Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KESULITAN BELAJAR
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok dalam Mata Kuliah Psikologi
Pendidikan

Dosen Pengampu :

Dr. Masykurillah, S.Ag, MA.

Disusun oleh :

Khoirunnisya (2101060011)

Zamzami Arlyan (2101062008)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Allhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan


ramhat, hidayah serta inayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Kesulitan Belajar” tanpa halangan suatu apapun.

Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad


SAW, yang telah membimbing umat manusia dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang ini.

Makalah ini disusun untuk dapat menyelesaikan Mata Kuliah “Psikologi


Pendidikan” serta dapat memahami materi yang telah disampaikan kepada
Mahasiswa/I Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro dan sebagai salah satu
syarat untuk dapat menyelesaikan tugas pada semester 3 ini.

Adapun dalam menyelasaikan tugas makalah ini, kami tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan petunjuk dari pihak lain. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati kami sampaikan ucapan
terimakasih dan penghormatan yang setinggi-tingginya, kepada yang terhormat :
Bapak Dr. Masykurillah, S.Ag, MA. yang telah membimbing penyusunan
sekaligus Dosen pada Mata Kuliah Administrasi Pendidikan.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mohon maaf bila ada penulisan kata atau tata Bahasa yang salah dan
kurang berkenang. Kritik serta saran dari pembaca yang membangun sangat kami
harapkan guna menyempurna makalah ini.

Metro, 12 oktober 2022

penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...

DAFTAR ISI………………………………………………………….……………….

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………


1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………...
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Pengertian kesulitan


………………………………………………
B. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan
Belajar……………………………………..
C. Pengertian diagnosis kesulitan
belajar………………………………………….
D. Langkah-langkah diagnosis kesulita belajar…………………………………...
E. Kiat mengatasi kesulitan
belajar………………………………………………...

BAB III PENUTUP

Kesimpulan……………………………………………………………………………
Saran…………………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
penting dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti
bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung
pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada dalam sekolah
maupun dilingkungan rumah (keluarga).
Pada saat ini banyak anak-anak mengalami kesulitan dalam belajar. Hal
tersebut tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan kurang saja.
Hal ini juga dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan tinggi. Selain itu, siswa
yang berkemampuan rata-rata juga mengalami kesulitan dalam belajar. Sedang
yang namanya kesulitan belajar itu merupakan kondisi proses belajar yang ditandai
oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai kesuksesan. Kesulitan belajar ini
tidak selalu disebabkan oleh intelegensi yang rendah akan tetapi juga disebabkan
oleh factor-faktor non-integensi. Untuk itu kami membahas masalah kesulitan
belajar ini karena disaat sekarang ini banyak anak atau siswa yang banyak
mengalami masalah kesulitan belajar. Kami berharap dengan adanya makalah ini
kami semua bisa mengetahui mengenai faktor dan hal yang dapat dilakukan untuk
menghilangkan rasa kesulitan belajar.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Kesulitan Belajar?
b. Apa saja factor Penyebab Kesulitan Belajar?
c. Apa pengertian diagnosis kesulitan belajar?
d. Apa saja langkah-langkah diagnosis kesulita belajar?
e. Bagaimana kiat mengatasi kesulitan belajar?

1.3Tujuan
a. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Hakikat Kesulitan Belajar?
b. Untuk mengetahui factor Penyebab Kesulitan Belajar?
c. Untuk mengetahui pengertian diagnosis kesulitan belajar?
d. Untuk mengetahui langkah-langkah diagnosis kesulita belajar?
e. Untuk mengetahui kiat mengatasi kesulitan belajar?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Pengertian Kesulitan Belajar


