Anda di halaman 1dari 13

UPAYA MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

PEMBELAJARAN TEMATIS

DOSEN PENGAMPU : Drs. Mahmuddin, M. Pd

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 7 (4F PGSD)

(11) WINDA AYU RIANTI 1710125120072


(30) WAHYU NANDA WARDANA 1710125310230
(32) ZAINI 1710125310238
(37) SILVIA WARDANI 1710125320203
(39) SITI AISYAH 1710125320205
(48) SRI REZEKI 1710125320214
(50) SUCI RAHMANIAH 1710125320216
(57) UMI SYALAMAH 1710125320225
(63) YUNITA DEWI 1710125320234

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S1 PGSD
BANJARMASIN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
UPAYA MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah kunci utama terbentuknya sumber daya manusia yang kompeten
dalam membangun bangsa. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk menjamin
perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Pendidikan juga menjadi tolek ukur
mencerdaskan suatu bangsa, dan menjadi cermin kepribadian masyarakat.
Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang sistem Pendidikan Nasional dinyatakan
bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Masdudi, 2009:4-5)
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan juga merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa
berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar
yang dialami siswa, baik ketika ia berada di dalam sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarga sendiri (Muchlis, 2006:2).
Pada masa sekarang ini banyak sekali anak-anak mengalami kesulitan dalam belajar.
Hal tersebut tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan kurang saja. Hal
tersebut juga dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan tinggi.
Dari sini timbul apa yang disebut kesulitan belajar (learning difficulty) yang tak hanya
menimpa siswa berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa yang
berkemampuan tinggi. Selain itu, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang
berkemampuan rata-rata (normal) disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang menghambat
tercapainya kinerja akademik yang sesuai dengan harapan (Ngalim, 2010:6). Jadi pada
penulisan makalah ini, kelompok kami akan membahas mengenai begaimana upaya guru dalam
mengatasi kesulitan belajar peserta didik.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut,


1. Apa itu kesulitan belajar?
2. Bagaimana menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar?
3. Bagaimana cara mengenal dan mengatasi kesulitan belajar?

C. Tujuan Pembuatan Makalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar


2. Untuk mengetahui cara menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar.
3. Untuk mengetahui cara mengenal dan mengatasi kesulitan belajar pada peserta didik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesulitan Belajar

Secara harfiah kesulitan belajar merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris


“Learning Disability” yang berarti ketidakmampuan belajar. Kata disanility
diterjemahkan “Kesulitan” untuk memberikan kean optimis bahwa anak sebenarnya
masih mampu untuk belajar. Kesulitan belajar adalah ketidakmampuan belajar, istilaj
kata yakni disfungsi otak minimal, ada yang lain lagi istilahnya yaitu gangguan
neurologist.
Kesulitan belajar juga dapat diartikan sebagai ketidakmampuan anak dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Menurut Masroza (2013), kesulitan
belajar ini merupakan gangguan yang secara nyata ada pada anak yang terkait dengan
tugas umum maupun khusus, yang diduga disebabkan karena faktor disfungsi neurologis,
proses psikologis maupun sebab-sebab lainnya sehingga anak yang berkesulitan belajar
dalam suatu kelas menunjukkan prestasi belajar rendah.
NJCLD (National Joint Committee of Learning Disabilities) dalam Lerner, (2000)
berpendapat bahwa kesulitan belajar adalah istilah umum untuk berbagai jenis kesulitan
dalam menyimak. Berbicara, membaca, menulis dan berhitung.kondisi ini bukan karena
kecacatan fisik atau mental, bukan juga karena faktor lingkungan, melainkan karena
faktor kesulitan dari dalam individu itu sendiri saat mempresepsi dan melakukan
pemrosesan informasi terhadap objek yang diinderainya. Kesulitan belajar adalah kondisi
dimana anak dengan kemampuan intelegensi ketidakmampuan atau kegagalan dalam
belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses presepsi, konseptualisasi,
berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi
(Clement, 2003).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar
merupakan berbagai macam gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis,
dan berhitung karena faktor internal individu itu sendiri, yaitu disfungsi minimal otak.
Kesulitan belajar dialami oleh siswa akan menghambat kelancaran proses yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.
3
B. Cara Menentukan Siswa Mengalami Kesulitan Belajar

