Anda di halaman 1dari 5

Hasil Diskusi Kelompok 7

Nama NIM

1. Diah Fitriana 22121298006

2. Dwita Safitri 22121299946

3. Ivonne Delia Risanti 22121299979

4. Leni Pratiwi Anggraini 22121299974


1. Berikan penjelasan bagaimana penerapan teori behavioristik, teori sosial kognitif, dan teori
konstruktivisme di dalam kelas!
a. Teori Behavioristik

Belajar dalam pendekatan behaviorisme tidak terlepas dari stimulus yang sudah
dibuat oleh guru agar siswa mampu mengulangi atau berperilaku sesuai dengan yang
diharapkan oleh guru. Pemberian stimulus berulang sehingga terjadi pembiasaan,
dilakukan kepada peserta didik tentu saja harus sesuai dengan tujuan pembelajaran,
Contoh penerapan di sekolah :

1) Guru memberikan banyak drilling dan latihan agar terbentuk perilaku atau
pembiasaan seperti yang diinginkan.
2) Guru dituntut memiliki kemampuan memberikan penguatan (reinforcement),
baik dari sisi positif dan negatif.

b. Teori Sosial Kognitif

Teori belajar sosial ini menjelaskan bagaimana kepribadian seseorang


berkembang melalui proses pengamatan.Istilah yang terkenal dalam teori belajar sosial
adalah modeling (peniruan). Modeling lebih dari sekedar peniruan atau mengulangi
perilaku model tetapi juga melibatkan penambahan dan atau perilaku faktor kognitif
faktor lingkungan pengurangan tingkah laku yang teramati, menggeneralisir berbagai
pengamatan, sekaligus melibatkan proses kognitif. Contoh penerapan di sekolah :

1) Pembiasaan Guru kepada Murid terkait Pola Hidup Bersih dan sehat, guru
memberikan contoh berupa membuang sampah pada tempatnya maka siswa
akan meniru apa yang dicontohkan oleh guru.
2) Pembiasaan Guru kepada Murid terkait pengamalan Pancasila sila 1 terkait
dengan menjalankan kewajibanya untuk beribadah, guru memberikan contoh
berupa menjalankan ibadah sholat dzuhur maka siswa akan melakukan apa yang
dicontohkan oleh guru.
c. Teori Konstruktivisme

Belajar adalah sebuah proses yang melibatkan dua elemen penting. Pertama,
belajar merupakan proses secara biologi sebagai proses dasar. Kedua, proses secara
psikososial sebagai proses yang lebih tinggi dan esensinya berkaitan dengan
lingkungan sosial budaya. Munculnya perilaku seseorang adalah karena keterlibatan
dua hal tersebut. Pada saat seseorang mendapatkan stimulus dari lingkungan, ia akan
menggunakan fisiknya berupa alat indera untuk menangkap atau menyerap stimulus,
kemudian menggunakan saraf otak untuk mengolah informasi yang sudah diterima.
Keterlibatan alat indera dalam menyerap stimulus dan saraf otak dalam mengelola
informasi merupakan proses secara fisik-psikologis sebagai elemen dasar dalam
belajar. Pengetahuan yang telah ada sebagai hasil dari proses elemen dasar ini akan
lebih berkembang ketika mereka berinteraksi dengan lingkungan sosial budaya mereka.
Contoh penerapan di sekolah :

1) Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking). Guru yang
menerapkan proses pembelajaran konstruktivisme akan menantang para siswa
untuk mampu menjangkau hal–hal yang berada di balik respons faktual yang
sederhana. Guru mendorong siswa untuk menghubungkan dan merangkum
konsep-konsep melalui analisis, prediksi, justifikasi dan mempertahankan
gagasan atau pemikirannya.
2) Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi
interaktif. Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivisme
melibatkan para siswa dalam mengamati dan menganalisis fenomena alam
dalam dunia nyata. Guru kemudian membantu siswa untuk menghasilkan
abstraksi atau pemikiran-pemikiran tentang fenomena-fenomena alam tersebut
secara bersama-sama.
2. Berikan penjelasan model-model pembelajaran apa saja yang terbentuk berdasarkan
prinsip konstruktivisme!
Model pembelajaran yang terbentuk berdasarkan prinsip konstruktivisme adalah

• PjBL (Project based learning)


Model PjBL (Project based learning) ini menggunakan proyek atau kegiatan
sebagai media. Pada metode ini peserta didik melakukan eksplorasi penilaian
interprestasi sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Model pembelajaran ini terbentuk berdasarkan prinsip konstruktivisme karena dalam
pembelajaran peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
melalui proses penyelidikan yang terstruktur dan menghasilkan produk serta membuat
peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
• PBL (Problem based Learning)
Model PBL (Problem based Learning) ini menyuguhkan berbagai situasi
bermasalah yang autentik dan bermakna kepada peserta didik yang berfungsi sebagai
landasan bagi investigasi dan penyelidikan. Model pembelajaran ini membantu peserta
didik untuk mengembangkan keterampilan belajar secara mandiri, keterampilan
penyelidikan dan keterampilan mengatasi masalah serta perilaku dan keterampilan
sosial sesuai peran orang dewasa. Model pembelajaran ini terbentuk berdasarkan
prinsip konstruktivisme karena mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi dan
mendorong kemandirian dan inisiatif peserta didik..
• Inquiry
Model pembelajaran Inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi
peserta didik untuk mengajukan pertanyaan, melalui penyelidikan atau pencarian,
ekserimen atau penelitian secara mandiri untuk mendapatkan pengetahuan yang
mereka butuhkan. Model pembelajaran ini terbentuk berdasarkan prinsip
konstruktivisme karena mendorong siswa berpikir tingkat tinggi (Higher Order
Thinking) dengan cara menggerakkan peserta didik menemukan jawaban atas rasa
keingintahuan melalui pemikiran dan pemahaman yang kritis.
3. Diskusikan dalam kelompok, buatlah rencana untuk meningkatkan motivasi para siswa
yang ada di kelas dengan gambaran sebagai berikut:

d. Robert, 16 tahun, yang menunjukkan sedikit minat di sekolah dan saat ini tinggal
bersama dengan bibinya (Anda sudah tidak dapat menghubungi orangtuanya)

Menurut kelompok kami :

1. Guru melakukan alalisis masalah siswa untuk mengetahui latar belakang siswa terkait
minat sekolahnya yang rendah.
2. Guru memberikan konseling kepada siswa.
3. Guru bertanya kepada orang terdekat atau warga yang bertempat tinggal dekat dengan
lingkungan siswa untuk mencari informasi.
4. Guru berkunjung ke tempat tinggal siswa.
5. Setelah mendapatkan informasi maka guru memberikan tindak lanjut yaitu dengan
memberikan motivasi.
6. Guru memberikan nasehat kepada keluarga terdekat siswa untuk lebih meluangkan
waktunya kepada siswa yang bersangkutan.
7. Guru menjadi pendengar yang baik dan lebih perhatian kepada anak tersebut.
8. Guru membuat pembelajaran yang menyenangkan agar siswa tertarik untuk mengikuti
pembelajaran di sekolah.
9. Guru memberikan kepada siswa tersebut berupa tanggung jawab di organisasi kelas
maupun sekolah.

Anda mungkin juga menyukai