Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIK


PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA SD

DOSEN PENGAMPU :
Drs. Muhammadi, M.Si

DISUSUN OLEH :
Kelompok 6 :
Atikah Putri (23129130)
Efrilia Putri Handayani (23129104)
Milza Mulyani Putri(23129341)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul makalah pengembangan belajar
peserta didik: perkembangan social anak usia SD. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pada bidang studi Pbpd. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang perkembangan social anak SD bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Drs. Muhammadi, M.Si selaku dosen bidang studi Pbpd
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasansesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 17 Oktober 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................... 3
A. Pengertian perkembangan social anak SD .............................................. 3
B. Perkembangan social pada anak SD ....................................................... 4
C. Macam-macam perilaku social pada anak............................................... 5
D. Faktor-faktor mempengaruhi perkembangan social pada anak SD .......... 8
E. Dampak kekerasaan social pada anak SD ............................................. 12
F. Peran guru terhadap perkembangan anak .............................................. 13

BAB 3 PENUTUP ................................................................................................ 16


A. Kesimpulan .......................................................................................... 16
B. Saran.................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17

ii
BAB I
PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan sosial pada anak-anak Sekolah Dasar mengalami perluasan hubungan,


selain dengan keluarga, mereka juga memulai suatu hubungan atau ikatan baru dengan teman
sebayanya sehingga ruang gerak sosialnya semakin luas.Kemampuan bersosialisasi pada anak
harus terus diasah karena kemampuan bersosialisasi pada anak akan membuat anak memiliki
banyak relasi sehingga anakdapat meniti kesuksesannya. Banyaknya teman membuat anak
tidak mudah stress karena anak dapat lebih leluasa untuk bercerita. Bersosialisasi pada
dasarnya merupakan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan kehidupan sosial.

Kemampuan berhubungan sosial, bekerja dalam kelompok teman sebaya dan belajar
menjadi pribadi yang mandiri merupakan salah satu tugas perkembanganyang harus dicapai
oleh anak siswa sekolah dasar (Hurlock, 1997:10).

Sehubungan dengan perkembangan sosial yang sangat penting bagi perkembangan anak
Sekolah Dasar, maka didalam makalah ini akan membahas tentang perkembangan sosial anak
Sekolah Dasar.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Perkembangan Sosial Anak sekolah Dasar?
2. Apa saja Perkembangan sosial pada anak sekolah dasar ?
3. Apa saja Macam Macam perilaku sosial pada anak ?
4. Apa saja Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial pada anak sekolah
dasar?
5. Apa saja Dampak kekerasan sosial pada anak sekolah dasar ?
6. Apa saja Peran guru terhadap perkembangan anak?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui Pengertian Perkembangan Sosial Anak sekolah Dasar
2. Mengetahui Apa saja Perkembangan sosial pada anak sekolah dasar

1
3. Mengetahui Apa saja Macam Macam perilaku sosial pada anak
4. Mengetahui Apa saja Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial pada anak
sekolah dasar
5. Mengetahui Apa saja Dampak kekerasan sosial pada anak sekolah dasar
6. Mengetahui Apa saja Peran guru terhadap perkembangan anak

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN SOSIAL PADA ANAK SD


Samsu Yusuf (Budiamin dkk, 2000:132) menyatakan bahwaPerkembangan sosial
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.Perkembangan sosial dapat
pula diartikan sebagai proses belajar untukmenyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok, moral dan tradisi; meleburkandiri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan kerja sama.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan,
disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota
keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti
marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasihsayang.
Sueann Robinson Ambron (Budiamin dkk, 2000:132) menyatakan bahwa
sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing anak ke arah perkembangan
kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab
dan efektif.
Perkembangan sosial yang baik dimulai dari proses sosialisasi anak dengan
lingkungan yang akan memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi anak di masa
depan. Kemampuan anak dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain sehingga
dapat menjadi bagian dari masyarakat disebut dengan keterampilan sense of community.
Berdasarkan penelitian dari Rahmadhaan dan Suryanto (2019), Sarason mengemukakan
bahwa sense of community sebagai persepsi mengenai adanya rasa kesamaan dengan orang
lain, rasa saling ketergantungan dengan orang lain, keinginan untuk mempertahankan diri
dengan cara memberikan atau melakukan sesuatu bersama orang lain, dan adanya perasaan
bahwa menjadi bagian dari kelompok masyarakat sehingga tercipta hubungan sosial
emosional yang erat.
Semakin bertambah usia anak maka semakin lengkap perkembangan sosial dimana
semakin membutuhkan orang lain dalam perkembangannya.

3
B. PERKEMBANGAN SOSIAL PADA ANAK SD
Perkembangan dapat diartikan perubahan dalam rentang kehidupan mulai dari
masa konsepsi,masa bayi,masa kanak kanak , masa remaja sampai masa
dewasa.perkembangan juga dapat diartikan sebagai perubahan dalam diri individu baik
fisik ( jasmani) maupun psikis (rohani) menuju tingkat dewasa atau kematangan yang
berlangsung secara kesinambungan.

Menurut Robinson A(1981) mengartikan sosialisasi merupakan proses


membimbing anak kea rah perkembangan kepribadian sosial sehingga mampu menjadi
anggota masyarakat.dimana perkembangan sosial pada anak sangat dipengaruhi oleh
lingkungan sosial tempat anak berada.baik di lingkungan keluarga,teman,guru dan
masyarakat.
Perkembangan sosial merupakan perkembangan tingkah laku pada anak dimana
anak diminta menyusuaikan diri dengan aturan yang berlaku dalam lingkungan
masyarakat,dimana perkembangan sosial merupakan proses belajar anak dalam
menyesuaikan diri,norma dan tradisi di linkungan masyarakat.
Masih banyak anak yang menunjukkan sifat egosentris yang tinggi katrena anak
belum dapat memahami perbedaan pikiran orang lain, pada tahapan ini anak hanya
mementingkan dirinya sendiri dan belum dapat bersosialisasi secara baik dengan orang lain
dan anak juga belum mengerti dan memahami bahwa setiap orang memiliki cara pandang
sendiri dimana anak masih melakukan segala sesuatu sesuai kehendaknya.

Agar peserta didik dapat berkembang dan menyesuaikan pada perkembangan sosial
di lingkungan, anak dituntut dapat memainkan perannnya dengan membentuk pola pola
kebiasaan mengikuti peraturan dan ketentuan yang ada. Untuk dapat bergaul dengan
masyarakat, peserta didik juga harus menyukai orang atau terlibat dalam aktivitas sosial
tertentu. Jika anak dapat melakukannya dengan baik, maka ia dapat melakukan
penyesuaian sosial yang baik dan diterima sebagai anggota kelompok. Peserta didik dapat
melakukan sosialisasi dengan baik apabila sikap dan perilakunya mencerminkan proses
tersebut sehingga dapat diterima sesuai dengan standar kelompok di tempat peserta didik
menggabungkan diri.

4
Apabila perilaku peserta didik tidak mencerminkan ketiga proses sosialisasi
tersebut, maka ia dapat berkembang menjadi orang yang non sosial (tidak sesuaiaturan
kelompok), asosial (tidak mengetahui tuntutan kelompok terhadap perilakunya), bahkan
sampai antisosial (bersikap permusuhan dan melawan standardalam kelompok).
perkembangan sosial anak akan berpengaruh terhadap bagaimana anak berinteraksi dengan
lingkungan anak dan apa yang bisa dia peroleh dari interaksi tersebut. Jika anak
berinteraksi dengan lingkungan yang negatif maka anak perilaku anak akan bisa menjadi
hal negatif pula terutama pada anak usia Sekolah Dasar yang perkembangan sosialnya
berkembang dengan pesat. Sehingga perlu adanya perhatian dan pengawasan yang
dilakukan orang tua dan guru agar anak tidak terpengaruh pada kehidupan sosial yang
negatif.

Kemampuan anak dalam bersosialisasi dapat dipengaruhi oleh beberapa


kesempatan, waktu dan motivasi untuk bersosialisasi, kemampuan berkomunikasi dengan
orang lain menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, serta metode belajar efektif serta
bimbingan bersosialisasi. Perkembangan sosial juga dapat diartikan sebagai pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial kegiatan pembelajaran untuk mengikuti dan
menyesuai diri dengan norma-norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat.
Perkembangan sosial pada anak-anak SD ditunjukkan adanya perubahan dalam bentuk
tingkah laku dan perluasan hubungan dengan teman sebaya, selain dengan keluarga anak
juga mulai menjalin hubungan dengan teman sebaya (peer group) atau teman sekelas,
sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah bertambah luas. Pada masa ini, anak mulai
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, (egosentris) pada sikap yang
kooperatif (bekerjasama) atau mementingkan kepentingan orang lain.

