Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEORI SOSIAL EMOSIONAL MENURUT TOKOH-TOKOH

Disusun dalam rangka memenuhi tugas


Mata Kuliah : Metode Pengembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Tri Wahyuningsih, M. Si/Tiara Ferdiyanti, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :
KELOMPOK 3

Khoirun Nisa 1905126013


Anisa Suci Hardini 1905126016
Elysa Maisarah 1905126018
Putri Nadhea Paradilla 1905126021
Nur Amelia 1905126027
Norhafifah 1905126029

KELAS A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kelimpahan
karunia-Nya, sehingga  kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Metode
Pengembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini yang telah diberikan oleh
ibuDra. Hj. Tri Wahyuningsih, M. Si/Tiara Ferdiyanti, S.Pd, M.Pd tahun ajaran
2020.

      Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk,
dan juga pedoman bagi para pembaca dalam mempelajari tentang pengertian
emosional seacara umum dan menurut para ahli serta teori social emosional
menurut para tokoh. Semoga membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga ke depannya dapat lebih baik lagi.

Meskipun kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan baik, kami


menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan adanya
kekurangan serta kekeliruan, hal itu dikarenakan keterbatasan yang ada. Sehingga
kami sangat terbuka saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Kiranya
makalah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua
sebagaimana mestinya. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Samarinda, 25 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosial Emosional secara Umum.................................................3


B. Pengertian Sosial Emosional Menurut Para Ahli.........................................4
C. Perkembangan Sosial Emosional.................................................................7
D. Teori Sosial Emosional Menurut Para Tokoh..............................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................13
B. Saran.............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan sosial emosional merupakan salah satu aspek
perkembangan yang sangat penting bagi setiap anak karena merupakan
salah satu factor penentu kesuksesannya di masa depan. Masa usia dini
merupakan masa keemasan untuk setiap aspek perkembangan, termasuk
aspek sosial emosional. Maka dari itu, proses tumbuh kembang anak
harus selalu diperhatikan agar berjalan dengan optimal.
Perkembangan sosial emosional anak usia dini ditandai dengan
adanya perkembangan kemampuan anak untuk beradaptasi dengan
lingkungan sekitar, memiliki rasa pertemanan yang melibatkan emosi,
pikiran, dan tingkah laku mereka. Dan perkembangan sosial anak sendiri
dapat dilihat melalui proses dimana anak mampu mengembangkan
interpersonalnya, dengan belajar menjalin persahabatan dan mampu
untuk terbuka pemahamannya tentang orang-orang yang ada
disekitarnya karena dengan seperti itu anak juga mengerti akan indahnya
kebersamaan dilingkungan sekitar. Akan tetapi, perkembangan sosial
emosional anak usia dini juga tergantung dari bagaimana orangtua
ataupun lingkungan disekitarnya. Anak usia dini bisa dengan mudah
bergaul ketika orangtua mereka mengenalkan mereka dan memberikan
arahan pada lingkungan sekitar. Dan ada juga yang sosial emosionalnya
tidak berkembang karena kemungkinan mereka tidak mendapatkan
perkenalan lingkungan disekitarnya anak yang seperti ini kebanyakan
anak yang pendiam dan tertutup.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Sosial Emosional secara umum
2. Apa itu pengertian Sosial emosional menurut para ahli
3. Bagaimana perkembangan social emosional
4. Apa teori social emosional menurut para tokoh

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami Pengertian Sosial Emosional secara
umum
2. Untuk mengetahui dan memahami Pengertian Sosial Emmosional
menurut para ahli
3. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan sosial emosional
4. Untuk mengetahui dan memahami teori social emosional menurut para
tokoh

