Dalam menafsirkan data hasil belajar dapat menggunakan criterion referenced atau
norm-referenced (PAP atau PAN).
Alternatif kedua, dapat menggunakan norm-references (PAN), di mana nilai prestasi rata-rata
yang dijadikan ukuran pembanding bagi setiap nilai prestasi siswa secara individual
Langkah-langkahnya metode criterion-references (PAP), sebagai berikut:
• Cari atau hitunglah nilai rata-rata kelas atau kelompok
• Tandailah siswa-siswa yang angka nilai prestasinya berada di bawah rata-rata prestasi kelasnya
• Jika ingin diadakan prioritas layanan bimbingan, buatlah ranking dengan menghitung angka
selisih atau deviasi nilai prestasi individu dengan angka nilai rata-rata prestasi kelasnya.
Kasus kesulitan belajar dapat pula dideteksi dari catatan observasi atau laporan proses kegiatan belajar.
Catatan proses belajar tersebut di antaranya:
(1) Cepat lambatnya menyelesaikan pekerjaan
(2) Ketekunan atau persistency dalam mengikuti pelajaran
(3) Partisipasi atau kontribusinya dalam pemecahan masalah atau mengerjakan tugas kelompok
(4) Kemampuan kerja sama dan penyesuaian sosialnya
Bruner and Bruner (1972) melakukan studi terhadap masalah putus sekolah (drop outs) di
Indonesia, dari segi tinjauan antropologis ternyata menemukan kelemahan-kelemahan
kultural yang fundamental, antara lain:
1) Pandangan masyarakat (orangtua) yang salah terhadap pendidikan
2) Falsafah hidup yang cepat puas, tidak memiliki motif berprestasi
3) Tradisi hidup sosial dan ekonomi yang terbelakang
Cara untuk menghimpun berbagai informasi guna menemukan sumber
kelemahan belajar secara definitif, antara lain: