PEMBELAJARANNYA
Dibuat oleh:
KELOMPOK 2
1. MARIAH ULFAH ABD. RAHMAN
2. MEIKELIN HURSEPUNY
3. NUR’AINI RISKI AMALIA OHORELLA
4. NURFAZRIA
5. SELCE PATTIPEILOHY
6. YULIANTI BEATA KILMAS
Jawaban:
1. Teori Behavioristik
Dalam teori belajar behavioristik, semua tingkah laku manusia dapat dilihat dan ditelusuri
dari bentuk refleks. Secara psikologi, teori belajar behavioristik dikenal sebagai sebuah teori
pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari pengkondisian lingkungan.
Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti;
tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik peserta didik, media dan fasilitas
pembelajaran yang tersedia.
1) Guru harus menyusun materi atau bahan ajar secara lengkap. Dimulai dari materi sederhana
sampai kompleks.
2) Guru lebih banyak memberikan contoh berupa instruksi selama mengajar.
3) Saat guru melihat ada kesalahan, baik pada materi maupun pada siswa maka guru akan
segera diperbaiki.
4) Guru memberikan banyak drilling dan latihan agar terbentuk perilaku atau pembiasaan
seperti yang diinginkan.
5) Evaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat.
6) Guru dituntut memiliki kemampuan memberikan penguatan (reinforcement), baik dari sisi
positif dan negatif.
Teori behavioristik lebih mementingkan pengaruh lingkungan, sedangkan teori
kognitif lebih fokus pada apa yang ada dalam diri. Jika teori behavioristik mementingkan
pada bagian-bagian, teori kognitif memandang secara keseluruhan. Perbedaan lainnya
adalah dalam teori belajar behavioristik hasil belajar terbentuk secara mekanis, sedangkan
dalam teori kognitif terjadi kesinambunagan dalam diri.
Pada jaman modern ini, aplikasi teori behavioristik berkembang pada pembelajaran
dengan power point dan multimedia. Pembelajaran dengan power point, cenderung terjadi
satu arah. Materi yang disampaikan dalam bentuk power point disusun secara rinci dan
bagian-bagian kecil. Sementara itu pada pembelajaran dengan multimedia, peserta didik
diharapkan memiliki pemahaman yang sama dengan pengembang, materi disusun dengan
perencanaan yang rinci dan ketat dengan urutan yang jelas, latihan yang diberikan pun
cenderung memiliki satu jawaban benar. Feedback pada pembelajaran dengan multimedia
cenderung diberikan sebagai penguatan dalam setiap soal, hal ini serupa dengan program
pembelajaran yang pernah dikembangkan Skinner (Collin, 2012). Skinner mengembangkan
model pembelajaran yang disebut “teaching machine” yang memberikan feedback kepada
peserta didik bila memberikan jawaban benar dalam setiap tahapan dari pertanyaan test,
bukan sekedar feedback pada akhir test. Anda untuk lebih mengetahui tentang penerapan
implikasi toeri belajar behavioristik dalam proses pembelajaran.
a. Teori Sosial Kognitif
Teori belajar sosial kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses
yang terjadi dalam akal pikiran manusia akibat dari proses interaksi aktif dengan
lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman,
tingkah laku, dan keterampilan.
Penerapan Teori Belajar Sosial Kognitif di dalam Kelas
Dalam menerapkan teori belajar sosial kognitif, seorang guru perlu fokus pada proses
berpikir peserta didk dan memberikan strategi yang tepat berdasarkan fungsi kognitif
mereka. Libatkan peserta didik dalam berbagai kegiatan, seperti memberikan waktu bagi
mereka untuk bertanya, merefleksikan diri agar dapat membantu mereka dalam memahami
proses mental. Di bawah ini terdapat beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan seorang
guru dalam pembelajaran kognitif, antara lain:
1) Minta peserta didik untuk merefleksikan pengalaman mereka melalui pembuatan jurnal
atau laporan harian tentang kegiatan apa saja yang mereka lakukan.
2) Mendorong diskusi berdasarkan apa yang diajarkan dengan meminta peserta didik untuk
menjelaskan materi pembelajaran di depan kelas dan ajak siswa lainnya untuk mengajukan
pertanyaan.
3) Membantu peserta didik menemukan solusi baru untuk suatu masalah untuk
mengembangkan cara berpikir kritis.
4) Minta peserta didik untuk memberikan penjelasan tentang ide atau pendapat yang mereka
miliki.
5) Membantu peserta didik dalam mengeksplorasi dan memahami bagaimana ide-ide bisa
terhubung.
6) Meningkatkan pemahaman dan ingatan peserta didik melalui penggunaan visualisasi dan
permainan dalam menyampaikan materi.
b. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah suatu pendekatan terhadap belajar yang meyakini bahwa
orang secara aktif membangun atau menyusun pengetahuannya sendiri dan realitas
ditentukan oleh pengalamannya sendiri pula. Menurut aliran konstruktivis, pengetahuan
merupakan konstruksi (bentukan) dari orang yang mengenal sesutau (skemata). Setiap orang
mempunyai skemata sendiri tentang apa yang diketahuinya.
Penerapan Teori Belajar Konstruktivisme di dalam Kelas
1) Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar. Dengan menghargai gagasan
atau pemikiran siswa serta mendorong siswa berpikir mandiri, berarti guru telah
membantu siswa menemukan identitas intelektual mereka. Para siswa yang merumuskan
pertanyaan-pertanyaan dan kemudian menganalisis serta menjawabnya berarti telah
mengembangkan tanggung jawab terhadap proses belajar mereka sendiri serta menjadi
pemecah masalah (problem solvers).
2) Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu
kepada siswa untuk merespons. Berpikir reflektif memerlukan waktu yang cukup dan
seringkali atas dasar gagasan-gagasan dan komentar orang lain. Cara-cara guru
mengajukan pertanyaan dan cara siswa merespons atau menjawabnya akan mendorong
siswa mampu membangun keberhasilan dalam melakukan penyelidikan atas informasi
yang diterimanya.
3) Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking). Guru yang
menerapkan proses pembelajaran konstruktivisme akan menantang para siswa untuk
mampu menjangkau hal–hal yang berada di balik respons faktual yang sederhana. Guru
mendorong siswa untuk menghubungkan dan merangkum konsep-konsep melalui
analisis, prediksi, justifikasi dan mempertahankan gagasan atau pemikirannya.
4) Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan siswa lainnya.
Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi sosial dalam kelas yang bersifat intensif
sangat membantu siswa untuk mampu mengubah atau menguatkan gagasan-gagasannya.
Jika mereka memiliki kesempatan untuk mengemukakan apa yang mereka pikirkan dan
mendengarkan gagasan orang lain, maka mereka akan mampu membangun pengetahuan
sendiri yang didasarkan atas pemahaman sendiri. Jika merasa nyaman dan aman untuk
mengemukakan gagasan-gagasan mereka, maka dialog yang sangat bermakna akan
tercipta di dalam kelas.
5) Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya diskusi. Jika
diberi kesempatan untuk menyusun berbagai macam prediksi, sering kali siswa
menghasilkan hipotesis tentang informasi maupun kejadian yang sedang dialaminya.
Guru yang menerapkan konstruktivisme dalam pembelajaran memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa untuk menguji hipotesis mereka, terutama melalui diskusi
kelompok dan pengalaman nyata.
6) Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi interaktif.
Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivisme melibatkan para
siswa dalam mengamati dan menganalisis fenomena alam dalam dunia nyata. Guru
kemudian membantu siswa untuk menghasilkan abstraksi atau pemikiran-pemikiran
tentang fenomena-fenomena alam tersebut secara bersama-sama.
2. Berikan penjelasan model pembelajaran apa saja yang terbentuk berdasarkan prinsip
kontruktivisme di dalam kelas!
1. Discovery Learning:
Salah satu model pembelajaran kognitif yang paling berpengaruh adalah discovery
learning oleh Jerome Bruner, yaitu siswa didorong untuk belajar dengan diri mereka sendiri.
Siswa belajar melalui aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong
siswa untuk mempunyai pengalaman-pengalaman dan menghubungkan pengalaman-
pengalaman tersebut untuk menemukan prinsip-prinsip bagi diri mereka sendiri.
Discovery learning memiliki beberapa kelebihan dalam belajar, antara lain siswa memiliki
motivasi dari dalam diri sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan sampai mereka menemukan
jawaban-jawaban atas problem yang dihadapi mereka. Selain itu siswa juga belajar untuk
mandiri dalam memecahkan problem dan memiliki keterampilan berpikir kritis, karena mereka
harus menganalisis dan mengelola informasi.
Langkah-langkah pembelajaran discovery learning yang bisa dirancang oleh guru adalah
sebagai berikut:
Langkah Kerja Aktivitas Guru Aktivitas Peserta Didik
Pemberian Guru memulai Peserta didik dihadapkan pada
rangsangan kegiatan pembelajaran sesuatu yang enimbulkan
dengan mengajukan kebingungannya, kemudian
(stimulation)
pertanyaan, anjuran dilanjutkan untuk tidak memberi
membaca buku, dan generalisasi, agar timbul
aktivitas belajar lainnya keinginan untuk menyelidiki
yang mengarah pada sendiri.
persiapan pemecahan
Stimulasi pada fase ini berfungsi
masalah.
untuk menyediakan kondisi
interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu
peserta didik dalam
mengeksplorasi bahan.
Problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah model
pembelajaran yang mengutamakan penyelesaian masalah umum yang lazim terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning),
pemecahan masalah didefinisikan sebagai proses atau upaya untuk mendapatkan suatu
penyelesaian tugas atau situasi yang benar-benar nyata sebagai masalah dengan menggunakan
aturan-aturan yang sudah diketahui. Jadi, Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based
Learning) lebih memfokuskan pada masalah kehidupan nyata yang bermakna bagi siswa. model
pembelajaran dengan pendekatan problem based learning, peserta didik diharapkan untuk
terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan,
mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk melakukan pemecahan masalah.
Brandon Goodman dan J. Stiver mendefinisikan Project Based Learning sebagai sebuah
pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang
memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk
dipecahkan secara berkelompok.
Model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) ini tidak hanya fokus pada hasil akhirnya,
namun lebih menekankan pada proses bagaimana siswa dapat memecahkan masalahnya dan
akhirnya dapat menghasilkan sebuah produk. Pendekatan ini membuat siswa mendapatkan
pengalaman yang sangat berharga dengan berpartisipasi aktif dalam pengerjakan proyeknya.
Hal ini tentu saja lebih menantang daripada hanya duduk diam mendengarkan penjelasan guru
atau membaca buku kemudian mengerjakan kuis atau tes.
Langkah-langkah pembelajaran project based learning sebagai berikut
Langkah Kerja Aktivitas Aktivitas Peserta Didik
Pelatih/Guru/Pembimbing/Tutor
Pertanyaan Pelatih Menyusun dan menyampaikan Peserta mengajukan
mendasar tema atau topik pertanyaan terkait pertanyaan mendasar
sebuah permasalahan dan mengajak tentang apa yang harus
peserta untuk berdiskusi mencari solusi. dilakukan untuk
memecahkan masalah
tersebut.
Menyusun Pelatih memastikan setiap peserta Peserta berdiskusi dan
rencana proyek terbagi dalam kelompok dan mulai Menyusun rencana
mengetahui prosedur pembuatan pembuatan proyek. Ada
proyek. pembagian peran dalam
kelompok dan mencatat
hal-hal yang perlu
disiapkan untuk proyek.
Membuat jadwal Pelatih menyusun jadwal pembuatan Peserta menyepakati
proyek dan membaginya dalam jadwal dan mulai
tahapan-tahapan untuk memudahkan memperhatikan tenggat
pelaksanaan. waktu pembuatan proyek.
Memonitor Pelatih memantau partisipasi dan Peserta membuat proyek
pelaksanaan keterlibatan peserta. Pelatih juga dan memastikan
pembelajaran mengamati perkembangan proyek yang pelaksanaannya telah
berbasis proyek dirancang. Jika memiliki kendala, sesuai dengan jadwal.
(project based pelatih turun langsung membimbing. Peserta menulis tahapan
learning) dan mencatat
perkembangan yang
nantinya akan dituangkan
dalam laporan.
Menguji dan Pelatih mendiskusikan tentang proyek Membahas kelayakan
memberikan yang dijalankan peserta kemudian proyek yang dijalankan
penilaian atas menilainya. Penilaian dibuat secara dan mengajukan laporan
proyek yang terukur berdasarkan standar yang telah akhir kepada
dibuat ditentukan. penguji/pelatih
Evaluasi Pelatih melakukan evaluasi dan Peserta didik memaparkan
pembelajaran memberikan masukan atau arahan hasil proyek dan menerima
berbasis proyek tindak lanjut terkait proyek yang tanggapan serta arahan dari
dijalankan oleh peserta. pelatih. Peserta juga
mencatat hal-hal yang
sebaiknya dilakukan untuk
perbaikan proyeknya.
Pembelajaran CTL sebagai suatu pendekatan memiliki 7 asas atau komponen yang melandasi
pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu:
Jawaban :
a. Rencana untuk meningkatkan motivasi untuk meningkatkan motivasi Tania, siswa yang
memiliki kemampuan rendah dan keinginan yang rendah untuk sukses adalah :
1. Mengenal masalah yang dihadapi
Guru harus memahami dengan benar kondisi Tania dengan mendengarkan dan memberi
keleluasaaan bagi Tania untuk memilih. Jadi guru tidak menjadi diktator di kelas, tetapi
memberi pilihan kepada Tania memilih dan guru tetap memonitor atau mengawasi.
2. Memberi pujian
Memberi pujian yang dimaksud adalah memberi apresiasi secara verbal. Dan bukan
hanya dilakukan saat Tania berhasil, tetapi saat Tania sudah berani mencoba walaupun
gagal atau salah. Karena dengan guru memberikan pujian dan apresiasi, Tania akan
merasa dihargai atas apa yang dilakukannya juga membuatnya berani menjawab baik
benar atau salah.
3. Memberi kata-kata motivasi
Ini menjadi salah satu bentuk komunikasi dan menunjukkan rasa peduli kepada Tania
juga siswa yang lain yaitu dengan guru menceritakan cerita sukses guru sendiri atau
tokoh-tokoh yang bisa dicontohi. Agar saat Tania mendengar hal ini akan menumbuhkan
kesadarannya dan meningkatkan motivasinya untuk belajar dan mengejar mimpi.
4. Pilih metode pembelajaran yang tepat dan beragam
Guru memilih metode pembelajaran yang tepat dengan memperhatikan kondisi Tania,
dan kondisi kelas. Yang mana guru dapat mengemas metode pembelajaran lebih
menyenangkan dan menarik. Guru juga dapat memanfaatkan media belajar seoptimal
mungkin untuk metode yang digunakan.
5. Melakukan evaluasi pembelajaran
Evaluasi ini dilakukan untuk melihat keefektifan kegiatan belajar mengajar dalam kelas.
b. Rencana menngkatkan motivasi Samuel dalam menghadapi rasa takut gagal yang
kuat, yaitu:
1. Mencari tahu penyebab Samuel merasa takut gagal yang kuat, artinya sebagai pendidik
harus terlebih dulu mengetahui apa yang menyebabkan siswa tersebut merasa seperti
itu.
2. Berkolaborasi dengan orang tua siswa, dalam hal ini untuk meningkatkan motivasi
siswa peran orang tua juga sangat penting.
3. Berani untuk memulai sesuatu, dan jangan pernah takut untuk berbuat salah dan jangan
takut gagal.
4. Memberikan semangat kepada siswa agar tetap berpikir positif, tetap optimis dan
percaya diri.
