Ditujukan untuk Memenuhi Salah satu Tugas Mata Kuliah Psikologi Peserta Didik yang di
Ampu Oleh :
DISUSUN OLEH :
2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan Makalah ini.Sholawat serta salam semoga
senantiasa selalu tercurah kepada uswah hasanah kita yang telah menyampaikan risalah
kebenaran dan telah membawa kita dari zaman kegelapan (jahiliyah) menuju zaman yang terang
benderang yang penuh dengan petunjuk (dinul islam) beserta keluarga, sahabat serta kita yang
insyaallah selalu melaksanakan sunnahnya.
Penulis makalah Psikologi Peserta didik ini dapat membantu dan dapat dengan mudah
untuk dijadikan bahan pembelajaran bagi semua kalangan pembaca Dengan diambil dari
berbagai sumber. Alhamdulillah makalah ini akan bermanfaat bagi kita untuk menambah
wawasan kita.Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar lebih
baik lagi untuk selanjutnya.
Akhir kata, penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Tasikmalaya, 5 April 2021
penulis,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan Sosial Masa Remaja.................................................. 2
B. Karakteristik Perkembangan Sosial Masa Remaja............................................... 4
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Sosial ................................. 5
..............................................................................................................................
D. Implikasi dalam pendidikan................................................................................. 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 8
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ali,Muhamad dan Muhamad Asrori (2012: 85) Menyatakan bahwa individu yang
berkembang karena adanya dorongan rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada didunia
sekitar nya. Dalam perkembangan nya, setiap individu ingin tahu bagaimanakah cara melakukan
hubungan secara baik dan aman dengan dunia sekitar nya, baik yang bersifat fisik maupun sosial.
Hubungan sosial ini menyangkut juga penyesuaian diri terhadap lingkungan, seperti makan dan
minum sendiri, berpakaian sendiri, menaati peraturan, membangun komitmen bersama dalam
kelompok atau organisasi nya dan sejenis nya. Penyebab kesulitan hubungan sosial sebagai
akibat dari pola asuh orang tua yang penuh dengan unjuk kuasa ini adalah timbul dan
berkembang nya rasa takut yang berlebihan pada anak sehingga tidak berani mengambil inisiatif,
tidak berani mengambil keputusan, dan tidak berani memutus kan pilihan teman yang dianggap
sesuai.
Sarwono,Sarlito Wirawan(2007:84) menyatakan bahwa perkembangan peran sosial
merupakan gejolak emosi remaja masalah remaja yang lain pada umumnya disebabkan oleh
adanya konflik peran sosial. Disatu pihak ia sudah ingin mandiri sebagai orang dewasa, dilain
pihak ia masih harus terus mengikuti kemauan orang tua. Rasa ketergantungan pada orang tua di
kalangan anak-anak Indonesia lebih besar lagi, karena memang dikehendaki demikian oleh orang
tua. Hal ini terbuti dari penelitian yang dilakukan oleh psikolog bangsa Turki yang meneliti
sejumlah 20.403 orang tua dari seluruh dunia diwakili oleh suku-suku Jawa dan Sunda yang
menekankan agar anak selalu menurut pada orang tua mungkin adalah dalam rangka agar anak
menjadi orang seperti yang dicita-citakan oleh orang tua. Hal yang dicita-citakan oleh orang tua
tersebut adalah prestasi sekolah yang tinggi seperti yang diuraikan. Akan tetapi mengharapkan
prestasi sekolah yang tinggi dengan cara mendidik anak agar menuruti orang tua ternyata adalah
tindakan yang kurang tepat. Hal itu karena menurut penelitian. A.Achir dan Ellydar Din
(1978:102), anak-anak yang berprestasi tinggi di sekolah justru mendapat latihan untuk mandiri
dan mengurus dirinya sendiri pada usia yang lebih awal daripada anak-anak yang prestasi
sekolahnya lebih rendah. Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa konflik peran yang yang
dapat menimbulkan gejolak emosi dan kesulitan-kesulitan lain pada masa remaja dapat
dikurangi. Hal ini dilakukan dengan memberi latihan-latihan agar anak dapat mandiri sedini
mungkin. Dengan kemandiriannya, anak-anak dapat memilih jalannya sendiri dan ia akan
berkembang lebih mantap.