C. MACAM MACAM PERILAKU SOSIAL PADA ANAK


a. Pembangkangan (negativism)
Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap
penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan
kehendak anak.

5
b. Agresi (aggression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal).
Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi (rasa kecewa karena tidak
terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan
menyerang seperti ; mencubit, menggigit, menendang dan lain sebagainya.
c. Berselisih/bertengkar (quarreling)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau
perilaku anak lain, sepert diganggu pada saat mengerjakan sesuatu atau direbut mainannya.
d. Menggoda (teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan
serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan)
yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
e. Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain.
Sikap persaingan mulai terlihat pada usia 4 tahun, yaitu persaingan untuk prestice (merasa
ingin menjadi lebih dari orang lain) dan pada usia 6 tahun, semangat bersaing ini
berkembang dengan baik.
f. Kerja sama (cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Anak yang berusia dua atau tiga
tahun belum mengembangkan sikap bekerja samanya, mereka masih kuat sikap “self-
centered”-nya. Mulai usia tiga tahun akhir atau empat tahun, anak sudah mulai
menampakan sikap kerja samanya. Pada usia enam atau tujuh tahun sikap ini berkembang
dengan baik.
g. Tingkah laku berkuasa (ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap
“business”. Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan
sebagainya.
h. Mementingkan diri sendiri (selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya. Anak ingin
selalu dipenuhi keinginannya dan apabila ditolak, maka dia protes dengan menangis,
menjerit atau marah-marah.

6
i. Simpati (Sympathy)
Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap
orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.

Pola perilaku yang termasuk dalam perilaku sosial adalah:

1. Kerja sama, sekelompok anak belajar bermain atau bekerja bersama dengananak lain.
2. Persaingan, persaingan merupakan dorongan bagi anak-anak untuk berusahasebaik-
baiknya. Hal itu akan menambah sosialisasi mereka.
3. Kemurahan hati. Kemurahan hati terlihat pada kesediaan untuk berbagi sesuatu dengan
anak lain.
4. Hasrat akan penerimaan sosial. Jika hasrat pada diri anak untuk diterima kuat,hal itu
mendorong anak untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial.
5. Simpati. Anak kecil tidak mampu berperilaku simpati sampai mereka pernah mengalami
situasi yang mirip dengan duka cita.
6. Empati. Empati adalah kemampuan meletakan diri sendiri dalam posisi orang lain dan
menghayati pengalaman orang tersebut.
7. Ketergantungan. Bergantung/ membutuhkan terhadap orang lain dalam hal bantuan,
perhatian, dan kasih sayang mendorong anak untuk berperilaku dalam carayang diterima
secara sosial.
8. Sikap ramah. Anak kecil memperlihatkan sikap ramah melalui kesediannya melakukan
sesuatu untuk orang lain atau anak lain dan dengan mengekspresikan kasih sayang kepada
mereka.
9. Sikap tidak mementingkan diri sendiri. Anak perlu mendapat kesempatan dan dorongan
untuk membagi apa yang mereka miliki. Belajar memikirkan orang lain dan berbuat untuk
orang lain.
10. Meniru. Dengan meniru orang yang diterima baik oleh kelompok sosial,anak anak
memperoleh kesempatan untuk mengembangkan sifat dan meningkatkan penerimaan
kelompok terhadap diri mereka.

7
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK
Menurut Sunarto dan Hartono (2006:130-132) mengatakan bahwa perkembangan sosial
manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap
beberapa aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata
cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di
dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada
dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan budaya anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak
ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri
terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.
2. Kematangan
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk manpu
mempertimbangkan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain,
memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan
berbahasa ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan
baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan
fungsinya dengan baik.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial
keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai
anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam
keluarga anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak,
masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam
keluarganya.
4. Dari pihak anak itu sendiri
perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan
oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa
“menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya.
5. Status Sosial Ekonomi

8
status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam
pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi
“terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan
normanya sendiri.
6. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan
sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan
sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang.
Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh
kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar
secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan
(sekolah).
Peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi
dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa (nasional) dan norma kehidupan antarbangsa.
Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
7. Kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan
belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi
akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi,
kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat
menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak. Sikap saling pengertian dan
kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan
hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.
Pada kasus tertentu seorang jenius atau superior sukar untuk bergaul dengan
kelompok sebaya, karena pemahaman mereka telah setingkat dengan kelompok umur yang
lebih tinggi. Sebaliknya kelompok umur yang lebih tinggi (dewasa) tepat “menganggap”
dan “memperlakukan” mereka sebagai anak-anak.