Kesulitan belajar terdiri dari dua kata, yaitu kesulitan dan belajar. Belajar
merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang baik disengaja maupun
tidak disengaja. Belajar juga bias diartikan ssebagai suatu kegiatan atau interaksi
antara individu dengan lingkungannya.
Menurut Subini (2016) belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan
perubahan tingkah laku pada diri seseorang, namun perubahan tingkah laku
tersebut tidak sepenuhnya karena adanya suatu proses hasil belajar namun, juga
karena oleh proses alamiah atau keadaan pada diri seseorang. Proses belajar
membuat perubahan tingkah laku dan menambah pemahaman anak yang
mulanya tidak tahu menjadi tahu (Pane & Dasopang, 2017).
Menurut Subini (2016), kesulitan merupakan kondisi yang
memperlihatkan ciri-ciri gangguan dalam mencapai tujuan dalam suatu kegiatan,
sehingga diperlukan usaha untuk untuk menghadapi gangguan tersebut. Secara
umum kesulitan belajar (Learning Disability) merupakan suatu keadaan yang
membuat seseorang mengalami kesulitandalam mengikuti kegiatan belajar.
Kesulitan belajar tersebut tidak sepenuhnya disebabkan dari factor luar seperti
lingkungan, social, budaya, dan fasilitas belajar, namun disebabkan dari factor
individu itu sendiri (Suryani, 2012).
Kesulitan belajar tersebut seperti gangguan menyimak, menulis, dan berhitung.
Terkadang orang tua tidak menyadari kesulitan belajar yang dialami anak karena
kesulitan belajar tidak terlihat jelas seperti cacat fisik.
Hal ini sejalan dengan teori menurut National Institut of Health (Idris, 2009)
bahwan kesulitan belajar adalah adanya hambatan atau gangguan belajar anak
sehingga mengganggu suatu tujuan belajar yang seharusnya dicapai karena
kesenjangan taraf intelegensia dan kemampuan akademik. Kesulitan belajar
tersebut karen adanya gangguan saraf pusat otak yang dapat menmbulkan
gangguan bicara, membaca, pemahaman dan berhitung.

Dalam hal ini kesulitan belajar merupakan suatu hambatan atau gangguan yang
dialami oelh anak dalam kegiatan belajar sehingga menghambat berhasilnya
suatu tujuan belajar dan menghambat meningkatnya taraf belajar seseorang.
Kesulitan belajar ini disebabkan dari beberapa factor internal atau eksternal. Dan
gangguan ini sering tidak difahami dan diketahui orang tua karena kesulitan
belajar tidak berupa gangguan seperti cacat fisik yang bisa dilihat secara umum.

B. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar


Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa dapat
dikelompokkan menjadi factor internal dan factor eksternal.
1.      Faktor internal
Faktor internal yang dapat menyebabkan kesulitan belajar bagi siswa antara lain,
kemampuan intelektual, perasaan dan kepercayaan diri, motivasi, kematangan
untuk belajar, usia, jenis kelamin, kebiasaan belajar, kemampuan mengingat ,
serta kemampuan mengindra seperti melihat, mendengarkan, membau dan
merasakan. Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono faktor
internalyang menjadi penyebab kesulitan belajar pada siswa yaitu :
a.       Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa seperti
kondisi siswa yang sedang sakit, kurang sehat, adanya kelemahan atau cacat
tubuh.
b.      Faktor Psikologis
Faktor psikologis siswa yang dapat menyebabkan kesulitan belajar meliputi
tingkat inteligensia pada umumnya yang rendah, bakat terhadap mata pelajaran
yang rendah, minat belajar dan motivasi yang kurang.
2.      Faktor eksternal, yang dapat menyebabkan kesulitan belajar bagi siswa dapat
berupa guru, kualitas pembelajaran, instrument dan fasilitas pembelajaran, serta
lingkungan sosial dan alam.Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono faktor eksternal yang menjadi penyebab kesulitan belajar pada siswa
yaitu :
a.       Faktor Nonsosial
Faktor nonsosial yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa dapat
berupa peralatan belajar atau media belajar yang kurang baik atau bahkan kurang
lengkap, kondisi ruang belajar yang kurang layak dan waktu pelaksanaan proses
pembelajaran yang kurang disiplin.
Kelompok faktor nonsosial lainnya dapat berupa keadaan udara, suhu, cuaca,
waktu (pagi,siang, atapun malam). Semua faktor-faktor yang telah disebutkan di
atas harus kita atur sedemikian rupa sehingga dapat membantu (menggunakan)
prose belajar secara maksimal. Letak sekolah atau tempat belajar misalnya harus
meenuhi syarat-syarat seperti di temoat yang tidak terlalu dekat dengan
kebisingan, demikian juga dengan alat-alat pelajaran serta bangunannya.
b.      Faktor Sosial
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia (sesama
manusia).
Faktor sosial yang juga dapat menyebabkan munculnya permasalahan belajar pada
siswa seperti faktor keluarga, sekolah ,teman bermain, dan lingkungan
masyarakat.

C. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar


Dalam KBBI, diagnosis adalah ilmu untuk menentukan jenis penyakit dengan
cara peneliti (memeriksa) gejala-gejalanya. menurut Harriman dalam
bukunya Handbook of Psychological Term, diagnosis adalah suatu analisis
terhadap kelainan atau salah penyesuaian dari pola gejala-gejalanya.

Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menentukan
apakah seorang siswa mengalami kesulitan belajar atau tidak dengan cara melihat
indikasi-indikasi sebagai berikut.

Nilai mata pelajaran di bawah sedang.

Indikasi ini merupakan indikasi yang paling mudah dilihat danpaling umum
dipakai oleh siswa atau mahasiswa,pengajar dan orang tua. Jika seorang siswa
ataumahasiswa sering mendapat nilai di bawah enam, atau di bawah nilai C
(cukup), dapatlah dikatakan bahwa siswa atau mahasiswa tersebut mengalami
kesulitan belajar.
1. Nilai yang diperoleh siswa atau mahasiswa sering di bawah nilai rata-rata
kelas.
Indikasi ini dapat juga menunjukkan bahwa seorang siswa atau mahasiswa.
mengalami kesulitan belajar. Indikasi ini sebenarnya tidak berlaku mutlak. Di
sekolah-sekolah favorit tempat berkumpulnya siswa-siswa pandai, mungkin saja
nilai rata-rata kelas mencapai nilai 6,7. Siswa yang mendapat nilai 6,4 belum bisa
dipastikan mengalami kesulitan belajar, karena walaupun berada di bawah rata-
rata kelas, nilai tersebut masih berada di atas sedang (di atas nilai 6).
2. Prestasi yang dicapai tidak seimbang dengan tingkat intelegensi yang
dimiliki.
Misalnya saja seorang siswa atau mahasiswa yang prestasi belajarnya sedang
sedang saja, tetapi mempunyai tingkat intelegensi di atas rata-rata. Siswa atau
mahasiswa seperti ini dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar.
3. Perasaan siswa atau mahasiswa yang bersangkutan.
Misalnya seorang siswa atau mahasiswa yang memang merasa mengalami
kesulitan belajar, mengungkapkan kesulitan belajarnya itu kepada pengajarnya,
orang tuanya, guru, konselor, psikolog, dan sebagainya.
4. Kondisi kepribadian siswa atau mahasiswa yang bersangkutan.
Seorang siswa atau mahasiswa dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar jika
dalam proses belajar mengajar siswa atau mahasiswa tersebut menunjukkan
gejala-gejala tidak tenang tidak betah diam, tidak bisa berkonsentrasi, tidak
bersemangat, apatis, dan sebagainya.
Dengan demikian, diagnosis kesulitan belajar dapat dikatakan sebagai sebuah
proses untuk melakukan identifikasi kesulitan belajar pada siswa dalam upaya
menentukan sumber dan factor penyebabnya. Tujuannya adalah membantu siswa
mengatasi kesulitan belajarnya melalui berbagai alternatif pemecahannya atas
dasar data/informasi yang lengkap dan akurat yang telah terkumpul.

D. Langkah langkah diagnosis kesulitan belajar


Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru
Terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya mengenali gejala dengan cermat)
Terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang
melandasiswa tersebut. Upaya seperti ini disebut diagnosis yang bertujuanmenetapkan
“jenispenyakit” yakni jenis kesulitan belajar siswa. Banyak langkah-
langkahdiagnostik
Yang dapat ditempuh guru, antara lain yang cukup terkenal adalah prosedur Weener
Senf (1982) sebagaimana yang dikutip Wardani (1991) sebagai berikut:
a. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika
mengikuti pelajaran,
b. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami
kesulitan belajar,
c. Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat
kesulitan belajar yang dialami siswa,
d. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga
mengalami kesulitan belajar.
E. Kiat mengatasi kesulitan belajar
Berikut ini beberapa cara mengatasi kesulitan belajar bagio siswa yang bisa menjadi
pertimbangan:

1.Gunakan Pengetahuan Sebelumnya


Pengetahuan awal dapat diartikan sebagai pengetahuan awal yang dimiliki oleh
siswa dari pengalaman atau pengetahuan yang didapat sebelumnya. Pengetahuan
sebelumnya bisa menjadi sebuah metode pendekatan oleh guru agar dapat
mengatasi kesulitan belajar siswa di sekolah. Cara ini sangat bermanfaat sehingga
siswa dapat dengan mudah menerima materi baru selanjutnya.