5. Menjelaskan kepada siswa bahwa kegagalan bukan sesuatu yang memalukan, artinya
jika kita telah merugikan orang lain, maka kita tidak perlu merasa malu untuk gagal.
Kegagalan tidak mendefenisikan seseorang, tetapi karakternya,
6. Menjelaskan kepada siswa jadikan kegagalan sebagai pelajaran, artinya belajar dari
kesalahan itu dan terapkan pembelajaran itu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di
lain waktu.
7. Memberikan contoh kisah-kisah orang sukses, agar dijadikan pelajaran juga bagi siswa.
c. rencana untuk meningkatkan motivasi Sandra, 13 tahun, yang tenang d kelas dan
meremehkan keterampilan mereka
Para siswa pasti mempunya motivasi yang berbeda dalam belajar, baik secara intrinsik
maupun ekstrinsik. Maka sebagai guru kita harus berusaha untuk menjaga dan menambah
motivasi siswa – siswa tersebut. Ada cara – cara yang bisa kita lakukan, tetapi kita harus tahu
terlebih dahulu bagaimana karakteristik dari peserta didik kita. Misalnya, Sandra, 13 tahun
yang memiliki sifat tenang tetapi meremehkan keterampilan teman – teman yang lain. Ketika
seorang siswa memiliki sifat yang tenang, berarti kita harus tetap menjaga ketenangan dari
siswa tersebut, misalnya kita bisa memberikan Sandra kesempatan untuk belajar secara
mandiri agar dia tidak merasa risih atau terganggu dengan teman – teman yang lain. Namun
tidak menutup kemungkinan kita juga harus memberikan Sandra kesempatan agar dapat
bergabung dengan teman – teman yang lain dalam bentuk kelompok, dan saling bertukar
pikiran, serta memberi pemahaman kepada Sandra untuk saling menghargai setiap pendapat,
atau bahkan hasil dari teman – teman yang lain untuk menambah atau melengkapi apa yang
telah dia ketahui dan kita diciptakan sebagai makhluk sosial yang harus bersosialisasi dan
saling menghargai satu dengan yang lain, agar Sandra mampu menjadi siswa yang
mencitrakan profil pelajar Pancasila.
d. Rencana untuk meningkatkan motivasi Robert, 16 tahun, yang menunjukan sedikit
minat di sekolah saat ini tinggal bersama dengan bibinya:
Keluarga mempunyai peranan yang penting bagi seorang siswa. Dimana lingkungan
keluarga adalah Pendidikan utama bagi seorang anak, termasuk peran orang tua. Tidak bisa
dipungkiri bahwa peranan orang tua terlebih penting di bandingkan apapun. Anak – anak yang
bertumbuh dengan pendampingan orang tua akan memiliki karakter yang berbeda dengan
anak – anak yang bertumbuh tanpa pendampingan orang tua. Salah satu karakter yang
dipengaruhi adalah motivasi belajar dari anak tersebut. Contohnya Robert, 16 tahun yang
tinggal dengan bibinya yang menunjukan sedikit motivasi belajar. Dalam situasi seperti ini
kita sebagai guru dituntut untuk bagaimana kita mampu memposisikan diri kita sebagai guru
maupun sebagai orang tua bagi para siswa kita. Kita harus melakukan pendekatan secara
pribadi dengan Robert, kita harus memahami kehidupan pribadinya, mengetahui apa yang
menjadi penyebab sehingga motivasi dia dalam belajar kurang menonjol. Kita bisa
menciptakan sebuah situasi yang hangat bagi Robert seperti menjadi pendengar yang setia
atau tempat dia berbagi, dengan begitu kita mampu membawa peran kita sebagai orang tua
bagi Robert di lingkungan sekolah. Kemudian kita bisa menjadi sosok yang menginspirasi
Robert untuk belajar lewat cerita – cerita pengalaman pribadi maupun memberikan kekuatan
serta dorongan dan bahkan memberikan motivasi berupa harapan kita sebagai guru sekaligus
orang tua bagi Robert di lingkungan sekolah untuk melihat keberhasil Robert di masa depan.
HASIL DISKUSI ANTAR KELOMPOK