Anda di halaman 1dari 7

Pada tahun 2020 ini, dunia mengalami bencana pandemi COVID-19) Dalam rangka

penanggulangan penyebaran COVID-19 sebagai bencana nasional perlu diambil kebijakan dan
langkah-langkah luar biasa, baik di tingkat pusat maupun daerah, termasuk perlunya dilakukan
penundaan tahapan pelaksanaan pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil
bupati, serta walikota dan wakil walikota serentak tahun 2020 agar pemilihan gubernur dan wakil
gubernur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota tetap dapat berlangsung
secara demokratis dan berkualitas serta untuk menjaga stabilitas politik dalam negeri.
Berdasarkan hal tersebut, Presiden sesuai kewenangannya berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat
(1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah menetapkan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota.
Setelah mendapat persetujuan dari DPR pada tanggal 14 Juli 2020, Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2020 tersebut ditetapkan menjadi undang-undang,
yakni UU No. 6 Tahun 2020.
Sumber : https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-6-2020-perppu-2-2020-perubahan-ketiga-uu-
1-2015-pilkada-serentak

Pertanyaan:
Silakan dianalisis, bahwa penundaan Pilkada pada masa Pandemi Covid 19 yang diatur melalui
UU No. 6 Tahun 2020 telah memenuhi asas umum pemerintahan yang baik, yang biasa
digunakan dalam yurisprudensi, yakni:

1. asas kepastian hukum ; dan

2. asas kecermatan
Jawaban:

Pemilihan umum merupakan cara untuk memilih wakil-wakil rakyat secara demokratis.
Dengan adanya pandemi Covid-19 maka pemilihan kepala daerah Tahun 2020 ditunda. Hal ini
diatur dalam Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2020 dan Keputusan Komisi Pemilihan Umum
Republik Indonesia Nomor: 179/PL.02-Kpt/01/KPU/III/2020 tentang Penundaan Tahapan
Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur, Bupati Dan Wakil Bupati, Dan / Atau Walikota Dan
Wakil Walikota Tahun 2020 Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19.
Penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan peraturan
perundang-undangan dan pendekatan analisis. Asas dan Norma Hukum Administrasi Negara
dalam Pembuatan Instrumen Pemerintahan dalam tulisan ini menyimpulkan Penundaan
Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2020 dengan instrumen yuridis Undang - Undang Nomor 6
Tahun 2020 maupun Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor: 179
/PL.02-Kpt/01/ KPU/III/2020 memenuhi unsur Pasal 5 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan baik dari segi asas legalitas, asas perlindungan terhadap hak
asasi
manusia dan Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB). Dalam pembahasan ada
kesesuaian AUPB dengan Penundaan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2020 berdasarkan asas
kepastian hukum dan asas kecermatan yang biasa digunakan dalam yurisprudensi ataupun
doktrin.

 Penundaan Pemilihan Kepala Daerah Pada Masa Pandemi Covid-19 dengan menggunakan instrumen
yuridis Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2020 dikaji dengan Pasal 5 Undang- Undang Nomor 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan berdasarkan asas legalitas, asas perlindungan
terhadap hak asasi manusia dan AUPB

Sejak dianutnya konsepsi welfare state (Philipus M Hadjon, dkk, 2008) yang menempatkan
pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan umum warga
negara dan untuk mewujudkan kesejahteraan ini pemerintah diberi wewenang untuk campur
tangan dalam segala lapangan kehidupan masyarakat. Dalam campur tangan ini tidak hanya
berdasarkan pada peraturan perundang-undangan saja, tetapi dalam keadaan tertentu
berdasarkan inisiatif sendiri melalui freies Ermessen atau diskresionare. Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan merupakan salah satu peraturan
yang menopang reformasi birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Selain
menjadi landasan hukum. bagi penyelenggaraan pemerintahan, undang- undang ini juga
menjaga hubungan antara aparat pemerintahan dengan masyarakat dan meningkatkan
kualitas pelayanan pemerintah sehingga tercipta birokrasi yang baik, transparan dan efisien.
Pengaturan tentang Administrasi Pemerintahan ke dalam suatu undang- undang bukanlah
sesuatu hal yang baru. Di Eropa dan Amerika terdapat beberapa negara sudah memiliki
undang-undang tersebut seperti Undang-Undang Prosedur Administrasi Negara Republik
Federal Jerman (Verwaltungsverfahrensgesetz des Bundes); di Spanyol terdapat Azcarate
Law sejak tahun 1889; Austria memiliki Allgemeines Verwaltungsverfahrensgesetz sejak
tahun 1921; Italiamemiliki Administrative Code tahun 1990; Belanda sudah memiliki
Administratief Wet Bestuursrecht dan di Amerika Serikat sendiri terdapat Administrative
Procedure Act tahun 1946.

