DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
Drs. Muhammadi, M.Si
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan kasih dan penyertaanNya
kami dapat menyelesaikan Makalah Laporan “ OBSERVASI KESULITAN BELAJAR
MEMBACA ” dan kami juga berterimasakih kepda bapak Drs. Muhammadi, M.Si dan ibuk
Ranti Meizatri, S.Pd, M.Pd selaku dosen Mata Kuliah Perkembangan belajar Peserta Didik SD
yang telah memberikan tugas kepada kami.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai kesulitan belajar membaca pada anak. Kami juga menyadari
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan – kekurangan untuk itu, saya berharap adanya
kritiK dan saran serta usulan demi perbaikan makalah laporan ini, dan mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
laporan ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu kesulitan membaca pada anak usia SD ?
2. Bagaimana penyebab terjadinya kesulitan belajar membaca pada anak usia SD ?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kesulitan membaca pada anak usia SD ?
4
4. Apa saja upaya penerapan yang dilakukan untuk memotivasi anak yang kesulitan
membaca ?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa itu kesulitan membaca .
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kesulitan membaca pada anak usia SD.
3. Untuk mengetahui solusi atau cara yang digunakan untuk mengatasi kesulitan
membaca pada anak usia SD.
4. Untuk mengetahui bagaimana upaya penerapan yang dilakukan untuk memotivasi
anak yang kesulitan membaca pada anak usia SD.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kesulitan belajar pada dasarnya suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis
manifiestasi tingkah laku (bio-psikososial) baik secara langsung atau tidak, bersifat
permanen dan berpotensi menghambat berbagai tahap belajar siswa.
Dari sejumlah pendapat di atas, kesulitan belajar mempunyai pengertian yang luas dan
terjabarkan dalam istilah-istilah, seperti:
e) Slow Learner (lambat belajar), adalah siswa yang lambat dalam proses
balajarnya, sehingga membutuhkan waktu lebih lama, dibandingkan dengan
anak-anak yang lain memilih taraf potensial intelektual yang sama.
Istilah disleksia berasal dari bahasa Yunani, yakni dys yang berarti sulit dalam
dan lex berasal dari legein, yang artinya berbicara. Jadi secara harfiah, disleksia berarti
kesulitan yang berhubungan dengan kata atau simbol-simbol tulis. Kelainan ini
6
disebabkan oleh ketidakmampuan dalam menghubungkan antara lisan dan tertulis, atau
kesulitan mengenal hubungan antara suara dan kata secara tertulis.
Bryan & Bryan (dalam Abdurrahman, 1999: 204), menyebut disleksia sebagai
suatu sindroma kesulitan dalam mempelajarikomponen-komponen kata dan kalimat,
mengintegrasikan komponen-komponen kata dan kalimat dan dalam belajar segala
sesuatau yang berkenaan dengan waktu, arah dan masa. Sedangkan, menurut Lerner
seperti di kutip oleh Mercer (1979: 200), mendefinisikan kesulitan belajar membaca
sangat bervariasi, tetapi semuanya menunjuk pada adanya gangguan fungsi otak.
Pada kenyataannya, kesulitan membaca dialami oleh 2-8% anak sekolah dasar. Sebuah
kondisi, dimana ketika anak atau siswa tidak lancar atau ragu-ragu dalam membaca;
membaca tanpa irama (monoton), sulit mengeja, kekeliruan mengenal kata;
penghilangan, penyisipan, pembalikan, salah ucap, pengubahan tempat, dan membaca
tersentak-sentak, kesulitan memahami; tema paragraf atau cerita, banyak keliru
menjawab pertanyaan yang terkait dengan bacaan; serta pola membaca yang tidak wajar
pada anak.
Gejala disleksia, anak memiliki kemampuan membaca di bawah kemampuan yang
seharusnya dilihat dari tingkat inteligensia, usia dan pendidikannya. Hal ini
dikarenakan keterbatasan otak mengolah dan memproses informasi tersebut. Disleksia
merupakan kesalahan pada proses kognitif anak ketika menerima informasi saat
membaca buku atau tulisan.
Jika pada anak normal kemampuan membaca sudah muncul sejak usia enam atau tujuh
tahun, tidak demikian halnya dengan anak disleksia. Sampai usia 12 tahun kadang
mereka masih belum lancar membaca. Kesulitan ini dapat terdeteksi ketika anak
memasuki bangku sekolah dasar.
a. Ciri-ciri disleksia:
Sulit mengeja dengan benar. Satu kata bisa berulangkali diucapkan dengan
bermacam ucapan.
Sulit mengeja kata atau suku kata yang bentuknya serupa, misal: b-d, u-n, atau
m-n.
Ketika membaca anak sering sala1h melanjutkan ke paragraph berikutnya atau
tidak berurutan.
Kesulitan mengurutkan huruf-huruf dalam kata.
Kesalahan mengeja yang dilakukan terus-menerus. Misalnya kata pelajaran
diucapkan menjadi perjalanan.
Banyak faktor yang menjadi penyebab disleksia antara lain genetis, problem
pendengaran sejak bayi yang tidak terdeteksi sehingga mengganggu kemampuan
bahasanya, dan faktor kombinasi keduanya. Namun, disleksia bukanlah kelainan yang
tidak dapat disembuhkan. Hal paling penting adalah anak disleksia harus memiliki
metode belajar yang sesuai. Karena pada dasarnya setiap orang memiliki metode yang
berbeda-beda, begitupun anak disleksia.
7
anak yang mengalami disleksia, akan berpengaruh ke seluruh aspek kehidupannya.
Kadang-kadang dalam berbicara pun maksud mereka sulit dipahami.
8
b. Menghilangkan Huruf
Penghilangan huruf sering dilakukan oleh peserta didik berkesulitan membaca
karena adanya kekurangan dalam mengenal huruf, bunyi bahasa dan bentuk
kalimat. Penghilangan huruf biasanya terjadi pada awal kata.
Kesulitan penghilangan ini adalah peserta didik menghilangkan (tidak
dibaca)satu huruf, kata dari teks yang dibaca misalnya :Tujuh dibaca tuju,
Bapak dibaca bapa, Majalah dibaca majala dan lain-lain.Penghilangan huruf, ini
biasanya dilakukan oleh ketidakmampuan peserta didik mengucapkan huruf-
huruf yang membentuk kata. Bahkan ada huruf yang sengaja tidak dibaca
karena sulit membacanya.
c. Membaca Kata Demi Kata
Peserta didik yang mengalami kesulitan jenis ini biasanya berhenti setelah
membaca sebuah kata, tidak segera diikuti dengan kata berikutnya. Membaca
kata demi kata seringkali disebabkan oleh:Gagal memahami makna kata,
atauKurang lancar membaca.Membaca kata demi kata memang merupakan
tahap awal dari kegiatan membaca. Akan tetapi jika peserta didiktidak
mengalami kemajuan dalam hal tersebut, maka dia termasuk kategori peserta
didik yang menghadapi masalah.
2. Faktor Eksternal
Salah satu faktor penyebab kesulitan membaca adalah faktor eksternal, faktor
eksternal yang dapat menjadi penyebab kesulitan membaca adalah keadaan
keluarga dan keadaan sekolah. Slameto (Dalam MulyonoAbdurrahman, 2003:52).
a. Keadaan Keluarga
Sri RahayuHaditono (2006:3) bahwa“Keluarga adalah lembaga pendidikan
pertama dan utama”. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil,
tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara
dan dunia.Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan
seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong
untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan
pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.Oleh karena itu
orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Jalan
kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian
yang serius tentang
cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan
dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak
memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
b. Keadaan Sekolah
“Peranan guru itulah yang memegang peranan yang terpenting, dalam arti
bahwa perhatian guru pribadi terhadap peserta didiknya lebih memajukan
perkembangan anak daripada organisasi sekolah, dimana seorang guru lebih
sering menghadapi anak-anak dari kelas itu”,W.A. Gerungan (dalamM. Asrori,
2007:35). Oleh sebab itu, pendidik harus dituntut untuk menguasai bahan
pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar,
interaksi dengan peserta didiknya, serta perhatian terhadap masalah-masalah
yang dihadapi peserta didiknya.Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal
9
pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar peserta
didik, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar
lebih giat lagi. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan
guru dengan peserta didik, alat- alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara
guru dan peserta didik kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
10
Beberapa orang tua menyalahkan peserta didik ketika mengalami kesulitan
membaca, yang mana karena kurang pahamnya orangtua terhadap kesulitan
membaca itu sendiri. Orangtua memahami bahwa peserta didik kurang belajar,
sering bermain sehingga menyalahkan peserta didik ketika mengalami kesulitan
membaca. Padahal yang sebenarnya adalah kesulitan membaca disebabkan
karena adanya kesalahan di otak peserta didik.