Metode prior knowledge dapat didahului dengan mempelajari suatu


materi. Sebagai contoh, siswa dapat diberikan tugas untuk membaca lebih dulu
materi yang akan disampaikan di pertemuan selanjutnya.

2. Selalu Evaluasi

Cara mengatasi kesulitan belajar siswa bisa dilakukan dengan evaluasi atau self-
monitoring . Di sini, guru dapat melihat perkembangan siswanya sekaligus
mengambil langkah-langkah yang harus dilakukan kepada siswa tersebut.

Sebagai contoh, guru dapat memberikan jawaban yang benar, ketika siswa telah
menyelesaikan suatu tugas. Dari sini, siswa dapat mengetahui sejauh mana
kemampuan dia dalam menyelesaikan tugas dengan jawaban yang benar dan
salah. Bagi guru sendiri tentu akan mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa
untuk mengerjakan suatu tugas dan perkembangan konsep-konsep yang masih
sulit dipahami dari jawaban yang salah.

3. Memberikan Tugas Yang Sangat Panjang

Setiap siswa memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda, seperti halnya
dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Umumnya, kesulitan belajar yang
dialami siswa adalah ketidaksanggupan mereka mengerjakan tugas dalam jangka
waktu panjang. Oleh karena itu, sebaiknya siswa diberikan tugas yang
singkat. Sebagai contoh, guru dapat memberikan tugas yang mudah dengan
pertanyaan dan jawaban yang singkat dan bisa langsung memberikan nilai di saat
yang sama.

4. Ajak Siswa Aktif Berpartisipasi


Cara mengatasi kesulitan belajar selanjutnya adalah dengan mengajak siswa lebih
aktif dalam pelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan melibatkan siswa berlatih
saat pelajaran. caranya adalah dengan membiarkan siswa menyampaikan apa saja
yang mereka ingin tahu tentang pelajaran tersebut. Metode ini membutuhkan
kesabaran dan keuletan dari guru.

Sebagai contoh, dapat mengajak siswa agar mereka mau bertanya. Namun, perlu
diingat, guru mesti menghindari sikap marah ataupun menyalahkan secara
berlebihan jika ada pendapat dari mereka yang salah. Sikap tersebut sangat
mungkin akan menurunkan mental siswa atau menjadi tidak tertarik dengan
pelajaran yang disampaikan.

Siswa butuh diarahkan agar siswa menyadari potensinya. Minat dan bakat anak
nantinya akan menjadi kecakapan hidup, yaitu kemampuan khusus untuk bertahan
hidup dan menjadi berhasil. Ini menjadi bekal yang sangat bermanfaat hingga
dewasa nanti.

Metode ini merupakan salah satu yang ditanamkan oleh semua guru yang
mengajar di Global Prestasi School. GPS mendorong partisipasi siswa dalam
semua kegiatan di kelas. Hal ini akan membuat siswa lebih aktif, bersemangat,
dan lebih mudah menyerap semua pelajaran yang disampaikan.

Sebagai sekolah berstandar internasional, GPS memiliki visi dan misi dalam
mendidik siswa-siswi menjadi individu holistik dengan karakter, fondasi dan
keterampilan akademik yang kuat. Untuk membangun hal tersebut maka
diperlukan bimbingan dan pendekatan yang tepat melalui peran guru. Pengalaman
serta inovasi metode pembelajaran dalam membimbing siswa-siswi terus
dikembangkan oleh GPS untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak
sebagai generasi penerus bangsa.

GPS terdiri dari Montessori Pra-sekolah, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), yang dikelola dan
dioperasikan oleh Yayasan Harapan Global Mandiri. Global Prestasi SMP &
SMA didirikan pada 2005 sementara Global Prestasi SD didirikan pada 2007.
Global Prestasi Montessori diluncurkan pada 2016. GPS telah dianugerahi nilai
akreditasi “A” sejak 2007 dan secara resmi diakui sebagai “model school” oleh
dinas pendidikan Bekasi. GPS menggunakan kurikulum 2013 dan berafiliasi
dengan kurikulum Cambridge.

5. Ajarkan Membuat Catatan

Membuat catatan atau mind mapping bisa menjadi cara mengatasi kesulitan


belajar yang dialami oleh siswa. kadang-kadang, banyak siswa memang tidak
memiliki strategi belajar yang cukup baik sehingga bingung dalam merangkum
atau mencerna isi pelajaran. Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh guru adalah
mengajarkan mereka membuat catatan. Hal ini dapat memudahkan siswa untuk
mempelajari dan mengulang suatu materi.

6. Dekat Pribadi

Menangani kesulitan belajar selanjutnya adalah dengan melakukan pendekatan


personal antara guru dan siswa. Pendekatan personal meliputi dialog atau
komunikasi langsung dan terbuka antara guru dengan murid. Guru dapat
menanyakan banyak hal terkait proses pembelajaran dan apa saja yang
menghambat penerimaan materi. Dari sini, guru dapat memberikan solusi
penyelesaian masalah kesulitan belajar yang dialami siswa tersebut.

7. Metode Resiprokal

Reciprocal teaching atau pengajaran resiprokal adalah bentuk dialog interaktif


antara guru dan siswa. Cara baru ini bertujuan untuk membangun pemahaman
siswa terhadap suatu materi atau tugas. Siswa dibebaskan menjawab sebuah
pertanyaan sesuai yang dia tahu. Pengajaran resiprokal diharapkan dapat
meningkatkan kedekatan antara guru dengan siswa.

8. Bentuk Kelompok Belajar

Menyelesaikan masalah kesulitan belajar bisa dengan cara membentuk kelompok


belajar. Guru dapat membentuk sebuah kelompok di dalam kelas untuk
menyelesaikan suatu tugas. Selain itu, setiap kelompok harus diisi dengan siswa
yang tergolong cerdas dan siswa yang kurang mampu menyerap pelajaran dengan
baik. Hal ini bertujuan meningkatkan kerja sama siswa, mempengaruhi siswa
yang kurang mampu menyerap pelajaran, dan mendorong aktif semua siswa
dalam menyelesaikan tugas. Melalui kelompok belajar ini siswa juga harus
menambahkan tujuan materi sesuai dengan pemikiran mereka sehingga
pembelajaran tercapai.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diagnosis kesulitan belajar didefinisikan sebagai suatu proses upaya untuk
memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar
dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data/informasi selengkap dan
seobjektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan
keputusan serta mencari alternatif kemungkinan pemecahannya. Kesulitan belajar
biasa dialami oleh siswa yang berkemampuan rendah, siswa yang (normal),
disebabkan oleh beberapa faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja
akademik yang sesuai dengan harapan, yaitu:

1. Faktor Intern

a. Sebab yang bersifat fisik


b. Sebab yang bersifat psikis
2. Faktor ekstern

a. Keluarga
b. Sekolah
c. Media masa dan Lingkungan
Langkah-langkah diagnostik yang dapat ditempuh guru, antara lain yang cukup
terkenal adalah prosedur Weener & Senf (1982) sebagaimana yang dikutip
Wardani (1991) sebagai berikut:

a. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa


ketika mengikuti pelajaran,
b. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga
mengalami kesulitan belajar,
c. Mewawancari orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal
keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar,
d. Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui
hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa, Memberikan tes kemampuan
intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan
belajar.

B. SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan, semoga dapat menambah
pengetahuan, wawasan serta bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari akan
ketidaksempurnaan makalah ini, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari
teman-teman sangat bermanfaat untuk memperbaiki makalah selanjutnya.
Daftar pustaka
https://books.google.co.id/books?
id=zz4oEAAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false

https://jurna.ar-raniry.ac.id/index.php.cobaBK/login

Munawir yusuf, Pendidikan bagi anak denga problema belajar, Tiga Serangkai, Bandung,
2009

[1] Munawir yusuf, Pendidikan bagi anak denga problema belajar, Tiga
Serangkai, Bandung, 2009, h.132
[2] Ibid, h 133

Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai