Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK GENAP 2021/2022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

Nama : Siti Luthfiah Adawiyah

NIM : 41032122211059

Mata kuliah: Psikologi Pendidkan

Semester/Kelas/Prodi: 2/A2 Pend. Bahasa Inggris

Dosen: Dr. Teti Ratnawulan S., M.Pd.

Waktu/Tempat: 1x24 jam/Daring

JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI BAWAH INI DENGAN JELAS DAN BENAR

1.a. Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar
mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas
maupun di luar kelas. dan terdapat macam macam teori belajar menurut para ahli yaitu :

• Teori Kognitif

teori ini menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang terdiri dari beberapa proses, seperti
pemahaman, mengingat, mengolah informasi, problem solving, analisis, prediksi, dan perasaan.

Teori Behavioristik

Teori yang dianut sejumlah ilmuwan, seperti Gage dan Berliner ini menyatakan bahwa sebuah
pengalaman mampu mengubah tingkah laku (kebiasaan atau proses berpikir) seseorang sebagai hasil
proses belajar dari pengalaman itu sendiri.

• Teori Humanis

Teori belajar selanjutnya adalah humanistik yang berkembang dari teori behavioristik. Tokoh dari teori
humanis adalah Carl Rogers dan Abraham Maslow. Dilihat dari definisinya, teori humanis adalah metode
pembelajaran yang fokus pada peserta didik guna mengembangkan potensinya.

Ada beberapa faktor yang mendukung teori humanis, yaitu peran kognitif—pemahaman seseorang
tentang ilmu pengetahuan, dan peran afektif—faktor mental yang membentuk individu.
• Teori Konstruktif

Teori konstruktif sejatinya sudah ada dari dulu, namun masih digunakan sampai sekarang karena bersifat
efektif dan mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan zaman. Lewat teori konstruktif, peserta
didik diajak untuk mendalami pengetahuan secara bebas atau juga bisa memaknainya sesuai
pengalaman.

• Teori Gestalt

Teori Gestalt merupakan percabangan dari teori kognitif. Teori ini muncul dari buah pikiran seorang
psikolog Jerman, yaitu Max Wertheimer. Dalam teori gestalt, proses belajar seseorang dimulai dari
mendapatkan informasi, kemudian melihat strukturnya secara menyeluruh.

1.b. persamaan : belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon

perbedaan :

- teori belajar classical conditioning


Belajar adalah Suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya 4 unsur yaitu: Uncoditioned
stimulus (UCS), Uncoditioned response (UCR), conditioned stimulus (CS), dan conditioned
response (CR)

- teori belajar behavior


Tingkah laku seseorang berfungsi untuk menjaga kelangsungan hidup
Interaksi antara stimulus dan respon tidaklah sederhana. sebagaimana adanya.

1.c.

1. cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol,


2. penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis,
3. kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap,
4. adanya keterarahan seluruh kegiatan kepada tujuan yang ingin dicapai,
5. adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya,
6. kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu, dan
7. balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang telah
dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan. Sedangkan kelemahan teori
sebernetik yaitu, teori ini dikritik karena lebih menekankan pada sistem informasi yang dipelajari,
dan kurang memperhatikan bagaimana proses belajar.

2. a Di dalam pembelajaran, terdapat komponen-komponen yang berkaitan dengan proses


pembelajaran, yaitu :guru, siswa, tujuan, metode, materi, alat pembelajaran (media), evaluasi.
2.b tujuan layanan bimbingan belajar adalah membantu siswa agar mencapai perkembangan yang
optimal, sehingga tidak menghambat perkembangan siswa. Siswa yang perkembangannya terhambat
atau terganggu akan berpengaruh terhadap perkembangan atau kemampuan belajarnya.

2.c karna Bimbingan dan konseling berperan sebagai wadah untuk membantu siswa mengembangkan
potensi dirinya menuju kemandirian. Selain itu bimbingan dan konseling juga berfungsi memberikan
pemahaman, pencegahan, pengentasan, serta pemeliharaan dan pengembangan. dan tujuan kegiatan
remedial adalah (1) agar siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya. (2) dapat
memperbaiki/mengubah cara belajar siswa ke arah yang lebih baik. (3) dapat memilih materi dan fasilitas
belajar secara tepat.

3.

1. Identifikasi kasus
Identifikasi kasusmerupakan langkah awal untuk menemukan peserta didik yang diduga
memerlukan layanan bimbingan dan konseling. Robinson (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)
memberikan beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi peserta didik yang
diduga mebutuhkan layanan bimbingan dan konseling, yakni :
1. Call them approach
2. Maintain good relationship
3. Developing a desire for counseling
4. Melakukan analisis terhadap hasil belajar peserta didik
5. Melakukan analisis sosiometris

2. Identifikasi Masalah
upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi peserta didik.
Dalam konteks Proses Belajar Mengajar, permasalahan peserta didik dapat berkenaan dengan
aspek : (1) substansial – material; (2) struktural – fungsional; (3) behavioral; dan atau (4)
personality.

3. Diagnosis, Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang
melatarbelakangi timbulnya masalah peserta didik. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar
faktor-faktor penyebab kegagalan belajar peserta didik, bisa dilihat dari segi input, proses,
ataupun out put belajarnya.

4. Prognosis, Langkah ini dilakukan untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami peserta
didik masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif pemecahannya, Hal ini
dilakukan dengan cara mengintegrasikan dan menginterpretasikan hasil-hasil langkah kedua dan
ketiga.
5. Treatment, upaya untuk melaksanakan perbaikan atau penyembuhan atas masalah yang dihadapi
klien, berdasarkan pada keputusan yang diambil dalam langkah prognosis.

6. Evaluasi dan Follow Up, evaluasi atas usaha pemecahan masalah seyogyanya tetap dilakukan
untuk melihat seberapa pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan terhadap
pemecahan masalah yang dihadapi peserta didik.

4.

1. Identifikasi Kasus, menentukan siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar


2. Identifikasi Masalah, menentukan atau melokalisasikan pada bidang studi apa dan pada aspek
mana siswa tersebut mengalami kesulitan

Cara dan alat yang dapat digunakan, antara lain:


a. Cara langsung
b. Bekerjasama dengan orang tua atau pihak lain
c. Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
d. Prognosis/Diagnosis
e. Referal, Pada langkah ini, menyusun suatu rencana atau alternatif bantuan yang akan
dilaksanakan.

3. Pengajaran Remedial
suatu proses kegiatan pelaksanaan program belajar mengajar khusus bersifat individual, diberikan
kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar, yang bersifat mengoreksi (menyembuhkan) siswa
yang mengalami gangguan belajar tersebut sehingga dapat mengikuti proses belajar mengajar
secara klasikal kembali untuk mencapai prestasi optimal.

4. Prosedur Pengajaran Remedial


1. Penelaahan Kembali Kasus
2. Alternatif Tindakan
3. Evaluasi Pengajaran Remedial

5. Pendekatan dan Metode Pengajaran Remedial


1. Pendekatan Pencegahan (preventive approach)
2. Pendekatan Penyembuhan (curative approach)
3. Pendekatan Perkembangan (developmental approach)

5. Manifestasi Gejala Kesulitan Belajar : Hasil tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan

Kegagalan Belajar : Siswa tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan
ukuran tingkat kemampuannya, inteligensi, bakat), padahal ia diramalkan (predicted) akan dapat
mengerjakannya atau mencapai prestasi tersebut.
Identifikasi Kasus:

Cara : Menandai siswa dengan membandingkan posisi atau kedudukan prestasi siswa dengan prestasi
kelompok / kriteria tingkat keberhasilan yang telah ditetapkan.

Teknik : Meneliti nilai hasil ujian semester yang tercantum dalam laporan hasil belajar (buku leger)
kemudian membandingkannya dengan nilai rata-rata kelompok / kriteria yang telah ditentukan.

Identifikasi Masalah :

a. Cara langsung

1. Tes diagnostik bidang studi

2. Hasil ujian siswa sebagai bahan untuk dianalisis

3. Memeriksa buku catatan atau pekerjaan siswa

b. Bekerjasama dengan orang tua atau pihak lain dgn cara :

1. Menggunakan tes diagnostik yang sudah standar

2. Wawancara khusus oleh ahli yang berwewenang dalam bidang ini.

3. Observasi

4. Wawancara : guru pembimbing, wali kelas, orangtua teman

Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar:

a. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dalam diri siswa itu sendiri.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, sebagai penyebab kesulitan belajar,
antara lain :

1. Sifat kurikulum yang kurang fleksibel.


2. Beban studi yang terlampau berat.
3. Metode mengajar yang kurang menarik
4. Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar
5. Situasi rumah yang kurang kondusif untuk belajar.

Prognosis/Diagnosis

1. Apakah siswa masih dapat ditolong untuk dapat mengatasi kesulitan belajarnya atau tidak ?
2. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa tersebut ?
3. Bagaimana caranya agar siswa dapat ditolong secara efektif ?
4. Siapa sajakah yang perlu dilibatkan atau disertakan dalam membantu siswa tersebut, dan apakah
peranan atau sumbangan yang dapat diberikan masing-masing pihak dalam menolong siswa
tersebut ?

Referal

1. Cara-cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan belajar yang dialami siswa yang
bersangkutan.
2. Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang lagi.

Anda mungkin juga menyukai