4. Memberikan program khusus membaca remedial
Pemberian program ini diberikan kepada peserta didik yang mengalami
kesulitan membaca dalam skala berat. Yang mana Program membaca untuk
kelas remedial dikhususkan untuk peserta didik yang mengalami kesulitan
membaca cukup berat sehingga peserta didik dapat mengatasi kesulitannya
secara intensif”.
Kesimpulan dari teori di atas bahwasanya upaya yang dilakukan guru dalam
mengatasi kesulitan membaca peserta didik adalah menggunakan media
pembelajaran, meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan motivasi, tidak
pernah menyalahkan peserta didik atas kondisi yang dialaminya, dan
memberikan program khusus membaca remedial. Upaya guru sangat
dibutuhkan dalam mengatasi kesulitan membaca peserta didik”.
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan bagi anak yang mengalami kesulitan
membaca, strategi berikut bertujuan untuk membantu guru yang ingin melibatkan
siswa mereka dan mengembangkan kecintaan mereka pada membaca
11
Ketika mengenalkan suatu bacaan baru kepada siswa, kita bisa membuat daftar kosa
kata baru yang nantinya akan ditemui siswa, dan memberikan daftar tersebut
sebelum siswa mulai membaca. Mengajak siswa untuk terbiasa dengan kosa kata
baru dengan menjelaskan pengertian kata-kata tersebut dan mengajak siswa
berpartisipasi dalam permainan kata, dapat mengurangi kebingungan ketika siswa
menemui kata baru dalam suatu bacaan. Melatih perbendaharaan kata dapat
meningkatkan kepercayaan diri, pemahaman serta kefasihan siswa dalam membaca
dan memahami isi bacaan.
Ingatlah bahwa setiap anak memiliki kebutuhan belajar yang berbeda, dan
pendekatan yang berhasil mungkin bervariasi. Konsistensi dan kesabaran dalam
memberikan dukungan sangat penting.
12
D. Upaya penerapan untuk memotivasi anak yang kesulitan membaca
Berdasarkan solusi atau cara diatas ada beberapa upaya yang kami lakukan untuk
memotivasi anak yang kesulitan membaca sehingga mempermudah mereka untuk
belajar membaca,yaitu :
1. Melakukan pendekatan kepada anak untuk mengetahui(identifikasi)masalah
kesulitan belajar membaca yang dialami anak tersebut.
2. Memberikan buku bacaan yang menarik sesuai dengan minat anak sehingga anak
termotivasi untuk membaca buku tersebut.Contohnya buku yang bergambar dan
berwarna warni.
3. Ajak anak membaca bersama mengenal huruf dan kata demi kata.Untuk
meningkatkan keterampilan membaca anak serta memberikan contoh model
pembacaan yang baik dan benar.
4. Memberikan ice breaking dalam proses belajar membaca sembari memberikan
motivasi atau dorongan mereka untuk belajar membaca dan lebih percaya diri.
5. Menggunakan konten Multimedia dan menonton Film edukasi belajar membaca.
b. Profil Narasumber
Nama : Kayla Rasyahdiandra
Umur : 8 Tahun
Kelas :3
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Sekolah : SDN 01 Bandar Buat
Masalah : Kesulitan Belajar Membaca
13
Ayah : Buruh Harian
Ibu : IRT
c. Transkip Wawancara
Dialog Wawancara
Pewawancara : Assalamualaikum adek…
14
d. Analisis Hasil Wawancara
e. Lampiran
Foto :
15
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SDN PANNARA,
Dapat di tarik kesimpulan bahwa keterampilan membaca pada siswa atas nama
Muh. Fikram sampai saaat ini belum mengenal huruf, belum mampu membaca suku
kata, belum mampu membaca kata karna kurangNya minat belajar membaca.
Kesulitan membaca permulaan dikarenakan kurangnya
minat belajar siswa, kurangnya minat membaca, kurangnya bimbingan belajar dan
kurangnya bantuan keluarga dalam proses belajar membaca permulaan. Implikasi
dari pelaksanaan penelitian ini adalah memotivasi siswa untuk belajar memahami
isi dan makna dari sebuah bacaan, serta memotivasi siswa untuk belajar
mengkomunikasikan secara lisan maupun
tulisan.
B. SARAN
Sebaiknya guru mengadakan jam tambahan bagi siswa yang masih kesulitan
membaca, guru memberikan perhatian lebih pada anak yang lancar membaca dan
mengajari siswa mengenal huruf dengan beberapa teknik serta peran orang tua
dirumah yang mendukung.
17
DAFTAR RUJUKAN
18