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosial emosional secara umum


a. Pengertian emosi
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita, dapat berupa
perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Jenis
emosi yaitu Marah, bahagia, sedih, takut. Emosi merupakan salah satu
sebutan yang digunakan untuk menggambarkan seperti apa perasaan atau
reaksi alamiah yang timbul pada diri seseorang. Emosi memiliki
mekanisme, Bagaimanakah proses terjadinya emosi dalam diri
seseorang? Lewis and Rosenblum (Stewart, at. al. 1985)
mengutarakan proses terjadinya emosi melalui lima tahapan sebagai
berikut.
1. Elicitors, yaitu adanya dorongan berupa situasi atau peristiwa.
2. Receptor, yaitu aktivitas di pusat sistem syaraf, setelah indra
menerima rangsangan dari luar.
3. State, yaitu perubahan spesifik yang terjadi dalam aspek fisiologi.
4. Expression, yaitu terjadinya perubahan pada daerah yang dapat
diamati, seperti pada wajah, tubuh, suara atau tindakan yang
terdorong oleh perubahan fisiologis.
5. Experience, yaitu persepsi dan interpretasi individu pada kondisi
emosionalnya.

Kemudian emosi memiliki peranan dalam kehidupan seorang anak yaitu


sebagai berikut.

1. Merupakan bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan


segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain.
2. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan
penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya.

3
b. Pengertian Sosial

“social” yang dalam Bahasa Inggris berarti “bergaul”. Kata bergaul


dapat diartikan suatu hubungan atau tingkah individu dalam
berkomunikasi ataupun berinteraksi dengan orang lain.Perkembangan
social mempunyai makna perubahan interaksi individu dengan orang lain
secara bertahap dan bersifat komulatif.

Sosial adalah suatu proses dimana individu (anak) melatih kepekaan


dirinya terhadap lingkungan disekitarnya dan kepekaan terhadap orang-
orang yang ada disekitar dirinya, terutama tekanan-tekanan dan tuntutan
kehidupan serta belajar bergaul dengan bertingkah laku seperti
kebanyakan orang yang ada didalam lingkungan sosialnya. Dan bersosial
sendiri sangatlah penting bagi anak usia dini selain dari pengertian diatas
karena dimasa sosial anak usia dini diajarkan untuk saling terbuka dengan
dunia luar yang ada disekitar mereka dan memahami satu sama lain.

B. Pengertian Sosial Emosional menurut para ahli


a. Pengertian Sosial Menurut para ahli
1) Menurut Hurlock, Perkembangan Sosial berarti “ Perolehan
kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi
orang yang mampu bermasyarakat (sozialized) memerlukan tiga proses.
Diantaranya adalah belajar berperilaku yang dapat diterima secara
sosial, memainkan peran sosial yang dapat diterima, dan perkembangan
sifat sosial”
2) Menurut Ahmad Susanto, perkembangan sosial merupakan “
Pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan
sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok, moral, dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan
dan saling berkomunikasi dan bekerja sama.”
3) Menurut Singgih D Gunarsah, perkembangan sosial merupakan
kegiatan manusia sejak lahir, dewasa, sampai akhir hidupnya akan terus

4
melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya yang
menyangkut norma-norma dan sosial budaya masyarakatnya.
4) Menurut Abu Ahmadi, berpendapat bahwa perkembangan sosial telah
dimulai sejak manusia itu lahir. Sebagai contoh, anak menangis saat
dilahirkan, atau anak tersenyum saat disapa. Hal ini membuktikan
adanya interaksi sosial antara anak dan lingkungannya.
5) Menurut Syamsu Yusuf (2007), menyatakan bahwa perkembangan
sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ;
meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan
kerja sama.
6) Menurut Bruno (2009), perkembangan sosial merupakan proses
pembentukan sosial (social self), yakni pribadi dalam keluarga budaya,
bangsa, dan negara, sejak usia dini anak di belajarkan untuk mempunyai
jiwa pribadi sosial agar dapat berdampingan dengan orang lain dan
lingkungan sekitar dari kelompok kehidupan masyarakat yang terkecil
sampai pada dunia sosial tingkat dunia internasional.
7) Dodge dalam reni, dkk (2004: 10.3-10.17) memberi penjelasan bahwa
perkembangan sosial emosional merupakan proses ketika anak
mempelajari nilai-nilai dan perilaku yag diterima dari masyarakat.
8) Suyadi (2010: 109) berpendapat bahwa perkembanga sosial emosional
adalah kepekaan anak untuk memahami perasaan orang lain ketika
berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari seluruh manusia di dunia ini
terutama dari anak usia dini tidak akan lepas dari perbedaan, di tuntut
untuk berani dan mapu menghadapi perbedaan dalam kehidupan sosial
ini baik antar individu maupun kelompok, dan proses ini berlangsung
terus menerus sampai bisa di terima oleh masyarakat sosialnya.
b. Pengertian Emosional menurut para ahli
1) Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu
perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis

5
dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya
adalah dorongan untuk bertindak.
2) Daniel Goleman berpendapat bahwa Emosi ialah setiap kegiatan atau
pergolakan perasaa, pikiran, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat
dan meluap-luap. Daniel juga mengatakan bahwa emosi merujuk
kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan
biologis dan psikologis dari serangkaian kecenderungan untuk
bertindak.
3) Chaplin, pengertian Emosi menurutnya ialah suatu keadaan yang
terangsang dari organisme yang mencakup perubahan-perubahan yang
disadari yang sifatnya mendalam dari perubahan perilaku tersebut.
Chaplin juga membedakan emosi dengan perasaan dan dia mengatakan
bahwa perasaan ialah pengalaman yang disadari yang diaktifkan baik
itu oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan
jasmaniah.
4) Soegarda Poerbakawatja, Pengertian Emosi menurutnya ialah respons
terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis
disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan
untuk meletus. Respons demikian terjadi baik terhadap perasaan-
perasaan eksternal maupun internal. Dengan pengertian emosi menurut
Soergada ini terlihat jelas perbedaan antara perasaan dengan emosi,
bahkan terlihat jelas bahwa perasaan termasuk ke dalam emosi atau
menjadi bagian dari emosi.
5) Menurut Prezz (1999), emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi
situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan
aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap
situasi. Emosi adalah hasil reaksi kognitif terhadap situasi spesifik.
C. Perkembangan Sosial Emosional
a. Perkembangan Pemahaman Diri
Pemahaman diri mencakup berbagai hal, seperti kesadaran diri (self-
awareness), pengenalan diri (self-recognition), konsep diri (self-concept),
dan harga diri (self-esteem). Konsep diri merupakan gambaran

6
menyeluruh tentang atribut, kemampuan, sikap, dan nilai-nilai yang
dimiliki individu, yang diyakini olehnya memberikan gambaran tentang
siapa dirinya. Harga diri merupakan bagian dari konsep diri yang berisi
penilaian seseorang tentang seberapa bernilai dirinya.
b. Perkembangan Hubungan Sosial
Pada masa kanak-kanak awal, hubungan sosial dengan teman sebayanya
menjadi meningkat, terutama dalam konteks bermain. Dalam
pengamatannya terhadap perilaku anak usia 2-5 tahun, Parten (2014 : 4.43)
mengidentifikasi enam kategori perilaku anak di masa kanak-kanak dalam
bermain sosial dan non sosial. Berikut penjelasannya:
 Unoccupied Behavior
Anak tidak tampak sedang bermain, hanya mengamati hal-hal yang
menarik minatnya.
 Onlooker Behavior
Anak menghabiskan waktunya dengan mengamati anak lain bermain.
Anak berbicara, bertanya, atau membuat usulan tetapi tidak ikut bermain.
Anak secara jelas mengamati kelompok anak lain dan bukannya
melakukan sesuatu yang menarik minatnya.
 Solitary Independent Play
Anak bermain sendiri dengan mainan yang berbeda dari mainan yang
dimainkan oleh anak-anak yang ada di dekatnya dan tidak melakukan
usaha apapun untuk mendekati anak lain yang sedang bermain di
dekatnya.
 Parallel Play
Anak bermain di antara anak-anak lain dengan mainan yang sama seperti
yang dimainkan oleh anak lain, tetapi mereka bermain sendiri-sendiri dan
tidak harus dalam cara yang sama. Setiap anak tidak berupaya untuk
mempengaruhi kegiatan bermain anak lain.
 Associative Play
Anak bermain dengan anak lain, saling berbicara tentang apa yang
dimainkan, saling meminjam mainan, mengikuti satu sama lain, dan
berusaha untuk mengontrol siapa yang boleh bermain di dalam kelompok.

7
 Cooperative Play
Anak dalam bermain dalam kelompok yang terorganisasi untuk sejumlah
tujuan, untuk membuat sesuatu, memainkan permainan yang lebih formal,
atau melakoni suatu situasi.
c. Perkembangan Kemampuan Mengarahkan Diri (Self-Regulation)
Self-Regulation merupakan kemampuan anak untuk mengarahkan
perilakunya sendiri tanpa diingatkan oleh orang tua atau orang lain. Dalam
hal ini, anak mampu mengarahkan tindakannya untuk mematuhi aturan
sosial. Sebagai contoh, anak dapat mengikuti kegiatan di dalam kelas
tanpa harus diingatkan oleh guru. Beberapa anak mencapai kemampuan
mengarahkan diri pada usia 4-5 tahun. Namun, ada pula anak yang tetap
bergantung pada orang dewasa untuk mengontrol perilakunya agar sejalan
dengan aturan yang diberikan.
d. Perkembangan Perilaku Sosial
Terdapat sejumlah bentuk perilaku sosial diantaranya adalah
1) Perkembangan Perilaku Prososial
Perilaku prososial merupakan perilaku yang disengaja dengan maksud
memberi keuntungan kepada orang lain. Tingkah laku prososial
mencakup perilaku-perilaku, seperti berbagi dan bekerja sama dengan
orang lain, menolong dan peduli terhadap orang lain, serta bersimpati
dan memberi rasa nyaman pada orang yang tertekan.
2) Perkembangan Empati
Empati merupakan kemampuan untuk menempatkan diri dalam posisi
orang lain dan merasakan apa yang orang lain rasakan dalam situasi
tertentu.
D. Teori Sosial Emosional Menurut Para Tokoh
Teori Perkembangan Sosial Erik Erikson

Erik Erikson lahir Frankfurt, Jerman pada tahun 1902. Ia adalah


seorang penganut aliran Psikoanalisis dari Sigmund Freud yang kemudian
menjadi neofreudian (psikoanalisa yang didasarkan pada hubungan sosial).
Teorinya ini disebut dengan Teori Psikosoaial. Ia berpendapat bahwa
setiap individu berjuang melakukan pencarian identitas diridalam tiap

8
tahap kehidupannya. Hal ini dikarenakan identitas merupakan pengertian
dan penerimaan, baik untuk diri sendiri maupun masyarakat (Miller,
1983). Menurut Erikson, masyarakat memiliki peranan yang sangat
penting dalam perkembangan psikososial seorang individu. Peranan ini
dimulai dari pola asuh orangtua hingga aturan atau budaya masyarakat
(Miller, 1983). Berikut ini merupakan tahapan perkembangan psikososial
seorang individu (Desiningrum, 2012: 34-35).

1. Kepercayaan vs Ketidakpecyaan (usia 0-1 tahun).


Pada tahap ini harus belajar menumbuhkan kepercayaan pada
oranglain, contohnya anak kepada ibunya. Jika anak tidak berhasil
dalam tahap ini, maka ia akan jadi anak yang mudah takut dan rewel.
2. Otonomi vs Malu dan Ragu-Ragu (usia 1-3 tahun).
Pada tahap ini anak mulai belajar kemandirian (otonomi), seperti
makan atau minum sendiri. Jika anak tidak berhasil pada tahap ini
karena selalu ditegur dengan kasar ketika proses belajar, maka anak
akan menjadi pribadi yang pemalu dan selalu ragu-ragu dalam
melakukan sesuatu.
3. Inisiatif vs Rasa Bersalah (usia 3-6 tahun).
Pada tahap ini anak mulai memiliki gagasan (inisiatif) berupa ide-ide
sederhana. Jika anak mengalami kegagalan pada tahap ini, maka ia
akan terus merasa bersalah dan tidakmampu menampilkan dirinya
sendiri.
4. Kerja Keras vs Rasa Inferior (usia 6-12 tahun).
Pada tahap ini anak mulai mampu berkerja keras untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya dengan baik. Jika pada tahap ini anak tidak berhasil,
maka kedepannya anak akan menjadi pribadi yang rendah diri
(minder) dan tidak mampu menjadi pemimpin.
5. Identitas vs Kebingungan Identitas (usia 12-19 tahun).
Pada tahap ini individu melakukan pencarian atas jati dirinya
(identitasnya). Jika ia gagal pada tahp ini, mak ia akan merasa tidak
utuh.
6. Keintiman vs Isolasi (usia 20-25 tahun).

9
Pada tahap ini individu mulai keintiman psikologis dengan oranglain.
Jika ia gagal pada tahap ini, maka ia akan merasa kosong dan
terisolasi.
7. Generativitas vs Stagnasi (usia 26-64 tahun).
Pada tahap ini individu memiliki keinginan untuk menciptakan dan
mendidik generasi selanjutnnya. Jika ia tidakberhasil dalam tahap ini,
maka ia akan merasa bosan dan tidak berkembang.
8. Integritas vs Keputusan (usia 65 tahun ke atas).
Pada tahap ini individu akan menelaah kembali apa saja yg sudah ia
lakukan dan ia capai dalam hidupnya. Jika ia berhasil pada tahp ini,
maka ia akan mencapai integritas (penerimaan akan kekurarangan diri,
sejarah kehidupan, dan memiliki kebijakan), sebaliknya jika ia gagal,
maka ia akan merasa menyesal atas apa yg telah terjadi dalam
hidupnya.

Teori Perkembangan Emosional Maslow

Abraham Maslow lahir di Brooklyn pada tahun 1908 dan meninggal di


Rusia pada tahun 1970. Awalnya Maslow mempelajari teori behaviorisme
dan melakukan banyak percobaan dalam bidang tersebut. Namun, setelah
Pearl Harbour diserang oleh Jepang, ia beralih ke bidang psikologi (Hall,
1985 dalam Hildayani, dkk, 2009: 2. 16). Ia merasa bahwa psikologi hanya
memandang manusia dari segi negatifnya, sehingga ia melihat psikologi
dari sisi yang lain, yaitu lebih ke sisi positifnya. Maslow berpendapat
bahwa manusia tidak hanya harus melawan kesedihan, ketakutan, dan hal
negatif lainnya, tetapi manusia juga harus mencari kebahagian dan
kesejahteraan. Maslow menyatakan bahwa pada dasarnya manusia itu
baik, tidak jahat (We are basically good, no evil). Menurut Maslow ada 4
hal yang harus ditekankan mengenai hal ini.

1. Manusia memiliki struktur psikologis yang beranalagi sperti


struktur fisik, yaitu kebutuhan (needs), kapasitas (capacities), dan
kecenderungan (tendencies) yang didasari oleh keadaan genetis.

10
2. Perkembangan yang sehat diharapkan selalu melibatkan aktualisasi
dari karakteristik.
3. Keadaan patologis setiap manusia berasal dari penyangkalan
(denial), frustasi (frustration), atau memutar (twisting) keadaan
manusia.
4. Manusia memiliki keinginan dan kemampuan aktif untuk mencapai
kesehatan mental dalam perkembangan aktualisasi diri.

Menurut Maslow seorang individu dapat berhubungan dengan dunia


melalui dua cara, yaitu D-realm atau deficiency (kekurangan) dimana
manusia bertahan hidup dengan cara berusaha memenuhi seluruh
kebutuhan dasarnya. Setelah kebutuhan dasarnya terpenuhi, maka manusia
akan beranjak ke tahap B-realm atau being (menjadi), dimana manusia
memiliki motivasi untuk mencari aktuailisasi dirinya dan pengayaan dari
keberadaannya. Maslow mencetuskan sebuah teori yang berkaitan dengan
motivasi manusia dalam memenuhi kebutuhannya.

Teori ini disebut sebagai Hierarki Kebutuhan Maslow, yang meliputi:

1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan fisik yang paling dasar


seperti rasa lapar, haus, dan lelah.
2. Kebutuhan akan rasa aman, yaitu kebutuhan akan rasa
keselamatan, kestabilan, proteksi, struktur, keteraturan, hukum,
batasan, dan bebas dari rasa takut.
3. Kebutuhan memiliki dan cinta, yaitu kebutuhan memiliki
hubungan yang harmonis dengan oranglain, seperti keluarga,
pasangan, anak, dan teman.
4. Kebutuhan rasa percaya diri, yaitu kebutuhan akan perasaan kuat,
menguasai sesuatu, kompetensi, dan kemandirian. Juga kebutuhan
akan perasaan dihormati oleh oranglain, status, ketenaran,
dominansi menjadi orang penting, serta harga diri dan
penghargaan.
5. Kebutuhan aktualisasi diri dan metaneeds, yaitu kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri dengan mengembangkan diri dan

11
melakukan sesuatu yang dikuasai. Contohnya adalah seorang
musisi yang menciptakan lagu dan seorang pengusaha yang sukses.
Kebutuhan aktualisasi diri ini memayungi metaneeds, dimana
sebagian metaneeds ini merupakan merupakan kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi. Sebagai contoh kebutuhan akan keadilan,
keteraturan, kebebasan melakukan sesuatu dan berpendapat, serta
mencari informasi dan membela diri sendiri. Sedangkan sebagian
lainnya adalah kebutuhan yang lebih mengacu pada keindaan,
seperti kecantikan dan kesederhanaan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sosial emosional adalah proses belajar menyesuaikan diri untuk
memahami keadaan serta perasaan ketika berinteraksi dengan orang-orang
di lingkungannya baik orang tua, saudara, teman sebaya dalam kehidupan
sehari-hari. Perkembangan sosial emosional erat kaitannya dengan
interaksi, baik dengan sesama atau benda-benda lainnya. Jika interaksinya
tidak baik, maka pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi tidak
optimal.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk
dapat mengenal emosi dan dapat mengontrol emosi dengan baik sehingga
tidak membuat orang lain teganggu.

13
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Hp/Downloads/1.%20PERKEMBANGAN%20ASPEK
%20SOSIAL_Ina_edited.pdf

http://digilib.uinsby.ac.id/10831/5/bab%202.pdf

http://repository.ump.ac.id/2670/3/mudjiwati%20bab%20ii.pdf

http://sekolahpsikologi.blogspot.com/2018/01/pengertian-emosi-menurut-para-
ahli_10.html

http://susisusanti15111.blogspot.com/2012/12/pengertian-perkembangan-
sosial.html

https://gustianhd.wordpress.com/2014/10/31/pengertian-sosial-dan-kesamaan-
derajat-secara-umum-para-ahli/

https://lp2mkita.wordpress.com/2010/05/04/pengertian-emosi-dan-emosional/

https://sites.google.com/a/mhs.uinjkt.ac.id/rezafathurahman/emosi#:~:text=Menur
ut%20Daniel%20Goleman%20(2002%20%3A%20411,luar%20dan%20dalam
%20diri%20individu.

https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.ut.ac.id/4691/1/PAUD4103-
M1.pdf&ved=2ahUKEwjL0qPCjc_sAhWd6XMBHSnOBcQQFjAGegQIDBAB&
usg=AOvVaw1bPPNOf8LImqE_ra9oL9Ey

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-emosi/

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/05/pengertian-emosi-fungsi-aspek-
sumber-macam.html

14

Anda mungkin juga menyukai