Anda di halaman 1dari 7

Nama : Luluk Mahmudah Az Zahra

NIM : 22104241019
Prodi/Kelas: Bimbingan dan Konseling/A

1. Sebut dan jelaskan metode pembelajaran beserta penerapannya menurut yang Anda
pahami!
jawab :
beberapa metode pembelajaran diantaranya :
a. Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode mengajar dengan menyampaikan pembelajaran secara lisan atau langsung
oleh pendidik kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Penerapan : Saat persiapan guru mempersiapkan materi atau bahan ajar, tujuan
pembelajaran, peserta didik, dan waktu pembelajaran. Lalu saat pelaksanaan guru
menyampaikan pengantar sebagai awal untuk membentuk suasana kelas dan
selanjutnya masuk ke materi inti.
b. Metode Diskusi (Discussion method)
Metode diskusi merupakan metode yang sangat erat hubungannya dengan
memecahkan masalah (problem solving) yakni dalam menyampaikan materi
pembelajaran dengan memunculkan suatu problem dalam bentuk pertanyaan
problematis untuk dibahas dan dicari jalan keluarnya dari permasalahan tersebut.
Penerapan : saat persiapan menentukan masalah yang akan dicari solusinya, lanjut
dengan diskusi mengkaji materi pembelajaran yang disepakati untuk dibahas
bersama dalam kelompok (group discussion).
c. Metode demontrasi (Demonstration Method)
merupakan salah satu cara dalam menyampaikan materi atau informasi kepada
peserta didik dengan menampilan secara langsung (visual) dari apa yang
dipelajarinya sehingga bisa menjadi lebih jelas atau dengan memperagakan
barang, aturan, dan urutan suatu kegiatan secara langsung maupun menggunakan
media pengajaran.
Penerapan : guru menyiapkan beberapa media yang dibutuhkan atau menjadi
seorang model yang memperagakan suatu kejadian atau proses suatu masalah,
serta bertindak sebagai evaluator yang mengoreksi, dan menilai hasil demonstrasi
peserta didik.
d. Metode Simulasi (Simulation)
Metode simulasi seringkali digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses
pembelajaran menggunakan simulasi cenderung tidak melibatkan objek yang
sebenarnya (bukan benda atau kegiatan sebenarnya).

1
Penerapan : pembelajaran dengan bermain peran oleh sekelompok siswa yang
sudah diarahkan oleh guru mengenai mekanisme pelaksanaannya.
e. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode yang memberikan kesempatan kepada siswa,
baik secara individu maupun kelompok, untuk melakukan eksperimen di
laboratorium atau di lapangan untuk membuktikan suatu teori atau menemukan
sendiri sebuah pengetahuan baru.
Penerapan : peserta didik melakukan pembelajaran di laboratorium untuk
melakukan suatu percobaan atau peserta didik terjun langsung ke lapangan untuk
membuktikan suatu teori dengan fakta yang sebenarnya.
f. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan suatu cara dalam mengemukakan materi
pembelajaran yang bentuknya pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik dan
peserta didik tersebut diminta untuk mengemukakan jawaban dari pertanyaan
tersebut.
Penerapan : guru menyampaikan pertanyaan yang akan dijawab peserta didik
dengan memahami tingkatan dari pertanyaannya, yakni pertanyaan ingatan,
pertanyaan pemahaman, pertanyaan aplikasi, pertanyaan analisis, pertanyaan
sintesis (meramalkan), pertanyaan evaluasi.
g. Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah termasuk metode tingkat tinggi karena sangat
diperlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi dari guru maupun siswa untuk
memecahkan suatu masalah.
Penerapan : siswa secara berkelompok atau individu dengan didampingi guru
yang kompeten menganalisa masalah untuk dicari solusinya.
h. Metode Karya Wisata
Metode Karya Wisata merupakan metode pembelajaran dengan membawa peserta
didik ke objek di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar mereka dapat
mengamati dan mengalami secara langsung.
Penerapan : mengajak siswa mengunjungi tempat-tempat atau lokasi yang
memiliki nilai edukasi tinggi setelah itu peserta didik membuat laporan yang
kemudian dibukukan.
Daftar pustaka
Djamaluddin, A. & Wardana. (2019). Belajar dan pembelajaran 4 Pilar Peningkatan
Kompetensi Pedagogis. Sulawesi Selatan. Kaaffah Learning Center
Setiawan, M. A. (2017). Belajar dan pembelajaran. Uwais Inspirasi Indonesia.
Yogica, R., Muttaqin, A., & Fitri, R. (2020). Metodologi pembelajaran: strategi,
pendekatan, model, metode pembelajaran. IRDH Book Publisher