Menurut Hurlock (1998), faktor yang mempengaruhi perkembangan sosialanak yaitu:


1. Keluarga.

9
a. Hubungan antar orang tua, antar saudara antar anak dengan orang tua.Hubungan
anak dengan orangtua ataupun saudara akan terjalin rasa kasihsayang, dimana anak
akan lebih terbuka dalam melakukan interaksi karenaterjalinnya hubungan yang
baik yang ditunjang oleh komunikasi yang tepat.Peran orang tua akan membimbing
sang anak untuk mengenal lingkungansekitar tempat tinggalnya.
b. Urutan anak dalam keluarga (sulung/tengah/bungsu), urutan posisi anak dalam
keluarga berpengaruh pada anak misalnya sang anak merupakan anak terakhir
maka dipastikan sang anak selalu bergantung pada orangtua dan saudaranya. Jika
hal ini terjadi akan berpengaruh pada tingkat kemandiriananak tersebut.
c. Jumlah keluarga, pada dasarnya jumlah anggota yang besar berbeda dengan jumlah
anggota yang sedikit, maka perhatian, waktu dan kasih sayang lebih banyak
tercurahkan, dimana segala bentuk aktifitas dapat ditemani ataupun dibantu. Hal ini
berbeda dengan anak dengan keluarga yang besar
d. Perlakuan keluarga terhadap anak, adanya perlakuan keluarga terhadap anak
prasekolah secara langsung mempengaruhi pribadi dan gerakan sang anak,dimana
dalam keluarga tertanam rasa saling perhatian, tidak kasar dan selalu merespon
setiap kegiatan anak, maka dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak yang
lebih baik dan terarah.
e. Harapan orang tua terhadap anak, setiap orangtua memiliki harapan mempunyai
anak yang baik, cerdas dan terarah dalam masa depannya.Harapan orangtua adalah
mempunyai anak yang memiliki perkembangan sesuai dengan pertumbuhannya.
Artinya, bahwa perkembangan anak yang sekolah bertujuan mempunyai arahsesuai
perkembangannya.
2. Faktor diluar keluarga
a. Interaksi dengan teman sebaya, setiap anak jika mempunyai perkembanganyang
baik, maka secara alami dapat berinteraksi dengan temannya tanpa harus disuruh
atau ditemani keluarga karena anak memiliki arahan yang jelas.
b. Hubungan dengan orang dewasa diluar rumah, jika seorang anak selalu bergaul
dengan siapa saja maka sang anak dapat menyesuaikan lingkunganorang dewasa
dimana anak tanpa malu-malu berinteraksi dengan orang yanglebih dewasa
darinya.

