yang dialami pada fase ini adalah Integritas vs Putus Asa
atau Integrity vs Despair. Rasa integritas cenderung muncul karena adanya
rasa tanggung jawab yang besar akan peran yang didapatnya selama masa
muda sedangkan seringkali rasa putus asa ini muncul karena perasaan kecewa
atas ketidak berhasilan yang pernah dialaminya. Pada fase ini, sosok yang
berpengaruh adalah siapapun yang dapat membuat dirinya merasa
berguna.Hasil akhir dari fase ini adalah kebijaksanaan atau wisdom.
8
C. Karakteristik Perkembangan Sosial Peserta Didik
9
Karakteristik perkembangan sosial remaja menunjukkan proses pergeseran ciri
dari masa anak-anak dimana remaja menjadikan kelompok sosial dan hubungan
10
senang hidup secara berkelompok serta ada pula yang senang hidup secara
individu. secara khusus individu yang lebih cenderung senang hidup
berkelompok memiliki ciri kepribadian ekstrovert. Individu yang memiliki
kecenderungan kepribadian extrovert memiliki ciri yang lebih senang bertemu
dengan orang baru, senang hidup dalam berkelompok, mudah diajak
luas.
11
semata-mata tergantung kepada faktor dasar/pembawaan, berbeda dengan aliran
Nativisme, para ahli yang mengikuti aliran “Empirisme” berpendapat bahwa
perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan/pendidikan,
Sedangkan faktor dasar/pembawaan tidak berpengaruh sama sekali. Aliran
empririsme ini menjadikan faktor lingkungan/pembawaan maha kuasa dalam
menentukan perkembangan seseorang individu, tetapi menurut aliran Konvergensi,
perkembangan individu itu sebenarnya ditentukan oleh kedua kekuatan tersebut. Baik
faktor dasar/pembawaan maupun faktor lingkungan/pendidikan keduanya secara
convergent akan menentukan/mewujudkan perkembangan seseorang individu.
1. Faktor Internal
Adalah faktor bawaan dalam perkembangan sosial anak yang meliputi
kemapuan dari orang tuanya sejak lahir seperti kemampuan berfikir ,
keadaan fisik, dan emosi seperti :
a) Faktor intelligensi
Intellegensi merupakan faktor yang terpenting. Kecerdasan yang
tinggi disertai oleh perkembangan yang cepat, sebaliknya jika
kecerdasan rendah, maka anak akan terbelakang dalam pertumbuhan
dan perkembangan. Berdasarkan penelitian Terman LM (Genetic
studies of Genius) dan Mead TD (The age of walking and talking in
relation to general intelligence) telah dibuktikan adanya pengaruh
intellegensi terhadap tempo perkembangan anak terutama dalam
perkembangan berjalan dan berbicara.
b) Faktor fisiologis
Faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu, faktor ini
dibagi jadi dua yaitu keadaan tonus jasmani dan keadaan fungsi
jasmani:
- Tonus jasmani
Keadaan dimana perbedaan porsi tubuh. Seperti tinggi kurus,
tinggi gemuk, pendek kurus, pendek gemuk. Hal ini sangat
berpengaruh pada fisiologis siswa itu sendiri
12
- Fungsi jasmani
Keadaan dimana dalam hal penyakit , orang yang terkena
penyakit dalam yang parah dengan siswa yang terkena penyakit
ringan akan berpengaruh pada fisiologis siswa tersebut.
c) Faktor psikologis
Dalam hal kejiwaan, kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi setiap
orang itu berbeda. Kemampuan berpikir mempengaruhi banyak hal,
seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa.
Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan
berbahasa secara baik, dan pengendalian emosi yang seimbang,
berbeda dengan anak yang mempunyai daya intelektual kurang,
mereka selalu tampak murung, pendiam, mudah tersinggung karenanya
suka menyendiri, tingkat kecerdasan yang lambat dan temperamen
2. Faktor Eksternal
13
perkembangan anak-anak, bahwa dengan adanya perekonomian yang
cukup, lingkungan material yang dihadapi anak di dalam keluarganya
lebih luas, akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk
mengembangkan berbagai macam kecakapan yang tidak dapat
berkembang apabila tidak ada alat-alatnya. Anak akan dengan mudah
mengikuti proses belajar pada saat di sekolah, karena semua sarana dan
prasarana pendukung dari proses pembelajaran dapat terpenuhi oleh
orang tuanya. Sebaliknya, ketika status sosial ekonomi keluarga rendah
maka anak akan mengalami kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran di sekolah, karena sarana dan prasarana.
2) Hubungan orang tua (keutuhan keluarga)
Lingkungan sosial anak baik itu interaksi antara amak dengan orang
tuanya, dukungan orang tua dan lingkungan rumah yang bagus atau
baik akan mampu meningkatkan perkembangan peserta didik.
Sebaliknya anak yang mempunyai lingkungan sosial keluarga yang
tidak baik akan cenderung memiliki perkembangan peserta didik yang
lambat. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan belajar sangat dipengaruhi
oleh lingkungan sosial keluarga. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang
tua, pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap
perkembangan anak. Hubungan antara anggota keluarga, orang tua,
anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu anak melakukan
aktivitas belajar yang baik. Sehingga dapat dikatakan lingkungan sosial
keluarga anak atau latar belakang sosial anak mempengaruhi aktivitas
belajar anak yang berdampak pada perkembangan peserta didik pada
anak.
Bagaimana peran orang tua terhadap peserta didik juga sangat
berpengaruh seperti mendorong dan memotivasi anak dalam belajar
dan berkembang, mengembangkan minat yang ada pada diri anak, dan
mencontohkan kemampuan bagaimana berhubungan sosial yang baik
pada anak.
b) Faktor luar lingkungan keluarga
1) lingkungan sekolah
lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal yang
mempunyai peran penting dalam perkembangan peserta didik,
14
mencerdaskan dan membimbing moral perilaku anak. Lingkungan
sekolah digolongkan sebagai pusat pendidikan kedua setelah keluarga,
sehingga mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan keluarga dengan
guru sebagai ganti orang tua yang harus ditaati. Lingkungan sekolah
meliputi hubungan guru dengan anak, hubungan anak dengan anak,
serta sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah. Demi
melangsungkan kondisi belajar yang lancar, maka perlu didukung pula
dengan kondisi sekolah yang aman, nyaman dan tenang.
2) lingkungan masyarakat
Bagaimana peserta didik dapat berbaur terhadap individu lain,
merupakan salah satu bentuk faktor perkembangan peserta didik di
Lingkungan masyarakat. Bagi seorang anak yang ingin mendapatkan
pendidikan, baik pendidikan cara menyelesaikan masalah, tingkah laku
maupun moral sehingga akan menjadikan anak tersebut cerdas,
terampil dan berbudi pekerti luhur. Lingkungan masyarakat menurut
Purwanto (2000: 61) adalah “manusia-manusia lain di sekitar individu,
yang mempengaruhi individu yang bersangkutan”. Masyarakat
merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai sifat dan fungsi
keanekaragaman budaya, bentuk kehidupan sosial serta adanya norma-
norma yang berlaku dalam masyarakat. Untuk itu suasana lingkungan
sosial yang kondusif akan mempengaruhi perkembangan pesertia didik
dan berdampak positif terhadap proses sosialisasi anak pada
lingkungan masyarakat.
E. Problematika Perkembangan Sosial Peserta Didik
1. Maladjustment
15
lingkungan akan mengalami masalah penyesuaian diri atau disebut dengan
maladjustment.
Sikap negatif yang dimiliki individu terwujud dalam berbagai macam dengan
identifikasi sikap yang mengganggu orang lain. Contoh sikap negatif yang
ditunjukkan orang dalam hubungan sosial adalah seperti bersikap tidak sopan,
tidak berempati dengan orang lain, dan sebagainya.
1. Masalah perkelahian
tawuran antar peserta didik yang sering terjadi di dunia pendidikan zaman
sekarang. Biasanya tawuran di sebabakan karena adanya konflik tertentu yang
menyebabkan kesenjangan di antara mereka.
2. Masalah narkoba
Narkoba yang semakin merajalela di kalangan pelajar sehingga banyak pelajar
16
yang terlibat kasus penyalahgunaan narkoba. Hal ini perlu diwaspadai
orangtua karena hal ini bisa dipicu oleh pergaulan anak yang salah.
3. Rokok dan Miras
Merokok dan minuman beralkohol merupakan salah satu masalah remaja yang
cukup mengkhawatirkan. Anda mungkin pernah menjumpai remaja yang
merokok, atau pernah membaca berita mengenai pesta miras yang dilakukan
oleh remaja. Rokok dan alkohol bisa berdampak serius pada kesehatan remaja.
4. Perilaku bullying
merupakan permasalahan remaja yang marak terjadi. Tidak sedikit anak remaja
yang mendapat ejekan, intimidasi, ancaman, hingga kekerasan dari para pelaku
bullying, terutama di sekolah. Masalah remaja ini bisa membuat mereka merasa
tertekan, stres, atau bahkan depresi. Di era digital ini, cyberbullying
(perundungan di dunia maya) juga harus menjadi perhatian orangtua. Para
pelaku bullying dapat mengolok-olok, menyebarkan kebohongan, mengucilkan
anak Anda, atau menghasut orang lain untuk menjauhinya melalui berbagai
platform media sosial
5. Geng pelajar sekolah yang bersifat negatif.
geng anak anak nakal di sekolah yang biasanya berdampak negatif bagi siswa
lain ,seperti geng nakal tersebut biasanya sering memalaki dan menggangu
siswa lainnya bahkan bullying.
6. Masalah akademis
Tidak sedikit anak remaja yang merasa kesulitan untuk mengikuti pelajaran,
sering mendapat nilai jelek, prestasi menurun, tidak betah di sekolah, hingga
melakukan bolos sekolah.Belum lagi tekanan dari orangtua yang menuntut
anak remajanya untuk berprestasi, seperti selalu mendapat ranking 1 atau
diterima di sekolah favorit. Tidak sedikit juga anak-anak yang putus sekolah di
usia remaja.
7. Depresi
Depresi menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi remaja. Analisis
dari Pew Research Centre melaporkan bahwa tingkat depresi di kalangan
remaja mengalami peningkatan ..Depresi pada remaja utamanya bersumber dari
rasa tertekan yang menuntut mereka untuk mendapat nilai bagus, masalah
17
dalam keluarga, atau ketidakbahagiaan dengan kehidupan yang dimiliki. Hal ini
bisa berujung pada menyakiti diri sendiri bahkan bunuh diri.
18
mengembangkan
sikap altruistik dalam hubungan sosial, dan lain sebagainya.
d. Optimalisasi program sekolah yang mendorong perkembangan sosial
siswa salah satunya dengan pengembangan model pembelajaran joyfull
learning (Astuti, 2013). Pembelajaran joyfull learning merupakan
pembelajaran yang lebih berfokus pada siswa dengan desain
pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran ini memfasilitasi siswa
dalam mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial.
Contohnya siswa diberikan proyek secara berkelompok yang dapat
merangsang pemahaman konsep tertentu melalui pengalaman langsung
bersama kelompok.
e. Guru perlu memperhatikan posisi tempat duduk siswa, memberikan
perhatian yang sama kepada seluruh siswa, dan memberikan bimbingan
pada siswa untuk mencapai perkembangan sosial secara menyeluruh
(Assingkily & Hardiyati, 2019). Peran guru dalam perkembangan sosial
siswa khususnya di sekolah sangat penting dengan
memperhatikan hal-hal detail yang berpengaruh dalam perkembangan
sosial.
f. Perhatian akan perkembangan sosial siswa di sekolah juga perlu
diperhatikan terkait dengan perundungan yang riskan terjadi. Guru dan
seluruh pihak sekolah perlu melakukan pemahaman atau identifikasi
siswa yang kemungkinan menjadi korban atau pelaku perundungan dalam
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
Beberapa contohnya adalah memiliki sifat egontrisme yang berlebihan, memiliki
perilaku agresif, dan memiliki sikap negatif.
B. Saran
Saat ini banyak bahaya dalam proses menuju perkembangan sosial yang
umumnya dapat dikendalikan jika diketahui pada saat yang tepat dan jika dilakukan
langkah perbaikan untuk menguranginya sebelum menjadi kebiasaan dan
menimbulkan reputasi yang kurang baik. Karena itu sebaiknya orang tua benar-benar
memperhatikan perkembangan anak sampai ia mampu untuk membedakan dan
memilih mana yang baik dan buruk untuk dirinya (dewasa). Tetapi tidak dengan
bersikap otoriter terhadap anak, supaya anak merasa lebih nyaman dan tidak takut
untuk menceritakan konflik-konflik yang terjadi selama masa perkembangannya.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194412051967101-
KOKO_DARKUSNO_A/FAKTOR_YANG_MEMEPENGARUHI_PERKEMBANGAN.pdf
http://yulitasaridhea.blogspot.com/2016/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
https://www.sehatq.com/artikel/teori-erikson-8-tahapan-psikososial-adalah-bekal-orangtua-
mendidik-anak
https://www.idntimes.com/life/education/deny-hung/8-tahap-perkembangan-psikososial-
menurut-erik-erikson-c1c2/6
https://azizbudiarto.blogspot.com/2012/09/perkembangan-sosial.html
https://www.academia.edu/42222368/Makalah_Perkembangan_Sosial_Peserta_Didik
http://repository.wima.ac.id/8010/2/BAB%201.pdf
https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/24/064500169/perbedaan-pertumbuhan-dan-
perkembangan
https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Pedagogi/Modul%20Bahan%20Belajar%20-
%20Pedagogi%20-%202021%20-%20P2.pdf
file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/IMPLIKASI%20PSIKOLOGI%20PERKEMBAN
GAN%20TERHADAP%20PENDIDIKAN%20ANAK%20USIA%20DINI.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/292718-pengaruh-kondisi-ekonomi-keluarga-
terhad-6b735c45.pdf
https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/winda-carmelita/faktor-keluarga-yang-
mempengaruhi-perilaku-anak-di-sekolah/2
https://www.geniora.com/peranan-penting-orang-tua-dalam-proses-belajar-anak/
https://www.slideshare.net/AndhinaFitrianitaPutri/faktorfaktor-yang-mempengaruhi-
perkembangan-sosial-dan-pengaruh-perkembangan-terhadap-tingkah-laku
https://www.sehatq.com/artikel/masalah-remaja-yang-perlu-diperhatikan-orangtua
22