2
2. Jelaskan dua teori belajar yang Anda pahami dan bagaimana penerapan dalam
pembelajaran, serta pemanfaatannya dengan bidang Bimbingan dan Konseling!
Jawab :
a. Teori Belajar Behaviorisme
Teori Behavioristik adalah teori yang mempelajari perilaku manusia yang terjadi
melalui pengujian dan pengamatan atas tingkah laku yang terlihat. Teori belajar
behaviorisme menekankan pada input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respons. Stimulus merupakan sesuatu yang diberikan guru kepada siswa
sedangkan respons merupakan reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus
yang diberikan guru.
Penerapan dalam pembelajaran teori belajar behavioristik cenderung
mengarahkan siswa untuk berfikir dan membawa siswa untuk mencapai target
tertentu, sehingga menjadikan siswa tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
Dalam teori ini siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama terhadap
pengetahuan yang diajarkan oleh guru.
Pemanfaatan dalam bidang bimbingan adalah mengembangkan konseling, dengan
mengembangkan perilaku spesifik sebagai hasil konseling yang dapat diukur,
memberikan ilustrasi bagaimana mengatasi keterbatasan lingkungan, serta
penekanan bahwa konseling hendaknya memusatkan pada perilaku sekarang dan
bukan kepada perilaku yang terjadi pada masa lalu.
b. Teori Belajar Humanisme
Teori belajar humanistik mengutamakan proses belajar dari pada hasil belajar dan
memiliki konsep memanusiakan manusia sehingga manusia yang dimaksud
adalah siswa, mampu memahami diri dan lingkungannya. Teori belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari
sudut pandang pengamatnya.
Penerapan dalam pembelajaran guru bersifat fasilitator untuk memberikan
motivasi kesadaran mengenai makna belajar dan mendampingi siswa selama
proses pembelajaran berlangsung untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan peserta didik adalah pelaku utama yang memaknai proses belajarnya
sendiri.
Pemanfaatan dalam bimbingan dan konseling menggunakan teori humanistik
dapat memberi kebebasan kepada siswa dalam belajar dan memilih aktivitas
belajarnya sendiri, mengembangkan personal skill terutama keterampilan sosial
siswa, serta interaksi kelompok di mana kemampuan atau karakteristik yang
berbeda setiap siswa mendorong untuk saling membantu dalam mempelajari
materi yang sama.

3
Daftar pustaka

Fitriani, Y. W. (2019). Bab II Kajian Pustaka A. Teori Belajar Humanistik.

Nahar, N. I. (2016). Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam Proses Pembelajaran.


Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial. Vol. 1. Hal 65-74

Sanyata, S. (2012). Teori dan Aplikasi Pendekatan Behavioristik dalam Konseling.


Jurnal Paradigma.

Setiawati, F. A. (2009). Pendekatan Humanistik Dalam Bimbingan Konseling Di


Sekolah Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa. Jurnal Paradigma.
Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Menurut Anda, apakah kegiatan pengukuran dan penilaian hasil belajar itu saling
berhubungan? Lalu apa yang membedakan dari kedua kegiatan tersebut? Jelaskan
menurut yang Anda pahami!
Jawab :
Kegiatan pengukuran dan penilaian hasil belajar memiliki pengertian yang berbeda, tetapi
keduanya saling berhubungan. Mengukur merupakan proses pengumpulan data melalui
pengamatan secara empiris (kuantitatif), sedangkan menilai adalah mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk (kualitatif).
Daftar Pustaka
Kemdikbud. 2020. Modul 1-Pengertian Tes, Pengukuran, dan Penilaian.