10
c. Kemampuan untuk dapat diterima dikelompok, anakanak yang populer dan melihat
kemungkinan memperoleh penerimaan kelompok lebih dipengaruhi kelompok,
kurang dipengaruhi keluarga dibandingkan hubungan anak-anak yang
pergaulannya dengan kelompok tidak begitu akrab.
Anak-anak yanghanya melihat adanya kesempatan kecil untuk dapat diterima
kelompok mempunyai motivasi kecil pula untuk menyesuaikan diri dengan standar
kelompok.
d. Keamanan karena status dalam kelompok, anak-anak yang merasa aman dalam
kelompok akan lebih bebas dalam mengekspresikan ketidakcocokan mereka
dengan pendapat anggota lainnya. Sebaliknya, mereka yang merasa tidak aman
akan menyesuikan diri sebaik mungkin dan mengikuti anggotal ainnya.
e. Tipe kelompok, pengaruh kelompok berasal dari jarak sosial yaitu derajat
hubungan kasih sayang diantara para anggota kelompok. Pada kelompok primer
(antara lain keluarga atau kelompok teman sebaya) ikatan hubungan dalam
kelompok lebih kuat dibandingkan dengan pada kelompok sekunder(antara lain
kelompok bermain yang diorganisasikan atau perkumpulansosial) atau pada
kelompok tertier (antara lain orang-orang yang berhubungan dengan anak misalnya
di dalam bus).
3. Perbedaan keanggotaan dalam dalam sebuah kelompok, pengaruh terbesar biasanya
timbul dari pemimpin kelompok dan pengaruh yang terkecil berasal dari anggota yang
paling tidak populer.
4. Kepribadiaan, anak-anak yang merasa tak mampu atau rendah diri lebih banyak
dipengaruhi oleh kelompok di bandingkan dengan mereka yang memiliki kepercayaan
pada diri sendiri yang besar dan yang lebih menerima diri sendiri.
5. Motif menggabungkan diri,dimana semakin kuat motif anak-anak untuk
menggabungkan diri (affilation motive) yaitu, keinginan untuk diterima,semakin rentan
mereka terhadap pengaruh anggota lainnya, terutama pengaruhdari mereka yang
mempunyai status tinggi dalam kelompok

11
E. DAMPAK KEKERASAN SOSIAL PADA ANAK SD
Dampak yang yang akan terjadi atau muncul pada anak setelah mengalamikekerasan
adalah trauma dalam melaksanakan kehidupan selanjutnya. Trauma dapat diartikan sebagai
perilaku yang tidak normal akibat tekanan jiwa ataucedera jasmani karena mengalami kejaian
yang sangat membekas pada yang tidak bisa dilupakan.

Biasanya trauma terjadi pada anak yang telah menyaksikan, mengalami dan merasakan
secara langsung peristiwa yangmengerikan atau mengancam jiwa. Pada dasarnya, setiap anak
usia sekolah dasarmemiliki perekaman yang sangat kuat dalam menerima semua tindakan
yangdierikan oleh orang sekitar. Trauma pada anak berasal dari ketakutan yang berlebihan
pada keaadaan tertentu.
Anak yang sejak usia dini sudah sering mengalami trauma baik fisik maupun psikis
akan terbentukkepribadian sebagai berikut:
1. Anak menjadi Agresif.Kekerasan dapat membentuk kepribadian anak yang agresif.
Perilaku agresifini seperti suka berkelahi, memukul, berteriak, temperamental, tidak mau
mengikut perintah atau tidak patuh. Sifat agresif ini mengganggu segi sosialnya. Anak
tidakmampu berteman dengan teman yang lain dan bisa jadi anak tidak akan diterima di
pergaulannya.
2. Anak bersifat depresif.Murung atau depresi.Berawal dari masalah yang sulit untuk
dihilangkan. Anak menjadi pendiam,menjadi ketakutan saat berada pada obyek yang tidak
jelas dan mengalamikecemasan. Dengan kondisi ini, anak akan kesulitan dalam
memecahkan masalahdan berinisiatif. Anak menjadi murung karena takut akan
mengulangi kesalahan(berpikir negatif). Kekerasan itu akan menyebakan depresi yang
menguah kehidupan anak secara drastis. Biasanya anak akan mengalami gangguan tidur
danmakan yang akan mempengaruhi berat badan.
3. Anak akan mudah menangis .Sikap ini terjadi karena anak merasa tidak aman dengan
lingkungannya. Anak menganggap bahwa tidak ada orang dapat melindunginya
(kehilangan figur pelindung). Dengan pemikiran seperti itu anak menjadi sulit dalam
mempercayai orang lain.
4. Melakukan tindak kekerasan kepada orang lain.Hal ini terjadi karena anak mengambil
contoh perlakuan orang dewasakepadanya dulu. Ia akan belajar dari pengalamannya
kemudian akan bereaksi atau menerapkan perilaku sesuai yang dipelajari.