Hurlock,Elisabeth B (1980:213) menyatakan bahwa perubahan sosial merupakan masa
remaja yang tersulit yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan
diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus
menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk mencapai
tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Yang
terpenting dan tersulit adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya,
perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokkan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam
seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakkan sosial, dan nilai-nilai baru
dalam seleksi pemimpin.
Suryoputro,Antono (2006:online) menyatakan bahwa remaja indonesia saat ini sedang
mengalami perubahan sosial yang cepat dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern,
3
yang juga mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Remaja yang dahulu
terjaga secara kuat oleh sistem keluarga, adat budaya serta nilai-nilai tradisional yang ada, telah
mengalami pengikisan yang disebabkan oleh urbanisasi dan industrialisasi yang cepat. Hal ini
diikuti pula oleh adanya revolusi media yang terbuka bagi keragaman gaya hidup dan pilihan
karir. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel yang dikategorikan dan disusun berdasarkan
kerangka teori Social-Learning dari Bandura 12,13. Teori tersebut berdasarkan pada pendapat
bahwa perilaku manusia dibedakan oleh tiga hal yang saling berhubungan antara faktor
personal/individu, faktor lingkungan, dan faktor perilaku.
Afiatin,Tina(1998:online) menyatakan bahwa Dukungan sosial
didefinisikan,sebagaimana dinyatakan Sarafino (1990), sebagai adanya pemberian informasi baik
secara verbal maupun nonverbal, pemberian bantuan tingkah laku atau materi melalui hubungan
sosial yang akrab atau hanya disimpulkan dari keberadaan mereka yang membuat individu
merasa diperhatikan, bernilai dan dicintai. Dukungan sosial ini lebih lanjut bertujuan
menguntungkan bagi kesejahteraan individu yang menerimanya. Konsep operasional dari
dukungan sosial yang dipakai adalah perceived support (dukungan yang dirasakan) yang
memiliki dua elemen dasar, yaitu
a) persepsi bahwa ada sejumlah orang lain yang dapat diandalkan individu ketika ia
membutuhkan,
b) derajat kepuasan terhadap dukungan yang ada. Oford (1992) mengemukakan bahwa ada
lima dimensi fungsi dasar dukungan sosial, yaitu:
1. Dukungan materi, yaitu dukungan yang berupa bantuan nyata (tangible aid) atau
dukungan alat (instrumental aid);
2. Dukungan emosi, yaitu dukungan yang berhubungan dengan hal yang bersifat
emosional atau menjaga keadaan emosi, afeksi atau ekspresi;
3. Dukungan penghargaan, yaitu dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian
yang positif terhadap individu;
4. Dukungan informasi, yaitu pemberian informasi yang diperlukan oleh individu;
dan
5. dukungan integritas sosial, yaitu perasaan individu sebagai bagian dari suatu
kelompok.
4
sosial remaja (pergaulan dengan sesama remaja terutama dengan lawan jenis) didorong dan
berorientasi pada kepentingan seksualnya. Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam
bentuk kelompok ,baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Penetapan pilihan
kelompok yang diikuti, didasari oleh berbagai pertimbangan seperti moral.ekonomi, minat,
dan kesamaan bakat dan kemampuan.masalah yang umum yang dihadapi oleh para remaja
dan paling rumit adalah faktor penyesuaian diri yaitu adalah persaingan yang ketat karena
masing-masing individu bersaing untuk tampil menonjol dan menperlihatkan
kemampuannya.
Ali,Muhamad dan Muhamad Asrori (2012: 85) Menyatakan bahwa Karakteristik perkembangan
sosial remaja meliputi:
Berkembangnya kesadaran akan kesunyian dan dorongan akan pergaulan
Adanya upaya memilih nilai-nilai social
Meningkatnya ketertarikan pada lawan jenis
Mulai cenderungan memilih karier tertentu
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antarmanusia sehubungan
dengan meningkatnya kenutuhan hidup manusia. Perhatian remaja mulai tertuju pada pergaulan
di dalam masyarakat dan mereka membutuhkan pemahaman tentang norma kehidupan yang
kompleks. Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kehidupan kelompok terutama
kelompok sebaya. Perkembangan anak remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : kondisi
keluarga, kematangan anak, status sosial ekonomi keluarga, pendidikan, dan kapasitas mental
terutama intelek dan emosi.
7
DAFTAR PUSTAKA
Https://prayitno54.wordpress.com/makalah-tugas-tugas-perkembangan/.html
Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangann Peserta Didik. Jakarta:Rajawali
Pers.