4. Prosedur atau langkah-langkah melaksanakan diagnosis belajar antara lain: a)


mengidentifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar; b)
menemukan letak kesulitan belajar; c) menentukan faktor penyebab kesulitan belajar; d)
memperkirakan alternatif bantuan; e) menetapkan kemungkinan cara mengatasinya; dan
f) tindak lanjut. Dari prosedur yang telah disebutkan, jelaskan dan beri contoh
penerapannya masing-masing!
Jawab :
a. Mengidentifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar
Yakni menetapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, dengan cara
mengenali latar belakang baik psikologis maupun nonpsikologis.
Contoh penerapan : dengan menganalisis prestasi peserta didik melalui hasil belajar
dan perilaku peserta didik melalui observasi dalam proses pembelajaran seperti cepat
lambatnya dalam menyelesaikan tugas, kehadiran dan ketekunan dalam proses
pembelajaran, dan peran serta dalam tugas kelompok.
b. Menemukan letak kesulitan belajar

4
Menentukan atau melokalisasi pada bidang studi apa dan pada aspek mana peserta
didik tersebut merasa kesulitan.
Contoh penerapan : dapat dilakukan dengan cara tes diagnotis setiap bidang studi lalu
dilihat pada hasilnya maka akan ditemukan karakteristik dan sifat kesulitan belajar
yang dialaminya.
c. Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar
Meneliti faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan belajar
melalui faktor yang ada dalam dirinya (internal) dan faktor yang berasal dari luar.
Pada identifikasi faktor internal dapat dilihat dari dua aspek yakni aspek fisik seperti
kondisi dan kesehatan tubuh, dan aspek psikologis seperti kecerdasan, bakat, minat,
kemampuan, serta kemauan. Sedangkan untuk faktor eksternal dapat dilihat dari aspek
lingkungan sosial maupun non-sosial yang ada di sekitar peserta didik, dan aspek
instrumen meliputi fasilitas yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran
sehingga timbul kesulitas pada diri peserta didik.
Contoh penerapan : perlu kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengetahui faktor
penyebab kesulitan belajar seperti dokter atau klinik sekolah untuk mengetahui
kondisi fisik peserta didik, kerja sama dengan guru bimbingan dan konseling atau
psikolog untuk mengetahui kondisi dan keadaan mentalnya, komunikasi dengan orang
tua, keluarga terdekat, temannya, atau dengan peserta didik itu sendiri untuk
mengetahui sikap dan kebiasaan belajarnya.
d. Memperkirakan alternatif bantuan
Setelah mengetahui hingga faktor penyebabnya, maka akan dapat memperkirakan
kemungkinan bantuan atau tindakan yang tepat untuk membantu kesulitan belajar
peserta didik.
Contoh penerapan : dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti apakah peserta didik
masih mungkin untuk ditolong?, berapa lama waktu penanganan yang diberikan?,
siapa ahli yang kompeten sesuai dengan faktor penyebabnya?, serta kapan dan dimana
bantuan itu diberikan?
e. Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya
Langkah ini merupakan langkah untuk menentukan batuan atau usaha penyembuhan
yang diperlukan peserta didik.
Contoh penerapan : diberikan remedial atau penagajaran perbaikan, layanan
bimbingan dan konseling, memberikan fasilitas yang memadai untuk mendukung
proses pembelajaran, dan jika perlu penanganan lebih lanjut dapat mengirim peseta
didik kepada ahli yang lebih berkompeten dalam bidangnya.
f. Tindak lanjut
Merupakan langkah terakhir yang ditempuh dalam mengatasi kesulitan belajar peseta
didik.

5
Contoh penerapan : memberikan pertolongan kepada peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar sebagai penerapan program bantuan, melibatkan berbagai pihak
dalam penanganannya, mendampingi dan mengikuti perkembangan peseta didik, dan
melakukan referral pada ahli yang berkompeten dalam penanganan kesulitan belajar.

Daftar Pustaka

Sugiyanto. 2014. Psikologi Pendidikan Diagnosis Kesulitan Belajar. Universitas Negeri


Yogyakarta

Widyastuti, T. 2019. Bab 6 Diagnosis Kesulitan Belajar.

5. Di antara materi berikut ini: motivasi dalam belajar; kreativitas dalam belajar dan
pembelajaran; perbedaan individu; kecerdasan. Pilihlah dua dari keempat materi (selain
tugas presentasi Anda). Jelaskan inti dan kemanfaatannya bagi Anda sebagai mahasiswa
Bimbingan dan Konseling!
Jawab :
a. Kreativitas dalam belajar dan pembelajaran
Kreativitas dalam belajar adalah kemampuan seseorang dalam menemukan daya
cipta untuk membuat suatu kreasi dan mengolaborasikan gagasan-gagasan baru
untuk pemecahan masalah yang dihadapi siswa dalam proses belajar dan
pembelajaran. Pemanfaatan dalam bimbingan dan konseling adalah memahami
pentingnya kreativitas siswa dalam menunjang proses belajarnya dan memahami
peserta didik melalui kreativitas yang dimiliki dengan memanfaatkan
lingkungannya, objek yang sering dijumpai, pengalaman peserta didik sendiri,
serta peran seorang guru dalam meningkatkan kreativitas siswa.
b. Perbedaan individu
Perbedaan individu merupakan perbedaan kemampuan dan karakteristik yang
dimiliki setiap peserta didik. Dalam pendidikan menjelaskan perbedaan-perbedaan
pada peserta didik meliputi cara berfikir, berperasaan, dan bertindak dalam suatu
kelas. Hal ini menyebabkan keunikan pada masing-masing peserta didik dalam
menerima pelajaran. Pemanfaatan dalam bimbingan dan konseling adalah jika
akan memberi bantuan atau layanan bimbingan dan konseling dengan tepat dapat
disesuaikan dengan karakteristik masing-masing peserta didik, membuat forum
group discussion dalam melakukan bimbingan dan konseling juga dapat sesuai
dengan kemauan dan kemampuan baik kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.
Daftar Pustaka
Fitriyani, Y., Supriatna, N., & Sari, MZ.. 2021. Pengembangan Kreativitas Guru dalam
Pembelajaran Kreatif pada Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jurnal

6
Kependidikan. Vol. 7. No. 1. Hal. 97-109. Dari
http://ojs.ikipmataram.ac.id/index.php/jurnalkependidikan/index
Lestari, I. & Zakiah, L. 2019. Kreativitas dalam Konteks Pembelajaran. Bogor: Erzatama
Karya Abadi.
Riswanti, C., dkk. 2020. Perbedaan Individu dalam Lingkup Pendidikan. Jurnal
Pendidikan dan Dakwah. Vol. 2. No. 1. Hal. 97-108. Dari
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pandawa

6. Jelaskan bagaimana kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap proses pembelajaran di


kelas!
Jawab : dengan memahami psikologi pendidikan dapat membantu pendidik mengerti dan
memahami perkembangan psikis peserta didik untuk peningkatan mutu belajar dan
mempelajari perkembangan peserta didik khususnya dalam interaksinya dengan pelajaran
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya agar pembelajaran yang berlangsung dapat
berjalan efektif.
Daftar Pustaka
Hasan, PR. & Arif, M. 2021. Kontribusi Psikologi Pendidikan Dalam Pembelajaran. Vol.
6 No. 1. Hal. 24-30. Gorontalo: Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai
Gorontalo. Dari
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/annizom/article/viewFile/3982/3044

Anda mungkin juga menyukai