Siswa yang belajar di sekolah merupakan akibat dari program pembelajaran guru.
Guru berkepentingan untuk mendorong siswa untuk aktif belajar. Dengan demikian
sebagai pendidik generasi muda bangsa, guru berkewajiban mencari dan menentukan
masalah-masalah belajar yang dihadapi siswa yaitu dengan :
1. Pengamatan Perilaku Belajar
Sekolah merupakan pusat pembelajaran. Guru bertindak menjelaskan dan siswa
bertindak belajar. Peran seorang guru harus mengamati untuk menemukan masalah-
masalah belajar siswa agar membantu mereka dalam kesulitan belajar yang
dihadapinya. Peran pengamatan perilaku belajar siswa dilakukan sebagai berikut:
a. Menyusun rencana pengamatan, seperti tindak belajar berkelompok atau mandiri.
b. Memilih siapa yang akan diamati, meliputi beberapa orang siswa.
c. Menentukan berapa lama berlangsungnya pengamatan, seperti dua, tiga, atau
empat bulan
d. Menentukan hal-hal apa yang akan diamati, seperti cara siswa membaca, cara
menggunakan media belajar, prosedur dan cara proses belajar sesuatu.
e. Mencari hal-hal yang diamati.
f. Menafsirkan hasil pengematan untuk memperoleh informasi tentang pengamatan
perilaku belajar tersebut,bila perlu guru melakukan wawancara pada siswa untuk
mempermudah pengamatan atau juga bisa menggunakan lembar pengamatan
perilaku belajar.
2. Analisis Hasil Belajar
Menganalisis hasil belajar siswa merupakan pekerjaan khusus. Hal ini pada
tempatnya di kuasai dan dikerjakan oleh guru. Dalam melakukan analisis hasil belajar
guru sebaiknya melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merencanakan analisis sejak awal semester, sejalan dengan desain instruksional,
b. Merencanakan jenis-jenis pekerjaan yang dipandang sebagai hasil belajar,
c. Mengumpulkan hasil belajar siswa, baik yang berupa jawaban ujian tulis, lisan
dan karya tulis maupun benda,
d. Melakukan analisis secara statiska tentang angka-angka perolehan ujian dan
mengkategori karya-kaya yang tidak bisa di angkakan.

4
e. Mempertimbangkan hasil pengamatan pada kegiatan belajar siswa,
f. Mempertimbangkan tingkat kesulitan bahan ajar bagi kelas, yang dibandingkan
dengan program kurikulum yang berlaku
g. Memperhatikan kondisi-kondisi ekstern yang mempengaruhi atau diduga ada
pengaruhnya dalam belajar,
h. Guru juga membuat sebuah angket evakuasi pembelajaran pada siswa menjelang
akhir semester, pada angket tersebut dapat dinyatakan tanggapan siswa tentang
jalannya proses belajar mengajar dan kesulitan bahan belajar. Dengan analisis
tersebut, guru mengambil kesimpulan tentang hasil belajar kelas dan individu.
3. Tes Hasil Belajar
Pada tes hasil belajar siswa, guru harus membuat jenis tes yang digunakan
umumnya di golongkan sebagai tes lisan dan tes tertulis.
Tes lisan memiliki kelebihan yaitu dapat memudahkan penguji dalam
menyesuaikan bahasa dengan tingkat daya tangkap siswa, penguji dapat mengejar
tingkat penguasaan siswa tentang pokok bahasan tertentu dan siswa dapat melengkapi
jawaban lebih leluasa. Lalu kelemahan dari tes lisan ini adalah penguji dapat
terjerumus pada kesan subjektif atas perilaku siswa, dan memerlukan waktu yang
lama.
Sedangkan kelebihan dari tes tertulis adalah penguji dapat menguji banyak siswa
dalam waktu yang terbatas, objektifitas pengejaran tes terjamin dan mudah diawasi,
penguji dapat menyusun soal-soal yang merata pada tiap pokok bahasan, penguji
dengan mudah dapat menentukan satandar penilaian dan dalam pengerjaan siswa
dapat menjawab urutan soal sesuai dengan kemampuannya. Dan kelemahannya
adalah penguji tidak sempat memperoleh penjelasan tentang jawaban siswa, rumusan
pertanyaan yang tak jelas menyulitkan siswa dan dalam pemeriksaan dapat terjadi
subjektifitas penguji.

C. Mengenal dan Mengatasi Kesulitan Belajar

1. Mengenal Masalah Belajar Siswa


Dalam pelaksanaan tugas pembelajaran guru tidak hanyaberkewajiban
menyajikan materi pelajaran dan mengevaluasi siswa, akan tetapi juga
5
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan bimbingan belajar. Sebagai pembimbing
belajar siswa, guru harus mengadakan pendekatan instruksional dan dibarengi dengan
pendekatan yang bersifat pribadi dalam setiap proses pembelajaran berlangsung.
Beberapa gejala sebagai indikator adanya kesulitan belajar bagi peserta didik
dapat dilihat dari petunjuk-petunjuk berikut :
a) Menunjukkan prestasi belajar yang rendah, dibawah rata-rata nilai yang dicapai
oleh peserta didik dikelas.
b) Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Padahal
peserta didik sudah berusaha belajar dengan keras, tetapi nilainya selalu rendah.
c) Anak didik lambat dalam mengerjakan tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan
teman-temannya dalam segala hal. Misalnya mengerjakan tugas selalu menunda
waktu.
d) Peserta didik menjadi pemurung, pemarah selalu bingung, selalu sedih, kurang
gembira atau mengasingkan diri dari teman-temannya.
e) Psiswa yang tergolong memiliki IQ tinggi, yang secara potensial seharusnya
meraih prestasi belajar yang tinggi, tetapi kenyataannya mereka mendapatkan
prestasi yang rendah.
f) Siswa selalu menunjukan prestasi belajar yang tinggi atau untuk sebagian besar
mata pelajaran tetapi dilain waktu prestasi belajarnya menurun drastis.

2. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar


Untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik guru terlebih dahulu perlu
menentukan jenis dan penyebab kesulitan serta alternatif untuk mengatasi kesulitan
belajar. Banyak alternatif yang diambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar
peserta didiknya. Sebelum itu, guru sangat diharapkan untukterlebih dahulu
melakukan beberapa langkah penting sebagai berikut :
1) Menganalisis hasil diagnosis, yaitu menelaah bagian-bagian masalah kesulitan
belajar yang dihadapi peserta didik.
2) Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan yang memerlukan
perbaikan.

6
3) Menyususn program perbaikan, khususnya program remedial teaching
(perbaikan belajar).
4) Melaksanakan program perbaikan.

Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka usaha
mengatasi masalah belajar peserta didik dapat dilakukan dengan 6 tahap, yaitu
diantaranya :

(1) Pengumpulan Data


Untuk menentukan sumber penyebab kesulitan belajar, diperlukan banyak
informasi. Untuk memperoleh informasi, maka perlu diadakan suatu pengematan
langsung yang disebut dengan pengumpulan data.
(2) Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul dari kegiatan tahap pertama tersebut, tidak ada
artinya jika tidak diadakan pengolahan secara cermat. Semua data harus diolah
an dikaji untuk mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan belajar yang
dihadapi oleh anak.
(3) Diagnosis
Diagnosis kesulitan belajar adalah upaya untuk memahami jenis dan
karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan menghimpun
dan mempergunakan berbagai data informasi yang lengakap dan subjektif
sehingga dimungkinkan untuk mengambil kesimpulan atau keputusan serta
mencari alternatif pemecahannya (Makmun, 2002).
(4) Prognosis
Prognosis artinya ramalan apa yang telah ditetapkan dalam tahap
diagnosis, akan menjadi dasar utama menyusun dan menetapkan ramalan
mengenai bantuan apa yang harus diberikan kepada peserta didik dalam
mengatasi masalahbelajar.
(5) Treatment/Perlakuan
Perlakuan adalah pemberian bantuan kepada peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada
tahap prognosis.