12
5. Kognitif anak menurun.Menurunya daya kognitif anak terjadi karena adanya tekanan dari
kekerasan psikologi. Contohnya: jika kekerasan fisik terjadi dan mengenai bagian kepala,
halini dapat mengganggu fungsi otaknya dan lebih lanjut mempengaruhi proses danhasil
belajarnya
6. Anak bersikap permisif.Anak akan merasa bahwa dirinya tidak berguna karena adanya
perasaan tidak beranfaat, akhirnya mempengaruhi sifat anak yaitu menjadi pendiam,
mengisolasidiri dan tidak mampu bergaul, sebagai perilaku yang sangat nyaman bagi
dirinya.Anak kurang bisa mengembangkan hubungan dengan anak sebayanya. Saat di
usiadewasa, anak akan bermasalah dengan relasi. Anak kesulitan dalam menjalin
danmempertahankan hubungan yang baik.
7. Anak bersifat DestruktifSeperti ada keinginan menyakiti diri sendiri, karena sifatnya yang
tidak mampumembela diri atau mencari pertolongan. Perasaannya selalu putus asa dan
perasaankesal yang memuncak mendorong menyakiti diri sendiri
8. Rasa percaya diri menurun ,Anak yang mengalami kekerasan dalam hidupnya, akan
cenderung pemalu.Karena ia berfikir kalau keluarganya tidak harmonis. Ia selalu
membedakan dengan keluarga teman yang lain. Yang orang tua temannya memiliki sikap
baik hati, tidak sebanding dengan dirinya yang selalu di pukul saat melakukan sedikit
kesalahan. Dari hal itu kepercayaan dirinya mulai menghilang.Jadi, Pengalaman kekerasan
yang diterima oleh seorang anak dalam hidupnyaakan menimbulkan rasa trauma dalan
kurun wakttu yang cukup panjang. Kadangtetap melekat dan juga sudah diperbaiki.

F. PERAN GURU TERHADAP PER KEMBANGAN ANAK


Perkembangan sosial anak bermula dari sejak bayi, sejalan dengan pertumbuhan badannya,
yang kemudian tumbuh menjadi anak - anak dan perkembangan selanjutnya menjadi orang
dewasa, yang nantinya akan mengenallingkungannya yang lebih luas, mengenal banyak
manusia, perkenalan orang lainyang dimulai dari mengenal ibunya, kemudian mengenal ayah
dan keluargannya.
Peran guru menjadi hal yang sangat diharapkan bagi banyak orang untukmembuat anak
menjadi baik terlebih nantinya untuk perkembangan dankemampuannya dalam bersosial pada
masa anak.Masa anak - anak merupakan masa awal dalam pemberian pengalaman bersosial
dalam kehidupannya, selain itu juga pada masa ini nantinya anak - anak memulai menerapkan

13
apa yang telahdiajarkan dan menjadi pengalaman untuk di aplikasikan di kehidupannya
setiaphari. Perkembangan sosial pada masa anak ini adalah sebagai proses berkembangnya
kemampuan anak untuk menyesuaikan diri terhadap dunia sosialyang lebih luas.
Dalam proses perkembangan masa anak ini diharapkan nantinyaanak dapat memahami dan
mengerti adanya penggambaran mengenai orang laindari ciri - cirinya, mengenali apa yang
dipikirkan, dirasakan, dan diinginkan sertadapat menempatkan diri tanpa menghilangkan
dirinya sendiri pada sudut pandangorang lain. Masa anak usia dini merupakan suatu langkah
awal seorang anaktumbuh menjadi manusia sosial, meski di tahap sebelumnya telah di latih
dalam perkembangan sosial bagi anak, namun masa ini ada perbedaan yang terlihatdimana
anak mulai belajar mandiri dalam sosialnya, mulai keluar atau bertambah dari lingkungan
keluarga ditambah lingkungan sekolah atau taman bermain kanak- kanak.
Perkembangan sosial anak memiliki siklus yang berbeda anatara satudengan yang lainnya,
jika dari orang tua dan juga guru taman kanak - kanak kurangmemahami keadaan tumbuh
kembang anak, nantinya kemampuan sosial anak akanmengalami siklus yang lebih panjang
atau adanya keterlambatan pada masa perkembangannya, terlebih perkembangan sosial anak
nantinya menjadi salah satu bekal untuk perkembangan sosial anak.
Peran penting yang perlu dimainkan guru dalam kaitannya dengan layanan bimbingan
sosial ialah mengembangkan atmosfir kelas yang kondusif. Atmosfir kelas yang kondusif bagi
perkembangan sosial ialah yang dapat menumbuhkan:
1. Rasa turut memiliki kelompok, ditandai dengan identifikasi diri, loyalitas, dan
berorientasi pada pemenuhan kewajiban kelompok.
2. Partisipasi kelompok, ditandai dengan kerjasama, bersikap membantu, danmengikuti
aturan main.
3. Penerimaan terhadap keragaman individual dan kelompok, serta menghargaikelebihan
orang lain.

Atmosfir kelas yang kondusif dapat ditumbuhkan melalui pembelajarankooperatif.


Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang bergantung kepadakelompok kerja kecil
yang mengkombinasikan:

a. Tujuan kelompok atau dukungan


b. Tanggung jawab individual

14
c. Kesamaan kesempatan untuk sukses

Pembelajaran kooperatif akan menimbulkan terjadinya dukungan tim berupa


bantuan teman sebaya di dalam mempelajari tugas-tugas akademik.Bantuan teman sebaya
akan melintasi hal-hal akademis dan akan menumbuhkan ikatan sosial di dalam kelompok.
Sebagai contoh, seorang peserta didik yang pandai akan terdorong untuk membantu peserta
didik yang kurang pandai di dalamkelompoknya untuk menyelesaikan tugas kelompok
secara brsama-sama.Sementara itu, tanggung jawab individual tetap akan tumbuh karena
setiap peserta didik dituntut untuk mempelajari dan menguasai tugas-tugas pembelajaran
secara sungguh-sungguh. Dalam pembelajaran kooperatif ini guru harus meyakinkan pesrta
didik bahwa hasil kerjanya adalah hasil kerja kelompok. Oleh sebab itu setiap peserta didik
harus ambil bagian dalam menyelesaikan tugas-tugaskelompok.
Tingkat tanggung jawab individual tetap akan diukur melalui assessment
tingkat penguasaan bahan ajar.Kesempatan untuk sukses akan diperoleh setiap peserta didik
dalam upaya memberikan kontribusi kepada prestasi kelompok. Upaya semua peserta didik
akan dihargai sesuai dengan tingkat prestasi yang dicapainya dan penilaian diberikan atas
dasar upaya yang dilakuka

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perkembangan sosial diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikandiri terhadap norma-
norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan diri menjadisatu kesatuan dan saling berkomunikasi
dan kerja sama.
Perilaku sosial anak usia sekolah dasar diantaranya yaitu pembangkangan(negativisme), agresi
(agression), berselisih/bertengkar (quarreling), menggoda(teasing), persaingan (Rivaly), kerja sama
(cooperation), tingkah laku berkuasa(ascendant behavior ), mementingkan diri sendiri (selffishness),
dan simpati(Sympathy).
Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak yaitu keluarga,kematangan, status sosial
ekonomi, pendidikan, dan kapasitas mental, emosi, danintelegensi serta lingkungan luar keluarga.

B. SARAN
Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
menerima segala sesuatu yang telah saya tuangkan dalam makalah ini. Untuk para pembaca
diharapkan dapat mencari sumber lain terkait topik yang dijelaskan di dalam makalah ini untuk
mendapatkan hasil yang lebih maksimal lagi, karena saya sebagai manusia tidak luput dari
kesalahan, dan tidak ada manusia yang sempurna kecuali Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai manusia yang diberikan akal dan pikiran, diharapkan kita mampu
menggunakannya dengan sebaik mungkin dan terus mencari apa saja yang ada di muka bumi
ini. Gunakan akal sehat dan pikiran kita untuk hal-hal yang baik, karena itu adalah salah satu
Anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita manusia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Nugraha, A & Racmawati, Y. 2008.Metode pengembangan sosial emosional.Universitas Terbuka.


Jakarta
Nurul, Zuriah. (2007).Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam PrespektifPerubahan. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Rohma, E Yuliani. 2010. Perkembangan Psikologis Anak MI/SD
Kodifikasian Jurnal Penelitian Keagamaan dan Sosial Budaya.1(4): 127 146
Susanto, Ahmad. 2017.Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori) Jakarta:PT Bumi Aksara.
(Hal 28 29)
Mitasari 190210303015
Moch. Amar Wibisono ,Moch. Ilzam,Muhammad Aulia Ramadhana,Nita Laura Pratama , Rama
Adi Ainun Wafi ,2020,Makalah Perkembangan Sosial Pada anak SD,Jember

17

Anda mungkin juga menyukai