Pengertian Administrasi Pemerintahan dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun


2014 adalah salah satu dasar hukum bagi Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan, Warga
Masyarakat, dan pihak-pihak lain yang terkait dengan Administrasi Pemerintahan dalam
upaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan. Pada Pasal 5
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 disebutkan bahwa Penyelenggaraan administrasi
pemerintahan berdasarkan (tiga) hal yaitu asas legalitas, asas perlindungan terhadap hak
asasi manusia dan Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB).
Penundaan pemilihan Kepala Daerah Tahun 2020 pertama diatur dalam Perpu Nomor 2
Tahun 2020 dilakukan dalam rangka penanggulangan penyebaran Corona Virus Disease
2019 (COVID-l9) sebagai bencana nasional perlu diambil kebijakan dan langkah- langkah
luar biasa baik di tingkat pusat maupun daerah termasuk perlunya dilakukan penundaan
tahapan pelaksanaan pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, serta
walikota dan wakil walikota serentak tahun 2020 agar pemilihan gubernur dan wakil
gubernur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota tetap dapat
berlangsung secara demokratis dan berkualitas serta untuk menjaga stabilitas politik dalam
negeri.

Kemudian pada tanggal 11 Agustus 2020 Perpu Nomor 2 Tahun 2020 ini ditetapkan menjadi
menjadi Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Perubahan Ketiga Atas
undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota
Menjadi Undang-Undang menjadi Undang- Undang.

Guna mengetahui kualifikasi sifat keumuman (algemeenheid) dan kekonkretan


(concreetheid) norma Hukum Administrasi Negara, perlu diperhatikan mengenai objek yang
dikenai norma hukum (adressaat) dan bentuk normanya. Dengan kata lain, kepada siapa
norma hukum itu ditujukan apakah untuk umum atau tertentu. Empat macam sifat norma
hukum, yaitu:

1) Norma umum abstrak misalnya undang-undang.

2) Norma individual konkret misalnya keputusan tata usaha negara.

3) Norma umum konkret misalnya rambu rambu lalu lintas yang dipasang di tempat tertentu
(rambu itu berlaku bagi semua pemakai jalan, namun hanya berlaku untuk tempat itu).

4) Norma individual abstrak misalnya izin gangguan.

Kualifikasi norma hukum yang hampir sama dikemukakan pula oleh H.D van Wijk/ Willem
Konijnenbelt , yakni sebagai berikut:

1) Algemeen-abstract: de algemene regeling, bijvoorbeeld het Reglement verkeersregels


en verkeerstekens 1990 (een algemene maatregel van bestuur), een bouwverordening;
(umum-abstrak: peraturan umum, contohnya peraturan perundang-undangan lalu lintas
jalan 1990 (suatu peraturan pemerintah), peraturan bangunan).

2) Algemeen-concreet: besluit tot het instellen van een parkeer verbod voor een bepaald
straatgedeelte, onbewoonbaarverklaring van een pand; (umum-konkret: keputusan
tentang larangan parkir pada jalan tertentu, pernyataan yang tidak dapat didiaminya suatu
rumah (larangan mendirikan rumah pada wilayah tertentu).

3) Individueel-abstract: de vergunning met permanente; abstracte werking waaraan


voorschriften zijn verbonden, bijvoorbeeld de vergunning krachtens de Wet
milieubeheer; (individual-abstrak: izin yang disertai syarat-syarat yang bersifat
mengatur dan abstrak serta berlaku secara permanen, contohnya izin berdasarkan
undang-undang pengelolaan lingkungan.
4) Individueel-concreet: belastingaanslag, toekenning subsidie voor een eenmalige
activiteit, besluit tot het toepassen van bestuursdwang; (individual-konkret: surat
keputusan pajak, pemberian subsidi untuk suatu kegiatan, keputusan mengenai
pelaksanaan paksaan pemerintahan).
 Penundaan Pemilihan Kepala Daerah pada masa pandemi Covid-19 dengan menggunakan instrumen
yuridis Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor: 179/PL.02-Kpt/
01/KPU/III/2020 dikaji dengan Pasal 5 UndangUndang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan berdasarkan asas legalitas, asas perlindungan terhadap hak asasi manusia dan AUPB.