7
(6) Evaluasi
Evaluasi untuk mengetahui perlakuan yang telah diberikan berhasil
dengan baik. artinya ada kemajuan, yaitu anak dapat dibantu keluar dari
lingkaran masalah kesulitan belajar, berhasil atau malah sebaliknya gagal. Dapat
diketahui sampai sejauh mana kebenaran jawaban anak terhadap tes yang
diberikan melalui alat evaluasi berupa tes prestasi belajar.

Srategi yang diberikan untuk mengatasi peserta didik yang mengalami


kesulitan belajar :
 Strategi pengajaran untuk anak dengan masalah perhatian
1) Ubahlah cara mengajarkan dan jumlah materi baru yang akan diajarkan.
2) Adakan pertemuan dengan siswa.
3) Bimbing siswa lebih dekat ke proses pengajaran.
4) Berikan dorongan secara berulang-ulang.
5) Utamakan ketekunan perhatian daripada kecepatan menyelesaikan tugas.
6) Ajarakan self monitoring of attention (pemantauan diri atas perhatian)
 Srategi pengajaran untuk anak dengan masalah kognisi
1) Berikan materi yang dipelajari dalam konteks “highmeaning”
2) Tempatkan siswa dalam konteks pembelajaran yang menarik.
3) Tunda ujian dan penilaian hingga anak benar-benar memahami konsep
materi yang diajarkan.
 Strategi pembelajaran untuk peserta didik dengan masalah sosial dan
emosional
1) Buatlah sistem pengajaran yang memberikan penghargaan yang dapat
diterima oleh peserta didik (misalnya tepuk tangan, tanggapan dll.)
2) Membentuk kesadaran tentang diri dan orang lain.
3) Mengajarkan sikap positif.
4) Ajarkan untuk saling bekerjasama dalam mengerjakan sesuatu misalnya
seperti kerja secara berkelompok.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai ketidakmampuan anak
dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Kesulitan
dalam belajar merupakan suatu hal yang sering ditemui oleh pendidik.
Dalam hal ini pendidik yaitu guru di sekolah dan orang tua di rumah
dituntut untuk benar-benar mengerti akan tipe atau jenis masalah yang
dihadapi oleh siswa/anak.
Ada berbagai upaya yang perlu ditempuh dalam rangka mengatasi
masalah belaar peserta didik yaitu dengan melakukan pengumpulan data,
pengolahan data, melakukan diagnosis, menentukan prognosis,
treatment/perlakuan, serta melakukan evaluasi untuk mengetahui di
bagian mana letak kesulitan belajar siswa dalam memahami materi.

B. Saran
Sebagai upaya untuk memberikan terapi terhadap permasalahan
kesulitan belajar maka dapat ditempuh melalui berbagai media
penanganan yang khusus serta terpadu antara pendidik, siswa dan orang
tua dirumah. Karena bagaimanapun juga sebagian waktu anak lebih
banyak dilakukan dirumah daripada di sekolah oleh karena itu, kami
berharap agar orang tua agar lebih intens dalam memperhatikan maslah-
masalah yang dihadapi anak terutama dalam hal kesulitan belajar ini.
Selain itu kepada guru kami menyarankan agar selalu berupaya,
mencari faktor-faktor dan membuat srategi dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa yang sudah dijalankan. Sebaiknya guru lebih meningkatkan
dalam memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa untuk lebih giat
dalam belajar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Makmun, A. S. (2002). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran (Modul).


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Yeni, E. M. (2015). Kesulitan Belajar Di Sekolah Dasar. JUPENDAS, ISSN 2355-3650, Vol. 2,
No. 2 , 1-2.
Yulinda Erma Suryani, S. P. (2010). Kesulitan Belajar. Jurnal Kesulitan Belajar , 33-47.

10
LAMPIRAN

11
12

Anda mungkin juga menyukai