PEMBELAJARAN TEMATIS
DISUSUN OLEH
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah kunci utama terbentuknya sumber daya manusia yang kompeten
dalam membangun bangsa. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk menjamin
perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Pendidikan juga menjadi tolek ukur
mencerdaskan suatu bangsa, dan menjadi cermin kepribadian masyarakat.
Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang sistem Pendidikan Nasional dinyatakan
bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Masdudi, 2009:4-5)
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan juga merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa
berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar
yang dialami siswa, baik ketika ia berada di dalam sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarga sendiri (Muchlis, 2006:2).
Pada masa sekarang ini banyak sekali anak-anak mengalami kesulitan dalam belajar.
Hal tersebut tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan kurang saja. Hal
tersebut juga dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan tinggi.
Dari sini timbul apa yang disebut kesulitan belajar (learning difficulty) yang tak hanya
menimpa siswa berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa yang
berkemampuan tinggi. Selain itu, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang
berkemampuan rata-rata (normal) disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang menghambat
tercapainya kinerja akademik yang sesuai dengan harapan (Ngalim, 2010:6). Jadi pada
penulisan makalah ini, kelompok kami akan membahas mengenai begaimana upaya guru dalam
mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Siswa yang belajar di sekolah merupakan akibat dari program pembelajaran guru.
Guru berkepentingan untuk mendorong siswa untuk aktif belajar. Dengan demikian
sebagai pendidik generasi muda bangsa, guru berkewajiban mencari dan menentukan
masalah-masalah belajar yang dihadapi siswa yaitu dengan :
1. Pengamatan Perilaku Belajar
Sekolah merupakan pusat pembelajaran. Guru bertindak menjelaskan dan siswa
bertindak belajar. Peran seorang guru harus mengamati untuk menemukan masalah-
masalah belajar siswa agar membantu mereka dalam kesulitan belajar yang
dihadapinya. Peran pengamatan perilaku belajar siswa dilakukan sebagai berikut:
a. Menyusun rencana pengamatan, seperti tindak belajar berkelompok atau mandiri.
b. Memilih siapa yang akan diamati, meliputi beberapa orang siswa.
c. Menentukan berapa lama berlangsungnya pengamatan, seperti dua, tiga, atau
empat bulan
d. Menentukan hal-hal apa yang akan diamati, seperti cara siswa membaca, cara
menggunakan media belajar, prosedur dan cara proses belajar sesuatu.
e. Mencari hal-hal yang diamati.
f. Menafsirkan hasil pengematan untuk memperoleh informasi tentang pengamatan
perilaku belajar tersebut,bila perlu guru melakukan wawancara pada siswa untuk
mempermudah pengamatan atau juga bisa menggunakan lembar pengamatan
perilaku belajar.
2. Analisis Hasil Belajar
Menganalisis hasil belajar siswa merupakan pekerjaan khusus. Hal ini pada
tempatnya di kuasai dan dikerjakan oleh guru. Dalam melakukan analisis hasil belajar
guru sebaiknya melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merencanakan analisis sejak awal semester, sejalan dengan desain instruksional,
b. Merencanakan jenis-jenis pekerjaan yang dipandang sebagai hasil belajar,
c. Mengumpulkan hasil belajar siswa, baik yang berupa jawaban ujian tulis, lisan
dan karya tulis maupun benda,
d. Melakukan analisis secara statiska tentang angka-angka perolehan ujian dan
mengkategori karya-kaya yang tidak bisa di angkakan.
4
e. Mempertimbangkan hasil pengamatan pada kegiatan belajar siswa,
f. Mempertimbangkan tingkat kesulitan bahan ajar bagi kelas, yang dibandingkan
dengan program kurikulum yang berlaku
g. Memperhatikan kondisi-kondisi ekstern yang mempengaruhi atau diduga ada
pengaruhnya dalam belajar,
h. Guru juga membuat sebuah angket evakuasi pembelajaran pada siswa menjelang
akhir semester, pada angket tersebut dapat dinyatakan tanggapan siswa tentang
jalannya proses belajar mengajar dan kesulitan bahan belajar. Dengan analisis
tersebut, guru mengambil kesimpulan tentang hasil belajar kelas dan individu.
3. Tes Hasil Belajar
Pada tes hasil belajar siswa, guru harus membuat jenis tes yang digunakan
umumnya di golongkan sebagai tes lisan dan tes tertulis.
Tes lisan memiliki kelebihan yaitu dapat memudahkan penguji dalam
menyesuaikan bahasa dengan tingkat daya tangkap siswa, penguji dapat mengejar
tingkat penguasaan siswa tentang pokok bahasan tertentu dan siswa dapat melengkapi
jawaban lebih leluasa. Lalu kelemahan dari tes lisan ini adalah penguji dapat
terjerumus pada kesan subjektif atas perilaku siswa, dan memerlukan waktu yang
lama.
Sedangkan kelebihan dari tes tertulis adalah penguji dapat menguji banyak siswa
dalam waktu yang terbatas, objektifitas pengejaran tes terjamin dan mudah diawasi,
penguji dapat menyusun soal-soal yang merata pada tiap pokok bahasan, penguji
dengan mudah dapat menentukan satandar penilaian dan dalam pengerjaan siswa
dapat menjawab urutan soal sesuai dengan kemampuannya. Dan kelemahannya
adalah penguji tidak sempat memperoleh penjelasan tentang jawaban siswa, rumusan
pertanyaan yang tak jelas menyulitkan siswa dan dalam pemeriksaan dapat terjadi
subjektifitas penguji.
6
3) Menyususn program perbaikan, khususnya program remedial teaching
(perbaikan belajar).
4) Melaksanakan program perbaikan.
Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka usaha
mengatasi masalah belajar peserta didik dapat dilakukan dengan 6 tahap, yaitu
diantaranya :
7
(6) Evaluasi
Evaluasi untuk mengetahui perlakuan yang telah diberikan berhasil
dengan baik. artinya ada kemajuan, yaitu anak dapat dibantu keluar dari
lingkaran masalah kesulitan belajar, berhasil atau malah sebaliknya gagal. Dapat
diketahui sampai sejauh mana kebenaran jawaban anak terhadap tes yang
diberikan melalui alat evaluasi berupa tes prestasi belajar.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai ketidakmampuan anak
dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Kesulitan
dalam belajar merupakan suatu hal yang sering ditemui oleh pendidik.
Dalam hal ini pendidik yaitu guru di sekolah dan orang tua di rumah
dituntut untuk benar-benar mengerti akan tipe atau jenis masalah yang
dihadapi oleh siswa/anak.
Ada berbagai upaya yang perlu ditempuh dalam rangka mengatasi
masalah belaar peserta didik yaitu dengan melakukan pengumpulan data,
pengolahan data, melakukan diagnosis, menentukan prognosis,
treatment/perlakuan, serta melakukan evaluasi untuk mengetahui di
bagian mana letak kesulitan belajar siswa dalam memahami materi.
B. Saran
Sebagai upaya untuk memberikan terapi terhadap permasalahan
kesulitan belajar maka dapat ditempuh melalui berbagai media
penanganan yang khusus serta terpadu antara pendidik, siswa dan orang
tua dirumah. Karena bagaimanapun juga sebagian waktu anak lebih
banyak dilakukan dirumah daripada di sekolah oleh karena itu, kami
berharap agar orang tua agar lebih intens dalam memperhatikan maslah-
masalah yang dihadapi anak terutama dalam hal kesulitan belajar ini.
Selain itu kepada guru kami menyarankan agar selalu berupaya,
mencari faktor-faktor dan membuat srategi dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa yang sudah dijalankan. Sebaiknya guru lebih meningkatkan
dalam memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa untuk lebih giat
dalam belajar.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
11
12