Penundaan pemilihan kepala daerah selain berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun


2020 juga berdasarkan keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor: 179/PL.02-
Kpt/KPU/III/2020. Dalam kajian Hukum Administrasin Negara, Keputusan Komisi Pemilihan
Umum Republik Indonesia Nomor: 179/PL.02-Kpt/01/KPU/ III/2020 tergolong keputusan tata
usaha negara karena memenuhi unsur: 1) penetapan tertulis; 2) dikeluarkan oleh Badan/Pejabat
TUN; 3) berdasarkan
peraturan perundang- undangan yang berlaku; 4) bersifat konkret, individual dan final; 5)
menimbulkan akibat hukum; 6) seseorang atau badan hukum perdata.
Berikut ini penjelasan satu persatu mengenai unsur-unsur Keputusan TUN di atas. Keputusan
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor: 179/ PL.02-Kpt/01/KPU/ III/2020
bentuknya adalah penetapan tertulis, dikeluarkan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum
Republik Indonesia sebagai Pejabat Tata Usaha Negara. Kemudian, Keputusan Tata Usaha
Negara ini dibuat berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku yaitu Undang
- Undang Nomor 6 Tahun 2020. Selanjutnya, bersifat konkret, individual dan final yaitu
tentang Penundaan Tahapan Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur, Bupati Dan Wakil
Bupati, dan/ atau Wali Kota Dan Wakil Wali Kota tahun 2020 Dalam Upaya Pencegahan
Penyebaran Covid-19. Unsur yang terakhir, Keputusan TUN ini menimbulkan akibat
hukum tertentu bagi yang dituju dalam keputusan tata usaha negara tersebut dan
merupakan wujud dari tindakan hukum publik sepihak dari organ pemerintahan ditujukan
kepada subjek hukum yang tertulis di dalamnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
penundaan pemilihan Kepala Daerah Tahun 2020 dengan menggunakan instrumen yuridis
Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor: 179/PL.02-Kpt/0/KPU/
III/2020 berdasarkan asas legalitas. Hal ini mencerminkan bahwa penundaan pemilihan
Kepala Daerah Tahun 2020 berdasarkan asas legalitas dimana terdapat aturan yang
mengatur, baik berdasarkan pada peraturan perundang-undangan maupun dengan Keputusan
Tata Usaha Negara.
Selain itu, penundaan pemilihan Kepala Daerah Tahun 2020 dengan menggunakan instrumen
yuridis Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor: 179/
PL.02-Kpt/01/KPU/III/2020 berdasarkan asas perlindungan terhadap hak asasi manusia.
Hal ini dibuktikan dengan masa kerja panitia pemungutan suara yang sudah dilantik
harus ditunda, yang berarti sesuai dengan implementasi pasal 28 G ayat (1) Undang-
Undang Dasar 1945 yang menentukan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Selain berdasarkan asas legalitas dan asas perlindungan terhadap hak asasi manusia,
penundaan pemilihan Kepala Daerah Tahun 2020 dengan menggunakan instrumen yuridis
Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor: 179/ PL.02-Kpt/01/KPU/
III/2020 juga berdasarkan AUPB yaitu asas kecermatan dan asas kepastian hukum. Karena
pengertian asas kepastian hukum adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan
landasan ketentuan peraturan perundang- undangan, kepatutan, keajegan, dan keadilan dalam
setiap kebijakan penyelenggaraan pemerintahan. Dengan demikian, penundaan pemilihan
Kepala Daerah Tahun 2020 dengan menggunakan instrumen yuridis Keputusan.
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor: 179/PL.02-Kpt/01/KPU/III/2020
adalah sudah tepat karena berlandaskan pada asas kepastian hukum. Selain itu, asas
kecermatan yang mengandung arti bahwa suatu Keputusan dan/atau Tindakan harus
didasarkan pada informasi dan dokumen yang lengkap untuk mendukung legalitas penetapan
dan/atau pelaksanaan Keputusan dan/atau Tindakan sehingga Keputusan dan/atau Tindakan
yang bersangkutan dipersiapkan dengan cermat sebelum Keputusan dan/ atau Tindakan
tersebut ditetapkan dan/atau dilakukan. Penundaan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2020
dengan menggunakan instrumen yuridis Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik
Indonesia Nomor: 17 /PL.02-Kpt/01/KPU/III/2020 dibuat dengan dukungan data akurat
secara saintifik baik dari WHO maupun pemerintah yang kemudian disusul dengan
pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Selain itu, pertimbangan
dikeluarkannya Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor: 17
/PL.02-Kpt/01/KPU/III/2020 juga dikaitkan dengan: 1) Keputusan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana Nomor 13.A Tahun 2020 tentang Perpanjangan Status Keadaan
Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia; dan 2) Surat
Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor S-0235/K.
BAWASLU/PM.00.00/3/2020 tanggal 16 Maret 2020 perihal Antisipasi Dampak Virus
Covid-19 terhadap Penyelenggaraan Tahapan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
Tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai