Anda di halaman 1dari 9

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

“Konsep Dasar Diagnosis Kesulitan Belajar”


KELOMPOK 2
Nama Angggota:
Nurul Hikmah A1E314024
Wellia Rahmi A1E314025
Muhammad Ridani A1E314039
Annazea Muttaqiah A1E314104
Zahratul Aliyah A1E314122
Muhammad Khariyadi A1E314163
Lairisa Fahrida A1E314169
Erni Arniati Noviasari A1E314180
1. Konsep Dasar Diagnosis Kesulitan Belajar
a. Pengertian Diagnosis
Menurut Thorndike dan Hagen (1955:530-532)
• Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami seseorang
dengan melalui pengujian dan studi yang saksama mengenai gejala-gejalanya.
• Studi yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik
atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.
• Keputusan yang dicapai setelah dilakukan studi secara seksama atas gejala-gejala atau
fakta tentang suatu hal.

b. Pengertian Kesulitan Belajar


• Menurut Syaiful Bahri Djamarah, kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana siswa
tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan
adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar
• Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, kesulitan belajar adalah suatu keadaan
dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar
sebagaimana mestinya
2. Mengidentifikasi Kasus Kesulitan Belajar
a. Menandai Siswa yang Diduga Mengalami Kesulitan Belajar

Dengan menghimpun dan menganalisis catatan-catatan hasil belajar siswa serta


menafsirkan dengan cara tertentu, kita dapat menemukan kasus kesulitan belajar yang
dihadapi siswa.

Dalam menafsirkan data hasil belajar dapat menggunakan criterion referenced atau
norm-referenced (PAP atau PAN).

Jika kita menggunakan citerion-referenced (PAP) dengan berasumsi bahwa instrumen


evaluasi atau soal yang kita pergunakan telah dikembangkan dengan memenuhi syarat.
Cara yang dapat kita tempuh, sebagai berikut:
• Tetapkan angka kualifikasi minimal
• Kemudian bandingkan angka nilai (prestasi)
• Himpunlah semua siswa yang angka nilai prestasinya
• Mengadakan prioritas layanan kepada mereka yang diduga paling berat kesulitannya
Dengan cara di atas maka kita dapat menandai:
• kelas atau kelompok siswa tertentu sebagai kasus, jika kita teliti ternyata mayoritas dari
populasi kelas atau kelompok tersebut nilai prestasinya di bawah nilai batas lulus;
• Individu-individu siswa sebagai kasus, jika ternyata hanya sebagian kecil (minoritas) dari
populasi kelas yang memperoleh angka nilai prestasi di bawah batas lulus; bahkan lebih lanjut
sudah ditandai pula siswa mana yang diprioritaskan perlu dibantu (berdasarkan ranking, urutan
tingkat kelemahannya).

Alternatif kedua, dapat menggunakan norm-references (PAN), di mana nilai prestasi rata-rata
yang dijadikan ukuran pembanding bagi setiap nilai prestasi siswa secara individual
Langkah-langkahnya metode criterion-references (PAP), sebagai berikut:
• Cari atau hitunglah nilai rata-rata kelas atau kelompok
• Tandailah siswa-siswa yang angka nilai prestasinya berada di bawah rata-rata prestasi kelasnya
• Jika ingin diadakan prioritas layanan bimbingan, buatlah ranking dengan menghitung angka
selisih atau deviasi nilai prestasi individu dengan angka nilai rata-rata prestasi kelasnya.
Kasus kesulitan belajar dapat pula dideteksi dari catatan observasi atau laporan proses kegiatan belajar.
Catatan proses belajar tersebut di antaranya:
(1) Cepat lambatnya menyelesaikan pekerjaan
(2) Ketekunan atau persistency dalam mengikuti pelajaran
(3) Partisipasi atau kontribusinya dalam pemecahan masalah atau mengerjakan tugas kelompok
(4) Kemampuan kerja sama dan penyesuaian sosialnya

b. Melokalisasikan Letak Kesulitan Belajar (Permasalahan)


1) Dalam mata pelajaran manakah kesulitan itu terjadi?
2) Pada kawasan tujuan belajar yang manakah kesulitan terjadi?
3) Pada bagian bahan yang manakah kesulitan itu terjadi?
4) Dalam segi-segi proses belajar manakah kesulitan itu terjadi?
Langkah butir 1 dan 2 dalam pelaksanaannya dapat ditempuh dengan beberapa strategi pendekatan, yaitu:
a) Dalam konteks sistem instruksional yang konvensional
b) Dalam konteks sistem instruksional yang inovatif
3. Mengidentifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

1)Learning experience variables, antara lain mengenai :


a. Method variables
b. Task variables
c. Environmental variables

2) Organismic Variables, yang mencakup :


d. Characteristic of the learners
e. Mediating processes

3) Response Variables, dikelompokkan berdasarkan tujuan pendidikan, yaitu:


f. tujuan kognitif
g. tujuan afektif
Burton (1925:633-640), mengelompokkan faktor yang menyebabkan
kesulitan belajar ke dalam dua kategori, yaitu faktor-faktor yang
terdapat di dalam diri siswa dan di luar diri siswa.

a) Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain:


(1)   Kelemahan fisik
(2)   Kelemahan-kelemahan secara mental yang sukar diatasi oleh
individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidikan
(3)   Kelemahan-kelemahan emosional
(4)   Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap-sikap yang
salah
b.   Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa (situasi sekolah dan masyarakat),
antara lain:
1) Kurikulum yang seragam (uniform), bahan dan buku-buku sumber yang tidak sesuai
dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan individu
2) Ketidaksesuaian sistem pengajaran, penilaian, pengelolaan kegiatan dan
pengalaman belajar-mengajar, dan sebagainya
3) Terlalu besar populasi siswa dalam kelas, terlalu banyak menuntut kegiatan di luar
4) Terlalu sering pindah sekolah atau program, tinggal kelas, dan sebagainya
5) Kelemahan dari sistem belajar-mengajar pada tingkat-tingkat pendidikan
sebelumnya
6) Kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga
7) Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak yang
terlibat dalam kegiatan ekstrakulikuler
8) Kekurangan makan (gizi, kalori, dan sebagainya)

Bruner and Bruner (1972) melakukan studi terhadap masalah putus sekolah (drop outs) di
Indonesia, dari segi tinjauan antropologis ternyata menemukan kelemahan-kelemahan
kultural yang fundamental, antara lain:
1) Pandangan masyarakat (orangtua) yang salah terhadap pendidikan
2) Falsafah hidup yang cepat puas, tidak memiliki motif berprestasi
3) Tradisi hidup sosial dan ekonomi yang terbelakang
Cara untuk menghimpun berbagai informasi guna menemukan sumber
kelemahan belajar secara definitif, antara lain:

1) Untuk membuktikan bahwa kelemahan itu bersumber pada kelemahan


dasar belajar (intelegensi atau bakat) maka cara yang paling tepat ialah:
a) mengadakan tes intelegensi
b) mengadministrasikan tes bakat (aptitude test)
c) analisis atas catatan prestasi belajarnya secara historis-komparatif

2) Untuk membuktikan kelemahan yang ternyata bukan bersifat potensial,


dapat dipergunakan pula berbagai teknik pendekatan, antara lain:
a) Inventory
b) skala sikap (attitude rating scale)
c) observasi yang terarah untuk mendeteksi pola-pola performance,
siswa dan guru di dalam situasi yang actual
d) analisis respons siswa dalam interaksi belajar-mengajar di kelas
atau wawancara khusus dengan siswa
e) analisis hasil pekerjaan tertulis (written product analysis)

Anda mungkin juga menyukai